29
berpikirnya menjadi positif tentu akan meningkatkan efikasi diri akademiknya, karena dengan berpikir positif dapat membuat mahasiswa cenderung berperasaan
positif serta memandang tujuan akademik seperti menyusun skripsi dapat diraihnya apabila mahasiswa memiliki keinginan untuk mengarahkan dan
memotivasi dirinya sendiri untuk mencapai harapan akademiknya sehingga efikasi diri akademiknya menjadi tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa mahasiswa yang memiliki pikiran positif akan memiliki efikasi akademik yang tinggi pula
dalam menyusun skripsi. Mahasiswa dengan efikasi diri akademik rendah cenderung menghindari banyak tugas dalam belajar, khususnya pada tugas yang
menantang dan sulit, sedangkan mahasiswa dengan level efikasi diri akademik tinggi cenderung mengerjakan tugas-tugas seperti itu.
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang melandasi penelitian menunjukkan adanya hubungan antara berpikir positif dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi, seperti digambarkan pada bagan berikut:
30
Mahasiswa Sumber keyakinan
Umpan balik Menyusun skripsi
Self efficacy
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Penga- laman
vikarius
Model perilaku
Persuasi dari orang
lain
Penilaian keadaan
emosi
Keyakinan self efficacy
Berpikir Positif
Aspek: harapan yang positif
afirmasi diri pernyataan yang tidak
menilai penyesuaian diri
terhadap kenyataan
Tinggi: saya tahu saya dapat melakukan
pekerjaan ini
31
Berdasarkan Kerangka berpikir diatas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi diharapkan memiliki efikasi diri akademik dalam
setiap proses yang dijalaninya. Proses-proses dalam efikasi diri akademik meliputi proses kognisi, proses motivasi, proses afeksi dan proses seleksi. Salah satu proses
yang dominan dalam menentukan pola pikir mahasiswa dalam menjalani penyusunan skripsi adalah proses kognisi. “bagaimana orang bertingkahlaku
dalam situasi tertentu tergantung pada hubungan antara lingkungan dengan kondisi kognitif, khususnya faktor kognitif yang berhubungan dengan
keyakinannya bahwa dia mampu atau tidak mampu melakukan tindakan yang memuaskan” Alwisol, 2010: 287.
Proses kognisi merupakan proses berpikir, didalamya termasuk pemerolehan, pengorganisasian, dan penggunaan informasi. Kebanyakan tindakan
manusia bermula dari sesuatu yang dipikirkan terlebih dahulu. Mahasiswa yang memiliki efikasi diri akademik yang tinggi lebih senang membayangkan tentang
kesuksesan. Sebaliknya mahasiswa yang efikasi diri akademiknya rendah lebih banyak membayangkan kegagalan dan hal-hal yang dapat menghambat
tercapainya kesuksesan. Mahasiswa dengan efikasi diri akademik rendah cenderung menghindari banyak tugas dalam belajar, khususnya pada tugas yang
menantang dan sulit seperti skripsi, sedangkan mahasiswa dengan level efikasi diri akademik tinggi cenderung mengerjakan tugas-tugas seperti itu.
Pola pikir mahasiswa yang positif akan memengaruhi efikasi diri akademiknya. Apabila mahasiswa mampu berpikir secara positif maka mahasiswa
tersebut akan memiliki keyakinan dalam melewati tantangan akademik seperti
32
skripsi. Sedangkan mahasiwa yang selalu berpikir negatif terhadap suatu hal yang akan dijalaninya selama menghadapi proses penyusunan skripsi akan memiliki
keyakinan diri akademik yang rendah pula dalam penyusunan skripsi.
2.5 Hipotesis