1. Mahkamah Mazhalim
Mahkamah Mazhalim adalah lembaga peradilan yang dimaksud untuk merealisir keadilan di tengah kehidupan masyarakat, yang fungsinya untuk
menegakkan hukum di wilayah kekuasaan negara, atau sebagai media untuk mengimplementasikan ajaran Islam di bidang penegakkan dan perlindungan
hukum. Di dalam Al-Quran disebutkan beberapa ayat yang mengatur tentang
keadilan dan penegakkan dan perlindungan hukum, di antaranya; 1
3 _ +,
+m8
s5 B5 i Ve 1
.U 6 t+, ; 1 +
CD .r
E 0
0B +,
FD : +
RbC.: G
1 v -
K 4w r
1 D? 4
x B 39
U V
XZ 2
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan
hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat”.
Q\]+_`5 N
- E oc
9 R1: .Q\K
y +
V
9K4-+, ++,
: . o
: E
3: i +
G 1
z J? N
{ ++,
B 3R1 H
GVe ++, .D\|
S n
l M} ~
+,
G 1 +
4•€ 6
++, K•23
.D 6.D
B 3 L. 1
V W[X
2 Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia Kaya ataupun miskin,
Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu
memutar balikkan kata-kata atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”.
+, + Cr
A‚ B O .D
b l-+, H
Sƒ + C„ n…v
t t+,
t † ?
+ +,
]‡ B :4
ˆ‰ b l-+,
H .n:?
1
6 A v`-+,
F 23 H
+, \‹O9
ˆ‰ n \| -;
1 + B 3 Œ
0 0B
K195 4
1 H L\
X VY
2 Artinya: “Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak
memalingkan kamu dari sebahagian apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling dari hukum yang Telah diturunkan Allah,
Maka Ketahuilah
bahwa Sesungguhnya
Allah menghendaki
akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik”.
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an ini tidak ditentukan bahwa keadilan dan perlindungan hukum itu harus dilakukan dengan sistem kelembagaan atau
individu yang diserahi kekuasaan tertentu. Dalam perspektif hukum Islam, sesungguhnya yang penting bukan saja bagaimana keadilan dan perlindungan
hukum itu diwujudkan di tengah kehidupan masyarakat, tetapi apakah keadilan dan perlindungan hukum itu dapat direalisir dalam kehidupan
manusia secara efektif dan efisien. Mahkamah mazhalim merupakan lembaga yang bertugas memberikan
penerangan dan pembinaan hukum, menegakkan hukum, dan memutuskan perkara. Dalam pelaksanaannya, lembaga ini dijalankan oleh tiga pelaksana
peradilan, yakni; Hakim
, 1
=
2 , yang bertugas memberi penerangan dan pembinaan
hukum, menyelesaikan sengketa, perselisihan dan persoalan wakaf. Muhtasib, yakni pelaksana hisbah atau yang bertugas melaksanakan amar ma’ruf nahy
munkar , menegakkan ketertiban, mencegah terjadinya pelanggaran-
pelanggaran hak-hak tetangga, dan menghukum orang-orang yang mempermainkan syariat Islam. Qadhi Mazhalim
1 2
, yang bertugas
menyelesaikan perkara yang tidak dapat diputus oleh Qadhi dan Muhtasib atau menyelesaikan perkara banding.
30
Oleh karena itu, apabila kepala negara tidak memenuhi syarat sebagai kepala negara dan telah memiliki kriteria akan adanya alasan-alasan yang
dapat memberhentikannya maka institusi atau lembaga yang berhak memberhentikannya adalah Mahkamah Mazhalim.
Mahkamah Mazhalimlah yang paling berhak menentukan keputusan memvonis berhenti dan tidaknya, kalau memang keadaan khalifah telah
mengalami perubahan yang bisa mengeluarkannya dari jabatan khilafah. Dia juga yang memiliki wewenang untuk memberhentikan atau memberi
peringatan kepadanya. Hal itu dilakukan kalau terjadi salah satu dari beberapa hal yang
menyebabkan diberhentikannya Khalifah, sementara dalam hal ini yang berhak memberhentikannya adalah Mahkamah Mazhalim. Beberapa hal itu
harus dihilangkan, dimana dia merupakan hal-hal yang harus ditetapkan, dan untuk menetapkannya harus diputuskan oleh seorang qadli.
Begitu pula wewenang qadli mazhalim untuk memberhentikan khalifah itu adalah wewenang menjatuhkan vonis untuk menghilangkan
kedzaliman. Sebab kalau salah satu kondisi yang bisa menjadikan seorang khalifah diberhentikan atau kondisi yang menjadikannya wajib diberhentikan
30
Ridwan HR, Fiqh Politik: Gagasan, Harapan, dan Kenyataan, h. 286-287
itu ada, maka kalau kondisi itu tetap ada itu merupakan suatu kedzaliman. Karena Mahkamah Mazhalimlah yang bertugas memberhentikannya agar
kedzaliman itu hilang. Karena itu sesungguhnya vonis Mahkamah Mazhalim untuk
memberhentikan khalifah
tersebut hanyalah
vonis untuk
menghilangkan kedzaliman. Oleh karena itu, Mahkamah Mazhalim memiliki wewenang untuk memutuskan apapun bentuk kedzaliman itu.
31
Karena Mahkamah Mazhalimlah yang berhak memutuskan hilangnya kedzaliman-kedzaliman tersebut, dimana qadhi mazhalimlah memiliki
wewenang untuk menetapkan kedzaliman serta keputusan terhadapnya, maka Mahkamah Mazhalimlah yang juga berhak menentukan kalau salah satu
keadaan tersebut telah terjadi atau tidak. Termasuk dialah yang berhak menentukan pemberhentian Khalifah.
Hanya saja, kalau Khalifah mengalami salah satu keadaan ini, lalu dia mengundurkan diri, maka masalahnya selesai. Sedangkan kalau kaum
muslimin berpendapat, bahwa dia wajib diberhentikan karena keadaan itu telah terjadi, maka keputusannya harus dikembalikan kepada qadli.
Berdasarkan firman dari Allah: Q\]+_`5
N ? +,
? +, + b F[c3
Ve_+f, + g hi
B j kC l5 B
V
31
Taqqiyuddin An-Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam, h. 269
, +m83
Ve 1 Rb F[c3
+ 1
j kN B
Y ?:
+ 239.
G .n
o ; p
3. FqCr+, +
Z + _
1 U
V XY
2 Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah Al Quran dan Rasul
sunnahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya”.
Maksudnya, kalau kalian berselisih dengan pemimpin kalian, di mana perselisihan tersebut merupakan perselisihan antara umat dengan pemimpin,
maka mereka harus mengembalikannya kepada Allah dan Rasul-Nya itu berarti mereka harus mengembalikannya kepada qadli, yaitu mahkamah
mazhalim.
32
2. Dewan Kepemimpinan