Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisis Univariat 1. Usia

58 2. Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Protein Pada Lansia Tabel 14 Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Protein Lansia Kecemasan Asupan Protein p- value OR Asupan kurang Asupan cukup Total N N n Cemas 12 85,71 2 14,29 14 100 0,045 5,142 Tidak Cemas 14 53,85 12 46,15 26 100 Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa kecemasan dengan asupan protein memiliki hubungan yang bermakna secara statistik didapatkan nilai p=0,045. Pada penelitian ini lansia yang mengalami asupan protein kurang cenderung mengalami kecemasan dibandingkan dengan lansia yang tidak cemas. 3. Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Karbohidrat Pada Lansia Tabel 15 Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Karbohidrat Kecema san Asupan Karbohidrat p-value OR Asupan Kurang Asupan cukup Total N n n Cemas 8 57,14 6 42,86 14 100 0,249 0,491 Tidak Cemas 19 73,08 7 26,92 26 100 Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa kecemasan dengan asupan karbohidrat tidak memiliki hubungan yang bermakna karena didapatkan nilai p=0,249. Lansia dengan asupan karbohidrat kurang 59 cenderung lebih banyak tidak mengalami kecemasan dibandingkan mengalami kecemasan. 4. Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Lemak Pada Lansia Tabel 16. Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Lemak Kecema san Asupan Lemak p-value OR Asupan Lebih Asupan cukup Total N N n Cemas 14 100 14 100 0,263 Tidak Cemas 3 11,5 4 23 88,46 26 100 Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa kecemasan dengan asupan lemak tidak memiliki hubungan yang bermakna karena didapatkan nilai p=0,263. Pada penelitian ini lansia yang mengalami asupan lemak lebih mengalami ketidakcemasan dibandingkan lansia yang mengalami kecemasan. 5. Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Serat Pada Lansia Tabel 17 Hubungan Kecemasan Dengan Asupan Serat Kecemasan Asupan Serat p-value OR Asupan Kurang Asupan cukup Total N n n Cemas 11 78,5 7 3 21,43 14 100 0,404 1,629 Tidak Cemas 18 69,2 3 8 30,77 26 100 60 Hasil analisis yang didapatkan menunjukkan bahwa kecemasan dengan asupan lemak tidak memiliki hubungan yang bermakna karena didapatkan nilai p=0,404.Pada penelitian ini lansia yang mengalami asupan serat kurang cenderung mengalami kecemasan dibandingkan dengan lansia yang mengalami ketidakcemasan. 4.4. Pembahasan 4.4.1Karakteristik Responden 1. Usia Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 60-74 tahun yaitu sebanyak 34 lansia 85. Berdasarkan laporan Kantor Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat KESRA jika tahun 1980 usia harapan hidup UHH 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang 5,45 maka pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang 8,90 dan UHH juga meningkat 66,2 tahun. Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77 dan UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 dengan UHH sekitar 71,1 tahun Hamid, 2007.

2. Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 30 orang 75,0 berjenis kelamin perempuan, dan 10 orang25,0 berjenis 61 kelamin laki-laki. Menunjukkan bahwa sebagian besar jumlah lansia yang berada di panti adalah wanita. Hasil penelitian ini sesuai dengan jumlah sensus penduduk tahun 2013 jumlah wanita dua kali lipat dari jumlah laki-laki. Lansia yang berjenis kelamin perempuan di Indonesia berpotensi mengalami diskriminasi ganda, baik karena statusnya sebagai penduduk usia lanjut. Sebagai perempuan, diskriminasi yang disebabkan oleh struktur sosial dan budaya masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak muda. Hal ini kita ketahui sebagai akibat dari perbedaan yang sifatnya kodrati maupun sebagai akibat dari perbedaan gender. Perbedaan tersebut juga tercermin dari status perkawinan lanjut usia perempuan yang sebagian besar berstatus cerai mati dan cerai hidup. Karena usia harapan hidup perempuan yang lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka lebih banyak lanjut usia perempuan yang ditinggal meninggal lebih dulu oleh suaminya, dan karena perbedaan gender menyebabkan perempuan terbiasa mengurus dirinya sendiri Susenas, 2007. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siti Rohana yang dilakukan di Balai Perlindungan Sosial Provinsi Banten jumlah lansia wanita 66,7 dan laki- laki 33,3 Rohana, 2011.

3. Kecemasan

Penelitian yang dilakukan oleh Endah 2003 menunjukkan bahwa kecemasan pada lansia kerap terjadi pada lansia khususnya pada Lansia di panti sosial baik dalam tingkatan ringan sampai pada tingkatan yang

Dokumen yang terkait

PENGARUH SENAM JANTUNG SEHAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL DAN LANJUT USIA TRESNA WERDHA' NATAR LAMPUNG SELATAN

3 36 71

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PERUBAHAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN

1 18 81

PERANAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM PENANGANAN LANJUT USIA TERLANTAR (Studi Pada UPTD Pelayanan Lanjut Usia Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan)

8 96 69

PERANAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM PENANGANAN LANJUT USIA TERLANTAR (Studi Pada UPTD Pelayanan Lanjut Usia Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan)

3 50 79

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP LANSIA DENGAN GANGGUAN INSOMNIA DI PANTI TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN

23 117 76

Hubungan Asupan Energi, Protein dan Aktivitas Fisik Terhadap Status Gizi Lanjut Usia di UPTD Panti Sosial Tresna Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

9 68 77

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA Hubungan Antara Kecemasan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram.

2 19 17

PEMBINAAN SOSIAL KEAGAMAAN TERHADAP LANSIA ( Studi Di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Kabupaten Lampung Selatan) - Raden Intan Repository

0 0 111

DZIKIR SEBAGAI METODE TERAPI KESEHATAN MENTAL PADA LANJUT USIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PANTI SOSIAL LANJUT USIA (UPTD PSLU) TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN - Raden Intan Repository

0 0 14

BAB III UNIT PELAKSANA TEKNIK DAERAH PANTI SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG SELATAN DAN PENERAPAN DZIKIR SEBAGAI METODE TERAPI KESEHATAN MENTAL A. Gambaran Umum UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan 1. Sejarah Singkat UPTD PSLU Tresn

0 0 21