3. Tujuan dan Fungsi Pajak
Secara umum tujuan yang dapat dicapai dari diberlakukannya pajak adalah untuk mencapai kondisi meningkatnya ekonomi suatu negara
yaitu 1 untuk membatasi konsumsi dan dengan demikian mentransfer sumber dari konsumsi ke investasi. 2 untuk mendorong tabungan dan
menanam modal. 3 untuk mentransfer sumber dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi sumber
dari tangan masyarakat ke tangan pemerintah sehingga memungkinkan adanya investasi pemerintah. 4 untuk memodifikasi pola investasi. 5
untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dan 6 untuk memobilisasi surplus ekonomi R. Nurkse, 1971 dalam Muchlis, 2002.
Pada dasarnya fungsi pajak menurut Tjahyono 2000 adalah sebagai sumber keuangan negara. Namun ada fungsi lainnya yang tidak kalah
pentingnya yaitu pajak sebagai fungsi mengatur. Berikut adalah penjelasan untuk masingmasing fungsi tersebut :
a. Fungsi sumber keuangan negara budgetair.
Fungsi sumber keuangan negara fungsi pajak untuk memasukkan uang ke kas negara atau sebagai sumber penerimaan negara dan digunakan untuk
pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan.
b. Fungsi mengatur regularend.
Fungsi mengatur dimaksudkan sebagai usaha pemerintah untuk turut campur tangan dalam hal mengatur, mengubah susunan pendapatan dan
kekayaan sektor swasta.
Pada fungsi mengatur regularend, pemungutan pajak digunakan : 1
Sebagai alat untuk melaksanakan kebijakan negara dalam bidang ekonomi dan sosial.
2 Sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di
luar bidang keuangan.
4. Penggolongan Pajak
Seperti yang diungkapkan dalam Mardiasmo 2002, terdapat tiga jenis pengelompokan pajak, yaitu :
a. Menurut Golongannya
Menurut golongannya pajak dibagi menjadi dua yaitu : 1
Pajak langsung Dalam pengertian ekonomis pajaklangsung adalah pajak yang
bebannya harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan, tidak boleh dilimpahkan kepada orang lain. Dalam pengertian
administratif, pajak langsung adalah pajak yang dipungut secara berkala. Contoh nya yaitu pajak penghasilan.
2 Pajak tidak langsung
Dalam pengertian ekonomis pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dilimpahkan kepada pihak ketiga atau konsumen.
Dalam pengertian administratif, pajak tidak langsung adalah pajakyang dipungut setiap terjadi peristiwa atau perbuatan yang
menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang, pembuatan akte. Contoh pajak pertambahan nilai.
b. Pajak Menurut Sifatnya
Menurut sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu : 1
Pajak subjektif bersifat perorangan. Pajak subjektif adalah pajak yang memperhatikan keadaan pribadi
wajib pajak untuk menetapkan pajaknya harusditemukan alasan-alasan yang objektif yang berhubungan erat dengan dengan keadaan
materialnya, yaitu yang disebut daya pikul.
2 Pajak objektif bersifat kebendaan
Pajak objektif adalah pajak yang melihat kepada objeknya baik itu berupa benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa
yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian barulah dicari subjeknya orang atau badan hukum yang
bersangkutan langsung, dengan tidak mempersoalkan apakah subjek pajak ini berkediaman di Indonesia ataupun tidak.
c. Menurut Lembaga Pemungut
Menurut lembaga pemungutannya pajakdibagi menjadi dua yaitu: 1
Pajak Negara pajak pusat Pajak yang dipungut pemerintah pusat yang penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh departemen keuangan dan hasilnya akan digunakan untuk pembiayaan rumah tangga negara pada umumnya.
a Pajak yang dipungut oleh Dirjen Pajak :
1 Pajak Penghasilan PPh.
2 Pajak Pertambahan Nilai PPN.
3 Pajak Bumi dan Bangunan PBB.
4 Bea materai.
5. Bea Lelang.
6. Pajak Bea Perolehan Atas Tanah dan Bangunan BPHTB.
b Pajak yang dipungut Bea Cukai Dirjen Bea Cukai.
2 Pajak Daerah
Pajak-pajak yang dipungut oleh daerah seperti Propinsi, Kabupaten maupun Kotamadya berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan
hasilnya digunakan untuk pembiayaan Rumah Tangga Daerah masing-masing.
a Pajak-pajak tingkat Propinsi:
1 Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air.
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas
Air. 3
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 4
Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.
b Pajak-pajak tingkat KabupatenKotamadya :
1 Pajak Hotel.
2 Pajak Restoran.
3 Pajak Hiburan.
4 Pajak Reklame.
5 Pajak Penerangan Jalan.
6 Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C.
7 Pajak Parkir.
5. Sistem Pemungutan Pajak
Dalam memungut pajak, sistem yang digunakan menurut Mardiasmo 2002 sebagai berikut :
a. Official Assessment System
Suatu sistem pemungutan pajak dimana besarnya pajak yang harus dilunasi atau pajak yang terutang oleh wajib pajak ditentukan oleh fiskus
dalam hal ini wajib pajak bersifat pasif. b.
Self Assessment System Suatu sistem pemungutan pajak dimana wewenang menghitung besarnya
pajak yang terutang oleh wajib pajak diserahkan oleh fiskus kepada wajib pajak yang bersangkutan, sehingga dengan sistem ini wajib pajak harus
aktif untuk menghitung, menyetor, dan melaporkan kepada Kantor Pelayanan Pajak KPP, sedangkan fiskus hanya bertugas memberikan
penerangan dan pengawasan. c.
With Holding System Suatu cara pemungutan pajak dimana penghitungan besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak dilakukan oleh pihak ketiga.
6. Tarif Pajak
Tarif pajak merupakan angka atau persentase yang digunakan untuk menghitung jumlah pajak atau jumlah pajak yang terutang. Tarif pajak
terdiri atas empat macam yaitu sebagai berikut :
a. Tarif Tetap
Tarif tetap adalah tarif dengan jumlah atau angka tetap berapapun yang menjadi dasar pengenaan angka pajak.
b. Tarif Proporsional Sebanding
Tarif Proporsional adalah tarif dengan persentase tetap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak, dan pajak yang harus dibayar selalu
akan berubah sesuai dengan jumlah yang akan dikenakan. c.
Tarif Progresif Meningkat Tarif Progresif adalah tarif dengan persentase yang semakin
naikmeningkat apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak naik atau meningkat.
d. Tarif Degresif Menurun
Tarif Degresif adalah tarif dengan persentase yang semakin turun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak naik atau meningkat.
E. Pajak Daerah
1. Pengertian Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan
Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi
daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
2. Jenis-jenis Pajak Daerah
Di Indonesia jenis pajak daerah yang ditentukan oleh pemerintah daerah propinsi disebut juga pajak daerah propinsi dan di pemerintah daerah tingkat
kotakabupaten disebut pajak daerah kotakabupaten. Berdasarkan Undang- undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak daerah, jenis-jenis pajak daerah
kabupatenkota terdiri atas : a.
Jenis pajak propinsi terdiri atas : 1
pajak kendaraan bermotor 2
bea baliknama kendaraan bermotor 3
pajak bahan bakar kendaraan bermotor 4
pajak air permukaan 5
pajak rokok b.
Jenis pajak kabupaten kota terdiri atas : 1
Pajak hotel 2
Pajak hiburan 3
Pajak restoran
4 Pajak reklame
5 Pajak penerangan jalan
6 Pajak mineral bukan logam dan batuan
7 Pajak parkir
8 Pajak air tanah
9 Pajak sarang burung walet
10 Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan
11 Bea perolehan hak atas bumi dan bangunan
3. Pajak Reklame
a. Pengertian Reklame
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung nomor 1 tahun 2011 reklame adalah benda, alat, perbuatan atau media yang menurut
bentuk susunan dan ragamnya untuk tujuan komersial, digunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau menunjukkan suatu barang, jasa
atau orang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca, dan didengar dari suatu tempat umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah. Pajak
reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame dimana pengertian reklame sendiri telah diatur dalam undang-undang.
b. Subjek, Wajib Pajak dan Objek Pajak Reklame
Subjek Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan dan atau memasang reklame. Objek Pajak Reklame adalah
penyelenggaraan reklame yang dipasang di wilayah daerah. Objek Pajak Reklame sebagaimana dimaksud adalah:
1 Reklame billboard megatronvideotronwalt.
2 Reklame melekat, wall painting, sticker
3 Reklame kain
4 Reklame selebaran
5 Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan
6 Reklame udara
7 Reklame apung
8 Reklame suara
9 Reklame film slide
10 Reklame peragaan
Dikecualikan dari objek pajak reklame adalah : 1
Penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
2 Penyelenggaraan reklame melalui televisi, Radio Pemerintah dan
Warta Harian, mingguan, bulanan, internet. 3
Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasangmelekat pada bangunan tempat usaha atau profesi dengan ukuran tidak melebihi
0,25 meter persegi, atau yang diselenggarakan sesuai dengan peraturan khusus yang mengatur nama pengenal usaha atau profesi
tersebut. 4
Reklame yang diselenggarakan semata-mata memuat nama tempat ibadah dan tempat panti asuhan.