a. Tahun sebaiknya menunjukkan keadaan perekonomian yang stabil, dimana harga tidak berubah dengan cepat sekali.
b. Tahun sebaiknya usahakan paling lama 10 tahun atau lebih baik kurang dari 5 tahun.
c. Tahun dimana terjadi peristiwa penting. d. Tahun dimana tersedia data untuk keperluan pertimbangan, hal ini tergantung
pada tersedianya biaya untuk penelitian. Adapun macam-macam angka indeks adalah sebagai berikut :
1.1. Harga Relatif Price Relatives
Harga relatif sebagai salah satu angka indeks bermanfaat dalam memahami dan menginterpretasi perubahan kondisi ekonomi dan bisnis dari waktu ke waktu.
Selain itu, harga relatif dapat memberikan gambaran tentang bagaimana harga per unit barang sekarang dibandingkan dengan harga pada periode dasar base
period. Harga relatif menyatakan harga per unit barang pada suatu periode sebagai persentase terhadap harga barang tersebut pada base period.
1.2. Indeks Harga Agregat Aggregate Price Index
Indeks ini digunakan untuk mengukur perubahan gabungan dari sekelompok barang secara bersama-sama. Angka indeks ini menekankan agregasi, yaitu barang
dan jasa lebih dari satu. Indeks harga agregat memungkinkan kita untuk melihat persoalan harga secara agregatif secara makro, yaitu secara keseluruhan, bukan
melihat satu per satu per individu. Ada 2 jenis indeks harga agregat, yaitu : a. Indeks Harga Agregat Tak Tertimbang
Indeks harga agregat tak tertimbang digunakan untuk unit-unit yang mempunyai satuan yang sama. Indeks ini diperoleh dengan jalan membagi
hasil penjumlahan harga pada waktu yang bersangkutan dengan hasil penjumlahan harga pada waktu dasar.
Indeks harga agregat tak tertimbang pada periode t l
t
dihitung dengan rumus :
dimana : = harga per unit jenis barang i pada periode t
= harga per unit jenis barang i pada periode dasar Contoh :
Perhatikan data tabel berikut, yang menyajikan harga barang berdasarkan jenis, untuk tahun 1994-1996
Jenis Barang Harga
1994 1995
1996 1
2 3
4
A B
C D
100 200
500 400
150 250
600 500
200 300
700 600
Jumlah 1.200
1.500 1.800
Hitunglah indeks harga agregat tak tertimbang untuk tahun 1995 dan 1996 dengan waktu dasar tahun 1994.
Penyelesaian :
b. Indeks Harga Agregat Tertimbang Indeks harga agregat tertimbang ialah indeks yang dalam pembuatannya telah
dipertimbangkan factor-faktor yang akan mempengaruhi naik turunnya angka indeks tersebut. Pertimbangan yang akan dipergunakan untuk pembuatan
indeks biasanya : 1 Kepentingan relative relative importance
2 Hal-hal yang ada hubungannya atau ada pengaruhnya terhadap naik turunnya indeks tersebut. Misalnya karena produksi itu akan
mempengaruhi harga produksi naik mengakibatkan suplai naik, apabila permintaan dan daya beli tetap, harga barang tersebut dapat turun,
sebaliknya penurunan produksi menyebabkan harga naik. Dalam pembuatan indeks harga, produksi dipergunakan sebagai timbangan.
Dua metode untuk menghitung Indeks Agregat Harga Tertimbang adalah metode Laspeyers dan metode Paasche. Keduanya berbeda hanya pada periode
yan gdigunakan untuk pembobotannya. Metode Laspeyers memakai bobot periode-acuan, artinya harga dan jumlah awal barang-barang digunakan untuk
mencari perubahan persen pada akhir periodenya, entah dalam harga atau jumlah yang dikonsumsi, bergantung pada persoalannya. Metode Paasche
memakai bobot tahun-sekarang. Perhatikan penjelasan berikut : 1 Indeks Harga Laspeyers
Etienne Laspeyers mengembangkan metode ini pada akhir abad ke-18 untuk menentukan indeks berbobot menggunakan kuantitas jumlah
periode-acuan sebagai bobot. Memakai metodenya, suatu indeks harga berbobot dihitung dengan :
Dimana : P adalah indeks harga
p
t
adalah harga sekarang p
adalah harga dalam periode acuan q
adalah kuantitas yang dikonsumsi dalam periode acuan
Data berikut akan dihitung dengan menggunakan indeks Laspeyers.
Jenis 1995
Harga 1995
Kuantita s
2005 Harga
2005 Kuantitas
Roti, putih, harga per pon Telur, Lusin
Susu, gallon, putih Apel, Red Delicious, 1 pon
Jus jeruk, konsentrat 12 oz Kopi, 100, sangria giling, 1 pon
0,77 1,85
0,88 1,46
1,58 4,40
50 26
102 30
40 12
0,89 1,84
1,01 1,56
1,70 4,62
55 20
130 40
41 12
Pertama kita tentukan jumlah pengeluaran untuk enam barang ini dengan acuan tahun 1995. Untuk menemukan nilai tersebut kita kalikan harga
periode acuan untuk roti 0,77 dengan kuantitas periode acuan, yaitu 50. Hasilnya adalah 38,50. Nilai ini menunjukkan bahwa sejumlah 38,50
dihabiskan untuk membeli roti dalam periode acuannya. Kita lanjutkan untuk semua barang dan hitung totalnya. Total periode acuan adalah
336,16. Total periode sekarang adalah dihitung dengan cara yang sama. Untuk barang pertama, roti, kita kalikan kuantitas tahun 1995 dengan harga
roti di tahun 2005, yaitu 0,8950. Hasilnya adalah 44,50. Kita lakukan perhitungan yang sama untuk setiap barang dan hitung totalnya. Totalnya
adalah 365,60. Indeks harga berbobot untuk 2005 adalah 108,8 yang dihitung dengan cara :
Berdasarkan analisis ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa harga sekelompok barang ini bertambah 8,8 persen selama periode sepuluh tahun.
Keunggulan dari metode ini dibandingkan indeks agregat sederhana adalah bahwa bobot setiap barangnya diperhitungkan. Dalam indeks agregat
sederhana, kopi mempunyai bobot sekitar 40 persen dalam menentukan indeks. Dalam indeks Laspeyers, barang dengan bobot terberat adalah susu,
karena harga produknya dan unit yang terjualnya paling besar. 2 Indeks Harga Paasche
Indeks Laspeyers memiliki kelemahan terbesar yaitu menganggap dan mengasumsikan kuantitas periode-acuan masih realistis pada periode yang
dihitung. Artinya, kuantitas yang dikonsumsi untuk enam barang tersebut
kira-kira sama pada tahun 1995 dan tahun 2005. Pada kasus ini, perhatikan bahwa kuantitas pembelian telur mengalami penurunan sekitar 23 persen,
kuantitas susu bertambah hampir 28 persen, dan jumlah apel bertambah sekitar 33 persen.
Indeks Paasche adalah alternatifnya. Caranya serupa, namun menggunakan kuantitas periode-sekarang sebagai bobotnya. Kita gunakan penjumlahan
hasil kali harga tahun 1995 dengan kuantitas tahun 2005. Keunggulan indeks ini adalah menggunakan kuantitas yang periode yang lebih akhir.
Jika terdapat perubahan dalam kuantitas yang dikonsumsi sejak periode acuan, perubahan semacam itu ikut dperhitungkan dalam indeks Paasche.
Bila kita menghitung kembali data pada tabel pembahasan indeks Laspeyers, maka akan menghasilkan nilai berikut :
Hasil ini menunjukkan terdapat peningkatan 9,4 persen pada harga “wadah pasar” yang berisi sejumlah barang antara 1995 dan 2005. Berarti harganya
9,4 persen lebih tinggi jika membeli barang-barang tersebut pada tahun 2005 dibandingkan pada tahun 1995. Jika semuanya diperhitungkan, karena
perubahan dalam kuantitas pembelian antara tahun 1995 dan tahun 2005, indeks Laspeyers lebih luas digunakan karena ada beberapa bagian data
yang direvisi di setiap periodenya.
1.3. Berbagai Indeks Penting