Tanya: Adakah sesajian yang khas dalam melaksanakan tradisi pemnadian Tanya: Apa saja perlengkapan yang digunakan dalam tradisi ini? Serta apa Tanya: Bagaimana tata cara dan waktu pelaksanaannya?

mulai dari pertunjukan Liong dan Barongsai, Gambang Kromong sampai acara puncaknya, pemandian perahu keramat.

12. Tanya: Adakah sesajian yang khas dalam melaksanakan tradisi pemnadian

perahu keramat? Jawab: Biasanya masyarakat Cina Benteng membuat Bacang dan Kue Cang sehari sebelum upacara pemandian perahu keramat dilaksanakan sebagai makanan khas hari raya Peh Chun. Bacang dan Kue Cang ini disajikan dengan makanan-makanan yang akan dipersembahyangkan di depan perahu keramat. 13. Tanya: Apa saja perlengkapan yang digunakan dalam tradisi ini? Serta apa saja arti simbolisasinya? Jawab: Panitia menyiapkan sesaji di depan perahu keramat dan altar-altar para leluhur. Sesaji yang disediakan terdiri dari linma macam buah, yang disebut Ngo Koo Wu Guo. Seperti pisang dan jeruk yang merupakan jenis buah-buahan pokok yang digunakan dalam sembahyang. Sedangkan tiga buah lainnya boleh buah apa saja, kecuali jenis buah berduri seperti durian atau salak, karena buah berkulit tajam itu dipercaya dapat melukai. Pada saat memandikan perahu keramat, Panitia mempersiapkan air yang diambil dari Sungai Cisadane, dicampur dengan kembang tujuh rupa, dan kain merah sebagai warna keberuntungan dan penolak bahaya, berbentuk persegi sebanyak 500 lembar. Dan kain merah ini akan dibagikan kepada siapa saja yang ingin ikut serta memandikan perahu keramat ini. 14. Tanya: Bagaimana tata cara dan waktu pelaksanaannya? Jawab: Mendekati pukul 00:00, semua yang hadir di lokasi upacara berkumpul di tempat penyimpanan perahu keramat, diawali dengan pembacaan doa-doa yang dipimpin oleh pemuka agama Budha. Kemudian kain yang berwarna merah sepanjang 11 meter yang menutupi perahu keramat itu dibuka. Dan diatas kain tersebut terdapat kain yang berbentuk bunga sebanyak 5 ikat dan beraneka warna, yaitu berwarna hijau, kuning, biruhitam, putih dan merah. Masing-masing sepanjang 5 meter. Setelah dibuka, perahu keramat disiram dengan air yang diambil dari Sungai Cisadane karena masyarakat sekitar Sungai Cisadane percaya bahwa denag menggunakan air sungai itu akan mendapatkan keberkahan. Dan agar lebih tercium aroma segar ditambahkan shampoo. Pemandian perahu keramat ini dimulai oleh keturunan keluarga nanak buyut Rudi A. Kuhu, kemudian para pengurus perahu keramat dan perkumpulan Kelenteng Boen Tek Bio, kemudian diteruskan dengan warga yang ingin memandikan perahu keramat, baik dari komunitas Cina Benteng maupun masyarakat lokal. 15. Tanya: kemudian, apa arti simbolisasi dari lima warna kain tersebut?