Bandar Surabaya Latar Belakang dan Masalah

Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa di Kecamatan Terbanggi Besar terdapat 11 penyuluh yang tersebar di 10 desakampung. Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan, BP3K dibantu oleh para penyuluh yang dikoordinir oleh seorang penyuluh yang diangkat sebagai Koordinator penyuluh. Penyuluh mempunyai wilayah kerja penyuluh pertanian WKPP masing-masing. Setiap WKPP terdiri dari satu desa binaan yang berada di Kecamatan Terbanggi Besar. Khusus untuk koordinator penyuluh dan penyuluh perikanan memegang seluruh desakampung di Kecamatan Terbanggi Besar. Kinerja penyuluh pertanian dipengaruhi oleh sejumlah faktor karakteristik, yaitu umur, pendidikan formal, pelatihan, pengalaman kerja, lokasi tugas, jumlah petani binaan, dan fasilitas kerja. Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh pengembangan program Model BP3K Center of Exellence terhadap kinerja penyuluh pertanian lapangan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana tingkat kinerja penyuluh di BP3K Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung tengah? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kinerja penyuluh BP3K Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitan ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kinerja penyuluh di BP3K Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja penyuluh BP3K Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai : 1. Bahan informasi bagi Dinas Pertanian dan dinas lainnya yang terkait dalam pembuatan kebijakan mengenai BP3K. 2. Bahan informasi untuk penyuluh dalam pengembangan BP3K. 3. Bahan informasi dan perbandingan bagi penelitian sejenis.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Peranan Penyuluhan dalam Pembangunan Pertanian

Sektor pertanian menjadi prioritas pembangunan di negara sedang berkembang. Pembangunan pertanian di negara sedang berkembang memiliki tujuan untuk memperbaiki mutu konsumsi dan memenuhi kebutuhan bahan pangan secara nasional. Salah satu upaya pelaksanaan pembangunan pertanian di negara sedang berkembang adalah dengan cara mengadakan kegiatan penyuluhan pertanian. Kegiatan penyuluhan pertanian mampu memberikan kontribusi yang nyata dalam meningkatkan produksi komoditas pertanian dan pendapatan petani. Keberhasilan pembangunan pertanian antara lain ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sistem pertanian yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu pemberdayaan sumber daya manusia di bidang pertanian perlu ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pertanian. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar Van Den Ban dan Hawkins, 1998. Dalam kegiatan penyuluhan terjadi proses transfer ilmu pengetahuan dan teknologi kepada petani sehingga mendorong terjadinya perubahan dalam diri petani. Perubahan yang diharapkan tercapai dalam kegiatan penyuluhan pertanian mencakup perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan para pelaku usahatani untuk memperbaiki sistem manajemen dan teknis pengelolaan usahatani. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber dayalainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Menurut Kartasapoetra 1994, penyuluhan pertanian adalah suatu usahaupaya untuk mengubah perilaku petani dan keluarganya, agar mereka mengetahui dan mempunyai kemauan serta mampu memecahkan masalahnya sendiri dalam usaha atau kegiatan-kegiatan meningkatkan hasil usahanya dan tingkat kehidupannya. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja, dan cara hidupnya yang lama dengan cara-cara yang baru yang lebih sesuai

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh pertanian di Kabupaten Mandailing Natal

12 173 90

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN PELAKSANAAN NGEDIYOU PADA MASYARAKAT LAMPUNG PEPADUN DI KAMPUNG TERBANGGI BESAR KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

0 10 48

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN BP3K SEBAGAI MODEL COE (CENTER OF EXCELLENCE) TERHADAP PENINGKATAN KINERJA PENYULUH DI BP3K BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

0 10 78

KINERJA PENYULUH BP3K MENGGALA SEBAGAI MODEL CENTER OF EXCELLENCE (COE) DI KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG

1 12 91

Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseragaman Pembungaan Tanaman Nenas (Ananas comosus L.Merr) di PT.Great Pineapple, Terbanggi Besar, Lampung Tengah

0 7 6

Analisis Tingkat Kepuasan Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Lapang di BP3K wilayah Ciawi Kabupaten Bogor

2 19 165

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENYULUH PERTANIAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian (Studi Empiris di Kabupaten Boyolali).

1 4 16

Purnomojati Anggoroseto. S621008003.

0 2 193

PERSEPSI PETANI TERHADAP KINERJA PENYULUH DI BP3K SEBAGAI MODEL COE (CENTER OF EXCELLENCE) KECAMATAN METRO BARAT KOTA METRO (The Farmer’s Perception to the Extension Worker’s Performances in BP3K as a CoE (Center Of Excellence) Model, West Metro District

0 0 8

EFEKTIVITAS PROGRAM PENGEMBANGAN BP3K SEBAGAI MODEL CENTER OF EXCELENCE (CoE) DALAM PENINGKATAN KINERJA PENYULUH DI KECAMATAN BATANGHARI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (The Effectiveness of BP3K Development Program As Center of Excellence (CoE) Model Toward Rais

0 1 8