3. Pengujian Hipotesis
Untuk memberikan jawaban atas hipotesis yang penulis ajukan, digunakan perhitungan data dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan
program Statistical Product and Service Solutions SPSS. SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk analisis statistik. Teknik analisa data
untuk mengolah dan menganalisis data pada penelitian ini digunakan rumus Korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan: r
xy
: Koefisien korelasi product moment N
: Jumlah sampel yang diteliti X
: Variabel bebas Y
: Variabel terikat ∑X
2
: Jumlah dari nilai X yang telah dikuadratkan ∑Y
2
: Jumlah dari nilai Y yang telah dikuadratkan X
2
: Jumlah kuadrat dari nilai X Y
2
: Jumlah kuadrat nilai Y XY : Jumlah hasil perkalian X dan Y
Suharsimi Arikunto, 2006:170.
Kriteria Uji Hipotesis
1. Ada hubungan antara X
1
, dan X
2
, dengan Y jika koefisien korelasi tidak sama
dengan 0 nol atau ≠ 0, dan tidak ada hubungan antara X
1
, dan X
2
, dengan Y
jika koefisien korelasi r sama denan nol. 2. Jika nilai koefisien korelasi nilai r positif maka hubungan antara X
1
, dan X
2
, dengan Y bersifat positif. Korelasi r negatif maka hubungan antara X
1
, dan X
2
, dengan Y bersifat negatif.
3. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara X
1
, dan X
2
, dengan Y dapat
diketahui setelah nilai r yang diperoleh dikonsultasikan pada tabel interpretasi koefisien.
4. Terdapat hubungan yang signifikan pada taraf 5 bila r
hitung
≥ r
tabel
.
Tabel 7. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan Natar Variabel
0,800 – 1,000 Sangat kuat
0,600 – 0,799 Kuat
0,400 – 0,599 Cukup kuat
0,200 – 0,399 Rendah
0,000 – 0,199 Sangat rendah
Sumber: Riduwan, 2004:136
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Umum Daerah Penelitian 1. Sejarah Singkat Kota Bandar Lampung
Sebelum tanggal 18 Maret 1964 Propinsi Lampung merupakan keresidenan. Berdasarkan peraturan pengganti Undang-Undang No. 3 Tahun 1964, yang
kemudian menjadi Undang-Undang No. 14 Tahun 1964, keresidenan Lampung ditingkatkan menjadi Propinsi Lampung dengan Ibu Kotanya Tanjung Karang-
Teluk Betung. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1983. Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjung Karang-Teluk Betung diganti namanya
menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung terhitung sejak tanggal 17 Juni 1983 dan sejak tahun 1999 berubah nama menjadi Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1975 dan Peraturan Pemerintah No. 3 tahun 1982 tentang perubahan wilayah, maka Kota Bandar Lampung dimekarkan
dari 4 Kecamatan 30 Kelurahan menjadi 9 Kecamatan dengan 58 Kelurahan. Berdasarkan Surat Keputusan GubernurKDH Tingkat I Lampung Nomor
G185.B.111Hk1988 tanggal 6 Juli 1988 serta Surat Persetujuan MENDAGRI Nomor 1401799PUOD tanggal 19 Mei 1987 tentang pemekaran Kelurahan di
wilayah Kota Bandar Lampung dimekarkan menjadi 9 Kecamatan dan 84 Kelurahan. Kemudian berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung
Nomor 4 Tahun 2001 tentang pembentukan penghapusan dan penggabungan