Klasifikasi Air Klorin TINJAUAN PUSTAKA

b Kelas dua, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut, c Kelas tiga,yaitu air yang peruntukannya dapt digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. d Kelas empat, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut Manik, 2009.

2.6 Klorin

Desinfeksi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen yang penyebarannya melalui air, seperti bakteri penyebab typhus, kolera, disentri, dan lain-lain. Metode tersebut merupakan salah satu cara untuk membunuh bakteri patogen, karena ada tiga cara, yakni: - Cara Kimia, dengan penambahan bahan kimia - Cara Fisika, dengan pemanasan dengan air, sinar ultraviolet - Cara Mekanis, dengan pengendapan bakteri berkurang 25-75 , saringan pasir lambat dapat mengurangi bakteri 85-99 Waluyo, 2009. Klorin dalam bentuk asam hipoklorus 40 hingga 80 kali lebih efektif pada kondisi pH yang asam. Klorin cair didapat dalam suatu klorimator. Klorimator kecil memasukkan gas tersebut secara langsung kedalam air, sedangkan klorimator besar biasannya melarutkan gas didalam air, kemudian mengisi larutan. Klorimator harus dipelihara pada suhu paling sedikit 70 o F 21 o C untuk mencegah kondisasi gas klorin di pipa-pipa pengisian pengatur otomatik maupun manual untuk pemakaian klorin dapat diperoleh Linsley dan Joseph, 1996. Klorinasi awal, yaitu pemakaian klorin sebelum pengolahan, akan menyempurnakan koagulasi, mengurangi beban filter dan tumbuhnya ganggang, sedangkan klorinasi akhir adalah pemakaian klorin setelah pengolahan, merupakan metode yang umum yang sering digunakan. Klorin yang dipakai sedemikian rupa sehingga meninggalkan residu besar yang berlebihan superklorinasi sering dipergunakan untuk menghilangkan rasa dan bau tertentu, superklorinasi harus diikuti dengan deklorinasi yang biasanya berupa pengolahan dengan sulfur dioksida atau dengan melewatkan air yang bersagkutan melalaui suatu filter butiran karbon yang diaktifkan Linsley dan Joseph, 1996. Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator digunakan untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada pengolahan air bersih dan untuk mengoksidasi Fe II dan Mn II yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe III dan Mn III Waluyo, 2009. Klor memiliki beberapa kualitas yang mendukung penggunaannya dalam persediaan air, keunggulannya adalah bahwa klor adalah senyawa bakterisida yang sangat efektif bahkan bila digunakan dalam konsentrasi 1 ppm. Klor juga cukup stabil tanpa adanya bahan organik yang berkelebihan dan cukup murah Volk,w dan Margaret, F.W. 1989.

2.7 Pengolahan Air

Air Yang Belum Diolah Gambar 2.1. Pengolahan air di perkotaan Volk,w dan Margaret, F.W. 1989. Sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air akan tetapi pada sungai yang besar dengan arus air yang deras, sejumlah kecil bahan pencemaran mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi sangat rendah. Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan oleh kehidupan air dan biodegradasi akan cepat diperbarui, tetapi terkadang sebuah sungai mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan pencemar yang sangat besar, akibatnya proses pengenceran dan biodegradasi akan sangat menurun jika arus air mengalir perlahan karena kekeringan atau penggunaan sejumlah air untuk irigasi. Tangki pencampuran Tangki flokulasi dan sedimentasi Klorinasi Air murni bersih Alas penyaringan Oksigen terlarut juga dapat menurun akibat dari proses tersebut. Suhu yang tinggi dalam air menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri pengurai aerobik menjadi naik dan dapat menguapkan bahan kimia ke udara Darmono, 2001. Netralisasi pH adalah suatu upaya agar pH air menjadi normal, setelah pH mendekati normal barulah proses pengolahan dapat dilakukan secara efektif. Fungsi dari pengaturan pH dalam instalasi air minum bertujuan untuk mengendalikan korosif perpipaan dalam sistem distribusi. Korosif membentuk racun bila pH kurang dari 6,5 atau lebih dari 9,5 Waluyo, 2009. Sedimentasi adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam cairan atau zat cair karena pengaruh gravitasi gaya berat secara alami. Sedimentasi berguna untuk mereduksi bahan-bahan tersuspensi kekeruhan dari dalam air dan dapat berfungsi untuk mereduksi kandungan organisme patogen tertentu dalam air Waluyo, 2009. Koagulasi atau flokulasi adalah proses pengumpulan partikel-partikel halus yang tidak dapat diendapkan secara gravitasi, menjadi partikel yang lebih besar sehingga dapat dengan menambahkan bahan koagulan. Partikel-partikel tersebut kemudian dihilangkan melalui proses sedimentasi dan filtrasi. Koagulasi berguna untuk memudahkan partikel-partikel tersuspensi yang tidak dapat mengendap secara gravitasi dan sangat lembut seperti koloidal di dalam air menjadi partikel-partikel yang dapat mengendap Waluyo, 2009.