2. Pasal 46 UU No.44 Tahun 2009: “Rumah sakit bertanggung jawab secara
hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit”.
3. Pasal 1365 KUHPerdata:
“tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
4. Pasal 1366 KUHPerdata:
“setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
kelalaian atau kurang hati-hatinya ”.
5. Pasal 1367 KUHPerdata:
1 “seseorang tidak saja bertanggung jawab untuk kerugian yang disebabkan
karena perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan
oleh barang-barang yang berada dibawah pengawasannya ”;
2 “orang tua dan wali bertanggung jawab tentang kerugian, yang disebabkan
oleh anak-anak belum dewasa, yang tinggal pada mereka dan terhadap siapa mereka melakukan kekuasaan orang tua dan wali
”; 3
“majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk mewakili urusan-urusan mereka, adalah bertanggung jawab tentang
kerugian yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawahan-bawahan mereka di dalam melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang ini
dipakainya ”;
4 “guru-guru sekolah dan kepala-kepala tukang bertanggung jawab tentang
kerugian yang diterbitkan oleh murid-murid dan tukang-tukang mereka selama waktu orang-orang ini berada dibawah pengawasan mereka
”; 5
“tanggung jawab yang disebutkan diatas berakhir, jika orangtua, wali, guru sekolah dan kepala-kepala tukang itu membuktikan bahwa mereka tidak
dapat mencegah perbuatan untuk mana mereka seharusnya bertanggung jawab”.
Melalui dasar hukum tersebut di atas diperoleh gambaran bahwa gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum dapat ditujukan kepada pelaku perbuatan itu
sendiri misalnya dokter, perawat atau rumah sakit yang melakukan perbuatan melawan hukum Pasal 1365 jo Pasal 1366 KUHPerdata. Selain itu, gugatan juga dapat
ditujukan pada orang-orang yang bertanggung jawab atas perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya misalnya perawat sebagai pembantu dokter atau barang-
barang yang berada di bawah pengawasannya Pasal 1367 KUHPerdata.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian.
Penelitian tentang “Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit terhadap
Kelalaian Medis yang Dilakukan Tenaga Kesehatan ”, termasuk jenis penelitian
yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif meliputi penelitian terhadap asas hukum, pengertian hukum dan ketentuan-ketentuan hukum. Disebut sebagai
penelitian terhadap asas hukum, pengertian hukum dan ketentuan-ketentuan hukum, karena dalam penelitian akan diteliti mengenai aspek hukum dan bentuk
tanggung jawab rumah sakit sebagai akibat adanya kelalaian medik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Sebagai penelitian normatif,
penelitian ini menitikberatkan pada penelitian kepustakaan. Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitis. Bersifat deskriptif, dikarenakan hasil penelitian
ini akan memberi gambaran yang menyeluruh dan sistematis mengenai aspek hukum dan bentuk tanggung jawab rumah sakit sebagai akibat adanya kelalaian
medik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit, Kemudian analitis, karena dilakukan suatu analisis terhadap berbagai aspek hukum mengenai
tanggung jawab rumah sakit.
B. Pendekatan Masalah
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian normatif maka dilakukan dengan menggunakan pendekatan secara perundang-undangan statute approach,
pendekatan konseptual conseptual approach. Dalam pendekatan secara perundang-undangan statute approach dilakukan dengan menelaah semua
peraturan perundang-undangan dan regulasi yang berhubungan dengan pembahasan. Selanjutnya pendekatan konseptual conseptual approach dilakukan
dengan beranjak dari pandangan-pandangan dan dokrin-doktrin yang berkembang dalam hukum kesehatan
54
. Selain penelitian normatif, dilakukan juga pendekatan secara empiris sebagai penunjang yaitu mengadakan wawancara dengan para
informan baik yang ada di Bandar Lampung maupun di Kota Metro.
C. Data dan Sumber Data
Sesuai penelitian jenis normatif, maka data utama dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari kepustakaan dan berbagai literatur
yang relevan. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi bahan hukum primer, sekunder dan tersier.
1. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer terkait dengan penelitian ini terdiri atas : a.
Undang-Undang yang meliputi : 1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata 2
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP
54
Peter mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Kencana Prenada media Group, Jakarta. Hlm.93-95
3 UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4 UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5 UU RI No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
b. Peraturan Pemerintah yang meliputi :
1 Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan. 2
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antar Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah KabupatenKota.
c. Berbagai peraturan menteri dan keputusan menteri kesehatan di
bidang kesehatan yaitu : 1
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.290 Tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
2 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147 Tahun 2010
tentang Institusi Pelayanan Kesehatan 3
Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. 340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit
4 Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 147 Tahun
2010 tentang Syarat Memperoleh Izin Rumah Sakit
2. Badan Hukum Sekunder
Yang dimaksud dengan bahan hukum sekunder adalah badan pustaka yang mendukung atau memperjelas bahan-bahan hukum primer yaitu
berupa kepustakaan atau literatur-literatur yang berkaitan dengan obyek pembahasan, hasil-hasil penelitian mengenai tanggung jawab
rumah sakit, hasil kesimpulan seminar, Kongres Hukum Kesehatan, makalah, dan artikel yang berkaitan dengan tanggung jawab rumah
sakit.
3. Bahan Hukum Tersier
Yang dimaksud dengan bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk dan memperjelas data yang diperoleh dari
unsur hukum primer dan bahan hukum sekunder, berupa kamus hukum, kamus kesehatan dan ensiklopedi kesehatan.
Sebagai pendukung terhadap data sekunder di atas, penelitian ini ditunjang berbagai informasi dari para informan yang terkait yang terdiri dari 4
empat orang. Informan tersebut adalah dipilih melalui pertimbangan sebagai berikut:
1 Mereka yang pernah menjabat atau sedang menjabat selaku direktur di
sebuah rumah sakit, baik rumah sakit Pemerintah maupun rumah sakit swasta.
2 Mereka pernah menangani atau menyelesaikan tentang sengketa
medik yang terjadi di rumah sakit antara dokter-pasien dan rumah sakit.
3 Mereka cukup berpengalaman dalam melayani pasien di rumah sakit,
terutama dalam melakukan tindakan medik yang bersifat kuratif.
Cara mendapatkan informasi dari para informan tersebut, dilakukan wawancara dalam bentuk semi struktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara rinci terstruktur dan pedoman wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar wawancara.
Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi yang lengkap dan mendalam tentang tanggung jawab rumah sakit terhadap kelalaian medis
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan melakukan dan mempelajari dokumen-dokumen atau pemeriksaan literatur-
literatur yang berkaitan dengan obyek pembahasan. Selanjutnya langkah pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara menginventarisasi bahan
hukum yang relevan dengan pokok bahasan, mengklasifikasi bahan hukum yang telah diinventarisasi sesuai dengan kebutuhan dan selanjutnya melakukan
sistematisasi.
E. Analisis Data
Setelah data terkumpul secara keseluruhan kemudian data dianalisis secara kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan data dalam bentuk penjelasan atau uraian
kalimat yang disusun secara sistematis dari analisis data tersebut, dilanjutkan dengan menarik kesimpulan secara dedukatif yaitu suatu cara berpikir yang
didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan
secara khusus yang merupakan jawaban permasalahan berdasarkan hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, kiranya dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aspek pertanggungjawaban hukum rumah sakit terhadap tenaga kesehatan
meliputi aspek perdata, pidana dan administrasi negara.
a. Aspek perdata, yang dalam hal ini awalnya hubungan pasien-dokter dan
rumah sakit adalah hubungan keperdataan berdasarkan transaksi terapeutik. Apabila dalam transaksi terapeutik tersebut tidak sesuai
dengan hasil yang diharapkan dan bukan termasuk risiko medis, maka rumah sakit sesuai dengan doktrin vicarious liability atau hospital
liability wajib untuk memberikan kerugian terhadap pasien akibat kelalaian tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit. Selain
berdasarkan transaksi terapeutik rumah sakit juga dapat dimintai ganti kerugian berdasarkan perbuatan melawan hukum onrechtmatige daad.
Doktrin vicarious liability atau hospital liability, secara implisit tertuang dalam ketentuan Pasal 58 UU No. 36 Tahun 2009, Pasal 46
UU No.44 Tahun 2009, dan Pasal 1365, 1366, 1367 KUHPerdata. Selanjutnya untuk tanggung jawab rumah sakit terhadap tindakan
kelalaian tenaga kesehatan di rumah sakit, terlebih dahulu harus dilihat