Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus atau dengan aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian Arikunto, 2006:239. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode :

3.5.1 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati 2006:56, untuk memperoleh hasil yang lebih akurat dan model regresi tidak bias atau model regresi Best Linier Unbiased Estimator BLUE pada analisis regresi linier berganda, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berikut penjelasan menurut Husein Umar 2008:77-84 mengenai beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai alat untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel yang diteliti, terdiri atas : 1 Uji Normalitas Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel independen atau dependen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal, atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka model regresi dapat digunakan. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi yang digunakan memenuhi asusmsi normalitas. Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan melihat angka probabilitasnya, yaitu : a. Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal. b. Jika probabilitas 0,05 maka distribusi dari populasi adalah tidak normal. 2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut : a. Nilai tolerance dan lawannya b. Variance Inflation Factor Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai variance inflation factor lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat multikolinearitas. 3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi berguna untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linear terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Jika tejadi korelasi, maka maka hal tersebut dinamakan adanya permasalahan autokorelasi. Untuk melihat ada atau tidaknya autokorelasi maka menggunakan uji Durbin-Watson, sebagai berikut : − = ∑ − − ∑ Adapun dasar yang digunakan untuk keputusan secara umum adalah sebagai berikut : Tabel 3.4 Autokorelasi Hipotesis Keputusan Jika Tidak ada auto korelasi positif Tolak 0ddL Tidak ada auto korelasi positif No Decision dL ≤d≤dU Tidak ada auto korelasi negatif Tolak 4dLd4 Tidak ada auto korelasi negatif No Decision 4dU ≤d≤dL Tidak ada auto korelasi positif atau negatif Tidak ditolak dUd4dU Gujarati, 2006:470 4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah adalah model yang heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas maka dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat ZPRED dengan residuanya SDRESID.

3.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Ukuran Perusahaan dan Momentum Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 197 83

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Operasi Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 106 104

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Pengaruh Return On Assets (Roa), Debt To Equity Ratio (Der) Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Tahun 2010-2013

8 121 96

Pengaruh Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Price Earnings Ratio Terhadap Price to Book Value Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

30 283 90

Pengaruh Return on Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), dan Firm Size (FS) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 74 97

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

Analisis pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Current Ratio (CR) terhadap harga saham: studi empiris pada perusahaan tambang yang terdaftar di bursa efek Indonesia Tahun 2011-2013

3 51 102

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Beta Saham terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)

1 86 133

ANOMALI INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia dan Daftar Efek Syariah periode 2010 – 2014)

0 24 250