AlurPlot Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

1 “Aku” Tokoh Utama Dalam sudut pandang ini, si “aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik bersifat batiniahdi dalam dirinya sendiri maupun fisik dengan sesuatu di luar dirinya. Si “aku” menjadi fokus, pusat kesadaran, pusat cerita. 2 “Aku” Tokoh Tambahan Dalam sudut pandang ini tokoh “aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedang tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian dibiarkan untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Dengan demikian, si “aku” hanya tampil sebagai saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si “aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita. c. Sudut Pandang Campuran Penggunaan sudut pandang yang bersifat campuran itu di dalam novel, berupa penggunaan sudut pandang persona ketiga dengan teknik “dia” mahatahu, dan “dia” sebagai pengamat, persona pertama dengan teknik “aku” sebagai tokoh utama dan “aku” tambahan atau sebagai saksi, bahkan dapat berupa campuran antara persona pertama dan ketiga, antara “aku” dan “dia” sekaligus.

2.2.5 AlurPlot

Stanton dalam Nurgiyantoro, 1995:112 misalnya, mengemukan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis yang berbeda berdasarkan sudut- sudut tinjauan atau kriteria yang berbeda pula. Pembedaan plot yang dikemukakan di bawah ini didasarkan pada tinjauan dari kriteria urutan waktu, jumlah dan kepadatan Nurgiyantoro, 1995:153. a. Pembedaan plot berdasarkan urutan waktu o Plot lurus, Progresif. Plot sebuah novel dikatakan progesif jika peristiwa- peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti oleh peristiwa selanjutnya. Atau secara runtut cerita dimulai dari tahap awal penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik, tengah konflik meningkat, klimaks dan akhir penyelesaian. A - B – C – D – E Ket: A : tahap awal cerita B – C – D : kejadian-kejadian berikutnya, tahap tengah E : tahap penyelesaian 13 o Plot Sorot Balik, Flash Back. Urutan kejadian cerita tidak dimulai dari tahap awal, melainkan dari tahap tengah atau bahkan tahap akhir, baru kemudian tahap awal yang dikisahkan. Misalnya dalam novel Keluarga Permana, dapat berupa sebagai berikut: D 1 – A – B – C – D 2 – E D 1 berupa awal penceritaan yang berintikan meninggalnya Farida, A – B – C adalah peristiwa-peristiwa yang disorot balik yang berintikan kemelut pada rumah tangga Permana sampai Farida dikawinkan dengan Sumarto, D 2 sengaja dibuat demikian untuk menegaskan pertalian-kronologisnya dengan D 1 dan E berupa kelanjutan peristiwa cerita awal D 1 yang berintikan kegoncangan jiwa Permana akibat meninggalnya Farida, anak semata wayangnya. o Plot Campuran merupakan gabungan dari plot lurus dan plot sorot balik. Misalnya dalam novel Atheis karya Idrus. E – D 1 - A – B – C – D 2 Adegan A-B-C yang berupa biografi Hasan, yang berisi inti cerita novel ini, diceritakan secara runtut-progresif-kronologis. Kisah tersebut mengantarai adegan D 1 dan D 2 yang juga lurus-kronologis. Novel ini menjadi flash back benar karena adegan E yang merupakan kelanjutan langsung dari peristiwa D 2 justru ditempatkan di awal buku. Namun, kisah dibagian E ini pun bersifat lurus-kronologis.

b. Pembedaan Plot Berdasarkan Kriteria Jumlah o Plot Tunggal