Gambar 2.10 Undifferentiated
Carcinoma terdiri sel-sel yang tumbuh membentukgambaran syncytial yang difus Schmincke type. Dikutip dari: Rosai J. Rosai and Ackermans Surgical
Pathology,Volume one, Ninth Edition, Philadelphia: Mosby, 2004.
5. Pemeriksaan radiologi Persoalan diagnostik sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT -
Scan daerah kepala dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi pun tidak akan terlalu sulit ditemukan. Pemeriksaan foto tengkorak potongan
anteroposterior,lateral dan waters menunjukan massa jaringan lunak di daerah nasofaring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan destruksi atau erosi tula ng di
daerah fossa serebri media Barnes et ll, 2005.
6. Pemeriksaan serologi Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA anti VCA untuk infeksi virus
E-B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma nasofaring. Tetapi pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan
Barnes et al, 2005.
2.8. Penyebarannya dan Stadiumnya
Penyebarannya Karsinoma nasofaring terkenal akan keganasannya, dengan luas regional infiltrasi,
penyebarannya berawal dari limfatik, dan kejadian yang amat tinggi dari
penyebaran hematogen. Erosi dasar tengkorak dan sinus paranasal, penyebarannya
intrakranial melalui tulang terkikis atau foramen basal, infiltrasi kranial saraf, dan ekstensi untuk lebih jauh struktur fossa infratemporal, orbit, hipofarin g
terjadi sebagai invasi tumor Barneset al, 2005. Dengan banyak pleksus limfatik dalam nasofaring, awal penyebaran
dikelenjar terjadi di limfatik. Pada pasien yang diperiksa oleh MR magneticresonance, sekitar 20 pasien tidak ada kelenjar yang membesar, dan
sekitar setengah ada mempu nyai retropharyngeal nodus. Jugulo-digastric node paling banyak ditemukan, dan keterlibatan rantai servikal posterior lebih sering
dibandingkan dengan kepala dan kanker leher. Penyebaran melalui hematogen akan menurunkan fungs i dari tulang, paru-paru, hati Barnes, et al, 2005.
Gambar 2.11Stadium Karsinoma Nasofaring Dikutip dari: Pathologi and Genetics of Head and Neck Tumours . 2005.
Gambar diatas merupakan stadium dari karsinoma nasofaring untuk menentukan pengobatan dengan T tumour, N node, dan M metastasis.
2.9. Penatalaksanaan
Pengobatan utama adalah radioterapi. Sebagai tambahan dapat dilakukan diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interferon, kemoterapi,
seroterapi, vaksin dan antivirus. Sebagai terapi ajuvan yang terbaik adalah kemoterapi dengan kombinasi Sis – platinum sebagai inti. Diseksi leher radikal
dilakukan bila benjolan di leher tidak menghilang dengan radiasi atau timbul kembali, dengan syarat tumor induknya su dah hilang Mansjoer et al, 2001.
2.10. Pengobatan Pembedahan
Tujuan dari pengobatan pembedahan adalah reseksi total pada kanker dengan batas tepi jaringan normal sedikitnya 2 cm. Tujuan kedua reseksi
pembedahan ini adalah untuk mengembalikan kapasita s fungsi penderita. Tindakan rekonstruktif termasuk mengembalikan kesinambungan mandibula
dengan cangkokan prostetik atau iga, krista iliaka, atau cangkokan bebas Highler, 1997.
2.11. Komplikasi