Anatomi Nasofaring Definisi Epidemiologi dan Distribusi Geografi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Nasofaring

Nasofaring merupakan rongga dengan dinding kaku di atas, belakang dan lateral. Ke depan berhubungan dengan dinding kaku diatas, belakang dan lateral. Ke depan berhubungan dengan rongga hidung melalui koana sehingga sumbatan hidung merupakan gangguan yang sering tim bul. Demikian juga penyebaran tumor ke lateral akan menyumbat muara tuba ecustachius dan akan mengganggu pendengaran serta menimbulkan cairan di telinga tengah. Ke arah belakang dinding melengkung ke atas dan ke depan dan terletak di bawah korpus os sfenoid dan bagian basilar dari os oksipital. Di belakang atas torus tubarius terdapat resesus faring atau fossa Rossenmuleri dan tepat di ujung atas posteriornya terletak foramen laserum. Tumor dapat menjalar ke arah intrakranial dalam dua arah, masing – masing menimbulkan gejala – gejala neurologik yang khas. Perluasan langsung melalui foramen laserum ke sinus kavernosus dan fossa kranii media menyebabkan gangguan saraf otak III, IV, VI, dan kadang – kadang II. Sebaliknhya, penyebaran ke kelenja r faring lateral di dan sekitar selubung karotis jugularis pada ruang retroparotis akan menyebabkan kerusakan saraf otak ke IX, X, XI dan XII. Saraf otak ke VII dan k e VIII biasanya jarang terkena Ballenger, 2009. Jaringan limfe. Di nasofaring terdapat banyak saluran limfe yag terutama mengalir ke lateral bermuara di kelenjar retofaring krause kelenjar Rouvire. Terdapat hubungan bebas melintasi garis tengah dan hubungan langsung dengan mediastium melalui ruang retrofaring. Met astasis jauh sering terjadi Ballenger, 2009. Gambar2.1 Anatomi Nasofaring Dikutip dari: Dhingra . 2010.

2.2. Definisi

Karsinoma nasofaring adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah nasofaring dengan predileksi di fosa Rossenmuller dan atap nasofaring Mansjoer,et al 2001.

2.3. Epidemiologi dan Distribusi Geografi

Frekuensi karsinoma nasofaring tertinggi pada usia antara 40 sampai 50 tahun dan lebih sering terjadi pada laki – laki daripada wanita. Yang mencolok dari tumor ini ialah tingginya angka kejadian 10 -20100.000 yang ditemukan pada orang dari daerah Cina Selatan, terutama di provinsi Kwangtung, Kwangsi, dan Fukien. Sering juga ditemukan pada orang yang bukan Cina di Vietnam, Thailand, Indonesia, Singapura, dan Filipina D hingra, 2010. Insiden pada Amerika Utara adalah 0,25 dari semua penyakit karsinoma yang ada, sedangkan pada American Chinese 18. Orang Cina yang lahir di Amerika insidennya berkurang daripada orang Cina yang lahir dinegaranya sendiri. Kemungkinan fa ktor kebiasaan di Cina seperti p embakaran dupa dari kayu polyciclic hydrocarbon, mengonsumsi ikan asin nitrosamines bersamaan dengan defisiensi vitamin C vitamin C memblok nitrosification dari amine dan juga untuk melindungi Dhingra, 2010. Karsinoma nasofaring di India terdapat 0,41 0,66 pada laki – laki, dan 0,17 pada perempuan dari semua karsinoma kecuali di daerah timur laut dimana orang – orang dominan berasal dari ras Mongoloid. Orang – orang Cina Selatan, Taiwan, dan Indonesia lebih mudah t erkena karsinoma nasofaring Dhingra, 2010.

2.4. Etiologi