-migren menstruasi -onset migren dan
menarche sama -migren ovulasi
24,8 64,3
3.6 8,1
6.6 Sensitifitas terhadap sinar
terang -
Pola keluarga Frekuensi serangan
Sering Jarang
Lama serangan Panjang
Pendek Penurunan CBF
- +
Table 2.1.Perbedaan Migren Tanpa Aura dengan Migren Aura dikutip dari Olesen J, Rasmussen BK, 1996.
2.7 Diagnosis Migren
Diagnosis migren ditegakkan berdasarkan anamnesis, karena nyeri kepala merupakan keluhan yang sangat subjektif, jarang sekali didapatkan kelainan
neurologis dan bila ada biasanya terjadi saat serangan.
2.7.1 Anamnesis
Dalam anamnesis perlu digali lokasi, penjalaran, intensitas, kualitas, gejala premonitory, aura, gejala penyerta, faktor pencetus, faktor peringanperberat
dan riwayat keluarga.Dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti ketepatan diagnosis migren mencapai 95. Apabila didapatkan kelainan
neurologis saat serangan migren, untuk membedakan dengan kelainan neurologis lain perlu dilakukan pemeriksaan ulang saat bebas serangan,
sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang lebih lanjut Jenie MN, Kumpulan Makalah Utama Temu Regional Neurologi, 2002.
2.7.2 Pemeriksaan Fisik dan Neurologis
Disamping pemeriksaan fisik secara umum, dilakukan pemeriksaan neurologis yang meliputi:
Universitas Sumatera Utara
Nervus kranialis, pupil, lapangan pandang, gerakan bola mata, funduskopi untuk evaluasi keadaan n. II, retina dan pembuluh darah retina, kekuatan
otot, tonus dan koordinasi,reflex fisiologis dan patologis, sensorik terutama sensorik kortikal stereognosis, gait, bising orbita, palpasi arteri
superfisialis temporalis.
2.7.3 Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang khusus untuk membantu menegakkan diagnosis.Pemeriksaan penunjang diperlukan bila dicurigai adanya kelainan
struktural yang mempunyai gejala seperti migren. a. EEG. Gambaran abnormal yang sering dijumpai adalah perlambatan
aktifitas listrik, peningkatan gelombang teta dan delta di daerah kepala belakang, pada sisi nyeri kepala kadang-kadang didapatkan gelombang
tajam yang tidak spesifik Notowardojo, Tinjauan Neuropsikiatrik, 2005. b. MRI Magnetic Resonance Imaging. Igarashi, 1998, melakukan
pemeriksaan MRI pada 91 penderita migren dan 98 kontrol, didapatkan lesi kecil di substansia alba pada 15 dari 51 penderita 29,4, sedangkan
pada kontrol 11 dari 98 orang 11,2 dan ini mempunyai perbedaan bermakna.
c. PET Positron Emission Tomography. Sachs membangkitkan serangan migren pada 5 penderita dengan injeksi reserpin subkutan, kemudian
dilakukan pemeriksaan PET 1,5 jam setelah pemberian, terjadi penurunan yang bermakna pada metabolisme glukosa pada penderita migren Lance
JW, 2003, Mechanism and Management of Headache, 5
th
edision.
2.8 Penatalaksanaan Migren 2.8.1 Mencegah atau menghindari faktor pencetus.