57 hanya 26,1 variasi dari indeks kelengkapan pengungkapan dalam
laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variabel likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, dan status perusahaan. Sedangkan
sisanya sebesar 73,9 dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan dengan
nilai t
hitung
= -1,445 dan p-value = 0,150, maka H
a1
ditolak pada taraf signifikansi 5 p0,05. Artinya tinggi rendahnya rasio likuiditas perusahaan tidak
mempengaruhi manajemen dalam mengungkapkan informasi di laporan keuangan. Kemampuan perusahaan dalam mengelola asset perusahaan harus
diungkapkan kepada publik secara penuh, baik perusahaan yang tingkat likuiditasnya rendah maupun tinggi. Semakin tinggi likuiditas perusahaan tidak
semakin tinggi tingkat kelengkapan pengungkapan laporan tahunan.Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Binsar dan Lusy
Widiastuti 2004 dan Almilia dan Ikka Retrinasari 2007 yang membuktikan bahwa hanya leverage, profitabilitas, dan proporsi kepemilikan saham publik
yang mempengaruhi indeks kelengkapan laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif
terhadap indeks pengungkapan sukarela laporan keuangan dengan nilai t
hitung
Sebesar -2,365 dan p-value = 0,019, maka H
a2
diterima pada taraf signifikansi 5 p0,05. Perusahaan yang memiliki rasio leverage yang tinggi cenderung
tidak melakukan pengungkapan yang lebih luas daripada perusahaan dengan
58 rasio leverage yang rendah. Artinya perusahaan enggan untuk mempublikasikan
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang yang menunjukkan nilai besar, sehingga jika dipublikasikan dapat meragukan investor. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa informasi mengenai leverage perusahan yang termuat dalam laporan tahunan tidak memberikan makna bagi investor. Hal ini
berkaitan dengan dugaan bahwa para investor tidak banyak menaruh perhatian pada informasi dalam laporan tahunan. Dugaan yang lebih kuat terhadap tidak
berpengaruhnya leverage terhadap kelengkapan pengungkapan adalah karena adanya krisis moneter yang berlanjut dengan krisis moneter. Konsisten dengan
hasil penelitian sebelumnya oleh Binsar dan Lusy Widiastuti 2004 serta Subroto 2003 yang membuktikan bahwa leverage mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan dan tidak konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Ikka Retrinasari
2007 bahwa variabel likuiditas, leverage, net profit margin, ukuran dan status perusahaan tidak berpengaruh terhadap kelengkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap indeks pengungkapan laporan keuangan dengan nilai t
hitung
= 2,765 dan p-value = 0,006, maka H
a3
diterima pada taraf signifikansi 5 p0,05. Artinya kinerja manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan berpengaruh terhadap
pengungkapan laporan keuangan karena indikator profitabilitas penting bagi pelaku pasar modal untuk mengevaluasi kinerja perusahaan.
Dalam kondisi seperti ini, profitabilitas dapat dipandang sebagai ukuran kinerja manajer. Rendahnya profitabilitas menunjukkan tidak efektifnya
aktivitas yang dijalankan perusahaan sehingga perusahaan enggan
59 mengungkapkan laporan keuangannyasecara lebih karena kekhawatiran akan
kehilangan para investornya. Tingginya profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Jika perusahaan mengungkapkan
laporan keuangan secara berlebih maka perusahaan pesaing bisa lebih mudah mengetahui strategi yang dijalankan perusahaan sehingga dapat melemahkan
posisi perusahaan dalam persaingan. Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Binsar dan Lusy Widiastuti 2004 serta Subroto 2003 yang
membuktikan bahwa profitabilitas berupa Net Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan size berpengaruh positif terhadap indeks pengungkapan sukarela laporan keuangan
dengan nilai t
hitung
= 2,541 dan p-value = 0,012, maka H
a4
diterima pada taraf signifikansi 5 p0,05. Artinya semakin besar ukuran perusahaan, maka
semakin besar indeks pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan. Hal ini berarti perusahaan besar di pasar modal merupakan entitas yang banyak disorot
oleh publik, sehingga harus mengungkapkan lebih banyak informasi sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik. Semakin
besar ukuran perusahaan maka akan semakin tinggi kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.
Perusahaan yang
berukuran besar
cenderung lebih
banyak mengungkapkan butir-butir laporan keuangannya karena mereka memiliki lebih
banyak informasi yang dapat diungkapkan. Perusahaan besar juga memiliki sumber daya yang cukup untuk mengumpulkan dan menampilkan informasi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Amilia
60 dan Ikka Retrianasari 2007 yang menyatakan bahwa perusahaan besar
cenderung mengungkapkan informasi yang lebih banyak dalam laporan keuangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status perusahaan tidak berpengaruh terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan
keuangan dengan nilai t
hitung
= -0,082 dan p-value = 0,935, maka H
a5
ditolak pada taraf signifikansi 5 p0,05. Status perusahaan asing atau dalam negeri
tidak berimplikasi pada keputusan manajemen dalam butir-butir informasi detail yang harus diungkapkan dalam laporan tahunan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Amilia dan Ikka Retrianasari 2007 yang membuktikan bahwa status perusahaan tidak berpengaruh terhadap
kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
61
BAB V P E N U T U P
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan dan H
1
ditolak. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t
hitung
-1,445 ditolak pada taraf signifikansi 5. Artinya kinerja likuiditas tidak mendorong manajemen melaporkan secara
sukarela dalam laporan keuangan. 2. Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks kelengkapan
pengungkapan dalam laporan keuangan dan H
2
diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t
hitung
-2,365 diterima pada taraf signifikansi 5. Artinya perusahaan dengan jumlah kewajiban jangka
pendek maupun
jangka panjang
yang besar
cenderung tidak
mengungkapkan informasi yang lebih luas tentang kewajibannya tersebut. 3. Profitabilitas net profit margin berpengaruh signifikan terhadap indeks
kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan dan H
3
diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang memperoleh nilai t
hitung
2,765 diterima pada taraf signifikansi 5. Artinya kinerja manajemen dalam
mengelola kekayaan perusahaan yang penting perlu untuk diungkapkan. 4. Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan
pengungkapan dalam laporan keuangan dan H
4
diterima. Hal ini dibuktikan