Aspek Antropometri Dalam Perancangan Meja dan Kursi

jelas memerlukan perhatian khusus terhadap produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti ini.

3.2.3. Aspek Antropometri Dalam Perancangan Meja dan Kursi

Aspek antropometri dalam perancangan kursi dapat dilihat dari dimensi kursi pada Gambar 3.1. Tinggi Kursi Lebar Kursi Panjang Kursi Lebar Sandaran Punggung Tinggi Sandaran Pungung Sumber : Ilustrasi Gambar dari Handbook Ergonomics and Design A Referensi Guide Openshaw et al. 2006 Gambar 3.1. Dimensi Dasar Perancangan Kursi Adapun cara pengukuran dari tiap dimensi kursi yaitu: 1. Tinggi kursi Jika tinggi kursi melebihi tinggi popliteal pengguna, tekanan akan dirasakan di bawah paha. Sebaliknya, jika tinggi kursi terlalu rendah dengan tinggi tinggi popliteal maka: Universitas Sumatera Utara a. Kaki pengguna akan terjulur ke lantai b. Pengguna akan mengalami masalah yang lebih besar ketika berdiri dan duduk, karena jarak pusat gravitasi harus bergerak c. Pengguna memerlukan ruang kaki yang lebih besar. Secara umum, tinggi kursi yang optimal harus sesuai dengan tinggi popliteal ditambah dengan kelonggaran sepatu. Adapun kelonggaran untuk sepatu yang digunakan dalam tempat yang formal ditambahkan: a. 25 mm untuk semua dimensi untuk laki-laki b. 45 mm untuk semua dimensi untuk perempuan. Dalam hal ini tinggi kursi tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. 2. Kedalaman kursi panjang kursi Jika kedalaman kursi atau panjang kursi melebihi panjang popliteal, pengguna tidak akan bisa menggunakan sandaran kursi secara efektif tanpa menerima tekanan pada punggung dan lutut. 3. Lebar kursi Lebar kursi harus sesuai dengan lebar pinggul dan harus memadai dan nyaman digunakan jika kursi menggunakan sandaran lengan. 4. Tinggi sandaran punggung Tinggi sandaran punggung lebih efektif digunakan untuk mendukung berat punggung. Tinggi sandaran punggung ini harus sesuai dengan tinggi bahu. 5. Lebar sandaran punggung Lebar sandaran punggung harus sesuai dengan lebar bahu. Universitas Sumatera Utara Sedangkan aspek antropometri dalam perancangan meja dapat dilihat dari dimensi meja pada Gambar 3.2. Tinggi Meja Tinggi Meja dari Bawah Meja Panjang Meja Lebar Meja Sumber : Ilustrasi Gambar dari Handbook Ergonomics and Design A Referensi Guide Openshaw et al. 2006 Gambar 3.2. Dimensi Dasar Perancangan Meja Adapun cara pengukuran dari tiap dimensi meja yaitu: 1. Tinggi meja Tinggi meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambahkan tinggi siku dalam posisi duduk dan ditambahkan dengan kelonggaran sepatu. 2. Tinggi meja dari bawah meja Tinggi meja dari bawah meja ditentukan oleh tinggi popliteal ditambahkan tebal paha dan ditambahkan dengan kelonggaran sepatu Pheasant, 2003. Universitas Sumatera Utara BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Rancangan Fasilitas Kerja Ergonomis Pada Stasiun Pencetakan Dengan Metode Pahl Dan Beitz Berdasarkan Analisa Postur Kerja Metode Mantra

12 125 126

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Untuk Mengurangi Keluhan Musculoskletal Di CV. Kompaki Amin Bjaya

9 154 185

Usulan Perbaikan Metode Kerja dan Fasilitas Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Perusahaan di Cv. Amdi Mitra Jaya.

4 68 129

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

16 45 158

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 20

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 1 1

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 6

Perancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemanggangan Menggunakan Metode Pahl & Beitz Berdasarkan Analisa Poostur Kerja Metode Mantra Studi Kasus: UKM Cahaya Bakery

0 0 8

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Dengan Metode Pahl dan Beitz di CV. MabarKaryaUtama.

0 1 14

Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pemotongan Untuk Mengurangi Keluhan Musculoskletal Di CV. Kompaki Amin Bjaya

0 0 20