X
1
= Minat X
2
= Motivasi X
3
= Kebiasaan Belajar Y
= Prestasi Belajar Analisis korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi Pearson
Product Moment sebagai berikut :
r = N∑XY − ∑X ∑Y
{N∑X − ∑X }{N∑Y − ∑Y } Arikunto, 2010:317
Keterampilan : r
xy
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y N
= Banyaknya sampel ∑X = Variabel independen
∑Y = Variabel dependen
Rumusan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rumusan hipotesis statistik untuk menentukan korelasi parsial antara Minat
dan Kebiasaan Belajar. H
: ρ
1
= 0 Minat tidak berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa pada
mata pelajaran akuntansi. H : ρ
1
≠ 0 Minat berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
2. Rumusan hipotesis statistik untuk menentukan korelasi pasrsial antara
Motivasi dan Kebiasaan Belajar.
H
:
ρ
2
= 0 Motivasi tidak berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa
pada mata pelajaran akuntansi. H
:
ρ
2
≠ 0 Motivasi berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
3. Rumusan hipotesis statistik untuk menentukan korelasi parsial antara
Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar. H : ρ
3
= 0 Kebiasaan Belajar tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran akuntansi. H
: ρ
3
≠ 0 Kebiasaan Belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi.
3.5.2.4 Koefisien Determinasi r
2
Perhitungan determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Rumus yang digunakan untuk mencari koefesien
determinasi adalah sebagai berikut : KD = � x
Riduwan,2013:228 Keterangan :
KD = Besarnya koefisien penentu determinan
r = Koefisien korelasi
Hasil persentase koefisien determinasi itu diartikan sebagai besarnya pengaruh yang diberikan variabel X dalam mempengaruhi variabel Y.
3.5.2.5 Uji t
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi untuk mengetahui apakah hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi. Artinya
sampel yang dipakai dapat di generalisasikan kepada populasi, maka diuji dengan menggunakan uji t.
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial. Rumus yang digunakan adalah dengan rumus t
hitung
sebagai berikut: �
ℎ� ��
= �√� −
√ − � Sudjana,2004:259
Keterangan : t
hitung
= Harga yang dihitung dan menunjukkan nilai standar deviasi dari distribusi t tabel t
n = Jumlah sampel
r = Nilai koefisien korelasi
Setelah diperoleh t
hitung ,
selanjutnya bandingkan dengan t
tabel
. Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai
berikut : 1.
Jika t
hitung
t
tabel ,
maka H ditolak H
1
diterima 2.
Jika t
hitung
≤ t
tabel
, maka H diterima H
1
ditolak Apabila t
hitung
t
tabel
maka koefisien korelasi parsial tersebut menunjukkan adanya pengaruh secara pasrsial antara sebagian variabel bebas dengan variabel
terikat. Begitu juga sebaliknya apabila t
hitung
≤ t
tabel
maka koefisien korelasi parsial tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh secara parsial antara sebagian variabel
bebas dengan variabel terikat.
108
Febry Regina Putri, 2014 Pengaruh Minat, Motivasi, dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimppulkan bahwa :
1. Minat belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi berada dalam
kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, tingkat minat belajar siswa berada pada kriteria sedang terhadap mata pelajaran
akuntansi. Perasaan senang, bersikap positif, penuh perhatian serta terpenuhinya kebutuhan pada mata pelajaran akuntansi juga berada pada
kategori sedang. 2.
Motivasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat
motivasi belajar siswa berada pada kriteria sedang terhadap mata pelajaran akuntansi. Durasi kegiatan belajar, frekuensi belajar, persistensi belajar,
kekuatan pendirian, devosi, tingkat aspirasi, tingkat kualifikasi prestasi dan arah sikap terhadap sasaran kegiatan pada mata pelajaran akuntansi juga
berada pada kategori sedang. 3.
Kebiasaan belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Cimahi berada dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum tingkat
kebiasaan belajar siswa berada pada kriteria sedang terhadap mata pelajaran akuntansi. Cara menerima pelajaran, membaca buku,
mengerjakan tugas,dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan tugas pada mata pelajaran akuntansi juga berada pada kategori sedang.
4. Minat belajar berpengaruh terhadap kebiasaan belajar siswa pada mata
pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 5 Cimahi.