Perbedaan Penerapan SAK Penuh berbasis IFRS dan SAK ETAP

commit to user 61 keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya. Usaha-usaha standar internasional ini dilakukan secara sukarela, saat standar internasional tidak berbeda dengan standar nasional, maka tidak akan ada masalah, yang menjadi masalah, apabila standard internasional berbeda dengan standard nasional. Bila hal ini terjadi, maka yang didahulukan adalah standar nasional.

D. Perbedaan Penerapan SAK Penuh berbasis IFRS dan SAK ETAP

Tabel 6. Perbedaan Penerapan SAK Penuh berbasis IFRS dan SAK-ETAP SAK UMUM SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan  Dengan adanya ED PSAK 1 di masa depan penyajian laporan keuangan mengikuti IFRS dengan perubahan antara lain,  Tidak ada lagi pos luar biasa pada neraca- Laba Rugi komprehensif- Cash flow metode langsung dianjurkan, dan tidak langsung.  Minimum pos yang harus ada di neraca lebih sedikit.  Silent terhadap pos luar biasa.  Laporan laba rugi tanpa harus menyajikan laba rugi komprehensif.  Cash flow dengan metode tidak langsung. commit to user 62 Aset Tetap dan Properti Investasi  Memberikan pilihan metode biaya atau revaluasi untuk aset tetap.  2. Metode Fair value untuk properti investasi.  Aset tetap, properti investasi menggunakan metode biaya kecuali ada ketentuan pemerintah yang mengharuskan model revaluasi diterapkan. Aset Tidak Berwujud  Saat ini aset tidak berwujud diamortisasi selama 20th.  ED PSAK 19 Terbit 2011.  Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas, tidak diamortisasi.  Aset tidak berwujud diamortisasi selama 10th.  Pengukuran menggunakan metode biaya. Instrumen Keuangan  Ruang lingkup: aset dan kewajiban keuangan.  Diklasifikasikan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan pinjaman yang diberikan.  Ruang lingkup; investasi pada efek tertentu- Klasifikasi perdagangan,dimilki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Hal tersebut mengacu pada PSAK no 50 1998.- Jauh lebih sederhana dibanding ketentuan PSAK 50 dan PSAK 55 revisi 2006 Persediaan LIFO tidak lagi diijinkan PSAK 14 revisi 2008 LIFO tidak diijinkan Ketentuan lainnya sama dengan PSAK Penurunan nilai Aset  Ruang lingkup kecuali; persediaan, aset yang timbul dari kontrak konstruksi, aset pajak tangguhan, aset yang  Ruang lingkup yang meliputi semua jenis aset kecuali aset yang timbul dari manfaat pensiun.  Tidak mengatur penurunan commit to user 63 timbul dari manfaat pensiun.  Penurunan nilai non persediaan.  Penurunan nilai unit penghasil kas dan goodwill. nilai goodwill.  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31. Laporan Keuangan Konsolidasian Diatur dalam PSAK 4Menggunakan metode ekuitas entitas asosiasi dan metode konsolidasi penuh untuk entitas anak. Tidak DiaturBila memiliki investasi atas asosiasi maupun subsidiary menggunakan metode ekuitas on line cosolidation. Sewa  Mengatur perjanjian yang mengandung sewa.  Klasifikasi berifat principle based.  Laporan keuangan lessee dan lessor  Tidak mengatur perjanjian yang mengandung sewa psak 8  Klasifikasi sewa; kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13 rule based  Laporan keungan lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 1990: Akuntansi Sewa Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjamanPengakuan dan kapitalisasi biaya pinjaman Biaya pinjaman langsung dibebankan. Imbalan Kerja Menjelaskan:  Imbalan kerja jangka pendek.  Imbalan pasca kerja, untuk  Tidak termasuk imbalan berbasis ekuitas.  Untuk mafaat pasti mengunakan PUC dan jika commit to user 64 manfaat pasti menggunakan PUC Project Unit Credit.  Imbalan jangka panjang lainnya.  Pesangon pemutusan kerja.  Imbalan berbasis ekuitas tidak bisa, menggunakan metode yang disederhanakan. Pajak Penghasilan  Menggunakan konsep pajak tangguhan.  Penagkuan dan pengukuran pajak kini.  Pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan  Menggunakan konsep hutang pajak  Tidak ada pengakuan dan pengukuran pajak tangguhan. Adanya SAK umum, SAK-ETAP, dan IFRS akan memudahkan bagi perusahaan atau entitas untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan aturan pada masing entitas, sehingga suatu perusahaan atau entitas mempunyai proporsi laporan keuangan yang sesuai dan memudahkan bagi pengguna laporan keuangan untuk memahaminya. Untuk entitas yang berakuntabilitas publik menerapkan SAK umum yaitu semua pelaku ekonomi di seluruh Indonesia contoh PT Multipolar Corporation merupakan perusahaan publik yang bergerak dibidang jasa, perdagangan dan kegiatan impor yang dapat dibandingkan langsung melalui laporan keuangan dilampirkan. Laporan keuangan yang berbasis IFRS penggunanya yaitu Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN. Sebagai contoh perusahaan yang bersekala internasional yang telah menerapkan IFRS secara penuh di tahun 2011 ini adalah PT Garuda Indonesia, diamana laporan keuangan dilampirkan GA di audit langsung oleh suatu departemen oleh konsultan keuangan khusus IFRS dan didaftarkan di Bursa Efek Indonesia. Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan commit to user 65 demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal cost of capital serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. sedangkan untuk entitas yang tidak berakuntabilitas publik menerapkan SAK-ETAP. Untuk UMKM pentingnya akuntansi bagi UMKM pengelolaan dana merupakan faktor kunci dalam keberhasilan UMKM. Kekurang-cermatan dalam pengelolaan laporan keuangan akan menyebabkan wirausahawan mencampurkan dana usaha dan dana pribadi. Pengelolaan dana yang buruk dapat mengakibatkan UMKM tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi tindak kecurangan yang terjadi. Oleh karena itu, hal yang dapat dimaklumi jika lembaga pemberian kredit selalu mensyaratkan UMKM bagi calon penerima kredit untuk menyampaikan informasi laporan keuangan. Dengan aplikasi ilmu akuntansi dan manajemen keuangan yang baik, pemilik UMKM dapat melihat kinerja perusahaan melalui laporan keuangan yang dibuat. Kinerja tersebut dapat diinterpresentasikan dalam output yang berbentuk financial statement laporan laba rugi, neraca, perubahan ekuitas dan arus kas. Sebagai contoh laporan keuangan perusahaaan PD. Matahari dimana PD tersebut telah menyajikan laporan keuangan privat yaitu untuk kepentingan diri sendiri dan tidak di publikasikan. Untuk entitas tanpa akuntabilitas publik, kebanyakan manfaat laporan keuangan adalah untuk pemilik. Dalam hal ini, penerapan persyaratan SAK yang konvergen dengan IFRSs untuk entitas tanpa akuntabilitas publik akan menghabiskan banyak biaya yang tidak akan sebanding dengan manfaatnya. Seperti misalnya pengukuran dengan nilai wajar, atau persyaratan pengungkapan informasi yang cukup banyak. Pengaturan dalam SA- ETAP berdasarkan pada prinsip pervasif. Dalam prinsip ini, Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan KDPPLK yang dalam SAK bukan merupakan bagian dari standar, dijadikan bagian dari standar ETAP yang memiliki kekuatan mengatur. Selain itu, SAK-ETAP masih menggunakan konsep biaya historis historical cost. commit to user 66

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua rumusan masalah. Pertanyaan penelitian pertama pertama yaitu perbedaan ruang lingkup antara SAK-ETAP, SAK- Umum, dan IFRS. Dari hasil penelitian terdapat perbedaan antara SAK umum, SAK- ETAP dan IFRS dengan adanya pembagian standar akuntansi keuangan umum SAK umum menjadi SAK-ETAP dan SAK Penuh Perusahaan dengan akuntabilitas publik, maka dikenal pembagian kelompok perusahaan yaitu entitas tanpa akuntabilitas publik ETAP dan entitas dengan akuntabilitas publik. Entitas berakuntabilitas publik ini juga mencakup perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan SAK-ETAP sendiri lebih mengarah tapi tidak hanya mencakup perusahaan dengan skala kecil dan menengah yang kesulitan menerapkan SAK umum secara menyeluruh. Adanya pemisahan tersebut disebabkan oleh konvergensi SAK umum ke full IFRS dengan tujuan untuk meminimalkan perbedaan antara SAK Indonesia dan IFRS sehingga laporan keuangan akan lebih mudah dipahami dan juga meningkatkan kualitas keterbandingan comparability terutama oleh user dari berbagai negara. Dengan kata lain, menganggap perbedaan antara SAK umum Indonesia dan IFRS masih tetap ada, namun konvergensi ke full IFRS meminimalkan perbedaan sehingga dapat memudahkan pembaca dalam memahami laporan keuangan tersebut. Tingginya jumlah UMKM, lemahnya akses ke perbankan serta hadirnya program konvergensi IFRS menuntut timbulnya SAK-ETAP. SAK-ETAP ini sesuai dengan anjuran World Bank, yang menyatakan bahwa tiap negara, minimum mempunyai dua standar akuntansi standar untuk perusahaan publik dan standar untuk entitas non publik, pengguna PSAK umum adalah entitas publik, sebagai pelaku ekonomi di seluruh Indonesia yang wajib patuh dan menerapkannya sesuai 65

Dokumen yang terkait

EVALUASI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA ALMAHA GARMENT & EMBROIDERY GRESIK

1 29 14

Rancangan penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) pada Usaha Kecil Dan Menengah (UKM): studi kasus pada konveksi As- Shaqi Pamulang

1 71 107

Implementasi laporan keuangan sesuai SAK ETAP(Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) pada CV.Sapta Putra Mekar

10 71 68

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM SYARIAH (KSPS).

0 4 18

Ilustrasi Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) sebagai Pedoman Pelaporan Keuangan pada CV Indo Karya.

1 3 18

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (STUDI KASUS PADA KOPERASI BATARI SOLO).

0 0 15

Modul & Presentasi - LEARN SAK ETAP

0 0 28

PEMAHAMAN PENGURUS KOPERASI TENTANG STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) PADA PEGAWAI BANK PERKREDITAN RAKYAT

0 0 15

PENERAPAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) CV. ISTANA KOMPUTER PALEMBANG -

1 2 92