Daya Pembeda Instrumen Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen

Astri Maharani, 2015 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Learning Together Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 20 dengan persentase sebesar 55. Kemudian kategori mudah terdiri dari nomor soal 1, 2, 3, 9, 10, 11, 12, 14, 17 dengan persentase 45. Dengan demikian, tingkat kesukaran instrumen dikatakan baik karena komposisi soal kategori sedang lebih besar dari pada komposisi soal kategori mudah. Hasil ringkasan tersebut secara keseluruhan dapat dikatakan cukup baik untuk tingkat kesukaran instrumen.

7. Daya Pembeda Instrumen

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus sebagai berikut: DP = Keterangan : DP = Daya Pembeda BA = Jumlah jawaban benar kelompok atas BB = Jumlah jawaban kelompok bawah JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa kelompok bawah Kriteria acuan untuk daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.8 Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat Jelek 0,00 DP ≤ 0,20 Jelek Astri Maharani, 2015 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Learning Together Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,20 ≤ ≤ 0,40 Cukup 0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik 0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Sangat Baik

8. Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membuktikan antara peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta didik yang memiliki kemampuan rendah. Hasil perhitungan daya pembeda instrumen dari item soal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Rentang Nilai Klasifikasi Nomor Soal Jumlah Persentase 0.00 – 0.20 Jelek 10 1 5 0.20 – 0.40 Cukup 1, 3, 7, 9, 11, 12, 14, 17, 19 9 45 0.40 – 0.70 Baik 2, 4, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20 9 45 0.70 – 1.00 Baik Sekali 13 1 5 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil pengujian daya pembeda instrumen bahwa soal dengan klasifikasi jelek terdiri dari soal nomor 10 dengan persentase sebesar 5 . Kemudian soal dengan klasifikasi cukup terdiri dari soal nomor 1, 3, 7, 9, 11, 12, 14, 17, 19 dengan persentase sebesar 45. Selanjutnya soal dengan klasifikasi baik terdiri dari soal nomor 2, 4, 5, 6, 8, 15, 16, 18, 20 dengan persentase sebesar 45. Dan soal dengan klasifikasi baik sekali terdiri Astri Maharani, 2015 Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Learning Together Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dari soal nomor 13 dengan persentase sebesar 5 . Hasil analisis soal tersebut menunjukkan kemampuan soal cukup baik dalam mengukur tingkat kemampuan peserta didik, sehingga secara keseluruhan soal tersebut layak dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini. 3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun

0 2 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN KEARSIPAN : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran

1 3 61

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cire

0 0 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

0 1 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

1 3 44

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun A

0 2 55

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN: Studi Eksperimen Kuasi pada Peserta Didik Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK N

0 6 37

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK BINA WARGA BANDUNG: Studi Kuasi Eksperimen Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Dan T

0 0 37

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN.

0 0 180