keterampilan. Koordinasi dapat menjadi lebih baik dengan berolahraga yang teratur Fait, 1967.
2.2.2. Glikolisis
Glikolisis bukan saja merupakan jalur utama bagi metabolisme glukosa yang menghasilkan produksi asetil-KoA dan oksidasi dalam siklus sitrat, tetapi
juga menjadi lintasan utama bagi metabolisme fruktosa dan galaktosa yang berasal dari makanan. Salah satu makna biomedis glikolisis menghasilkan ATP
dalam keadaan tanpa oksigen karena lintasan ini memungkinkan otot rangka bekerja pada tingkat kerja yang sangat tinggi saat oksidasi aerob tidak mencukupi,
dan memungkinkan jaringan yang memiliki kemampuan glikolisis bermakna tetap bertahan hidup melewati kondisi anoksia Mayes, 2003
A
. Menurut Mayes 2003
A
Semua enzim lintasan glikolisis ditemukan dalam fraksi ekstramitokondria sel yang bersifat larut air, yaitu sitosol. Enzim-enzim ini
mengatalisis berbagai reaksi yang terlibat didalam glikolisis menjadi piruvat dan laktat adalah sebagai berikut :
Glukosa memasuki lintasan glikolisis melalui fosfolirasi menjadi glukosa 6 fosfat, yang diselenggarakan oleh enzim heksokinase. Meskipun demikian,
dalam sel parenkim hati dan sel pulau langerhans pancreas, fungsi tersebut dilaksanankan oleh enzim glukokinase, yang aktivitasnya didalam hati dapat
dipicu serta dipengaruhi oleh perubahan status gizi. ATP diperlukan sebagai donor fosfat, dan seperti reaksi yang melibatkan fosforilasi, ATP beraksi kompleks Mg-
ATP. Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP akan digunakan dan dihasilkanlah ADP. Reaksi ini akan disertai dengan hilangnya energi bebas dalam
jumlah besar sebagai panas dan dengan demikian dalam kondisi fisiologi, reaksi tersebut bisa dianggap tidak revesibel. Heksokinase dapat dihambat secara
alosterik oleh produk reaksi glukosa 6 fosfat Mayes, 2003
A
. Heksokinase yang pada dasarnya terdpat didalam semua sel ekstrahepatik,
memiliki afinitas tinggi terhadap substratnya, yaitu glukosa. Enzim ini berfungsi menjamin pasokan glukosa bagi jaringan sekalipun pada konsentrasi glukosa
darah yang rendah, melalui fosforilasi semua glukosa yang masuk kedalam sel,
Universitas Sumatera Utara
dan dengan demikian mempertahankan gradient konsentrasi glukosa yang besar antara darah dengan lingkungan intrasel. Heksokinase bekerja pada anomer-
ά dan β-glukosa dan juga akan mengatalisis reaksi fosfolirasi jenis-jenis heksosa lain
sekalipun pada kecepatan yang jauh lebih rendah dibandingkan glukosa Mayes, 2003
A
. Glukokinase berfungsi mengeluarkan glukosa dari dalam darah setelah
makan. Berbeda dengan heksokinase, enzim ini mempunyai nilai aktifitas yang tinggi terhadap glukosa dan bekerja pada konsentrasi glukosa darah diatas 5
mmolL. merupakan enzim yang spesifik untuk glukosa Mayes, 2003
A
. Glukosa 6 fosfat merupakan senyawa penting yang dijumpai pada titik
temu antara berbagai lintasan metabolik. Dalam glikolisis, senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6 fosfat dengan bantuan enzim fosfoheksosaisomerase, yang
melibatkan reaksi isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya berkeja pada anomer- ά glukosa 6 fosfat Mayes, 2003
A
. Reaksi ini dikuti oleh reaksi fosforilasi lain dengan ATP, yang dikatalisis
oleh enzim fosfofruktokinase untuk menjadi frukstosa 1,6 bifosfat. Enzim ini yang aktifitasnya dianggap memiliki peran penting dalam refulasi laju glikolisis
Mayes, 2003
A
. Fruktosa 1,6 bifosfat akan dipecah menjadi dua senyawa triosa fosfat yaitu
gliseraldehid 3 fosfat dan dihirosiaston oleh enzim aldolase Mayes, 2003
A
. Gliseraldehid 3 fosfat dan hidrosiaseton fosfat akan mengalami
interkonvesi dengan bantuan enzim fosfotriosa isomerase. Glikolisis berlangsung melalui oksidasi gliseraldehid 3 fosfat menjadi 1,3 bifosfogliserat dan karena
aktivitas enzim fosfotriosa isomerase senyawa dihidrosiaseton juga dioksidasi menjadi 1,3 bifosfogliserat lewat gliseraldehip 3 fosfat Mayes, 2003
A
. Enzim yang bertanggung jawab atas proses oksidasi tersebut yaitu
gliseraldehid 3 fosfat dehidroginase, merupakan enzim yang bertanggung jawab pada NAD. Akhirnya melalui fosforolisis, ditambahkan fosfat anorganik sehingga
terbentuk 1,3 bifosfogliserat dan enzim bebas dengan gugus –SH yang sudah dibentuk kembali kemudian dibebaskan. Energi yang dibebaskan selama oksidasi
disimpan melalui pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi dalam posisi 1
Universitas Sumatera Utara
senyawa 1,3 bisfosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap dengan ADP yang dikatalisis oleh fosfogliserat kinase menyisakan senyawa 3 fosfogliserat.
Pada tahap ini satu molekul glukosa menhasilkan dua molekul ATP Mayes, 2003
A
. Senyawa 3 fosfogliserat yang dibentuk dari reasi diatas diubah menjadi 2
fosfogliserat oleh enzim fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3 bifosfogliserat merupakan intermedieat didalam reaksi ini Mayes, 2003
A
. Tahap berikutnya dikatalisis oleh enzim enolase dan melibatkan dehidrasi
serta pendistribusian energi didalam molekul, menaikan valensi fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi, sehingga terbentuk fosfoenolpiruvat. Enolase di
hambat oleh fluorida Mayes, 2003
A
. Fosfat berenergi tinggi pada fosfoenolpiruvat dipindahkan kepada ADP
oleh enzim piruvat kinase sehingga menghasilkan, pada tahap ini, dua molekul ATP per glukosa teroksidasi. Enolpiruvat yang terbantuk dalam reaksi ini
mengalami konversi menjadi keto piruvat. Peristiwa ini merupakan reaksi ninekuilibrium yang disertai hilangnya energi bebas dalam jumlah besar sebagai
panas, dan harus dianggap sebagai yang secara fisiologi tidak revesibel Mayes, 2003
A
.
2.3. Obesitas