Siapa saja target dari literasi media ini oleh KPID? Literasi media ini sudah dilakukan dimana saja?
Progo itu lebih ke isu-isu Pilkada. Kita lebih banyak mengundang, kalau
kita yang kesana itu tampaknya belum pernah. 7.
Sejauh mana remaja itu paham akan literasi media?
Salah satu alat ukur seberapa kritis remaja adalah kita punya data pengaduan. Jadi, semakin sadar masyarakat, semakin banyak masyarakat
melihat, banyak tayangan televisi dan radio yang negatif, seharusnya kalau mereka melihat itu, langsung diadukan ya. Jadi yang menjadi alat ukur
seberapa kritis, sebera paham literasi media kepada anak remaja ini berani mengadukan isi aduannya kepada KPID. Kemudian alat ukur yang kedua
saya kira praktik ya, anak-anak remaja harus terlihat tahu diri karena harus mengakses informasi yang positif dan negatif itu yang bisa dilakukan.
8. Kalau sampai saat ini, sudah berapa banyak aduan dari masyarakat?
Terus terang, saya belum menghitung. Tapi tahun kemarin 2015 surat aduan sekitar 150an. Saya yakin, suarat aduan pada tahun 2016 ini bisa semakin
melunjak ya. Saya prediksikan sekitar 300an, kurang-kurang dikit ya. Mungkin akhir tahun nanti kita hitung semuanya.
9. Seberapa jauh pengaruh positif literasi media bagi remaja?
Ya, perannya sangat besar sekali. Bahwasanya tanpa adanya gerakan literasi media dan gerakan literasi regulasi media ini masyarakat tentu saja akan
semakin satu pesimistis, kedua seluruh anak-anak dan remaja ini akan semakin terpengaruh oleh isi siaran dari berbagai tayangan yang saat ini luar
biasa mengkhawatirkan ya. Kita lihat bahwasanya tayangan-tayangan seperti ANTV, kemudian walaupun tayangan dari luar negeri ini ada
positifnya ya tapi saya kira banyak dampak negatifnya. ANTV kemudian Global TV, MNC TV, kemudian satu lagi RTV ini kan tayangan luar
negerinya cukup banyak ini. saya yakin itu dampaknya cukup variatif negatifnya, kemudian pada satu sisi program tayangan jakatanan, sinetron-
sinetronnya dan sebagainya itu juga cukup memprihatikan ya, terutama mereka ini stasiun TV ini menjual program-program sinetron yang satu
menjadikan anak-anak SMA anak-anak pelajar khususnya ini sebagai komuditas. Misalkan trend bagaimana ketika berpakaian yang funki-funki,
bertato, bertindih dan sebagainya muncul disana. Kemudian yang kedua bagaimana anak-anak remaja para remaja ini mengenal trend berpacaran.
Yang ketiga trend dimana mereka menjual kekerasan. Yang keempat atau terakhir adalah gaya mode tekhnologi hp, naik mobil, naik sepeda motor
yang anak jalanan misalkan dan lain sebagainya. Saya rasa 4 hal ini yang mereka perjualkan guna menggaet daya tarik dari remaja.