Penelitian Terdahulu GAMBARAN UMUM OBJEK PENELTIAN

51 Menonton Televisi di Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda. Dalam penelitian ini, pemahaman literasi media televisi oleh orang tua masih berada ditingkatan awal. Dimana orang tua ayah-ibu masih cenderung pasif menanggapi terpaan media dan juga hal pendampingan anak menonton. Dalam penelitian ini juga orang tua diharapkan mampu menerapkan literasi media dengan keterampilan mendampingi, menjelaskan, memilihkan dan mewujudkan kegiatan menonton anak serta pembatasan durasi menonton hingga pada mencari alternatif selain menoton televisi. Penelitian yang ketiga oleh Redatin Purwadi dengan judul penelitian Pengaruh Penggunaan Media Televisi terhadap Penyimpangan Nilai dan Perilaku Remaja Kekerasan, Seks dan Konsumtif di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menghasilkan bahwa remaja di Kota Yogyakarta masih banyak yang melakukan penyimpangan perilaku dimana remaja melakukannya cenderung secara permasif dan melakukan hal-hal yang dianggap tabu dalam masyarakat secara terang-terangan. Pada penelitian ini juga Purwadi menemukan bahwa penyimpangan yang disebabkan oleh media sebagian besar adalah masyarakat yang berusia 14-22 tahun 73,87 dan sering menonton acara-acara yang berbau seks 76,13, kekerasan 62,40 dan iklan 66,93. Penelitian terakhir yang peneliti gunakan sebagai acuan adalah masih menggunakan penelitian dari Redatin Purwadi namun dengan judul yang berbeda yaitu Potret Penggunaan Media Televisi pada Kalangan Remaja 52 menuju Dewasa Awal di Yogyakarta. Dalam penelitian ini pengaruh media televisi begitu besar. Dilihat dari penggunaan media televisi yang hingga bersamaan dengan waktu belajar yaitu jam 17.00-22.30. Selain itu juga sebesar 72 responden tergolong sering menonton acara-acara yang mengandung seks, 57,87 responden tergolong sering menontonnya di layar kaca dengan berbagai alasan antara lain mulai karena suka, dapat mempelajari trik-trik yang dilihat, merasa membutuhkan dan beranggapan bahwa adegan tersebut merupakan hal yang biasa bahkan bumbu yang diperlukan agar acara tersebut menarik untuk menonton. Selain itu, televisi juga besar pengaruhnya terhadap gaya hidup remaja dimana sebesar 47,60 cenderung konsumtif. 53

BAB III PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. PENYAJIAN DATA

Pada bab III ini, peneliti akan memaparkan mengenai bagaimana model literasi media oleh remaja yang dilakukan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta KPID DIY dan Rumah Sinema Yogyakarta. Data tersebut berupa data wawancara terhadap informan, observasi, dokumen, dan dokumentasi. Selain itu dalam bab III ini akan dipaparkan mengenai analisis data temuan yang diperoleh dengan teori yang digunakan pada kerangka teori pada bab I. Pada bab III ini, penyajian data akan disusun berdasarkan model literasi media bagi remaja oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta dan Rumah Sinema Yogyakarta. III.A.1 Model Literasi Media bagi Remaja Oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta KPID DIY Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta KPID DIY merupakan lembaga independen yang dibentuk pemerintah guna menjalankan tugas pokok yang tertera dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentunya memiliki tanggung jawab terhadap dunia penyiaran baik yang milik Negara maupun milik Swasta. KPID DIY selain mengawasi penyiaran yang ada di Indonesia, 54 mereka juga mempunyai tanggung jawab terhadap gerakan literasi media. Gerakan literasi media yang dilakukan oleh KPID ini tidak dikhususkan hanya kepada satu golongan saja, namun telah mencakup masyarakat secara luas yaitu anak-anak, remaja hingga dewasa. Pesatnya perkembangan media massa saat ini mendorong KPID DIY untuk aktif dalam melakukan pengawasan terhadap setiap isi siaran yang ditampilkan oleh televisi. Kehadiran media televisi ini tentunya membantu masyarakat untuk memperoleh informasi yang lebih. Namun kendati demikian, dengan beragam tayangan yang disajikan oleh media massa televisi mulai dari hiburan, kekerasan, konsumerisme, hingga mengajarkan remaja pada gaya hidup yang bermewah-mewahan. Berbicara mengenai hal tersebut, tentunya banyak tayangan televisi yang tidak sehat dan tidak layak untuk dikonsumsi hadir di tengah masyarakat khususnya remaja. Menyikapi hal tersebut, KPID DIY sebagai sebuah lembaga negara prihatin dengan perkembangan media yang sebagian besar acuh tak acuh terhdap perkembagan remaja saat ini. Sedangkan jika dilihat, remaja belum sepenuhnya memiliki pemahaman untuk mengelola pesan yang disampaikan media televisi melalui berbagai tayangan dengan variasi dampak yang dihadirkan. “Setiap tahunnya KPID mempunyai kegiatan atau program yang menjadi agenda wajib. Dimana setiap tahunnya KPID DIY hanya mempunyai agenda atau acara plot tanggalan hanya 9 kali diskusi publik, yang menghadirkan banyak tamu undangan dari kampus, ada