4.2 Pembahasan
Untuk menginterpretasi data diperlukan literatur yang menyangkut tentang Ultraviolet-Visible UV-Vis, Inframerah FT-IR dan Resonansi Magnetik Inti Proton
1
H-NMR. Penggabungan dari teori spektroskopi ini digunakan untuk menentukan struktur dari senyawa yang diisolasi.
Spektrofotometer Ultraviolet-Visible UV-Vis digunakan untuk menentukan golongan dari flavonoida. Spektrofotometer Inframerah FT-IR digunakan untuk
menganalisa gugus fungsi yaitu gugus fungsi dari aromatik yaitu C=C, hidroksida, karbonil, dan eter. Spektrofotometer Resonansi Magnetik Inti Proton
1
H-NMR digunakan untuk memberikan informasi tentang keadaan dari proton yang
bertetangga, dan melihat adanya penjodohan dari proton-proton yang terjadi dalam bentuk singlet, doublet, triplet. Untuk membuktikan adanya proton vinilik pada data
1
H-NMR dapat dilihat pada daerah δ = 4,5 – 6,5. Hal ini juga dapat didukung dengan
adanya senyawa pembanding yang terdapat pada lampiran 11Weininger,1972.Selain itu posisi substituen di cincin A R= vinilik, OH, dan O-CH
3
dapat berubah-ubah. Hal ini dikarenakan belum diketahuinya posisi yang tepat dari struktur tersebut.
Maka kombinasi dari data Spektrofotometer Ultraviolet-Visible UV- Vis,Spektrofotometer Inframerah FT-IR,dan Spektrometer
1
H-NMRdapat meramalkan struktur dari senyawa flavonoida hasil isolasi.
Dari hasil interpretasi spektrum UV-Visible dengan pelarut metanol Gambar 4.1memberikan panjang gelo
mbang λ maks 253,0 nm untuk pita II. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa hasil isolasi sesuai dengan spektrum UV-Visible dari
senyawa pembanding flavonoida yaituisoflavon Lampiran 8.
Hasil interpretasi Spektrum Infra Merah dan Spektrum Resonansi Magnetik Inti Proton
1
H-NMR senyawa hasil isolasi dengan menggunakan pelarut Metanol dalam standar TMS dapat diperoleh yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Pergeseran kimia pada daerah δ= 8,5473 ppm dengan puncak singlet
menunjukkan proton dari H-2 pada cincin C dalam struktur isoflavon senyawa hasil isolasi. Hal ini dapat didukung dengan adanya senyawa pembanding yang terdapat
pada lampiran 11.Hal ini juga dapat didukung oleh spektrum infra merah pada bilangan gelombang 3342 cm
-1
denganpuncak kecil menunjukkan adanya vibrasi ulur –OH dan pada bilangan gelombang 1724 cm
-1
dengan puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur C=O.
Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,7612-7,0375 ppm terdapat dua puncak
doublet, dalam hal ini sulit untuk menentukan peak yang mana menunjukkan proton- proton dari H-2’ dan H-6’ pada cincin B dalam struktur isoflavon senyawa hasil
isolasi. Sehingga dipilih peak doublet pada δ = 6,7612-6,7768 ppm. Hal ini dapat
didukung dengan adanya senyawa pembanding yang terdapat pada lampiran 11. Hal ini juga didukung oleh spektrum infra merah pada bilangan gelombang 2933 cm
- 1
dengan puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus C-H stretching dan pada bilangan gelombang 1211 cm
-1
dengan puncak kecil menunjukkan adanya vibrasi ulur C-O.
Pergeseran kimia pada daerah δ = 6,6834-6,7002 ppm dengan puncak doublet
menunjukkan proton-proton dari H-3’ dan H-5’ pada cincin B struktur isoflavon senyawa hasil isolasi. Hal ini dapat didukung dengan adanya senyawa pembanding
yang terdapat pada lampiran 11. Hal ini juga didukung oleh spektrum infra merah pada bilangan gelombang 1450-1600cm
-1
dengan puncak tajam menunjukkan adanya vibrasi ulur C=C aromatik.
Pergeseran kimia pada daerah δ = 5,4031 ppm dengan puncak singlet
menunjukkan proton dari H pada vinilik struktur isoflavon senyawa hasil isolasi.Hal ini dapat didukung dengan adanya senyawa pembanding yang terdapat pada lampiran
11. Hal ini juga didukung oleh spektrum infra merah pada bilangan gelombang 1654 cm
-1
dan 979 cm
-1
dengan puncak kecil menunjukkan adanya vibrasi ulur gugus vinil. Pergeseran kimia pada daerah
δ = 3,6469-3,6819 ppm dengan puncak singlet menunjukkan proton dari H pada gugus metoksi –OCH
3
. Hal ini juga didukung oleh spektrum infra merah pada bilangan gelombang 840 cm
-1
dengan puncak sedang menunjukkan adanya vibrasi ulur C-H bending.
Universitas Sumatera Utara
Pergeseran kimia pada daerah δ = 1,3030 ppm dan 1,8971 ppm dengan puncak
singlet menunjukkan proton dari gugus metil CH
3
pada struktur vinilik dekat dengan cincin A dalam struktur isoflavon senyawa hasil isolasi. Hal ini juga didukung oleh
spektrum infra merah pada bilangan gelombang 675-642 cm
-1
dengan puncak kecil menunjukkan adanya vibrasi ulur eter.
Berdasarkan analisis data dan interpretasi yang dilakukan pada spektrum Ultraviolet-Visible UV-Vis, Inframerah FT-IR, dan
1
H-NMR, maka diduga bahwa senyawa hasil isolasi dari daun tumbuhan pirdot adalah senyawa flavonoida golongan
isoflavon, yang struktur senyawanya kemungkinan adalah sebagai berikut :
O
O
1 2
3 4
5 6
8 9
10 1
H
7
R
A C
OH
H H
H
2 3
4 5
6
B
H
Gambar 4.4 Struktur Senyawa Hasil IsolasiIsoflavon
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan