Pembahasan Hasil pengumpulan data pada bulan Oktober yang dilakukan di Ruang Rekam

5.2 Pembahasan Hasil pengumpulan data pada bulan Oktober yang dilakukan di Ruang Rekam

Medis RSUP Haji Adam Malik Medan didapatkan bahwa pada tahun 2015 ditemukan sebesar 132 sampel kelahiran hidup. Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut,hanya 83 rekam medik yang termasuk dalam kriteria inklusi yaitu rekam medik ibu hamil melahirkan yang tercatat tekanan darahnya dan tanpa adanya penyakit pada kehamilan kecuali preeklampsia. Pada penelitian ini ibu yang melahirkan sebanyak 29 orang menderita preeklampsia dimana yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR sebanyak 17 orang 58,6 dan yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal BBLN sebanyak 12 orang 41,4. Sedangkan ibu hamil yang tidak menderita preeklampsia berjumlah 54 orang yaitu sebanyak 19 orang 35,3 yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR dan sebanyak 35 orang 64,8 yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal BBLN. Kemudian data yang kami peroleh untuk Antenatal Care terdapat 83 orang ibu hamil, dimana diantaranya terdapat 74 orang 89.2 tidak teratur menjalani Antenatal Care dan 9 orang 10,8 teratur menjalani Antenatal Care. Dari 9 orang yang teratur menjalani Antenatal Care terdapat 2 orang 22,2 mengalami preeklampsia pada kehamilan dan 7 orang 77,8 tidak mengalami preeklampsia pada kehamilan, kemudian untuk hubungannya dengan berat bayi lahir terdapat 3 orang 33.3 bayi berat lahir rendah BBLR, dan terdapat 6 orang 66.7 bayi berat lahir normal BBLN. Dari data yang kami peroleh membuktikan pada sample penelitian kami Antenatal Care mempengaruhi hasil berat bayi yang dilahirkan oleh si ibu, namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai tekanan darah ibu saat kehamilan. Preeklampsia merupakan penyakit kehamilan yang sangat berbahaya dan dapat Universitas Sumatera Utara mengakibatkan kematian pada ibu maupun janin yang dikandungnya. 25 Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia sekitar 3-10. Selain itu, preeklampsia sangat mempengaruhi keadaan tubuh janin atau bayi yang dilahirkan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dikatakan bahwa terdapat 43 kelahiran prematur atas indikasi preeklampsia. Hal ini dikarenakan preeklampsia menyebabkan berkurangnya aliran darah ke plasenta. Keadaan ini diperjelas dengan kegagalan arteri spiralis di miometrium untuk dapat mempertahankan struktur muskuloelastisitasnya dan berkembangnya atheroma akut pada segmen miometrium dari arteri spiralis. Kedua hal tersebut akan menyebabkan infark plasenta dan bisa mengakibatkan kematian pada janin. Selain itu, pasien preeklampsia sering mengalami kenaikan tonus dari otot uterus dan kepekaan terhadap perangsangan sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur yang diindikasikan. 25 Hal ini bisa dibuktikan dengan data penelitian ini yaitu dari 17 58,6 bayi yang lahir dengan berat bayi lahir rendah, 29 orang 100 diantaranya dilahirkan oleh pasien preeklampsia. Hubungan nilai tekanan darah ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah BBLR dalam penelitian ini membuktikan bahwa terdapatnya hubungan preeklampsia dengan kejadian BBLR yaitu dengan derajat signifikasinya 5. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa preeklampsia pada ibu berhubungan dengan kejadian BBLR. Hal ini sesuai dengan teori karena pada ibu dengan preeklampsia perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, dimana salah satu manifestasinya adalah berat bayi lahir rendah BBLR. 29 Beberapa peneliti juga telah melaporkan angka kejadian hubungan BBLR dengan penderita preeklampsia di Indonesia. Diantaranya penelitian yang dilakukan di RSUD Waled Kabupaten Cirebon hasil statistik yaitu p-value 0,0013 p 0,05 , hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara preeklampsia dengan berat bayi lahir rendah. Hal ini juga Universitas Sumatera Utara sesuai dengan teori yang dikemukakan Poole yang menuliskan bahwa preeklampsia akan berpengaruh terhadap degenerasi plasenta lebih dini dan memungkinkan terjadinya IUGR pada janin. Secara lebih dijelaskan bahwa preeklampsia berkaitan dengan perubahan fisiologis kehamilan seperti peningkatan volume plasma darah misalnya. Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal. Perubahan ini membuat perfusi organ menurun, termasuk perfusi ke unit janin uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Pada ibu hamil dengan preeklampsia mengalami vasokontriksi pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya gangguan perfusi plasenta dalam bentuk iskemia uteroplasenter. Aliran darah yang berisi nutrisi maupun oksigen sangat penting artinya untuk tumbuh kembang janin dalam uterus. Dengan demikian dapat terjadi gangguan tumbuh kembang janin dan bayi akan lahir dengan berat bayi lahir rendah. 30 Hasil penelitian lain yaitu dilakukan di RSUD Sragen juga menunjukkan bahwa ibu yang menderita preeklampsia mempunyai resiko lebih tinggi terjadinya kelahiran berat bayi lahir rendah 3, 25 kali lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang tidak menderita preeklampsia. Hal ini juga sesuai dengan teori karena di dalam uterus, vasokontriksi yang disebabkan oleh hipertensi akan menurunkan aliran darah uterus dan lesi vasikular terjadi di dasar plasenta, menyebabkan terjadinya abrupsio plasenta yang mengakibatkan terjadi retriksi pertumbuhan janin. Keluarnya hormon juga terganggu dengan menurunnya fungsi plasenta dan keadaan ini memiliki komplikasi yang serius terhadap kehidupan janin. Kombinasi tersebut sering mengakibatkan kelahiran prematur dan berkontribusi pada berat badan lahir bayi. 30 Penelitian lain juga telah melaporkan angka kejadian preeklampsia dengan BBLR di Indonesia, diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, yaitu hasil uji statistik dengan chi square didapatkan nilai p = 0,045. Nilai p 0,05 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Universitas Sumatera Utara preeklampsia pada ibu hamil terhadap kejadian bayi berat lahir rendah BBLR. 31 Teori lain menyebutkan bahwa bila preeklampsia terjadi pada trimester kedua atau kurang bulan dimana terjadi gangguan dalam jalannya destruksi sel trofoblas ke dalam arteri spiralis dan arteriolinya, maka sangat memungkinkan bila terjadi retriksi pertumbuhan janin. Namun bila preeklampsia terjadi pada usia kehamilan cukup bulan, maka fungsi plasenta telah cukup kokoh untuk tetap mengalirkan nutrisi dan oksigen meskipun terjadi vasokontriksi. Hal tersebut yang menyebabkan preeklampsia pada usia kehamilan cukup bulan akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang relatif normal. Pada penelitian ini ditemukan bayi dengan berat badan lahir cukup walaupun dilahirkan oleh ibu dengan preeklampsia. Hal bisa disebabkan karena faktor luar lain misalnya status gizi ibu yang baik, dimana bisa diketahui dari berat badan dan index masa tubuh ibu, yang mengakibatkan bayinya mendapatkan asupan gizi yang sangat cukup pada masa kehamilannya. Selain itu bisa diakibatkan pula akibat kenaikan tekanan darah yang tidak terlalu tinggi atau belum lamanya hipertensi, sehingga gangguan aliran nutrisi yang diakibatkan preeklampsieklampsi tidak terlalu berpengaruh. Yang juga memiliki adil dalam menjaga kondisi janin adalah ANC antenatal care yang baik. Bila ibu secara rutin melakukan ANC, maka deteksi terhadap gangguan masa kehamilan dapat ditangani lebih awal. 30 Akhirnya, berdasarkan beberapa hasil penelitian lain dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa teori dan hasil penelitian terdahulu yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara preeklampsia pada ibu yang melahirkan dengan kejadian BBLR. Hal ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan yang lebih detail dan spesifik untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian bayi berat lahir rendah BBLR. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN