35
e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar
utang. f.
Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan hutang.
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke
waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode. h.
Untuk melihat kelemahan yang dimiliki persahaan dari masing komponen yang ada di aktiva lancar dan hutang lancar.
i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki
kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini. Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana kreditor, investor,
distributor dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.
c. Jenis Rasio Likuiditas
a. Rasio Lancar Current Ratio
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rumus dari current ratio:
36
Tabel 3.1 Current Ratio
Komponen Laporan Keuangan
2014 2015
Current Assets 2.186.781.529.402
1.622.778.002.444 Current Liabilities
1.971.550.050.500 1.863.289.650.198
Current ratio
112 87
Sumber :Hasil penelitian, 2016 Data Diolah
Tahun 2014 =
2.186.781.529.402 1.971.550.050.500
X 100 =
1,12 atau 112 Tahun 2015
=
1.622.778.002.444 1.863.289.650.198
X 100 =
0,87 atau 87 Current ratio tahun 2014 sebesar112 dan tahun 2015 sebesar 87. Hal tersebut
berarti setiap 1,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 112,- pada tahun 2014 dan Rp 87,- pada tahun 2015. Nilai current ratio dari tahun 2014 ke
tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 25. Hal ini disebabkan karena jumlah aktiva lancar mengalami penurunan dari tahun 2014-2015, turunnya kas PT
Perkebunan Nusantara IV disebabakan oleh pembayaran kewajiban perusahaan.
b. Rasio Cepat Quick Ratio
Rasio Cepatmerupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar utang jangka pendek
dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan inventory. Hal ini berarti nilai sediaan diabaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar.
37
Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rumus dari quick ratio:
Tabel 3.2 Quick Ratio
Komponen Laporan Keuangan
2014 2015
Current Assets 2.186.781.529.402
1.622.778.002.444 Inventory
344.397.721.276 287.990.632.688
Current Liabilities 1.971.550.050.500
1.863.289.650.198
Quick ratio 93
71
Sumber :Hasil penelitian, 2016 Data Diolah
Tahun 2014 =
2.186.781.529.402 −344.397.721.276
1.971.550.050.500
= 0,93 atau 93
Tahun 2015 =
1.622.778.002.444 −287.990.632.688
1.863.289.650.198
= 0,71
���� 71 Quick ratio tahun 2014 sebesar 93 dan tahun 2015 sebesar 71. Hal tersebut
berarti setiap 1,- utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang likuiditasnya paling likuid sebesar Rp 93,- untuk tahun 2014 dan Rp 71,- untuk tahun 2015.
Nilai quick ratio dari tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 22. Penurunan quick ratio dikarenakan menurunya aktiva lancar PT Perkebunan
Nusantara IV, turunya kas tersebut disebabkan oleh pembayaran kewajiban jangka pendek.
38
c. Rasio Kas Cash Ratio