Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid Isolasi Steroid/Triterpenoid dari Sponge Chalinula Sp dan Identifikasi secara Spektrofotometri Ultraviolet dan Inframerah

36

4.6 Isolasi Senyawa SteroidTriterpenoid

Isolasisenyawa steroidtriterpenoid dilakukansecara KLT preparatif menggunakan fase gerak n-heksan-etilasetat 80:20 dan sebagai penampak bercak pereaksi Liebermann-Burchard. Kromatogram hasilKLT preparatif dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Kromatogram hasilKLT preparatif Keterangan: Fasediam: silika gel 60 GF 254 , fasegerak: n-heksan-etilasetat 80:20, penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan. Isolat yang dihasilkan menunjukkan noda tunggal berwarna merah ungu dengan penambak bercak pereaksi Liebermann-Burchard yang merupakan golongan senyawa triterpenoid dengan harga Rf 0,60. tp bp Universitas Sumatera Utara 37 Kromatogram isolat hasilKLT preparatif dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Kromatogram isolat hasilKLT preparatif Keterangan: Fasediam: silika gel 60 F 254, fasegerak: n-heksan-etilasetat 80:20,penampak bercak Liebermann-Burchard, tp = titik penotolan,bp=batas pengembangan. 4.7Uji Kemurnian Isolat Secara KLT Dua Arah Isolat yang diperoleh diuji kemurniannya secara KLT dua arah. Uji kemurnian isolat secara KLT dua arah menggunakan dua sistem pengembang fase gerak yang berbeda sifat kepolarannya. Fase gerak I digunakan n-heksan- etilasetat 80:20 dan fase gerak II digunakan benzen-etilasetat 80:20 dengan penampak bercak digunakan pereaksi LBLiebermann-Burchard. Hasil KLT dua arah menunjukkan satu noda berwarna merah ungu dengan harga Rf 0,55. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa triterpenoidyang diperoleh sudah murni.Kromatogram hasil KLT dua arah dapat dilihat pada Gambar 4.4. tp bp Universitas Sumatera Utara 38 Gambar 4.4 Kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat murni Keterangan: Fase diam silika gel 60 F 254 , fase gerak I = n-heksana-etilasetat 80:20, fase gerak II = benzen-etilasetat 80:20 , penampak bercak Liebermann–Burchard, tp = titik pentotolan, bp1 = batas pengembangan 1, bp2 = batas pengembangan 2, A1= arah pengembangan pertama, A2 = arah pengembangan kedua.

4.8 Identifikasi Isolat Secara Spektrofotometri Ultraviolet