Metode Analisis Data Profil PTPN III

3.2 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, metode pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data time series yang diperoleh dari Perusahaan Perkebunan PTPN III. Data sekunder di peroleh dari instansi seperti Dinas Perkebunan Sumatera Utara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumatera Utara, dan Kepustakaan dan sumber tertulis lainnya berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini, dampak volume penjualan ekspor CPO, biaya produksi, harga dan pendapatan perusahaan akan di lihat dalam jangka waktu 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah diterapkannya RSPO. Hal ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat volume penjualan ekspor CPO, biaya produksi, harga dan pendapatan dalam kurun waktu yang telah ditentukan sehingga dapat di lihat secara signifikan perbedaan sebelum dan sesudah penerapan RSPO. Tabel 6. Data sekunder yang dikumpulkan No. Jenis Data Sumber Data 1. Data Volume Penjualan Ekspor CPO Kg Kantor Pusat PTPN III 2. Data Biaya Produksi CPO Rp Kantor Pusat PTPN III 3. Harga CPO Rp Kantor Pusat PTPN III 4. Pendapatan Rp Kantor Pusat PTPN III

3.3. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis1, dampak penerapan RSPO terhadap volume penjualan ekspor CPO, biaya produksi CPO, harga CPO dan pendapatan di PT. Perkebunan Nusantara III, digunakan uji beda rata-rata Compare Means dengan alat bantu SPSS versi 16. Karena berasal dari dua sampel yang sama maka Uji beda rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Dependent sample T-test Paired sample T-test memiliki rumus : Universitas Sumatera Utara Keterangan : = rata – rata harga jual, jumlah penjualan, , biaya produksi, harga dan pendapatan setelah bersertifikat RSPO = rata – rata harga jual, jumlah penjualan, biaya produksi, harga dan pendapatan sebelum bersertifikat RSPO = varians jumlah harga jual, jumlah penjualan, biaya produksi, harga dan pendapatan setelah bersertifikat RSPO = varians jumlah harga jual, jumlah penjualan, biaya produksi, harga dan pendapatan sebelum bersertifikat RSPO = jumlah observasi data pertama dan kedua Dengan kriteria uji: Jika t-hitung ≤ t-tabel, maka H diterima dan H 1 Jika t-hitung t-tabel, maka H ditolak. ditolak dan H 1 Dengan α 0,05 diterima. Hipotesis yang diajukan adalah : H : tidak ada perbedaan tingkat volume penjualan ekspor, biaya produksi, harga dan pendapatan sebelum menerapkan RSPO H 1 : ada perbedaan tingkat volume penjualan ekspor, biaya produksi, harga dan pendapatan sebelum menerapkan RSPO Untuk menganalisis hipotesis 2 dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengetahui prinsip-prinsip apa saja yang harus dipenuhi PT. Perkebunan Nusantara III dalam menerapkan RSPO. Universitas Sumatera Utara

3.4 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka dibuat definisi dan bahasan operasional sebagai berikut:

3.4.1 Definisi

1. RSPO adalah berbasis kinerja bukan berbasis manajemen sistem dan prosedur operasi seperti lembaga sistem verifikasi lainnya. 2. Perkebunan bersertifikat RSPO adalah perkebunan yang telah melewati dan lulus proses sertifikasi yakni PTPN III. 3. Produktivitas adalah suatu konsep yang menunjang adanya keterkaitan hasil kerja dengan sesuatu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari tenaga kerja. 4. Jumlah Output adalah jumlah CPO yang dihasilkan dalam proses produksi. 5. Biaya Produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. 6. Harga penjualan adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh CPO dengan satuan Rpton atau Uton. 7. Penerimaan merupakan hasil dari perkalian jumlah output yang dihasilkan dengan harga penjualan dalam satuan Rp. 8. Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan dengan total biaya yang harus dikeluarkan dalam satuan Rp. 9. Volume penjualan CPO adalah jumlah CPO yang dibeli konsumen dalam satuan ton. Universitas Sumatera Utara

3.4.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah di PT. Perkebunan Nusantara III 2. Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013. Universitas Sumatera Utara BAB IV PROFIL PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III PTPN III

4.1 Profil PTPN III

PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III Persero, merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III Persero, PT Perkebunan IV Persero , PT Perkebunan V Persero disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan Nusantara III Persero. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT Perkebunan Nusantara III Persero yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara. 27 Universitas Sumatera Utara PTPN III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet pada tahun 2009 dengan areal seluas 161.080,06 Ha. Budidaya kelapa sawit diusahakan pada areal seluas 106.431,57Ha, karet 38,401,91 Ha dan areal lain-lain 16.246,58 Ha. Selain penanaman komoditi pada areal kebun sendiri. PTPN III juga mengelola areal Plasma milik Petani seluas 19.553,94 Ha untuk tanaman kelapa sawit dan tanaman karet 9.150,80 Ha. PT Perkebunan Nusantara III Persero didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2- 8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No. 8674 Tahun 1996. Tabel 7. Areal Tanaman, Luas dan Produksi Areal Tanaman Luas Ha Produksi Ton -Kebun Sendiri 105.067,57 CPO : 393.594 Inti Sawit : 81.852 - Plasma 10.403,14 CPO : 123.742 Inti Sawit : 27.019 Karet: 37.856,16 - Kebun Sendiri Kebun Sendiri : 39.010 Karet Kering - Kebun Plasma 9.150,80 Kebun Plasma : 961 Sumber : PTPN III, 2012 PTPN III memiliki 34 Kebun sebagai berikut: Kebun Sei Meranti, Kebun Sei Daun, Kebun Torgamba, Kebun Bukit Tujuh, Kebun Sei Baruhur, Kebun Sei Kebara, Kebun Aek Torop, Kebun PIR Aek Raso, Kebun Sisumut, Kebun Aek Nabara Utara, Kebun Aek Nabara Selatan , Kebun Rantau Prapat, Kebun Membang Muda, Kebun Labuhan Haji, Kebun, Merbau Selatan, Kebun Sei Dadap, Kebun Pulau Mandi, Kebun Ambalutu, Kebun Sei Silau, Kebun Bandar Universitas Sumatera Utara Selamat, Kebun Huta Padang, Kebun Dusun Hulu, Kebun Bangun, Kebun Bandar Betsy, Kebun Gunung Pamela, Kebun Gunung Manaco, Kebun Silau Dunia, Kebun Gunung Para, Kebun Sungai Putih, Kebun Sarang Giting, Kebun Tanah Raja, Kebun Rambuatan, Kebun Hapesong danKebun Batang Toru. Selain Unit usaha kebun PTPN III juga memiliki sejumlah 21 unit pabrik pengolahan : 1. Pabrik Kelapa Sawit 11 unit 2. Pabrik Sheet 6 unit 3. Pabrik Crumb Rubber Low Grade 2 unit 4. Prabik Centrifuge LateksLateks pekat 2 unit Pasar penjualan CPO PTPN III lebih dominan dipasar domestik lokal tetapi jumlahnya tidak jauh berbeda dengan pasar ekspor. Tujuan ekspor CPO PTPN III yaitu India, China, Eropa, Pakistan, Sri lanka dan Singapure. Penjualan Ekspor CPO dapat dilihat pada tabel 10. Untuk sebelum dan sesudah penerapan RSPO dapat dilihat pada tabel 8 dan 9. Tabel 8. Luas Lahan, Produksi, Produktivitas TBS Dan Produksi CPO PTPN III Sebelum Menerapkan RSPO Tahun Luas Areal Ha Produksi TBS Ton Produktivitas TBS TonHa Produksi CPO Ton 2007 70,364.56 1,423,109.00 20.22 342,033.65 2008 67,815.38 1,516,796.00

22.37 366,074.40

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas dan Konsistensi Mutu Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit Pt. Perkebunan Nusantara III (Persero) Sei Mangkei Perdagangan

9 90 41

Analisis Hukum Terhadap Kewajiban Sertifikasi ISPO (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL) Dalam Kaitannya Dengan Pertumbuhan Investasi Sektor Perkebunan Kelapa Sawit Di Indonesia (Studi Pada PT. REA KALTIM PLANTATION – Jakarta)

7 96 190

Analisis Komparasi Pendapatan Antara Perkebunan Bersertifikat Dengan Perkebunan Tidak Bersertifikat Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) (Studi Kasus: PT Perkebunan Nusantara Di Sumatera Utara)

7 73 123

Analisis Konsistensi Mutu Dan Rendemen Crude Palm Oil (CPO) Di Pabrik Kelapa Sawit Rambutan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO)

12 54 85

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 11

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 1

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 9

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 12

Dampak Penerapan Rspo (Roundtable On Sustainable Palm Oil) Terhadap Volume Penjualan Ekspor CPO Dan Pendapatan Di Perusahaan Perkebunan Negara (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III)

0 0 2

Analisis Implement Asi Prinsip dan Kriteria Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO) pada Perkebunan Sawit Rakyat

0 0 11