ANALISA TATA GUNA LAHAN KORIDOR JALAN SETIABUDI MEDAN KESIMPULAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. ANALISA TATA GUNA LAHAN KORIDOR JALAN SETIABUDI MEDAN

Koridor Jalan Setiabudi ini merupakan kawasan yang padat. Hal ini disebabkan oleh lahan yang ada di sepanjang koridor Jalan Setiabudi ini terisi oleh gedungkawasan komersil. Sebagaimana kita tahu, kawasan komersil bisa membuat kepadatan aktifitas di sekitar koridor tersebut semakin meningkat. Hal ini juga mennyebabkan menjadi semakin banyaknya aktivitas yang terjadi di sepanjang koridor tersebut. Dengan semakin banyaknya aktivitas, hal ini berdampak pula pada meningkatnya aktivitas kendaraan. Berbagai macam hal yang berkesinambungan inilah yang menyebabkan seringnya terjadi kemacetan di sepanjang koridor ini. Melihat dari fungsi bangunan yang ada di sepanjang koridor ini seperti pertokoan, sekolah, restoran, pasar, dll, sudah cukup menjelaskan mengapa kawasan ini menjadi kawasan yang cukup padat. Semua ini tidak menjadi masalah ketika terdapat fasilitas parkir yang cukup memadai. Kalau kita analisa, hampir seluruh bangunan di sepanjang koridor ini memiliki sempadan nol. Hal ini memaksa pengendara untuk memarkirkan kendaraannya di badan jalan atau on street parking.

4.2. ANALISA POLA PARKIR

Ada beberapa jenis parkir yang umum digunakan di ruang kota, yaitu parkir tegak lurus, parkir paralel, parkir sudut, atau on street parking. Untuk kasus yang terjaid di koridor Jalan Setiabudi, jenis parkir yang umum digunakan adalah on street parking. On street parking merupakan jenis parkir yang terletak di badan jalan atau memakai bagian jalan. Mengingat di sepanjang koridor Jalan Setiabudi mayoritas bangunannya memiliki sempadan nol, mengharuskan pengemudi harus memarkirkan kendaraannya di badan jalan. Menganut kepada peraturan yang ditetapkan oleh Dirjen Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan 1996, yang menyatakan bahwa jika kategori jalan arteri sekunder biasanya memiliki 8 meter hanya dapat difungsikan untuk satu lapis on street parking. Kondisi koridor jalan di Jalan Setiabudi hanya memungkinkan untuk satu lapis kendaraan yang dapat diparkirkan di badan jalan. Tapi Universitas Sumatera Utara kenyataannya, banyak pengendara yang melanggar peraturan tersebut dan memaksa memarkirkan kendaraannya di badan jalan walaupun telah lebih dari satu lapis kendaraan. Biasanya ini terjadi di beberapa kawasan komersil yang memiliki aktivitas paling padat. Sehingga, di jam dan waktu tertentu beberapa kawasan ini menjadi biang kemacetan di koridor Jalan Setiabudi. Titik-titik ekstrim tersebut antara lain adalah Sekolah Shafiyyatul Amaliyyah, Pasar Setiabudi, dan Mie Aceh Titi Bobrok.

4.2.1. Sekolah Shaffiyatul Amaliyah Medan

Gambar 4.1. Peta Shaffiyatul Amaliyah Medan yang terletak di persimpangan Jalan Setiabudi dan Jalan Dr. Mansyur Sumber : Google Earth Universitas Sumatera Utara Sekolah Shaffiyatul Amaliyah Medan merupakan sekolah swasta yang terletak berdekatan dengan simpang Jalan Setiabudi dengan Jalan Dr. Mansyur. Sekolah ini juga terletak berdekatan dengan lampu lalu lintas. Jadi sudah sewajarnya di sekitar kawasan Sekolah Shaffiyatul terkena imbasnya, yaitu kemacetan. Kemacetan yang terjadi di Shaffiyatul pada peak hour 07.00 - 08.00 dan 16.00 - 17.00 sudah tak terelakkan lagi, dikarenakan sistematuran parkir yang telah dilanggar oleh pihak gedung. Sekolah Shaffiyatul memang telah menyediakan tempat parkir, tetapi tidak cukup untuk menampung seluruh kendaraan yang berkunjung pada saat jam - jam tertentu. Hal ini terbukti, di saat aktivitas di sekolah tersebut telah selesai, kondisi jalan di sekitar Sekolah Shaffiyatul menjadi lancar dan minim kemacetan. Ini dapat terlihat di foto berikut ini : Gambar 4.2. Suasana jalan raya di depan Shafiyyatul Amaliyah yang tidak terjadi kemacetan ketika sekolah sedang libur. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016 Foto diatas diambil pada pukul 16.00. Foto ini diambil ketika murid - murid Shaffiyatul pulang lebih awal dikarenakan Ujian Tengah Semester yang sedang berlangsung. Kondisi jalan terbilang lancar karena tidak adanya arus keluar masuk parkir yang biasanya padat pada jam tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Pasar Setia Budi

Gambar 4.3. Peta Pasar Setiabudi yang terletak di koridor Jalan Setiabudi Sumber : Olah Data Pasar Setiabudi merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di koridor Jalan Setiabudi. Berbagai macam aktivitas di pasar ini membuat Pasar Setiabudi menjadi generator aktivitas di kawasan ini, baik dari segi sirkulasi, parkir, dan transportasi. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Suasana Pasar Setiabudi yang cukup padat karena banyak penjual menjual barang dagangannya di jalan raya sehingga mengganggu sirkulasi kendaraan Sumber : Dokumentasi Pribadi Gambar 4.4. merupakan sedikit contoh dari suasana yang berada di Pasar Setiabudi. Sebagaimana dapat kita lihat, banyak pedagang yang menggunakan sisi badan jalan untuk berjualan. Akibatnya jelas, konsumen yang tidak menggunakan kendaraan pribadi, melainkan menggunakan angkutan umum atau becak bermotor, akan menyebabkan kemacetan di saat menaikkan atau menurunkan penumpang. Dikarenakan banyak pedagang yang memakai sisi badan jalan untuk berjualan, angkutan umum dan becak bermotor tidak memiliki pilihan lain selain menurunkan penumpangnya di sisi jalan yang lebih luar. Akibatnya, kemacetan sering terjadi di daerah ini pada pukul 08.00 - 10.00. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Suasana Angkutan Umum dan Becak Bermotor di Pasar Setiabudi yang berhenti dan ngetem sembarangan di sekitar Pasar Setiabudi Sumber : Dokumentasi Pribadi Untungnya, Pasar Setiabudi menyediakan tempat parkir bagi konsumen yang menggunakan kendaraan pribadi, baik itu mobil ataupun sepeda motor. Tempat parkir ini terbilang sesuai dengan aturan parkir yang dikeluarkan oleh Dirjen Departemen Perhubungan 1996, dimana untuk kawasan pasar tradisional, SRP Satuan Ruang Parkir harus memiliki 100 m² luas lantai efektif. Ukuran tersebut harus mencakupi berbagai macam jenis kendaraan, seperti mobil, sepeda motor, bahkan mobil box untuk bongkar muat barang. Gambar 4.6. Suasana Tempat Parkir di Pasar Setiabudi Sumber : Dokumentasi Pribadi Universitas Sumatera Utara

4.2.3. Mie Aceh Titi Bobrok

Gambar 4.7. Peta Mie Aceh Titi Bobrok yang terletak di dekat jembatan dan berada di ujung koridor Jalan Setiabudi Sumber : Olah Data Tidak ada masyarakat kota Medan yang tidak mengenal gerai makanan yang satu ini. Mie Aceh Titi Bobrok merupakan salah satu dari gerai makanan yang paling terkenal di kota ini. Gerai makanan ini terletak di ujung koridor Jalan Setiabudi, yang berdekatan dengan simpang Jalan Setiabudi dan Jalan Sunggal. Aktivitas yang padat di daerah sekitar gerai makanan ini sering sekali mengakibatkan kemacetan yang disebabkan oleh sistem parkir yang diberlakukan gerai makanan ini. Gerai makanan ini tidak menyediakan tempat parkir sama sekali sehingga pengunjung harus memarkirkan kendaraannya di badan jalan, bahkan di jembatan sekalipun. Universitas Sumatera Utara Berhubung gerai makanan ini berdekatan dengan jembatan, pemilik gerai merasa bisa menghalalkan sistem parkir tersebut. Gambar 4.10. Beberapa pengemudi yang melanggar peraturan karena memarkirkan kendaraannya di dekat jembatan, bahkan di atas jembatan Sumber : Dokumentasi Pribadi Sistem pola parkir yang berlaku jelas telah banyak melanggar aturan parkir yang telah dikeluarkan oleh Dirjen Departemen Perhubungan 1996, yang mengatakan bahwa kendaraan dilarang parkir di jarak 50m sebelum dan sesudah jembatan. Rambu dilarang parkir yang tersedia di pinggir jalan tersebut pun kini hanya menjadi hiasan semata karena banyak pengemudi yang dengan sengaja melanggar dan pura - pura tidak tahu apa arti rambu tersebut. Universitas Sumatera Utara

4.3. ANALISA KARAKTERISTIK RESPONDEN DI KORIDOR JALAN SETIA BUDI

Berikut merupakan hasil analisa data yang terkumpul melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan di berbagai lokasi yang tersebar.

4.3.1. Jenis Kelamin

Diagram 4.1. Perbandingan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Olah Data Berdasarkan diagram 4.1. yang ada di atas, jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yang terdata pada penelitian ini berjumlah 18 responden laki - laki dan 38 responden perempuan. Dari hasil tersebut penyebaran jenis kelamin berdasarkan lokasi penyebaran kuesioner dapat dilihat dari Tabel 4.2. berikut : 18 32 5 10 15 20 25 30 35 Jenis Kelamin 50 responden Laki - Laki Perempuan Universitas Sumatera Utara No Lokasi Penyebaran Jalan Jenis Kelamin Responden Total Laki - Laki Perempuan 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 7 13 20 2 Pasar Setia Budi 2 13 15 3 Mie Aceh Titi Bobrok 9 6 15 Total 18 32 50 Tabel 4.1. Jenis Kelamin Responden Berdasarkan Hasil Penyebaran Kuesioner Sumber : Oleh Data

4.3.2. Usia

Diagram 4.2. Perbandingan Responden Berdasarkan Usia Sumber : Olah Data Diagram 4.2. menunjukkan bahwa dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, jumlah responden berdasarkan usia pada penelitian ini berjumlah 6 responden berusia di bawah 17 tahun, 28 responden berusia di sekitar umur 17 - 26 tahun, 8 responden berusia di sekitar 27 - 36 tahun, 2 responden berusia di sekitar 37 - 46 tahun, 6 responden berusia di atas 47 6 28 8 2 6 5 10 15 20 25 30 Usia 50 responden 17 tahun 17 - 26 tahun 27 - 36 tahun 37 - 46 tahun 47 tahun Universitas Sumatera Utara tahun. Dari hasil tersebut, beragam jenis usia berdasarkan hasil lokasi penyebaran dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut : No Lokasi Penyebaran Usia Responden Total 17 tahun 17 - 26 tahun 27 - 36 tahun 37 - 46 tahun 47 tahun 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 6 14 20 2 Pasar Setia Budi 9 3 2 1 15 3 Mie Aceh Titi Bobrok 5 5 5 15 Total 6 28 8 2 6 50 Tabel 4.2. Usia Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner Sumber : Olah Data

4.3.3. Pekerjaan

Diagram 4.3. Perbandingan Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.3., jumlah responden berdasarkan Pekerjaan yang didapat melalui penyebaran kuisioner, PelajarMahasiswa berjumlah 27 orang. Dari hasil tersebut, 25 6 3 4 9 3 5 10 15 20 25 30 Pekerjaan 50 responden PelajarMahasiswa PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Asisten Rumah Tangga IJu Rumah Tangga Universitas Sumatera Utara pekerjaan responden berdasarkan lokasi penyebaran kuesioner dapat dilihat dari Tabel 4.3. berikut : No Lokasi Penyebaran Pekerjaan Responden Total PelajarMahasi swa PNS Pegawai Swasta Wiraswa sta Asisten Rumah Tangga Ibu Rumah Tangga 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 19 22 2 Pasar Setia Budi 1 1 2 9 2 15 3 Mie Aceh Titi Bobrok 3 6 2 2 1 13 Total 23 6 3 4 9 3 50 Tabel 4.3. Pekerjaan Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner Sumber : Olah Data

4.3.4. Frekuensi Kunjungan

Diagram 4.4. Perbandingan Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan Sumber : Olah Data 21 13 6 10 5 10 15 20 25 Frekuensi Kunjungan 50 responden SeSap Hari 1 - 2 kali seminggu 3 - 4 kali seminggu 5 - 6 kali seminggu Universitas Sumatera Utara Diagram 4.4. menunjukkan bahwa dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner, jumlah responden berdasarkan frekuensi kunjungan pada penelitian ini, 21 responden berfrekuensi kunjungan setiap hari, 13 responden berfrekuensi kunjungan 1-2 kali seminggu, 6 responden berfrekuensi kunjungan 3-4 kali seminggu, dan 10 responden berfrekuensi 5-6 kali seminggu. . Dari hasil tersebut, frekuensi kunjungan berdasarkan hasil lokasi penyebaran dapat dilihat pada Tabel 4.4. berikut : No Lokasi Penyebaran Frekuensi Kunjungan Total Setiap Hari 1-2 kali seminggu 3-4 kali seminggu 5-6 kali seminggu 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 12 2 5 19 2 Pasar Setia Budi 8 1 3 3 15 3 Mie Aceh Titi Bobrok 1 10 3 2 15 Total 21 13 6 10 50 Tabel 4.4. Frekuensi Kunjungan Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner Sumber : Olah Data Universitas Sumatera Utara

4.3.5. Moda Transportasi

Diagram 4.5. Perbandingan Responden Berdasarkan Moda Transportasi Berdasarkan diagram 4.5. yang ada di atas, jumlah responden berdasarkan moda transportasi yang terdata pada penelitian ini yaitu, 30 transportasi mobil, 12 transportasi sepeda motor, 7 transportasi angkutan umum, dan 1 transportasi becak bermotor. Dari hasil tersebut, frekuensi moda transportasi berdasarkan hasil lokasi penyebaran dapat dilihat pada Tabel 4.5. berikut : No Lokasi Penyebaran Moda Transportasi Total Mobil Sepeda Motor Angkutan Umum Becak Bermotor 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 15 4 19 2 Pasar Setia Budi 5 2 7 1 15 3 Mie Aceh Titi Bobrok 10 6 15 Total 30 12 7 1 50 Tabel 4.5. Jenis Moda Transportasi Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner Sumber : Olah Data 30 12 7 1 5 10 15 20 25 30 35 Jenis Moda Transportasi 50 responden MoJil Sepeda Motor Angkutan Umum Becak Bermotor Universitas Sumatera Utara

4.3.6. Durasi Memarkirkan Kendaraan

Diagram 4.6. Perbandingan Responden Berdasarkan Durasi Memarkirkan Kendaraan Sumber : Olah Data Diagram 4.6. menunjukkan bahwa dari hasil pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner jumlah responden berdasarkan durasi memarkirkan kendaraan pada penelitian ini, 14 orang berdurasi 30 menit – 1 jam, 9 orang berdurasi 1 – 2 jam, 1 orang berdurasi 2 – 3 jam, dan 18 orang berdurasi 3 jam. Dari hasil tersebut, durasi memarkirkan kendaraan berdasarkan hasil lokasi penyebaran dapat dilihat pada Tabel 4.6. berikut : No Lokasi Penyebaran Durasi Memarkirkan Kendaraan Total 15-30 menit 30 menit - 1 jam 1 - 2 jam 2 - 3 jam 3 jam 1 Sekolah Shaffiyatul Amaliyah 1 1 17 19 2 Pasar Setia Budi 6 1 7 3 Mie Aceh Titi Bobrok 7 8 1 16 Total 14 9 1 18 42 Tabel 4.6. Durasi Parkir Kendaraan Responden Berdasarkan Lokasi Penyebaran Kuesioner Sumber : Olah Data 14 9 1 18 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Durasi Memarkirkan Kendaraan 42 Responden 15 - 30 menit 30 menit - 1 jam 1 - 2 jam 2 - 3 jam 3 jam Universitas Sumatera Utara

4.4. ANALISA PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP POLA PARKIR DI KORIDOR JALAN SETIABUDI

4.4.1. POLA PARKIR YANG TELAH BERLAKU

Diagram 4.7. Persepsi responden terhadap pola parkir yang telah berlaku Sumber : Olah data Berdasarkan Diagram 4.7. di atas, kebanyakan responden berpendapat bahwa pola parkir yang berlaku belum sesuai dengan kebutuhan jalan. Itu terlihat dari 24 responden yang menjawab TB Tidak Baik , 18 responden menjawab STB Sangat Tidak Baik, 4 responden yang menjawab C Cukup , dan 4 responden menjawab B Baik . Sebagaimana menurut Dirjen Perhubungan Darat 1996, jalan yang termasuk kategori arteri sekunder dapat memberlakukan on street parking, tetapi harus mengikuti aturan yang berlaku. Dimana kita lihat di daerah Shaffiyatul, bila sudah tiba waktu pulang sekolah, zona parkir yang tersedia sudah banyak dilanggar. Idealnya hanya 1 lapisan mobil yang bisa diberlakukan, tapi pada jam-jam tertentu, tepatnya sekitar pukul 07.00 - 08.00 dan sekitar pukul 16.00 - 17.00, zona on street parking di daerah sekitar Sekolah Shaffiyatul bisa mencapai 3 lapisan mobil. 4 4 24 18 5 10 15 20 25 30 Pola Parkir Yang Berlaku Telah Sesuai Dengan KeJutuhan Jalan 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.2. POLA PARKIR YANG BERLAKU TELAH SESUAI UNTUK BERBAGAI MACAM KENDARAAN

Diagram 4.8. Persepsi responden mengenai pola parkir yang berlaku telah sesuai dengan berbagai macam kendaraan Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.8. di atas, kebanyakan responden berpendapat bahwa tempat parkir yang tersedia sudah cukup memadai untuk berbagai macam kendaraan. Itu terlihat dari 25 responden yang mengatakan C Cukup , 11 orang yang mengatakan TB Tidak Baik , 8 orang yang menyatakan STB Sangat Tidak Baik , dan hanya 6 orang yang menyatakan B Baik . 6 25 11 8 5 10 15 20 25 30 Pola Parkir Yang Berlaku Telah Sesuai Untuk BerJagai Macam Kendaraan 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.3. JARAK TEMPAT PARKIR DENGAN TEMPAT KEGIATAN

Diagram 4.9. Persepsi responden terhadap jarak tempat parkir dengan tempat kegiatan Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.9. di atas, 31 responden menyatakan jarak tempat parkir dengan tempat kegiatan tidak jauh dan sudah cukup baik B. Sedangkan 15 orang responden menyatakan C Cukup , 3 orang responden menyatakan TB Tidak Baik , dan 1 orang mengatakan STB Sangat Tidak Baik . Hasil ini bisa dikatakan wajar, karena mayoritas gedungtempat kegiatan menyediakan tempat parkir yang berdekatan di dekat gedungnya, bahkan di depan gedungnya. Tapi ini tidak bisa terbilang baik dari segi pola parkir karena masih banyak pemilik gedung yang melanggar aturan parkir on the street. 31 15 3 1 5 10 15 20 25 30 35 Jarak Tempat Parkir Dengan Tempat Kegiatan Tidak Jauh 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.4. SIRKULASI MENUJU AREA PARKIR

Diagram 4.10. Persepsi responden terhadap sirkulasi menuju area parkir Sumber : Olah Data Diagram 4.10. menunjukkan bahwa telah tersedia sirkulasi yang jelas menuju area parkir dari gedungtempat kegiatan. Itu terlihat dari 22 responden yang men yatakan B Baik , 18 orang menyatakan C Cukup , 6 orang menyatakan TB Tidak Baik , dan 4 orang menyatakan STB Sangat Tidak Baik . 22 18 6 4 5 10 15 20 25 Tersedianya Sirkulasi Yang Jelas Menuju Area Parkir 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.5. PENERANGAN

Diagram 4.11. Persepsi responden terhadap penerangan di sekitar area parkir Sumber : Olah data Diagram 4.11. menunjukkan bahwa telah tersedia tempat parkir yang dilengkapi penerangan yang cukup. Itu terlihat dari 38 responden yang men yatakan B Baik , 8 orang menyatakan C Cukup , dan 4 orang menyatakan TB Tidak Baik . 38 8 4 5 10 15 20 25 30 35 40 Tempat Parkir Dilengkapi Penerangan Yang Cukup 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.6. TEMPAT PARKIR TERLINDUNG DARI SINAR MATAHARI

Diagram 4.12. Persepsi responden terhadap tempat parkir telah terlindung dari sinar matahari Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.12. di atas, 16 responden menyatakan tempat parkir yang terlindung dari sinar matahari B Baik , 2 orang responden menyatakan SB Sangat Baik , 14 responden menyatakan C Cukup , 8 orang responden menyatakan TB Tidak Baik , dan 10 orang mengatakan STB Sangat Tidak Baik . 2 16 14 8 10 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Tempat Parkir Terlindung Dari Sinar Matahari 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.7. TANAMAN PENEDUH DI ANTARA PEMBATAS PARKIR

Diagram 4.13. Persepsi responden terhadap tanaman peneduh diantara pembatas parkir Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.13. di atas, kebanyakan responden berpendapat bahwa tempat parkir memiliki tanaman peneduh diantara pembatas parkir sudah cukup memadai untuk berbagai macam kendaraan. Itu terlihat dari 28 responden yang mengatakan B Baik , 17 orang yang mengatakan C Cukup , 4 orang yang menyatakan TB Tidak Baik , dan hanya 1 orang yang menyatakan STB Sangat Tidak Baik . 28 17 4 1 5 10 15 20 25 30 Tempat Parkir Memiliki Tanaman Peneduh Diantara PemJatas Parkir 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.8. RUANG TUNGGU UNTUK SOPIR

Diagram 4.14. Persepsi responden terhadap ruang tunggu untuk sopir Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.14. di atas, 48 responden menyatakan tempat parkir sangat tidak memiliki ruang tunggu untuk sopir STB , Sedangkan 2 orang responden menyatakan B Baik . 2 48 10 20 30 40 50 60 Tempat Parkir Memiliki Ruang Tunggu Untuk Sopir 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.9. TEMPAT SAMPAH DI SEKITAR TEMPAT PARKIR

Diagram 4.15. Persepsi responden terhadap tempat sampah di sekitar tempat parkir Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.15. di atas, kebanyakan responden berpendapat bahwa ketersediaan tempat sampah di sekitar tempat parkir TB Tidak Baik . 11 responden yang mengatakan B Baik , 15 orang yang mengatakan C Cukup , dan 3 orang yang menyatakan STB Sangat Tidak Baik . 11 15 21 3 5 10 15 20 25 Tersedianya Tempat Sampah Di Sekitar Tempat Parkir 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.4.10. PENGERAS SUARA UNTUK MEMANGGIL SOPIR

Diagram 4.16. Persepsi responden terhadap pengeras suara untuk memanggil sopir Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.16. di atas, 49 responden menyatakan tempat parkir tidak memiliki pengeras suara untuk memanggil sopir STB Sangat Tidak Baik , dan 1 orang responden menyatakan B Baik . 1 49 10 20 30 40 50 60 Tersedianya Pengeras Suara Untuk Memanggil Sopir 50 responden SB B C TB STB Universitas Sumatera Utara

4.5. ANALISA MOTIVASI PENGENDARA MEMARKIRKAN KENDARAAN DI BADAN JALAN

4.5.1. Analisa Motivasi Pengendara Memarkirkan Kendaraan di Badan Jalan

Diagram 4.17. Motivasi pengendara memarkirkan kendaraan di badan jalan Sumber : Olah Data Berdasarkan Diagram 4.17. di atas, dapat terlihat bahwa pengendara berpendapat bahwa karena pihak gedung tidak menyediakan fasilitas parkir, maka mereka memarkirkan kendaraan mereka di badan jalan. 28 responden menyatakan karena pihak gedung tidak menyediakan fasilitas parkir, 4 orang menyatakan fasilitas parkir terlalu jauh dari tempat kegiatan, 8 orang menyatakan fasilotas parkir yang ada sudah terisi semua, 10 orang menyatakan fasilitas parkir yang tersedia memang berada di badan jalan. 28 4 8 10 5 10 15 20 25 30 MoSvasi Pengendara Memarkirkan Kendaraan di Badan Jalan 50 responden Pihak gedung Sdak menyediakan fasilitas parkir Fasilitas parkir terlalu jauh dari tempat kegiatan Fasilitas parkir yang ada sudah terisi semua Fasilitas parkir yang tersedia memang Jerada di Jadan jalan Universitas Sumatera Utara

4.5.2. Analisa Persepsi Responden Terhadap Pola Parkir Yang Berlaku

Diagram 4.18. Persepsi responden terhadap pola parkir yang telah berlaku Sumber : Olah Data Diagram 4.18. di atas menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat berpendapat bahwa pola parkir yang berlaku masih belum baik. Alasan yang beragam mengacu kepada tidak adanya garis pembatas antara ruang parkir dan jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan. Keamanan juga menjadi masalah karena sering terjadi kehilangan spare-part kendaraan. Responden yang menyatakan sudah baik beranggapan bahwa pola parkir ini memudahkan mereka menuju ke tempat kegiatan. 9 41 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Persepsi Responden Terhadap Pola Parkir Yang Berlaku 50 responden Sudah Baik Belum Baik Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Padatnya koridor Jalan Setiabudi yang dikarenakan oleh banyaknya kawasan komersil menyebabkan banyak aktivitas yang terjadi di koridor tersebut. Banyaknya aktivitas menyebabkan padatnya sirkulasi kendaraan yang ada di koridor tersebut. Dari kendaraan umum sampai kendaraan pribadi. Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya kemacetan yang cukup parah di jam-jam tertentu. Salah satu penyebab kemacetan tersebut adalah sistem pola parkir yang tidak teratur. Mayoritas gedung komersil yang ada di koridor Jalan Setiabudi merupakan gedung yang mempunyai garis sempadan nol, sehingga pengemudi mau tidak mau harus memarkirkan kendaraanya di badan jalan. Jenis parkir ini disebut sebagai on street parking. Jalan Setiabudi merupakan jalan arteri sekunder, yang berdasarkan teori hanya bisa memfasilitasi satu lapis kendaraan pada jenis parkir on street parking. Tetapi karena padatnya aktivitas yang ada dan menyebabkan sirkulasi kendaraan yang padat pula, membuat para pengemudi seakan mengacuhkan peraturan yang telah ada. Peraturan ini telah dilanggar di beberapa titik-titik ekstrim kemacetan yang ada di koridor Jalan Setiabudi seperti di Sekolah Shafiyyatul Amaliyah, Pasar Setiabudi, dan Mie Aceh Titi Bobrok. Situasi parkir yang melebihi satu lapis, pengemudi yang memarkirkan kendaraan di tempat yang tidak seharusnya, membuat kemacetan di koridor ini semakin menjadi-jadi. Para pengemudi tersebut sebenarnya sadar mereka melanggar peraturan yang ada, tetapi mereka tidak ada pilihan lain karena pihak gedung tidak menyediakan fasilitas parkir yang memadai. Beberapa pemilik gedung sebenarnya juga mengeluh akan situasi kemacetan yang ada, tetapi mereka seakan enggan untuk menyediakan fasilitas parkir yang memadai dengan alasan biaya dan pengurusannya yang sulit. Sehingga terjadilah sistem parkir yang tidak teratur yang kerap menyebabkan kemacetan di sepanjang koridor Jalan Setiabudi. Universitas Sumatera Utara

5.2. SARAN