Pengaruh Obyek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

(1)

PENGARUH OBYEK WISATA PASIR PUTIH PARBABA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTABOLON PARBABA KECAMATAN

PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna meraih Gelar Sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara

OLEH :

LEONARDO SINURAT NIM 100902089

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Leonardo Sinurat

Nim : 100902089

ABSTRAK

PENGARUH OBYEK WISATA PANTAI PASIR PUTIH PARBABA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTABOLON KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia, salah satunya adalah membuka lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata sebagai manifestasi dari modernisasi yang dapat memberikan pengaruh positif langsung terhadap lingkungan sosial ekonomi, yaitu baik penciptaan lapangan kerja dan berusaha maupun peningkatan pendapatan rumah tangga. Disamping itu pengembangan kepariwisataan dapat juga memberikan dampak negatif dan dampak positif terhadap lingkungan dan sosial ekonomi khususnya Masyarakat Sekitar

Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba, salah satu objek wisata di Sumatera Utara, tepatnya di Desa Hutabolon, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Dengan adanya aktifitas wisata yang dilakukan wisatawan muncullah produk wisata yang melibatkan masyarakat setempat dan berkontribusi terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Hutabolon.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research yaitu untuk menguji hubungan antara Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba(variabel x) dengan Sosial Ekonomi (variabel y). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis penelitian menggunakan analisis korelasi product moment dan Koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh Objek Wisata Pantai Pasir Putih yang cukup kuat terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat didesa Sipogu. Hal ini dapat dilihat dengan interpretasi tabel koefisien korelasi Product Moment terhadap hasilperhitungan koefisien korelasi observasi sebesar r = 0,587 yang terletak antara 0,50 -0,59 yang diartikan korelasinya positif yang Mantap. Sehingga hipotesis nihil Ho ditolak, dan Ha diterima dengan sumbangan keberpengaruhan sebesar 34,45 %


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan penyertaanNya penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik.. Penulisan skripsi ini dimadsudkan untuk Melengkapi sebagian Syarat- syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial dari Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Adapun judul dari Skripsi ini adalah Pengaruh Obyek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir .

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, MSP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

3. Ibu Mastauli Siregar,S.Sos,M.Si selaku Dosen pembimbing penulis. Terima kasih penulis sampaikan karena telah bersedia membimbing, mengarahkan, dan memberikan dukungan serta saran dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara untuk segala ilmu pengetahuan selama perkuliahan dan dengan segala jasa – jasanya.


(4)

5. Teristimewa untuk Ayahanda R.Sinurat dan Ibunda B.Nadeak yang telah memberikan cinta dan kasih sayang yang tidak ternilai dengan apapun, pengorbanan baik materi maupun motivasi beserta doa yang tulus yang tidak pernah berhenti.

6. Secara khusus buat kakakku Novalina Sinurat S.Farm, juga adik-adikku Mei Henriko Sinaga, Fitri Masrina Sinaga dan Nora Nadeak yang selama ini memberikan doa, kasih sayang dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

7. Buat semua keluarga penulis yang tak dapat saya sebut satu persatu yang telah banyak memberikan Doa, dukungan Maupun Semangat yang diberikan

8. Belly Boy Sihaloho, selaku Kepala Desa Hutabolon beserta Perangkat Desa Hutabolon yang bersedia memberikan waktu dan tenaga dalam membantu peneliti guna penyelesaian skripsi ini

9. Masyarakat Desa Hutabolon kecamatan Pangururan yang telah menerima dan membantu selama penelitian berlangsung sampai dengan selesai.

10.Okto Sitanggang, Jeckson Sagala, Pukka Simbolon, Sardo Naibaho, Dapot Simbolon, Daniel Ritonga, Nita Aritonang dan juga teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih buat semangat dan persahabatan kita

11.Kepada senior, junior terkhusus buat teman- teman Ilmu Kesejahteraan Sosial stambuk 2010. Haris, Doni, Feri, Nopen, Ardi, Halasson, Prima, Hana, Liberson, Agus, David, Desi, Mega, Grace, Ester, Denti, Iin, Sartika, Yohana, Vera, Helen, Dwi, Angga, Jonathan, Lamsar, Johan, dan semua yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sampaikan satu per satu. Penulis mengucapkan terimakasih untuk bantuannya


(5)

penulis menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena itu Penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan Skripsi ini.

Akhir kata Penulis mengharapkan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Oktober 2014 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan manfaat penelitian ... 8

1.4 Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PARIWISATA ... 10

2.2 sosial ekonomi ... 25

2.3 kerangka pemikiran ... 27

2.4 hipotesis ... 30

2.5 defenisi konsep dan defenisi operasional ... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 tipe penelitian ... 34

3.2 lokasi penelitian ... 34

3.3 populasi dan sampel ... 35

3.4 teknik pengumpulan data ... 36


(7)

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Geografis Dan Batas-Batas Desa Hutabolon Parbaba ... 39

4.2 Deskripsi Demografi Desa Hutabolon Parbaba ... 39

4.3 Sarana dan Fasilitas Desa ... 42

4.4 Gambaran Obyek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba ... 45

BAB V ANALISIS DATA 5.1 Karakteristik Umum Responden ... 47

5.2 Kuantitas dan Kualitas Prasarana dan Sarana Pariwisata ... 51

5.3 Sosial Ekonomi Masyarakat ... 58

5.4 Uji Hipotesis ... 65

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 68

6.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumah kedatangan Wisatawan ke kawasan Asia Tenggara ... 2

Tabel 4.1 Penduduk menurut Kepala Keluarga tiap dusun ... 39

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur ... 42

Tabel 4.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 41

Tabel 4.4 Penduduk Menurut Suku/Etnis ... 42

Tabel 4.5 Sarana Pendidikan Desa Hutabolon ... 42

Tabel 4.6 Sarana Olahraga Desa Huta Bolon ... 43

Tabel 4.7 Prasarana Kesehatan Desa Huta Bolon ... 44

Tabel 5.1 Distribusi responden berddasarkan usia ... 47

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan agama ... 48

Tabel 5.3 Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 49

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak ... 50

Tabel 5.5 Tanggapan Responden Mengenai Prasarana Perhubungan ... 51

Tabel 5.6 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas/kuantitas Air Bersih ... 52

Tabel 5.7 Tanggapan Responden Mengenai Prasarana Kesehatan ... 53

Tabel 5.8 Ketersediaan Restaurant atau Rumah makan ... 55

Tabel 5.9 Ketersediaan Hotel atau Penginapan ... 55

Tabel5.10 Tanggapan Responden Bahwa Ketersediaan sarana Pariwisata akan membuka lapangan kerja baru bagi penduduk ... 57 Tabel 5.11 Distribusi Responden Berdasarkan Lamanya sudah melakukan pekerjaan


(9)

Tabel 5.12 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan di bidang pariwisata ... 58

Tabel 5.13 Tanggapan Responden mengenai Kemampuan Memenuhi Kebutuhan Sehari-hari ... 59

Tabel 5.14 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Responden ... 60

Tabel 5.15 Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Rumah ... 60

Tabel 5.16 Distribusi Responden Berdasarkan intensitas Menabung ... 61

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak yang Masih aktif bersekolah ... 62

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Keaktifan anak mengikuti les di luar sekolah ... 62

Tabel 5.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kemampuan Melunasi Kelengkapan Buku sekolah Anak ... 63

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Menggunakan Jasa Rumah Sakit ... 64

Tabel 5.18 Distribusi Responden Berdasarkan kemampuan untuk menebus obat-obatan ... 64


(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan Alur Pikir ... 29 Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Desa Hutabolon ... 45


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Leonardo Sinurat

Nim : 100902089

ABSTRAK

PENGARUH OBYEK WISATA PANTAI PASIR PUTIH PARBABA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTABOLON KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia, salah satunya adalah membuka lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata sebagai manifestasi dari modernisasi yang dapat memberikan pengaruh positif langsung terhadap lingkungan sosial ekonomi, yaitu baik penciptaan lapangan kerja dan berusaha maupun peningkatan pendapatan rumah tangga. Disamping itu pengembangan kepariwisataan dapat juga memberikan dampak negatif dan dampak positif terhadap lingkungan dan sosial ekonomi khususnya Masyarakat Sekitar

Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba, salah satu objek wisata di Sumatera Utara, tepatnya di Desa Hutabolon, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Dengan adanya aktifitas wisata yang dilakukan wisatawan muncullah produk wisata yang melibatkan masyarakat setempat dan berkontribusi terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Hutabolon.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Metode penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research yaitu untuk menguji hubungan antara Objek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba(variabel x) dengan Sosial Ekonomi (variabel y). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan observasi. Analisis penelitian menggunakan analisis korelasi product moment dan Koefisien determinasi.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh Objek Wisata Pantai Pasir Putih yang cukup kuat terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat didesa Sipogu. Hal ini dapat dilihat dengan interpretasi tabel koefisien korelasi Product Moment terhadap hasilperhitungan koefisien korelasi observasi sebesar r = 0,587 yang terletak antara 0,50 -0,59 yang diartikan korelasinya positif yang Mantap. Sehingga hipotesis nihil Ho ditolak, dan Ha diterima dengan sumbangan keberpengaruhan sebesar 34,45 %


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Pariwisata merupakan salah satu Industri terbesar Abad ini. Dunia pariwisata tak hanya memberikan pesona keindahan alamnya. Sebaliknya, dunia pariswisata juga ikut menumbuhkan ekonomi suatu bangsa. sektor ini telah menjadi salah satu penggerak utama perekonomian abad 21. Perkembangan industri pariwisata yang sangat dinamis dan terus diperkuat oleh kemajuan tingkat kesejahteraan ekonomi bangsa-bangsa di dunia, menimbulkan pariwisata saat ini mengambil peran penting dalam pembangunan perekonomian dunia.

Data statistik menunjukkan peran Pariwisata yang sangat besar dalam perekonomian dunia. United Nations’ World Tourism Organization (UNWTO) melaporkan bahwa pada tahun 2010 jumlah kunjungan internasional telah mencapai angka 940 juta kali dan menghasilkan keuntungan sebesar US$ 919 milyar.Diperkirakan bahwa pada tahun 2020, jumlah kunjungan internasional akan mencapai angka 1,56 milyar kali, dengan peningkatan jumlah perjalanan jarak jauh (longhaul) dari 18% menjadi 24%.Dengan demikian, terdapat peluang yang lebih besar bagi Indonesia untukmenarik lebih banyak segmen pasar tersebut yang pada umumnya berasal dari negara-negara yang berpendapatan tinggi (negara maju)

Dikawasan Asia, Industri Wisata Alam merupakan Pendapatan terbesar Kedua setelah Minyak. Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang disukai oleh wisatawan. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1.1


(13)

Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan ke Kawasan Asia Tenggara

I

ndonesia sebagai negara kepulauan mempunyai sektor pariwisata yang sangat potensial, yang dapat menarik para wisatawan baik domestik maupun wisatawan dari mancanegara. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia baik sebagai salah satu sumber penghasil devisa maupun sebagai pencipta lapangan kerja serta kesempatan berusaha. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, pengembangan pariwisata akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan melalui perluasan, pemanfataan sumber, dan potensi pariwisata nasional, sehingga mendorong dan menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya.

Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki letak yang sangat strategis yakni di antara dua benua dan dua samudera serta memiliki banyak potensi besar dalam sektor kepariwisataanya baik itu potensi alam, bahari maupun wisatanya. Berdasarkan hal tersebut, Indonesia mampu menyerap wisatawan mancanegara untuk melakukan perjalanan dan kunjungan ke Indonesia sehingga menjadi salah satu alternatif untuk membantu dan meningkatkan perolehan pendapatan atau devisa Negara. Jadi sektor pariwisata diharapkan dapat memegang peranan penting dalam penyarapan tenaga kerja dan menunjang pendapatan daerah maupun nasional.


(14)

Sumberdaya alam, pantai dan laut dapat dikembangkan menjadi kawasan pariwisata yang berupa pemandangan pantai yang indah dan keaslian lingkungan seperti kehidupan di bawah air, bentuk pantai dan hutan- hutan pantai dengan kekayaan jenis- jenis tumbuh- tumbuhan, burung dan hewan- hewan lain. Pengembangan pantai sebagai wisata merupakan bantuan alokasi sumberdaya yang akan memberikan manfaat tetapi tidak dapat diraba atau lebih mengarah pada kepuasan batin.

Berwisata memang sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat apalagi diera travelling seperti sekarang ini. Banyak orang melakukan perjalanan dengan berbagai tujuan. Salah satunya yaitu untuk suatu hiburan/relaksasi (leasure). Sesungguhnya leasure adalah sebuah kebutuhan baru yang diciptakan dengan membentuk ”image” (citra) bahwa orang perlu berwisata untuk mendapatkan kembali kesegaran yang telah hilang dari dirinya karena dipakai untuk bekerja. Benar bahwa orang berwisata tidak semata-mata hanya untuk rileks, santai dan bergembira saja tetapi juga bisa mengenal kebudayaan lain atau dalam rangka mendidik diri sendiri atau anak-anak. Bagi Indonesia, industri pariwisata merupakan peluang yang tidak dapat dilepaskan begitu saja. Pariwisata telah tumbuh menjadi sebuah industri yang sangat menguntungkan dan memiliki prospek yang cerah dikemudian hari. Oleh karena itu banyak program yang telah dilakukan pemerintah untuk mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. Antara lain adalah program ”Sadar Wisata” maupun Visit Indonesian Years (VIY) dimana target utamanya adalah meraih kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan domestik. kebutuhan akan berwisata khususnya dari negara-negara maju semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari jumlah orang yang berwisata dari tahun ke tahun yang selalu bertambah. Di Indonesia jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ketahun juga semakin meningkat.


(15)

peringkat daya saing Indonesia berada di urutan ke 70. Pada 2012 ada diurutan 74. Peringkat ini di atas peringkat Brunei (72), Vietnam (80), Filipina (82), serta Kamboja (106)

(http://www.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi / 08/06/2014/ 17:34)

Secara kumulatif (Januari-April) 2014, jumlah kunjungan wisman ke indonesia mencapai 2,95 juta kunjungan atau naik 10,64 persen dibanding kunjungan Wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Januari- April 2013, yang berjumlah 2,66 juta kunjungan (BPS 2014 ).

Kabupaten samosir merupakan salah satu daerah di indonesia yang memiliki keindahan alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Kabupaten Samosir yang jga dijuluki Negeri Indah Kepingan Surga ini memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan Danau Toba. Obyek Wisata ini tersebar di berbagai wilayah Kecamatan (samosirkab.go.id).

Pemerintah daerah Kabupaten Samosir dengan Visinya” Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015” setiap tahun melakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kepariwisataan di daerah ini dengan mengandalkan potensi wisata budaya yang ada,khususnya budaya batak, maupun potensi alamnya yang indah, bahkan setelah melalui penelitian yang dilakukan oleh para ahli, taman bumi (geopark) yang dapat dimanfaatkan untuk wisata dan penelitian direncanakan akan dibangun didaerah ini.

Selain diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat di daerah ini dari sektor pariwisata, upaya Peningkatan Kepariwisataan ini juga diharapkan akan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena berdasarkan data yang ada, PAD Kabupaten Samosir di tahun 2012 khususnya dari retribusi Obyek Wisata, Izin Hotel/ Restoran dan Bar masih relatif kecil yaitu hanya sebesar Rp.169,82 juta walaupun meningkat


(16)

dari Rp.32,86 juta pada tahun 2008, atau dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 51,09 persen per tahun selama tahun 2008-2012 (BPS Kabupaten Samosir).

Jumlah kunjungan Wisatawan ke Kabupaten ini setiap tahun meningkat hingga mencapai 144.827 orang pada tahun 2012, terdiri dari wisatawan Asing sebanyak 25.297 orang dan Wisatawan Nusantara sebanyak 119.530 orang, dan Tahun 2013 Mencapai 149.779 Orang yang terdiri dari Wisatawan Asing Sebanyak 26.662 orang dan Wisatawan Nusantara sebanyak 124.117 dengan laju pertumbuhan kunjungan wisatawan rata-rata sebesar 8,15 persen per tahun selama tahun 2008-2012 (BPS Kabupaten Samosir).

Untuk mendukung kepariwisataan , jumlah usaha Hotel dan Akomodasi yang tersedia didaerah ini keadaan tahun 2013 adalah sebanyak 82 usaha, terdiri dari 6 usaha Hotel bintang 1 dan 2 dengan jumlah kamar sebanyak 418 kamar dan 802 Fasilitas Tempat Tidur, serta 76 Hotel non berbintang dengan jumlah kamar sebanyak 1.278 kamar dan 2.211 Fasilitas Tempat tidur (BPS Kabupaten Samosir).

Guna mendorong percepatan pengembangan pariwisata, pemerintah Kabupaten samosir meluncurkan program Tahun Kunjungan Wisata ke Kabupaten Samosir 2014 yang disebut dengan Visit Samosir Year 2014-2015, Program yang dimulai dengan launching yang dilakukan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Samosir Maret 2014 lalu, memuat sejumlah agenda kegiatan di Samosir yang diharapkan mampu menarik minat wisatawan berkunjung . Demikian pula setiap tahunnya digelar kegiatan pariwisata yaitu Horas Samosir Fiesta dan juga berbagai kegiatan yang dilaksanakan guna mendukung perkembangan Pariwisata Kabupaten Samosir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pasir Putih Parbaba merupakan salah satu obyek wisata alam di kabupaten samosir yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan,terletak di kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Obyek wisata ini Lokasi ini berada sekitar 10 km dari pusat kota Pangururan.


(17)

Pantai pasir putih parbaba terkenal dengan keindahan pantai air tawarnya yang indah, yang juga disuguhi oleh pemandangan pegunungan- pegunungan yang menambah daya tarik di pantai ini. Banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba banyak yang mengambil bagian dalam pengembangan daerah wisata tersebut yang dapat dilihat jelas dengan banyaknya Masyarakat disana yang beralih mata pencaharian yang dulunya mata pencaharian utama masyarakat adalah Nelayan dan Bertani, sekarang Mayoritas penduduknya aktif di dalam kegiatan kepariwisataan seperti berdagang, membuka Restoran,menjual Souvenir dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas menjadikan penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan kemudian dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul penelitian “PENGARUH OBYEK WISATA PASIR PUTIH PARBABA TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTABOLON PARBABA KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR“.


(18)

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: “ Adakah Pengaruh Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir ?“.

1.3 TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah:

1. Sebagai referensi dalam teori, model pengembangan pariwisata, khususnya Pantai pasir putih Parbaba.

2. Sebagai acuan dalam membuat rencana kerja (program) dan bahan masukan dalam membahas kajian kepariwisataan Indonesia, khususnya Pantai pasir putih Parbaba.


(19)

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Rencana dan hasil penelitian ini akan dilaporkan menurut sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian teoritis tentang konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian serta teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data yang diterapkan

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan uraian tentang gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari pengumpulan data penelitian yaitu melalui kuesioner, beserta Analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran yang direkomendasikan berdasarkan kesimpulan penelitian yang diperoleh


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PARIWISATA

2.1.1 Pengertian Pariwisata

Menurut etimologi kata, Pariwisata berasal dari dua suku kata bahasa Sansekerta, „pari‟ yang berarti banyak atau berkali-kali dan „wisata‟ yang berarti perjalanan atau bepergian. Jadi, pari-wisata diartikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali

Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Menurut Cooper dalam Heriawan (2004), pariwisata adalah serangkaian kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh perorangan atau keluarga atau kelompok dari tempat tinggal asalnya ke berbagai tempat lain dengan tujuan melakukan kunjungan wisata dan bukan untuk bekerja atau mencari penghasilan di tempat tujuan. Kunjungan yang dimaksud bersifat sementara dan pada waktunya akan kembali ke tempat tinggal semula. Hal tersebut memiliki dua elemen yang penting, yaitu: perjalanan itu sendiri dan tinggal sementara di tempat tujuan dengan berbagai aktivitas wisatanya.

Heriawan (2004) mengomentari uraian tersebut memiliki pengertian bahwa tidak semua orang yang melakukan perjalanan dari suatu tempat (tempat asal) ke tempat lain termasuk kegiatan wisata. Perjalanan rutin seseorang ke tempat bekerja walaupun mungkin cukup jauh dari segi jarak tentu bukan termasuk kategori wisatawan. Dengan kata lain,


(21)

kegiatan pariwisata adalah kegiatan bersenang-senang (leisure) yang mengeluarkan uang atau melakukan tindakan konsumtif.

Sedang menurut Gamal (2004), Pariwisata didefinisikan sebagai bentuk. suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.

Menurut WTO (1999:5), Tourism-activities of persons travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leasure, business and other purposes ; pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya, perjalanan wisata ini berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara berturut-turut untuk tujuan bersenang- senang , bisnis dan yang lainnya. Sedangkan menurut Undang - Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara.

2.1.2 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata

Obyek Wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke tempat tersebut. Menurut SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87, Obyek Wisata adalah semua tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.


(22)

Obyek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau berupa obyek bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.

Menurut UU RI No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan

Pengertian Obyek Dan Daya Tarik Wisata menurut Marpaung (2002:78) adalah suatu bentukan dari aktifitas dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat tertentu. Obyek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman tertentu dalam kunjungannya (Marpaung, 2002:78). Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat disebut daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu, misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas.

2.1.3 Motifasi Wisata

Motivasi yang menjadi latar belakang seseorang untuk berwisata. R.W.McIntosh (dalam Basuki Antariksa, 2011) menjelaskan bahwa motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan adalah sebagai berikut:

1. Pleasure (bersenang-senang), dengan tujuan “melarikan diri” untuk sementara dari rutinitas sehari-hari;

2. Relaxation, rest and recreation (beristirahat untuk menghilangkan stress), dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Hal tersebut antara lain dilakukan


(23)

dengan mengunjungi lingkungan yangberbeda dengan yang dilihatnya sehari-hari, di mana lingkungan tersebut memberikan kesan damai dan menyehatkan;

3. Health (kesehatan), yaitu berkunjung ke tempat-tempat yang dapat membantu menjaga kesehatan atau menyembuhkan penyakit;

4. Participation in sports (olah raga yang bersifat rekreasi);

5. Curiousity and culture (rasa ingin tahu dan motivasi yang berkaitan dengan kebudayaan), yang saat ini semakin meningkat kualitasnya karena perkembangan teknologi informasi dan peningkatan kualitas pendidikan. Motivasi yang menjadi latar belakang seseorang melakukan kunjungan dalam hal ini adalah keinginan untuk melihat destinasi pariwisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi oryang menyelenggarakan aktivitas budaya yang sangat penting, seperti festival musik, festival seni, teaterdan sebagainya;

6. Ethnic and family (kesamaan etnik dan kunjungan kepada keluarga). Khusus berkaitan dengan kesamaanetnik, orang dapat termotivasi untuk mengunjungi suatu tempat karena dianggap sebagai tempattinggal/kelahiran nenek moyangnya.

7. Spiritual and Religious (alasan yang bersifat spiritual dan keagamaan);

8. Status and prestige (menunjukkan status sosial dan gengsi), dengan tujuan untuk menunjukkan kepadaorang lain bahwa seseorang memiliki status sosial dan gengsi yang tinggi karena mampu berwisata kesuatu destinasi pariwisata tertentu;

9. Professional or business (melakukan aktivitas yang berkaitan dengan profesi/pekerjaan), misalnya aktivitas menghadiri suatu sidang atau konferensi.

2.1.4 Bentuk Pariwisata

Menurut Nyoman S. Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran,


(24)

menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat angkut yang digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut dijelaskan di bawah ini:

a. Menurut asal wisatawan

Wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selama ia mengadakan perjalanan.

b. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, halini disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar negerinya, disebut pariwisata pasif.

c. Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.

d. Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

e. Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.


(25)

2.1.5 JENIS PARIWISATA

Jenis-jenis pariwisata menurut James J.Spillane (1987:29-31) berdasarkan motif tujuan perjalanan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pariwisata khusus, yaitu :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Pleasure Tourism)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, memenuhi kehendak ingin-tahunya, mengendorkan ketegangan syaraf, melihat sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, mengetahui hikayat rakyat setempat, mendapatkan ketenangan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Pariwisata ini dilakukan untuk pemanfaatan hari-hari libur untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, dan menyegarkan diri dari keletihan dan kelelahannya. Dapat dilakukan pada tempat yang menjamin tujuan-tujuan rekreasi yang menawarkan kenikmatan yang diperlukan seperti tepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan dan pusat-pusat kesehatan.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, kelembagaan, dan cara hidup masyarakat yang berbeda-beda, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu, pusat-pusat kesenian dan keagamaan, festival seni musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga (Sports Tourism)

Pariwisata ini dapat dibagi lagi menjadi dua kategori:

a. Big sports events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, kejuaraan ski dunia, kejuaraan tinju dunia, dan lain-lain yang menarik perhatian bagi penonton atau penggemarnya


(26)

b. Sporting tourism of the Practitioners, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung, olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain.

5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Menurut para ahli teori, perjalanan pariwisata ini adalah bentuk profesional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan yang tidak memberikan kepada seseorang untuk memilih tujuan maupun waktu perjalanan. 6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)

Pariwisata ini banyak diminati olehnegara-negara karena ketika diadakan suatu konvensi atau pertemuan maka akan banyak peserta yang hadir untuk tinggal dalam jangka waktu tertentu dinegara yang mengadakan konvensi. Negara yang sering mengadakan konvensi akan mendirikan bangunan-bangunan yang menunjang diadakannya pariwisata konvensi.

2.1.6 PRODUK WISATA

Pada umumnya yang dimaksud dengan produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Jadi produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang terkait, yaitu jasa yang dihasilkan berbagai perusahaan perusahaan, jasa masyarakat dan jasa alam.

a. Jasa yang disediakan perusahaan antara lain jasa angkutan, penginapan, pelayanan makan minum, jasa tour, dan sebagainya.

b. Jasa yang disediakan masyarakat dan pemerintah antara lain berbagai prasarana utilitas umum, kemudahan, keramahtamahan, adat-istiadat, seni budaya, dan sebagainya.

c. Jasa yang disediakan alam antara lain pemandangan alam, pegunungan, pantai, gua alam, taman laut, dan sebagainya (Suwantoro, 1997: 48)


(27)

Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk wisata yaitu:

a. Objek wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata.

b. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, catering, hiburan, dan rekreasi.

c. Transportasi (Yoeti, 1996: 13)

Jadi pada hakikatnya defenisi produk wisata adalah keseluruhan bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat kediamannya,selama di daerah tempat wisata, hingga ia kembali ke tempat semula ( Yoeti, 2006: 55).

Ciri-ciri produk wisata adalah sebagai berikut:

a. Tidak dapat dipindahkan, karena dalam penjualannya tidak mungkin pelayanan itu sendiri dibawa kepada konsumen, sebaliknya konsumen (wisatawan) yang harus datang ke tempat produk dihasilkan.

b. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan. c. Hasil atau produk tidak dapat ditimbun.

d. Hasil atau produk tidak mempunyai standar atau ukuran objektif. e. Permintaan terhadap hasil atau produk wisata tidak tetap.

f. Hasil atau produk wisata banyak tergantung dari tenaga manusia (Yoeti, 1996: 18).

2.1.7 SARANA DAN PRASARANA PARIWISATA

Sarana dan prasarana pariwisata yang lancar merupakan salah satu indikator perkembangan pariwisata. Sarana/prasarana diartikan sebagai proses tanpa hambatan dari pengadaan dan peningkatan hotel, restoran, tempat hiburan dan sebagainya serta prasarana jalan dan tranportasi yang lancar dan terjangkau oleh wisatawan.


(28)

 Prasarana Pariwisata

Prasarana (infrastuctures) adalah semua fasilitas yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, pelayanan kesehatan , terminal/ pelabuhan, dan lain sebagainya .(Suwantoro ,2004:21)

 Sarana Pariwisata

Sarana kepariwisataan (tourism infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana kepariwisataan dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam . Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.(Suwantoro ,2004:22)

Sarana pokok kepariwisataan, yang dimaksud dengan sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, termasuk ke dalam kelompok ini adalah: perusahaan-perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, bar dan restoran, serta rumah makan lainnya, sarana olahraga. (Lothar A.Kreck dalam Yoeti, 1996:197)


(29)

2.1.8 INDUSTRI PARIWISATA

Industri Pariwisata Pembangunan dibidang kepariwisataan merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan pendapatan daerah dan negara, jika bidang atau sektor kepariwisataan akan disejajarkan kedudukannya dengan sektor-sektor lain dalam meningkatkan pendapatan negara, maka kepariwisataan pantas kalau diangkat menjadi sebuah indutri, sehingga disebut industri pariwisata (Sujali, 1989:7).

Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. (UU No.1O Tahun 2009 tentang Kepariwisataan)

Aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto, (2000: 6-8) antara lain:

a) Restoran, di bidang restoran dapat diarahkan pada kualitas makanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya.

b) Penginapan, yang terdiri atas hotel, resor, wisma-wisma.

c) Pelayananan perjalanan, meliputi biro perjalanan, paket perjalanan, perusahaan incentive traveldan reception service.

d) Transportasi, dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisatawan seperti mobil, bus, pesawat, kereta api, kapal dan sepeda.

e) Pengembangan daerah tujuan wisata, dapat berupa kelayakan kawasan wisata. f) Fasilitas rekreasi, dapat berupa pemanfaatan taman-taman.


(30)

2.1.9 PARIWISATA DAN KEMISKINAN

Berkaitan langsung dengan upaya pengentasan kemiskinan, sektor pariwisata memiliki peran yang sangat penting. Industri pariwisata dapat mengurangi tingkat kemiskinan karena karakteristiknya yang khas sebagai berikut:

1. Konsumennya datang ke tempat tujuan sehingga membuka peluang bagi penduduk lokal untukmemasarkan berbagai komoditi dan pelayanan;

2. Membuka peluang bagi upaya untuk mendiversifikasikan ekonomi lokal yang dapat menyentuh kawasan-kawasan marginal;

3. Membuka peluang bagi usaha-usaha ekonomi padat karya yang berskala kecil dan menengah yangterjangkau oleh kaum miskin; dan,

4. Tidak hanya tergantung pada modal, akan tetapi juga tergantung pada modal budaya (cultural capital) dan modal alam (natural capital) yang seringkali merupakan asset yang dimiliki oleh kaum miskin. (Basuki Antariksa,2011)

2.1.10 DAMPAK NEGATIF KEPARIWISATAAN

Dalam kegiatan di sektor pariwisata, sejumlah dampak negatif dapat muncul. Dampak-dampak negatif tersebut harus dapat diantisipasi sejak dini agar tidak menimbulkan kerugian yang bersifat jangkapanjang bagi suatu destinasi pariwisata.

Pertama, ketika suatu wilayah tertentu berkembang menjadi destinasi pariwisata, maka permintaan akan produk lokal dan tanah di wilayah tersebut akan meningkat, sehingga harga akan terus meningkat. Sebagai contoh, jika pakaian tradisional di suatu daerah sangat diminati oleh wisatawan, maka peningkatan harga secara berkelanjutan akan menyebabkan penduduk setempat tidak lagi mampu membeli pakaian tradisional mereka sendiri dan mungkin harus beralih untuk memakai pakaian dengan kain yang harganya jauh lebih murah tetapi merupakan produk impor.


(31)

Kedua, di dalam hasil penelitian the United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) disebutkan bahwa sebagian keuntungan yang dihasilkan dari sektor pariwisata internasional akan kembali ke negara asal wisatawan. Kebocoran devisa (leakage) dapat terjadi antara lainkarena: makanan dan minuman dan peralatan yang digunakan hotel/sarana akomodasi yang harus diimpor; gaji yang dibayarkan kepada tenaga kerja asing; keuntungan yang diperoleh perusahaan asing di bidang kepariwisataan; dan sebagainya. Hasil penelitian United Nations Environmental Program (UNEP) pada tahun 2001 menunjukkan bahwa leakage dari kegiatan di sektor pariwisata mencapai angka 70% di Thailand dan 80% di wilayah Kepulauan Karibia.

Jika diilustrasikan, hal tersebut berarti bahwa misalnya dari US$ 100 yang dibelanjakan oleh wisatawan, maka hanya US$ 30 yang menjadi keuntungan Thailand dan US$ 20 untuk wilayah Karibia. Sementara itu, menurut World Bank, tingkat leakage paling rendah untuk negara sedang berkembang adalah sebesar 40% di India.

Ketiga, kegiatan di sektor pariwisata dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang serius. Sebagai contoh, sekitar 87% emisi gas rumah kaca dihasilkan oleh sektor transportasi. Walaupun belum diketahui seberapa besar kontribusi sektor transportasi udara di tingkat global terhadap volume emisi tersebut, diperkirakan jumlahnya paling besar. Sebagai contoh, di Eropa, pada tahun 2000, jumlah emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari sektor transportasi udara telah mencapai angka 75% dari nilai total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh seluruh jenis sarana transportasi yang digunakan (L.E. Preston dalam Basuki Antariksa, 2011). Persoalan ini bersifat dilematis karena sektor transportasi udara memberikan sumbangan terbesar terhadap pergerakan wisatawan dari negara maju ke destinasi pariwisata di negara sedang berkembang (C.L.Jenkins dan B.M. Henry dalam Basuki Antariksa, 2011).


(32)

Keempat, politisasi sektor pariwisata juga dapat terjadi dalam hal-hal tertentu. Pada umumnya pemerintah di negara maju memiliki posisi tawar (bargaining position) yang sangat tinggi dibandingkan negara sedang berkembang dalam hal penetapan kebijakan lalu lintas warga negaranya ke luar negeri. Sebagai

contoh, travel warning/advisory tidak hanya diberlakukan karena alasan-alasan konvensional (bencana alam, persoalan kesehatan dan keamanan), tetapi juga untuk mengakomodasi protes yang dilakukan oleh publik dan bahkan untuk keperluan embargo ekonomi. Dengan demikian, kebijakan tersebut secara terselubung mengandung kepentingan: “…to control where citizens visit and where their money is spent” (D.J. Timothy dan G.P. Nyaupane dalam Basuki Antariksa, 2011b: 5).

Di samping itu, pariwisata dapat menciptakan ketergantungan negara sedang berkembang yang semakin dalam terhadap negara maju. Martin Mowforth dan Ian Munt (1998) mengatakan bahwa: “…it is people from the First World who make up the significant bulk of international tourists and it is they who have the resources to make relatively expensive journeys for pleasure,a clear example of inequality”.

Kelima, sektor pariwisata dapat menimbulkan benturan ditinjau dari aspek sosial budaya. Sebagai contoh, M.L. Narasaiah (2004) menyatakan bahwa:

“…the environment and natural beauty may be harmed by infrastructure and hotel buildings; the intrusion of large numbers of foreigners with little knowledge and respect for the local culture and tradition may cause social tensions; there may be an upsurge of prostitution and sex-related diseases; and the local economy may be disrupted because labor is siphoned off from farming of the tourism sector,…” (M.L. Narasaiah 2004 dalam Basuki Antariksa 2011)


(33)

2.2 SOSIAL EKONOMI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Sedangkan dalam konsep sosiologis manusia sering disebut makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat hidup wajar tanpa bantuan dari orang lain disekitarnya (Salim, 2002:454). Sementara pengertian ekonomi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah, segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan seperti perdagangan, keuangan dan perindustrian. Jadi, dapat dikatakan bahwa ekonomi berkaitan dengan proses pemenuhan keperluan hidup sehari-hari (Salim, 2002:379).

Kondisi sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status (Sumardi, 2001: 21). Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001) juga memberikan batasan tentang kondisi sosial ekonomi yaitu, Merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Pemberian posisi disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982: 21) keadaan sosial ekonomi adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Aspek sosial ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat


(34)

baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya (Mubyanto, 2001).

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pembangunan Indonesia, salah satunya adalah membuka lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat setempat. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk mencari nafkah. Jadi, tujuan utama perjalanan itu adalah berhubungan dengan pertamasyaan. Di samping itu, dari pengertian itu juga diketahui bahwa orang yang melakukan perjalanan akan melakukan aktivitas wisata dan memerlukan berbagai barang dan jasa sejak mereka pergi dari tempat asalnya sampai di tempat tujuan dan kembali lagi ke tempat asalnya.

Pariwisata sebagai manifestasi dari modernisasi yang dapat memberikan pengaruh positif langsung terhadap lingkungan sosial ekonomi, yaitu baik penciptaan lapangan kerja dan beruasha maupun peningkatan pendapatan rumah tangga. Disamping itu pengembangan kepariwisataan dapat juga memberikan dampak negatif dan dampak positif( menguntungkan/meningkat) terhadap lingkungan sosial ekonomi.

Adanya input berupa pengembangan pariwisata beserta unsur pendukungnya pada lingkungan kawasan pariwisata dan lingkungan sosial masyarakat yang masih alami serta masih tradisional, dengan segala produknya dan komponen-komponen dalam ekologi manusia yang merupaka instrumen input, maka secara bersama-sama akan mengalami proses transformasi. Proses transformasi tersebut akan mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi seperti perubahan pekerjaan masyarakat, pola pembagian kerja, kesempatan kerja serta tingkat pendapatan .


(35)

Beberapa hasil penelitian tentang pariwisata dalam kaitannya dengan sosial ekonomi masyarakat memberikan gambaran bahwa sektor pariwisata tidak saja memberi pengaru pada sektor sosial ekonomi masyarakat, tetapi juga memberi pengaruh pada sektor- sektor lain.

Pasir Putih Parbaba merupakan salah satu obyek wisata alam di kabupaten samosir yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan,terletak di Desa huta Bolon kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir. Banyaknya wisatawan yang berkunjung menjadikan masyarakat desa parbaba banyak yang mengambil bagian dalam pengembangan daerah wisata tersebut yang dapat berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi masyarakat desa parbaba.

Maka dengan mengacu pada paparan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh obyek wisata pasir putih parbaba terhadap kehidupan sosial, ekonomi Masyarakat.


(36)

BAGAN ALIR PIKIR

Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba Kabupaten Samosir

 Prasarana Pariwisata

Yang terdiri atas Jalan, Listrik, Air, Telekomunikasi, Pelayanan Kesehatan , Terminal/pelabuhan

 Sarana Pariwisata

Terdiri atas Perusahaan- Perusahaan Angkutan Wisata, Hotel atau Jenis Akomodasi lainnya, Restoran atau Rumah Makan Lainnya dan Sarana Olahraga

Masyarakat Desa Parbaba Kabupaten Samosir

Sosial Ekonomi Masyarakat

 Pekerjaan

adalah profesi yang dilakukan dalam mencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah tangga

 Pendapatan

adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama

 Pendidikan

adalah kemampuan untuk menyekolahkan anak

 Kesehatan

adalah kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga


(37)

2.4 HIPOTESIS

Secara Etimologis istilah hipotesis berasal dari bahasa latin, yang terdiri dari dua kata, yaitu hipo yang berarti sementara dan these yang berarti pernyataan. Dengan demikian secara sederhana hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan sementara. Kerlinger (1997) mengemukakan bahwa hipotesis adalah suatu pertanyaan sementara yang menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel. Hipotesis harus dirumuskan dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Siagian, 2011: 147-148).

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak terdapat Pengaruh Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba terhadap kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Parbaba kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

Ha : Terdapat Pengaruh Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba terhadap kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

2.5 DEFENISI KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 2.5.1 Defenisi Konsep

1) Yang dimaksud dengan pengaruh dalam penelitian ini adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh suatu keadaan atau kondisi yang disebabkan oleh terjadinya sesuatu. 2) Yang dimadsud dengan Obyek Wisata dalam penelitian ini adalah Obyek Wisata Pantai

Pasir Putih Parbaba yaitu sebuah objek wisata alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan

3) Yang dimadsud dengan Sosial Ekonomi dalam penelitian ini adalah keadaan suatu masyarakat yang ditinjau dari segi aktifitas sosial dan ekonominya seperti tingkat


(38)

pendapatan, kondisi perumahan, kondisi kesehatan, pekerjaan, pendidikan. Dalam hal ini yang menjadi penelitian adalah social ekonomi masyarakat di Desa Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

4) Yang dimaksud dengan Masyarakat dalam penelitian ini adalah kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal disuatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

2.5.2 Defenisi Operasional

Menurut Masri Singarimbun, defenisi operasional adalah merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel diukur, dengan membaca defenisi operasional dalam suatu penelitian, seorang peneliti akan tahu pengukuran suatu variabel, sehingga ia dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut (Masri Singarimbun, 1991 : 49).

Defenisi Operasional dalam Penelitian Ini adalah : a. Variabel Bebas ( independent Variable )

Variabel bebas (X) adalah segala gejala, faktor, atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi munculnya variabel kedua yang disebut sebagai variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel berubah sehingga akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain atau bahkan sama sekali tidak ada yang muncul (Nawawi, 1998 : 57)

Variabel Bebas (X) dalam Penelitian Ini adalah Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba. Yang Menjadi Indikatornya :

 Kuantitas dan Kualitas prasarana Pariwisata Yang terdiri atas Jalan, Listrik, Air, Telekomunikasi, Pelayanan Kesehatan , Terminal/ pelabuhan


(39)

 Jumlah dan Kualitas Sarana Pariwisata yang terdiri Perusahaan- Perusahaan Angkutan Wisata, Hotel atau Jenis Akomodasi lainnya, Restoran atau Rumah Makan Lainnya dan Sarana Olahraga.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )

Variabel terikat (Y) adalah sejumlah gejala atau faktor maupun unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan adanya variabel bebas dan bukan karena adanya variabel lain (Nawawi, 1998 : 57)

Variabel Terikat (Y) dalam Penelitian Ini Adalah Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, indikatornya adalah :

A. Penghasilan /Pendapatan adalah jumlah penghasilan riil yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama, dengan indikator:

 Pendapatan dari hasil usaha

 Tanggungan dalam keluarga

 Besarnya keluarga

 Kepemilikan Tanah

 Pemenuhan kebutuhan pokok sehari -hari berupa pemenuhan sandang, pangan, papan

B. Pekerjaan merupakan kategori profesi yang dilakukan dalam mencari penghasilan untuk mendapatkan pendapatan rumah tangga, baik pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan.

C. Pendidikan yaitu kualitas pendidikan anak dilihat dari kemampuan serta akses untuk mengenyam dan memperoleh proses pendidikan suatu lembaga penyelenggara pendidikan sampai jenjang pendidikan tertinggi dengan ukuran kemampuan menyekolahkan anak


(40)

D. Kesehatan: kemampuan untuk memberikan jaminan kesehatan terhadap keluarga indikatornya yaitu: kemampuan untuk membeli obat-obatan dan kemampuan untuk berobat ke rumah sakit, puskesmas, dan pengobatan tradisional.


(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 TIPE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanasi. Penelitian Eksplanasi (kuantitatif) digunakan untuk menguji hubungan antara variabel yang akan di hipotesakan. Pada jenis penelitian ini jelas ada hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini sendiri menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel untuk mengetahui apakah suatu variabel berasosiasi atau tidak dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi atau tidak oleh variabel lainnya (Faisal, 2007:21). Adapun penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh antara variabel yaitu pengaruh Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir terhadap sosial ekonomi masyarakat Desa Hutabolon Parbaba Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir

3.2 LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini di Fokuskan di desa Hutabolon parbaba kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut adalah karena Objek wisata pantai pasir putih parbaba kecamatan Pangururan Kab. Samosir tersebut letaknya berada di desa Hutabolon Parbaba kecamatan Pangururan dan Obyek wisata ini adalah Obyek Wisata Unggulan yang ada di Kabupaten Samosir.


(42)

3.3 POPULASI DAN SAMPEL 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian terdiri dari manusia, benda-

benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karateristik tertentu dalam suatu penelitian (Nawawi, 1998:141).

Berdasarkan pendapat diatas tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Hutabolon Parbaba Kabupaten Samosir yang terlibat dalam usaha penyediaan Barang ataupun Jasa Pariwisata yang berjumlah 21 kk.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya dengan menggunakan cara-cara tertentu (Nawawi, 1998:144).

Berdasarkan pengertian diatas Untuk penentuan sampel karena populasi kurang dari 100, maka dipakai rumus N=n yang artinya populasi adalah sampel (Arikunto, 1997:104). Jadi sampel dalam penelitian ini adalah Seluruh Masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba Kabupaten Samosir yang terlibat dalam usaha penyediaan Barang/ Jasa Pariwisata yang berjumlah 21 kk.


(43)

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

a. Studi Kepustakaan (library research)

Studi Kepustakaan adalah Proses pengumpulan data atau atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui sumber- sumber kepustakaan seperti buku, surat kabar, majalah, dan bahan tulisan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Lapangan (field research)

Proses pengumpulan data atau atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian untuk mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan masalah yang ada.

Dengan demikian instrumen penelitian disini adalah alat yang digunakan dalam rangka studi lapangan yaitu:

i. Observasi, yaitu mengumpulkan data mengenai gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mendengar dan mencatat kejadian yang menjadi sasaran peneliti ii. Kuesioner, yaitu Kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebar daftar

pertanyaan untuk dijawab responden sehigga peneliti memperoleh data dan informasi yang diperlukan dala penelitian (siagian,2011:206-207)

c. Data Sekunder


(44)

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

 Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa deskriptif dan metode kuantitatif memakai rumus Korelasi Product Moment (Silalahi, 2009: 408)

Keterangan :

r = koefisien Korelasi Produk Moment n = jumlah individu dalam sampel x = angka mentah untuk variabel x y = angka mentah untuk variabel y

Untuk menggambarkan jenis hubungan digunakan ketentuan dari Guilford. Yaitu sebagai berikut :

1. +0,70 - ke atas : Hubungan positif yang kuat 2. +0,50 - +0,69 : Hubungan positif yang mantap 3. +0,30 - +0,49 : Hubungan positif yang sedang 4. +0,10 - +0,29 : Hubungan positif yang rendah 5. +0,01 - +0,09 : Hubungan positif yang tak berarti 6. 0,0 : Tak ada hubungan


(45)

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :

a. koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol ( r = 0 ) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. koefisien korelasi yang diperoleh positif ( r = + ) artinya kemungkinan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan yang positif.

c. koefisien korelasi yang diperoleh negatif ( r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

 Untuk mengetahui Besar kontribusi Obyek Wisata Pasir Putih Parbaba terhadap Sosial Ekonomi digunakan perhitungan determinasi dengan rumus :

D = ( ) x 100% Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(46)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1 KEADAAN GEOGRAFIS DAN BATAS-BATAS DESA HUTABOLON PARBABA Desa huta bolon parbaba merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah kecamatan pangururan kabupaten samosir. Jarak desa huta bolon dari pusat pemerintahan adalah sekitar 10 km.

Desa huta bolon parbaba mempunyai luas 3,9 km2 , dengan batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Situngkir kecamatan Pangururan

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Siopat Sosor Kecamatan Pangururan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Parbaba Dolok Kecamatan Pangururan

 Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba

4.2 DESKRIPSI DEMOGRAFI DESA HUTA BOLON PARBABA 4.2.1 Penduduk Menurut Kepala Keluarga Tiap Dusun

Desa Huta Bolon Parbaba dihuni oleh 508 jiwa penduduk yang terdiri dari 109 kk yang tersebar di 2 Dusun. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1

Penduduk Menurut Kepala Keluarga Tiap Dusun

No. Dusun Kepala Keluarga Persentase (%)

1. 2.

Dusun Panatapan Nauli Dusun Tapian Nauli

49 60

44,95 55,05

Total 109 100


(47)

Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat penyebaran penduduk menurut kepala keluarga (kk) dari kedua dusun di Desa Huta Bolon Parbaba. Komposisi terbesar terdapat terdapat di dusun Tapian Nauli, yaitu sebanyak 60 kk dari total 109 kk. Selanjutnya di Dusun Panatapan Nauli sebanyak 49 kk

4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jenis Penduduk Desa Hutabolon sebanyak 508 jiwa menurut Kelompok Umur dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tabel 4. 2

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 0-12 Bulan

1 -5 Tahun

6-8 Tahun

9-21 Tahun

22-59 Tahun

> 60 Tahun

4 24 35 103 102 20 3 15 12 70 110 10 7 39 47 173 212 30

Jumlah 288 220 508

Sumber : Kantor Kepala Desa Huta Bolon Parbaba

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk Berdasarkan Kelompok umur di Desa Huta Bolon Parbaba didominasi Oleh Kelompok Umur 22- 59 Tahun yang Berjumlah 212 orang yang terdiri dari Laki-laki Sebanyak 102 orang dan


(48)

Berjumlah 173 Orang yang Terdiri dari Laki-laki 103 orang dan Perempuan 70 orang dan untuk Kelompok umur 6-8 tahun berjumlah 47 orang yang terdiri dari 35 orang laki-laki dan 12 orang Perempuan dan Selanjutnya Untuk kelompok umur 0-5 Tahun ada sebanyak 46 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 28 orang dan perempuan sebanyak 18 orang , selanjutnya untuk kategori umur 60 tahun ke atas ada sebanyak 30 orang yang terdiri dari 20 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Secara umum Desa Huta Bolon Parbaba didominasi oleh Kelompok Umur Usia Produktif yang cukup besar hal ini harus diimbangi oleh Ketersediaan lapangan Pekerjaan agar Masyarakat usia Produktif bisa bekerja dan mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menghidupi keluarganya, dan tentunya Keberadaan Objek wisata Pantai Pasir Putih Parbaba akan Memberi peluang bagi masyarakat desa huta bolon untuk membuka usaha dan memberi lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa Hutabolon

4.2.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jenis Penduduk Desa Hutabolon sebanyak 508 jiwa menurut jenis kelamin dapat dilihat melalui tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3

Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

Laki-laki

Perempuan

288

220

56,69

43,31

Total 508 100


(49)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa distribusi penduduk menurut jenis kelamin Laki-laki lebih banyak, yaitu 288 jiwa (56,69%) sedangkan Perempuan di desa Hutabolon adalah sebanyak 220 jiwa (43,31%).

4.2.4 Penduduk Menurut Suku/Etnis

Tabel 4.4

Penduduk Menurut Suku/Etnis

No. Suku/ Etnis Frekuensi (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

Batak Toba

Karo

501

7

98,62

1,38

Total 508 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Huta Bolon Parbaba

Jika dilihat dari komposisi penduduk menurut Suku/Etnis di desa ini, maka mayoritas penduduk adalah Suku Batak yaitu 501 (98,62%) Jiwa dan sisanya adalah suku Karo yaitu Sebanyak 7 orang (1,38%). Disamping itu, Penduduk Desa Hutabolon Parbaba didominasi oleh satu garis keturunan yaitu Marga Sihaloho ditambah dengan Marga-marga lain yang juga Masih Sanak saudaranya.


(50)

4.3 SARANA DAN FASILITAS DESA 4.3.1 Sarana Pendidikan ( Gedung Sekolah )

Gedung sekolah sebagai sarana pendidikan yang ada di desa ini antara lain adalah: Tabel 4.5

Sarana Pendidikan Desa Hutabolon parbaba No. Sarana Pendidikan Jumlah

1.

2.

3.

Taman Kanak-kanak

Sekolah Dasar

Sekolah Menegah Pertama

1

1

1

Total 3

Sumber : Kantor Kepala Desa Huta Bolon Parbaba

Berdasarkan data pada tabel 4.5 di atas disebutkan bahwa sarana yang terdapat di Desa Huta Bolon Parbaba yaitu Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Maka dapat diketahui bahwa desa Huta Bolon Parbaba juga telah mempunyai beberapa sarana pendidikan dalam meningkatkan kecerdasan bagi setiap anak-anak warga di Desa tersebut. Sehingga mereka juga dapat belajar seperti anak-anak pada umumnya yang berhak mendapat pendidikan.


(51)

4.3.2 Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang ada di desa Huta Bolon Parbaba adalah sebagai berikut: Tabel 4.6

Sarana Olahraga Desa Hutabolon Parbaba

No. Sarana Olahraga Jumlah

1.

2.

3.

Lapangan Volley Pantai

Lapangan Sepakbola

Lapangan Bulutangkis

4

1

1

Total 6

Sumber : Kantor Kepala Desa Huta Bolon Parbaba

Dari tabel 4.6 diatas di katakan bahwa desa huta bolon parbaba juga memiliki sarana olahraga yang mendukung arus wisatawan ke lokasi tersebut. Volley pantai merupakan sarana olahraga yang paling banyak di temukan di desa Huta Bolon Parbaba karena desa huta bolon memiliki pasir pantai yang cukup luas. Oleh karena itu setiap tahun di desa huta bolon parbaba selalu diadakan pertandingan volley pantai baik itu tingkat sekolah maupun antar kabupaten.

4.3.3 Sarana Peribadatan

Sehubungan dengan Mayoritas Penduduk yang ada di desa Huta Bolon Parbaba adalah Mayoritas Agama Kristen Maka Sarana Peribadatan yang ada di desa ini adalah Gereja sebanyak 2 buah yang tersebar di Masing Masing Dusun.

4.3.4 Sarana Penginapan/ Hotel

Desa huta bolon terdapat 2 buah sarana bagi para wisatawan untuk beristirahat yaitu 2 buah Penginapan kecil. Salah satu Penginapan yang ada didesa ini dibangun oleh pemerintah Kabupaten Samosir dan dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir dan sebuah


(52)

Penginapan Kecil yang dikelola Masyarakat yang letaknya cukup dekat dengan Pantai Pasir Putih Parbaba

4.3.5 Prasarana Kesehatan Di Desa Huta Bolon Parbaba Tabel 4.7

Prasarana Kesehatan Desa Hutabolon parbaba

No. Prasarana Jumlah

1.

2.

3.

Posyandu

Praktik Dokter

Poskesdes

2

1

1

Total 4

Sumber : Kantor Kepala Desa Huta Bolon Parbaba

Desa Huta Bolon mempunyai total 4 prasarana kesehatan yakni 2 Posyandu dan sebuah praktik Dokter dan Poskesdes yang tersebar di desa Huta Bolon. Dari sisi jumlah Penduduk sesungguhnya keberadaan prasarana kesehatan tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi dari sisi sebaran wilayah sebagian wilayah di desa ini masih sulit mengakses sarana kesehatan ini karena letak Geografis Desa yang Sebagian Lokasinya Cukup Jauh dari Prasarana Kesehatan Tersebut.


(53)

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH DESA HUTABOLON

4.4 Gambaran Obyek Wisata Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba terletak di Desa Hutabolon, Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Panorama pantai ini berada di Pesisir Danau Toba, pantai di Danau Toba ini berbeda dari pantai-pantai lainnya yang terdapat di dataran rendah meskipun sama-sama memiliki pasir putih yang khas.

Sejak dikembangkan dan diresmikan menjadi sebuah objek wisata pada tahun 2006 oleh Prof.Dr.Ir Johar Arifin Husin sebagai Deputi Pemberdayaan Olah Raga, pada tanggal, 18 Mei 2006 silam, Pantai pasir putih parbaba sebelumnya adalah hanya sebuah pantai berpasir putih yang digunakan penduduk sebagai sarana mencuci pakaian dan juga mengambil air minum . kini menjadi menjadi salah satu daerah tujuan wisata paling banyak di kunjungi di Pulau Samosir setelah daerah tujuan wisata Tomok-Simanindo keunikan pantai ini banyak mengundang perhatian dan decak kagum para wisatawan dari berbagai daerah ketika mengunjunginya. Terletak di daerah dataran tinggi yang beriklim sejuk, Perairan di pantai ini

KEPALA DESA Belly Boy King Sihaloho

KUR PEMERINTAHAN Mulaster Sihaloho

KUR KESRA Mangapul Sihaloho

KUR PEMBANGUNAN Allen Sihaloho

BPD Bedian Sinabutar SEKRETARIS DESA

Dolly Ferduwan Sihaloho


(54)

bukanlah air asin yang mengandung garam seperti di daerah dataran rendah, melainkan air tawar yang terdapat perairan Danau Toba yang menambah kelebihan pantai ini

Keindahan Pantai Pasir Putih Parbaba yang terdapat di Danau Toba ini juga menyita perhatian sebahagian orang untuk melaksanakan berbagai kegiatan outdoor seperti outbond dan kegiatan outdoor lainnya, bahkan pada saat-saat tertentu juga terlihat beberapa tenda milik para pecinta alam yang berjejer di sekitar pasir putihnya serta beberapa orang yang menghabiskan waktu di sore hari untuk berolahraga voli ataupun sekedar menelusuri pantai. Selain itu, eksotika pantai ini pun juga sering digunakan oleh Dinas Pariwisata untuk melaksanakan beberapa agenda kegiatan seperti Festival Seniman Internasional hingga kunjungan Destinasi Pariwisata ketika moment Pesta Danau Toba yang diadakan setiap tahun.

Kawasan wisata Pantai Pasir Putih Parbaba setiap tahunnya mampu menambah PAD Kabupaten Samosir kurang lebih sebesar Rp.18 Juta. Hal tersebut tentunya belum seberapa bila dibandingkan dengan daerah tujuan wisata sejenisnya di daerah lain, akan tetapi cukup baik bila dibandingkan dengan Sarana Prasarana pendukung yang masih jauh dari kata bagus. kondisi tersebut merdampat baik bagi pertumbuhan ekonomi warga sekitar, baik bagi penyedia jasa sewa wahana-wahana air maupun jasa kuliner hingga penginapan dll.


(55)

BAB V

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas data – data yang diperoleh dari lapangan, data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui obsevasi, wawancara dan melalui koesioner. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan mengelompokkan data menjadi suatu bagian -bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden, analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dilapangan tetap berpedoman pada tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis menyajikan data -data yang diperoleh dari hasil koesioner yang diajukan kepada para responden Masyarakat Desa Huta Bolon Parbaba Kabupaten Samosir yang terlibat dalam penyediaan Barang/ Jasa Pariwisata yang berjumlah 21 kk. Data yang di analisis pada bab ini adalah :

5.1 KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Dalam rangka memperoleh deskripsi tentang sample penelitian, berikut ini diuraikan karakteristik umum Responden sebagai sumber data, diantaranya dari usia responden, seperti tabel berikut :


(56)

Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tabel 5.1

No. Usia Frekuensi Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 20-30 31-40 41-50 51-60 61-70 2 8 5 5 1 9,6 38,1 23,8 23,8 4,7

Total 21 100

Sumber : Hasil Angket 2014

Pada tabel 5.1 di atas mayoritas usia responden adalah antara 31-40 tahun yaitu sebanyak 8 orang (38,1%). Kemudian diikuti dengan usia responden antara 41-50 tahun sebanyak 5 orang responden (23,8%),dan usia 51-60 sebanyak 5 orang (23,8%),dan usia antara 20-30 tahun sebanyak 2 orang (9,6%) dan usia antara 61-70 sebanyak 1 orang (4,7 %). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas usia responden termasuk usia produktif, yaitu usia 15 – 55 tahun.

Distribusi Responden berdasarkan Agama Tabel 5.2

No. Agama Frekuensi Persentase (%)

1. 2. Kristen Protestan Katolik 16 5 76,19 23,81

Total 21 100


(57)

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa mayoritas responden beragama Protestan yaitu sebanyak 16 jiwa (76,19%), dan Kristen Katolik sebanyak 5 jiwa (23,81%) .

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah penganut agama Kristen Protestan, hal ini dipengaruhi oleh penduduk Pribumi Kabupaten Samosir yang memang adalah mayoritas agama Kristen Protestan.

Distribusi Responden berdasarkan Suku

Berdasarkan Distribusi Responden menurut Suku, diketahui bahwa seluruh responden adalah suku Batak Toba. Hal ini dikarenakan bahwa mayoritas penduduk masyarakat Desa Huta Didominasi Oleh Suku Batak Toba Yaitu Sebanyak 98,62 %

Distribusi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.3

No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

SD

SMP

SMA

Diploma

1

6

12

2

4,76

28,57

57,14

9,53

Total 21 100

Sumber : Hasil Angket 2014


(58)

pendidikan yang bersifat formal maupun informal juga tidak tertutup kemungkinan dari pengalaman yang didapat dari dunia luar.

Dari data hasil kuesioner diatas dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang tidak bersekolah. Sementara itu, mayoritas responden berpendidikan terakhir pada jenjang SMA/sederajat sebanyak 12 Orang (57,14%), kemudian diikuti oleh SMP sebanyak 6 Orang (28,57%), dan jenjang pendidikan Diploma sebanyak 2 Orang responden (9,53%), sedangkan pada jenjang pendidikan SD/Sederajat sebanyak 1 Orang (4,76%).

Daftar Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak Tabel 5.4

No. Jumlah Anak Frekuensi Persentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 1 2 3 4 ≥ 5

2 3 7 4 5 9,53 14,28 33,34 19,04 23,81

Total 21 100

Sumber : Hasil Angket 2014

Dari data hasil kuesioner diatas dapat dilihat bahwa masyarakat desa hutabolon masih terlihat bahwa masyarakat desa huta bolon parbaba masih mempercayai istilah yaitu “banyak anak banyak rejeki”. Hal ini dapat terlihat dari hasil koesioner diatas bahwa mayoritas responden yang memiliki jumlah anak 3 berjumlah 7 orang (33,34%), diikuti oleh responden yang memiliki anak lebih dari atau sama dengan 5 berjumlah 5 orang (23,81%) dan responden yang memiliki anak 4 ada 4 orang(19,04%) dan responden yang memiliki anak 2 ada 3 orang (14,28 %) yang memiliki anak 1 berjumlah 2 orang (9,53 %)


(59)

5.2KUANTITAS DAN KUALITAS PRASARANA DAN SARANA PARIWISATA (VARIABEL X)

5.2.1 Prasarana Pariwisata

Tanggapan Responden Mengenai Kualitas/Kuantitas Prasarana Perhubungan Tabel 5.5

No. Jawaban Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

Sangat Lancar

Kurang Lancar

17

4

80,95

19,05

Total 21 100

Sumber : Hasil Angket 2014

Pada Tabel 5.5 diatas adalah tanggapan responden mengenai Kualitas Prasarana perhubungan yang ada di desa hutabolon . dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 17 orang (80,95%) menyatakan bahwa prasarana perhubungan di desa hutabolon parbaba sangat lancar, dan 4 orang (19,05) menyatakan bahwa kualitas prasarana perhubungan kurang lancar dan tidak ada yang menyatakan bahwa prasarana perhubungan di daerahnya tersebut tidak lancar. Hal ini terjadi karena memang di desa huta bolon parbaba memiliki jalur perhubungan darat yang cukup layak,dan juga di dukung oleh sebuah dermaga/ pelabuhan Danau yang terdapat di desa tersebut yang Menghubungkan Desa Tersebut melalui Perairan


(1)

Sarana yang kurang tersedia seperti kurangnya angkutan Wisata di desa huta bolon dan juga masih minimnya prasarana kesehatan yang terdapat di desa hutabolon parbaba sehingga kelak Pantai Pasir Putih Parbaba Menjadi sebuah Kawasan Wisata yang berkualitas dan mampu memberi Kontribusi yamg Maksimal terhadap masyarakat dan juga Pemerintah

2. Pantai Pasir Putih Parbaba sebagai daerah tujuan wisata akan semakin berkembang dengan baik apabila setiap tahunnya eksistensi pariwisata Pantai Pasir Putih Parbabadapat dikembangkan serta dapat menata keindahannya dengan baik, seperti lingkungan tidak yang kotor, sehingga benar-benar membuat wisatawan yang datang merasa aman, tentram, bersih, sesuai dengan Sapta pesona.

3. Masyarakat sekitar objek wisata Pasir Putih Parbaba sebaiknya harus dapat menjadi tuan rumah di desanya sendiri, agar mereka tidak tersingkir dalam pengembangan usaha dan dapat ambil bagian di sektor pariwisata, sehingga pola perekonomian mereka meningkat dan dapat merubah hidup mereka lebih baik lagi. Karena apabila hal ini dibiarkan terus, penduduk asli akan tergusur oleh para pengusaha-pengusaha dari luar yang datang untuk mengembangkan usahanya.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

I Gde Pitana & Putu G (2007). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi Publisher Ismayanti. (2010). Pengantar Pariwisata. Grasindo: Jakarta

Suwantoro,Gamal.(2004).Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta:Andi Publisher Marpaung,H.(2002).Pengetahuan Kepariwisataan.Bandung:Alfabeta

Siagian Matias. (2011). Metode Penelitian Sosial. Medan: Grasindo Monoratama. Spillane, James.J. (1987). Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisius.

Yoeti Oka,A.(1996). Pengantar Ilmu Pariwisata.Bandung:Angkasa Singarimbun, Masri. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3S. Spillane, J.J. (1991). Ekonomi Pariwisata: Sejarah dan Prospeknya: Kanisius.

I Nyoman Erawan. (1994). Pariwisata dan Pembangunan Ekonomi. Denpasar: Upada Sastra. Nawawi, Hadar. ( 1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nyoman S,Pendit.(2002).Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:Prayadna Paramita

Faisal, Sanapiah. (2007). Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Oka A. Yoety. (2008). Ekonomi pariwisata: introduksi, informasi, dan aplikasi. Kompas Anthony Fransisko Siallagan. (2011). Analisis Permintaan Wisatawan Nusantara Objek

Wisata Batu Kursi Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. / Journal. Basuki Antariksa. (2011). Peluang Dan Tantangan Pengembangan Kepariwisataan Di

Indonesia. Puslitbang Kementerian Pariwisata dan Budaya: Jakarta /Journal. Sujali.(1989) Geografi Pariwisata dan Pariwisata.Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM Kusmayadi & Sugiarto,E(2000) Metodologi dalam Bidang Pariwisata.Jakarta:Gramedia Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982) Kemiskinan dan Kebutuhan

Pokok.Jakarta:Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial UU RI No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 tentang ketentuan Usaha Proyek Wisata


(3)

Sumber Lain

http://asiapacific.unwto.org/publications diakses pada tanggal 8 mei 2014, pukul 10.15 http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/SI_2013/index3.php?pub=Statistik%20Indonesia%2020

13 diakses pada tanggal 8 mei 2014, pukul 10.47

http://samosirkab.bps.go.id/?hal=publikasi_detil&id=260 diakses pada tanggal 8 mei 2014, pukul 12.11

http://ekbis.sindonews.com/read/712216/35/wisatawan-di-asia-tenggara-naik-8-7-persen diakses pada tanggal 10 mei 2014, pukul 09.08

http://www.parekraf.go.id/asp/ringkasan.asp?c=112 diakses pada tanggal 10 mei 2014, pukul 09.25


(4)

LAMPIRAN I

NO SKOR ITEM NOMOR JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 38

2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 37

3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 38

4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 38

5 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 38

6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 40

7 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 38

8 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 39

9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40

10 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 39

11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41

12 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 37

13 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 39

14 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 40

15 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 37

16 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 39

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 41

18 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 40

19 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 39

20 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 40


(5)

VARIABEL Y

NO SKOR ITEM NOMOR JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 35

2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 3 22

3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 35

4 2 3 3 3 1 3 3 1 1 3 2 3 2 30

5 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 3 3 3 32

6 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 34

7 3 3 3 3 1 3 2 1 2 2 2 2 2 29

8 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 2 3 34

9 3 3 3 3 2 3 2 1 3 3 3 3 3 35

10 2 2 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 3 31

11 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 36

12 3 2 2 2 1 3 2 2 1 3 3 3 2 29

13 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 34

14 3 3 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 34

15 3 2 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 30

16 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 34

17 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 34

18 3 3 3 2 1 3 2 1 3 3 3 2 3 32

19 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 3 26

20 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 2 3 33


(6)

Tabel Kerja Penghitungan r Product Moment ( r Person )

NO X Y X2 Y2 XY

1 38 35 1444 1225 1330

2 37 22 1369 484 814

3 38 35 1444 1225 1330

4 38 30 1444 900 1140

5 38 32 1444 1024 1216

6 40 34 1600 1156 1360

7 38 29 1444 841 1102

8 39 34 1521 1156 1326

9 40 35 1600 1225 1400

10 39 31 1521 961 1209

11 41 36 1681 1296 1476

12 37 29 1369 841 1073

13 39 34 1521 1156 1326

14 40 34 1600 1156 1360

15 37 30 1369 900 1110

16 39 34 1521 1156 1326

17 41 34 1681 1156 1394

18 40 32 1600 1024 1280

19 39 26 1521 676 1014

20 40 33 1600 1089 1320

21 39 31 1521 961 1209