Faktor faktor Strategis dalam Kemitraan Pendidikan

23

d. Faktor faktor Strategis dalam Kemitraan Pendidikan

Kemitraan dipengaruhi oleh berbagai faktor, sebagaimana dijelaskan oleh Chip R. Bell mengenai kemitraan yang kuat berdasarkan pada hal-hal berikut: 1 Kemitraan yang kuat dapat dilihat dari komitmen dalam kedermawanan, yang senang memberi dalam memperluas hubungan sekedar memenuhi kebutuhan atau kesepakatan; 2 Kemitraan yang kuat berlandaskan kepercayaan. Kepercayaan ini ada diantara ke dua atau lebih pihak yang melakukan kerjasama; 3 Kemitraan yang kuat ditunjang oleh tujuan bersama. Tujuan ini biasanya tidak tertulis dengan jelas, karena setiap mitra mempunyai harapan tentang hubungan atau komitmen yang disepakati; 4 Kemitraan yang kuat adalah persekutuan yang dijalin dengan kejujuran. Kejujuran dipandang sebagai alat untuk melontarkan sesuatu hal yang menganggu; 5 Kemitraan yang kuat berdasarkan keseimbangan. Kestabilan yang diperlukan untuk pengejaran kesamaan derajat yang sama diantara mitra kerja sangat diperlukan; 6 Kemitraan yang kuat berdasar keindahan. Semangat kemitraan merupakan aliran yang artistik yang didalamnya terdapat kesantaian dan rasa pengenalan Nana Rukmana, 2006: 72. Hal yang penting dalam kemitraan adalah pemahaman dan kemampuan sekolah dalam melakukan komunikasi. Komunikasi menurut Atep Adya Barata 2003: 54 menyebutkan bahwa komunikasi adalah penyampaian gagasan, informasi, dan pengetahuan kepada pihak lain dan menekankan pada hubungan antara pihak tertentu baik antara satu orang 24 dengan satu orang, satu orang dengan banyak orang, satu kelompok manusia dengna kelompok lainnya. Hal lain yang perlu adalah sikap, sikap dalam kemitraan berfungsi untuk mencapai perubahan dan keberhasilan. Menurut Nana Rukmana perilaku dalam bermitra merupakan aktualisasi dan operasionalisasi sikap kemitraan yang ditunjukkan oleh sekolah. Dalam hal ini sikap sekolah dalam kemitraan menentukan keberhasilan atau efektifitas suatu kemitraan Nana Rukmana, 2006: 78. Selain pada sikap, perilaku pimpinan sekolah membantu penentuan sikap sekolah secara keseluruhan dalam melaksanakan prinsip-prinsip perilaku kemitraan yang baik. Sikap dan perilaku kemitraan yang baik menurut Allan R. Cohen David L. Branford sebagai berikut: 1 Setia dan memiliki keyakinan bahwa keuntungan menyeluruh dari unit kerja yang bermitra yang harus didahulukan; 2 Menghargai perbedaan dalam proses kemitraan pada masing-masing mitra; 3 Bersikap lapang dada atas kekurangan mitra kerja; 4 Mempunyai dugaan positif terhadap mitra kerja Nana Rukmana, 2006: 78. Jadi faktor strategis dalam kemitraan pendidikan yaitu komunikasi, sikap, dan perilaku pimpinan. Komunikasi merupakan kemampuan sekolah dalam menyampaikan gagasan dan informasi kepada pihak lain. Sikap dan perilaku dalam kemitraan merupakan aktualisasi dan operasionalisasi yang mendukung keberhasilan kemitraan. 25

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Nia Eka Sari 2012 dengan judul “Kerjasama Sekolah dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri Studi Kasus di SMK Negeri 1 Boyolangu Tulungagung. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan mengenai prosedur pelaksanaan kerjasama, penyusunan, dan evaluasi program kemitraan. Sama halnya dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu dengan menjelaskan juga bentuk- bentuk kemitraan yang dilakukan sekolah. Perbedaannya adalah penelitian yang sudah dilakukan ini hanya fokus pada DUDI, sedangkan penelitian yang akan dilakukan, masyarakat adalah bagian dari lingkungan eksternal disamping DUDI yang merupakan fokus penelitian ini. 2. Penelitian dengan judul “Strategi Kemitraan Sekolah dengan Komite Sekolah pada MTs Yasti Cisaat-Sukabumi” yang dilakukan oleh R. Yadi Priyadi Ar yang menyimpulkan beberapa hal diantaranya sekolah memfungsikan komite sekolah dengan menitikberatkan pada pelibatan dalam perncanaan program. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengembangkan kemitraan yaitu melalui koordinasi dan komunikasi sekolah dengan komite sekolah. Penelitian yang akan dilakukan tidak hanya kemitraan sekolah terhadap komite namun juga kemitraan terhadap lingkungan eksternal seperti DUDI.