hari setelah asupan yang sangat besar akibat terapi yang tidak tepat. Dosis toksis diperkirakan adalah sekitar 25.000 IUkg. Hipervitaminosis A kronik muncul
setelah mengonsumsi lebih dari 25.000 IU setiap hari Eledrisi, 2012. Dalam penelitian ini, peneliti memilih Posyandu wilayah kerja Puskesmas
Padang Bulan sebagai lokasi penelitian. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena Puskesmas Padang Bulan merupakan puskesmas yang memiliki posyandu
terbanyak dibanding puskesmas lain yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan. Berdasarkan hasil survei awal peneliti didapati bahwa terdapat 25 posyandu di
wilayah kerja puskesmas ini. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti perlu melakukan
penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja Puskesmas Padang
Bulan.
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Bagaimanakah
pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat Vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan?”
1.3. Tujuan penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang
manfaat vitamin A bagi kesehatan mata di posyandu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.
1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang
manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan pendidikan 2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang
manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan usia
Universitas Sumatera Utara
3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang manfaat vitamin A bagi kesehatan mata berdasarkan sumber informasi
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Bagi ibu rumah tangga Sebagai bahan masukan bagi ibu rumah tangga agar dapat berperan sebagai
kunci utama dalam menyediakan dan mencukupkan kebutuhan vitamin A pada anak.
1.4.2. Bagi Posyandu wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi para
kader posyandu di wilayah kerja puskesmas untuk meningkatkan edukasi mengenai manfaat vitamin A terhadap kesehatan mata bagi ibu-ibu rumah
tangga yang berkunjung ke posyandu. 1.4.3. Bagi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Diharapkan dapat menjadi masukan bagi Institusi sebagai data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya.
1.4.4. Bagi peneliti Sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dalam menerapkan ilmu
penelitian yang diperoleh di bangku perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan 2.1.1.Definisi Pengetahuan
Pengetahuan Knowledge merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni: penglihfatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga Notoatmodjo, 2007. Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang over
behaviour. Menurut Rogers 1974 dalam Notoadmodjo 2007, apabila suatu pembuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan apabila manusia mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut :
a. Awareness kesadaran di mana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.
b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tertentu di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
baik lagi. d. Trial, di mana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua,
yakni : a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi : 1 Cara coba salah trial and error. Cara coba salah ini dilakukan
dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.
2 Cara kekuasaan atau otoritas. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3 Berdasarkan pengalaman pribadi. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan
cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara tersebut.
4 Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. b. Cara Modern Memperoleh Ilmu Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian
ilmiah” Notoatmodjo, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior pengetahuan yang dicakup di
dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : a. Know tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termaksud kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali recall suatu yang spesifik bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan
tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Comprehension memahami
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Application aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi atau
telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konsteks atau situasi yang lain. d. Analysis analisa
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek terdalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya satu dengan sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat
menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
e. Synthesis sintesis Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluation evaluasi Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian-penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden Notoatmodjo, 2007.
2.1.4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang menurut Mubarak 2007 antara lain:
a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak
langsung. c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis mental. Pada aspek psikologis atau mental
taraf berpikir seseorang akan semakin matang dan dewasa. d. Minat
Merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
Universitas Sumatera Utara
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
e. Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman
terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi
kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
f. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukkan sikap pribadi atau sikap seseorang. g. Media informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
2.2. Vitamin A 2.2.1. Pengertian