Kosmetik menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No.445MenKes1998 adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar
badan epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar, gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Dalam definisi kosmetik di atas, yang dimaksudkan dengan “tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit” adalah sediaan
tersebut seyogyanya tidak mempengaruhi struktur dan faal kulit. Namun bila bahan kosmetik tersebut adalah bahan kimia meskipun berasal dari alam dan
organ tubuh yang dikenai ditempeli adalah kulit, maka dalam hal tertentu kosmetik itu akan mengakibatkan reaksi-reaksi dan perubahan faal kulit tersebut.
Tujuan penggunaan kosmetik pada masyarakat adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui riasan, meningkatkan rasa percaya diri
dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan dan secara umum, membantu
seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup.
2.6.1 Kosmetika pelembab
Kosmetik pelembab moisturizers termasuk kosmetik perawatan yang bertujuan untuk mempertahankan struktur dan fungsi kulit dari berbagai pengaruh
seperti udara kering, sinar matahari terik, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh yang mempercepat penguapan air sehingga kulit
menjadi lebih kering Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kekeringan dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang diperoleh dari kelenjar lemak dan
sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah
tersebut tidak mencukupi. Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan tambahan non alamiah yaitu dengan cara memberikan kosmetik pelembab kulit
Wasitaatmadja, 1997. Umumnya, kulit sehat dilindungi dari kekeringan oleh bahan-bahan yang
bisa menyerap air seperti asam amino, purin, pentosa, dan derivat asam fosfat, yang jumlah totalnya 20 dari berat lapisan stratum corneum. Bahan-bahan yang
larut dalam air tersebut dapat terangkat dari kulit oleh perspirasi atau pencucian. Jika bahan-bahan itu tidak dilindungi oleh lapisan lemak tipis yang tidak larut air
maka dapat menyebabkan dehidrasi kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Kosmetika pelembab bekerja dengan cara mempertahankan ikatan air di
dalam kulit dan melindungi lipid atau lipoprotein yang terdapat dalam membran sel. Kosmetika pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan maupun
sintesis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan kulit dari sel kulit
namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak kulit semula. Kosmetika pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan
minyak tertentu moisturizing oil, atau campuran minyak dalam air moisturizing cream dan dapat ditambah atau dikurangi zat tertentu untuk tujuan khusus
Wasitaatmadja, 1997.
Universitas Sumatera Utara
Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau kulit menua, sekaligus
membuat kulit terlihat bersinar. Kandungan air dalam sel-sel kulit normal lebih dari 10, bila terjadi penguapan air yang berlebihan maka nilai kandungan air
tersebut akan berkurang. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit adalah: 1. Menutup permukaan kulit dengan minyak oklusif.
2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit. 3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik
yang menyerap air. 4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh yang mengeringkan kulit.
2.6.2 Faktor yang menyebabkan dehidrasi kulit