PENETAPAN MANITI ARI PADA SUKU BATAK TOBA DI DESA SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDU KABUPATEN SAMOSIR.

(1)

PENETAPAN MANITI ARI PADA SUKU BATAK TOBA DI

DESA SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDU

KABUPATEN SAMOSIR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Pendidikan Antropologi

Oleh:

SEPRIANI SIMARMATA NIM. 3133322026

JURUSAN PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i

ABSTRAK

SEPRIANI SIMARMATA, NIM :3133322026, PENETAPAN MANITI ARI PADA SUKU BATAK TOBA DI DESA SIMARMATA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR. FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penetapan Maniti Ari pada suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Dimana tradisi Maniti Ari ini bertujuan untuk melihat hari baik untuk melakukan suatu adat ataupun pesta pada suku Batak Toba. Selain menggelar adat pesta Maniti Ari bertujuan juga untuk melakukan suatu pembangunan rumah, pembagunan tugu parsadaan dan hal lainnya.banyak tujuan Maniti Ari ini dalam tradisi suku Batak Toba dimana suku tersebut beranggapaan jika Maniti Ari terdahulu dalam melakukan suatu adat akan mendatangkan kebaikan bagi yang melakukannya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memahami dan mengetahui dan menentukan suatu kegiatan ataupun tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat tersebut. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti sampel dan populasi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan study kepustakaan.Hasil penelitian ini menjelaskan bahwasannya Maniti Ari ini merupakan suatu tradisi yang selalu dilakukan oleh sebagian kecil suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dalam melakukan suatu adat dengan anggapan jika melakukan hal tersebut akan mendatangkan kehidupan yang baik bagi anggota yang melakukannya.Dewasa ini Maniti Ari ini masih tetap digunakan oleh suku batak toba walaupun masyarakat tersebut sudah percaya dengan agama. Agama tidak membuat masyarakat ini langsung meninggalakan budaya yang pertama kali mereka percayai sebelumnya.Perkembangan Zaman juga bukan merubah kepecayaan Batak Toba untuk meninggalkan tradisi itu walaupun mengalami sedikit pergeseran karena adanya pengaruh ataupun daya tarik modernisasi namun masih ada masyarakat Batak Toba terutama di Desa Simarmata yang menjalankan tradisi ini sampai saat ini. Pada akhirnya penulis menyimpulkan bahwa Maniti Ari sampai saat ini masih dipercayai oleh suku Batak Toba dan fungsi Maniti Ari ini adalah untuk melihat hari yang terbaik dari hari yang baik untuk melakukan suatu adat ataupun hal lainnya, namun jika diliht pada zaman sekrang ini Maniti Ari ini sedikit bergeser akbat modernisasi dan akulturasi tetapi tidak mebuat suku batak toba tersebut meninggalkan tradisi ini. Kata kunci : Kepercayaan, Maniti ari, Pengaruh dan Fungsi.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Penetapan Maniti Ari Pada Suku Batak Toba Di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Penulis juga tidak lupa menyampaikan rasa terimakasih bagi pihak –pihak yang telah memberikan motivasi maupun kontribusi bagi penulis, sehingga penulis mampu menyelsaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Pd. 2. Dekan Fakultas Ilmu sosial,Dra. Nurmala Berutu,M.Si

3. Ketua Jurusan progran studi pendidikan antropologi, Dr.Rosramadhana,M.Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Supsiloani, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat yang sangat baik kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Tumpal simaramata,M.Si selaku dosen pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan masukan nasehat serta semangat daan dorongan selama perkuliahan terutama dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP dan Ibu Dr.Rosramadhana, M.Si selaku

Dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dan perbaikan dalam penyelesaian skripsi ini.


(7)

iii

7. Ibu Murni Eva Marlina, M.Si yang ikut serta dalam pemberian semangat dan selalu mengingatkan penulis akan arti pentingnya dan semangat dalam perkuliahan ini serta memberikan pinjam buku yang sangat bermanfaat bagi penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Ayahanda M. Simarmata dan Ibunda K. Sihaloho yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi yang tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

9. Abang saya secara keseluruan beserta kakak saya yang selalu memberikan semangat dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

10.Terkusus kepada kakak ku Wirma Yuni Sidauruk yang selaku memberikan penulis nasihat dan semangat dalam penulisan skripsi ini dari awal sampai selesai.

11.Oppung Lince simarmata, oppung Demi situmorang dan Oppung jefri simarmata sebagai informan penulis yang sudah memberikan banyak informasi tentang penelitian ini yang terkait dengan judul penulis, terimakasih untuk waktu dan informasih yang sangat bermanfaaat bagi penulis.

12.Kepada Bapak Kepala Desa Simarmata yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.

13.Sahabat terbaikku, Ulfi diah syafitri dan Mutia Maulida yang selalu setia menemani penulis kapan pun dan dimana pun dalam penulisan skripsi ini.


(8)

iv

14.Adik saya Dina Marintan Sinurat yang selalu ada buat saya dalam penulisan skripsi ini, yang ikut serta dalam segala urusan skripsi ini. Semoga cepat menyusul ya adek sayang

15. Adik kost saya Wanti Dahlia Siregar dan Frika suryani sianipar yang selalu setia menemani penulis dalam penulisan skripsi ini sampai selesai. 16.Teman Terbaikku Feince Adenola Simangunsong, Adesh Febriyeni

Simanjuntak,Veronika Sari Manalu yang selalu semangati penulis dalam menuliskan skripsi ini

17.Teman –teman seperjuangan Diah, Rizka,Arvina, dimana dalam penulisan skripsi telah berbagi info, keluh kesah sedih dan senang. Semoga kerja keras kita berbuah baik dan semoga kita semua sukses kedepannya.

18.Teman teman PPLku di SMP IMELDA MEDAN

19.Terkhusus untuk orang yang paling spesial yang Selalu Dihatiku.

20.Semua teman Antropologi stambuk 2013 yang tiak bisa penulis ucapkan satu persatu, selamat berjuang untuk kita semua dan semoga kita sukses.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini membawa manfaat yang baik.

Medan, Februari 2017 Penulis

Sepriani Simarmata Nim. 3133322026


(9)

v DAFTAR ISI

ABSTARAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Identifikasih Masalah ... 5

1.3.Pembatasan Maslah ... 5

1.4.Rumusan Masalah ... 6

1.5.Tujuan Penelttian ... 6

1.6.Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka ... 9

2.2. Kerangka Teori... 10

2.2.1. Teori Religi ... 10

2.2.2 Teori Simbol ... 12

2.3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1. Suku Batak Toba ... 14

2.3.2 Maniti Ari ... 15


(10)

vi BAB III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian ... 19

3.2. Lokasi Penelitin ... 20

3.3. Subjek Dan Objek Penelitian ... 20

3.3.1. Subjek Penelitian ... 20

3.3.2. Objek penelitian ... 21

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 22

3.4.1. Observasi ... 22

3.4.2. Wawancara ... 22

3.4.3. Study Lapangan ... 23

3.4.5. Dokumentasi ... 23

3.5. Tehnik Analisis Data ... 24

3.5.1. Reduksi Data ... 24

3.5.2.Penyajian Data ... 25

3.5.3.Penarikan Kesimpulan ... 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27

4.1.1. Keadaan Geografis ... 27

4.1.2.Keadaan Penduduk ... 28

4.1.2.1.Jumlah penduduk ... 28

4.1.2.2 Suku bangsa . ... 28

4.1.2.3. Mata Pencaharian . ... 29

4.1.2.4. Pendidikan ... 31

4.1.2.5. Sarana dan Prasarana... 33

4.1.2.6. Sistem Religi ... 33


(11)

vii

HASIL PENELITIAN ... 33

4.2.1.Hari-Hari Batak Toba ... 34

4.2.2. Latar Belakang Maniti ari ... 46

4.2.3. Fungsi Manitia Ari ... 54

4.2.4. Faktor Bergesernya Maniti Ari ... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARA 5.1. Kesimpulan ... 71

5.2.Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

PEDOMAN WAWNCARA DAFTAR INFORMAN DOKUMENTASI LAMPIRAN


(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Berpikir ... 17

2. Gambar 1. ... 42

3. Gambar 2 ... 46

4. Gambar 3. ... 55

5. Gambar 4. ... 59


(13)

viii

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Jumlah Penduduk Tiap Desa ... 29 2. Tabel 2. Lembaga Pendidikan ... 33


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Setiap bangsa dimanapun berada memiliki kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil kreativitas manusia yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani. Kebudayaan mencakup kompleksitas ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan sebagainya.

Indonesia, kebudayaan telah ada sejak manusia mengenal peradaban. Pada zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai –nilai budaya yang termasuk pengetahuan, mata pencaharian, dan peralatan hidup. Setiap suku bangsa hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayan yang berbeda-beda satu sama lain. Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya pada setiap daerah atau masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang memperlihatkan ciri khasnya tersendiri. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah, kesenian, bahasa, dan tradsi lainnya.

Kebudayaan Indonesia begitu unik dan beragam yang menjadikan Indonesia menjadi negara yang kaya akan budaya adat timurnya sehingga menjadi daya tarik bagi negara luar untuk mengetahui lebih dalam budaya Indonesia. Hal inilah yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa dan perlu dilestarikan.


(15)

2

Suku Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang sebagian besar bermukim di sumatera utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu : Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing. Kategori tersebut dibagi berdasarkan nama daerah asalnya misalnya Batak Toba mendiami daerah Toba, Batak Karo mendiami daerah Karo, Batak Simalaungun mendiami daerah silamalungun begitu juga dengan yang lainya (Koenjtraningrat 2007)

Suku Batak di Desa Simarmata memiliki kebudayaan ataupun tradisi yang masih di tetapkan oleh sebagian kecil masyarakat yang ada di Desa tersebut dari dahulu sampai sekarang yaitu tardisi Maniti Ari. Tradisi Maniti Ari masih diterapkan oleh sebagian masyarakat dalam setiap upacara seperti dalam upacara perkawinan, upacara menempati rumah yang baru dan upacara lainnya. Setiap upacara ritual yang dilakukan oleh suku Batak Toba sebagian besar berpatokan kepada kelender Batak untuk melihat hari baik(Maniti Ari). Karena tradisi itu sudah menjadi kebiasaan yang sering dilakukan oleh sebagian suku Batak terutama di Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

Salah satu alasan suku Batak Toba di Desa Simarmata masih menetapkan Maniti Ari karena suku Batak Toba memiliki pandangan baik terhadap hari yang dimiliki oleh suku Batak Toba tersebut. Sebagian masyarakat masih ada yang menjalankan tradisi tersebut dan diterapkannya dalam kehidupan sehari –hari. supaya tradisi itu tidak pudar dan tetap dijalankan bagi masyarakat yang masih meyakininya. Suku Batak Toba memiliki kebudayaan yang beragam dengan kesenian, bahasa, adat istiadat, organisasi masyarakat, sistem pengetahuan dan


(16)

3

sistem religi. Khususnya suku Batak Toba di Desa Simarmata masih sangat terikat dalam menjalani tradisi adat Maniti Ari.

Suku Batak Toba memiliki banyak tradisi namun tradisi tersebut tiidak semua untuk dilakukan tergantung masyrakat yang masih meyakininya seperti tradisi Maniti Ari masih diterapkan oleh masyarakat Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, memang banyak tradisi yang mulai memudar dengan bertambahnya wawasan masyarakat Batak Toba mengenai prestise hal ini muncul karena banyak pemikiran masyarakat Batak Toba yang semakin luas akan perkembangan pendidikan.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan di berbagai bidang mulai dari pengetahuan hingga teknologi, maka adat budaya akan bergeser karena banyaknya pengaruh – pengaruh terhadap masyarakat yang kemungkinan dapat menggeser tradisi zaman dahulu maka tradisi tersebut tidak lestari lagi. Namun, pada masyarakat Batak Toba yang berada di kampung halaman ( bonapasogit) mungkin sebagian besar melestarikan adat budaya tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat Batak yang berada di kampung halaman (bonapasogit) diberbagai acara yang dilakukan harus selalu Maniti Ari seperti dalam hal upacara pesta perkawinan, upacara pesta kematian dan upacara lainnya. Sebagian masyarakaat Batak Toba yang melakukan acara maka mereka harus melakukan tradisi Maniti Ari terdahulu . Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi sesuatu hal buruk kepada keluarga yang baru melakukan acara tersebut. karena ini sudah merupakan presepsi sebagian masyarakat Batak Toba sejak dahulu.


(17)

4

Maniti Ari atau menentukan hari baik merupakan salah satu kepercayaan yang ada pada masyarakat Batak Toba yang dilakukan dalam suatu acara adat apa pun. Dalam Kalender Batak, nama-nama hari berbeda untuk 30 hari, meski dengan nama dasar yang sama. Misalnya, hari kedua minggu pertama disebut suma, hari kedua minggu kedua disebut suma ni mangadop, hari kedua minggu ketiga disebut suma ni holom, dan hari kedua minggu keempat disebut suma ni mate (kalender batak.co/maniti-ari-ibarat-prakiraan-cuaca-ala-kalender-batak/).

Hal ini sangat berarti untuk suku Batak Toba untuk menetapkan hari baik dalam acara adat, namun jika mereka tidak melihat hari baik maka kemungkinan ada yang terjadi pada sekelompok orang yang melakukan acara adat tersebut. Semua hari itu memang baik seperti hari yang telah diciptakan Tuhan dan sudah dijalani dalam hidup sehari-hari namun tidak dapat dipungkiri hari Batak memiliki makna tertentu dalam setiap acara yang akan dijalankan hingga saat ini di zaman modern sebagian masyarakat Batak Toba Khususnya di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir masih menjalankan tradisi Maniti Ari dalam acara apapun. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut dimana penulis ingin mengkaji tentang Penetapan Maniti Ari Pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir


(18)

5

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang terindentifikasi dalam penelitian ini yaitu :

1. Latar belakang Penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

2. Fungsi Penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kabupaten Samosir.

3. Maniti Ari masih di lakukan oleh Suku Batak Toba di Desa Simarmata,Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

4. Pengaruh Maniti Ari pada suku Batak Toba di Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir

1.3. Pembatasan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah untuk mempermudah penelitian dan memungkinkan tercapainya hasil yang sangat maksimal. Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk mengarahkan peneliti pada masalah yang sebenarnya dan mengingat masalah yang sangat kompleks, keterbatsan waktu, pengetahuan tenaga dann dana,untuk menghindari meluasnya masalah dalam penelitian ini maka permasalahan yang dikaji dibatasi dengan :

1. Latar belakang Penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.


(19)

6

2. Fungsi Penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

3. Pengaruh Maniti ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa Latar belakang Penetapan Maniti Ari pada suku batak toba di Desa Simarmata,Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

2. Apa Fungsi Penetapan Maniti Ari pada suku batak toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir ? 3. Apa yang mempengaruhi penetapan Maniti Ari pada Suku

Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir mengalami pergeseran ?

1.5. Tujuan Penelitian :

Adapun tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Latar belakang Penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata,Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.


(20)

7

2. Untuk mengetahui Fungsi Penetapan Maniti Ari pada suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

3. Untuk mengetahui pengaruh penetapan Maniti Ari pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir mengalami pergeseran ?

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memebri manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1.6.1.Secara teoritis

1.Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bahan bagi penelitin lanjutan agar dapat memperluas pengetahuan tentang penetapan Maniti Ari pada suku batak toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir.

2. penelitian ini diharapakan menjadi ilmu bagi masayarakat, pembaca, guna lebih menghargai dan tetap melakukan peninggalan lelehur (nenek moyang )

1.6.2.Secara praktis

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini sebagai tambahan pengetahuan tentang Penetapan Maniti Ari Pada Suku Batak Toba di Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir


(21)

8

2. Bagi masyarakat umum, dapat membuka wacana bagi masyarakat luas tentang penetapan Maniti Ari pada suku Batak Toba.

3. Bagi masyarakat batak, penelitian ini diharapkan mampu memberikan dorongan kepada masyarakat batak agar masyarakat Batak Toba khususnya mengetahui betapa banyaknya tradisi yang dimiliki masyarakat tesebut.


(22)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang mendalam terhadap data yang diperoleh dari lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Maniti Ari ini pada dasarnya suatu tradisi yang selalu dilakukan oleh masyarakat batak toba dalam melakukan suatu adat supaya mendatangkan suatu kebaikan kepada anggota keluarga yang melakukan adat tersebut.tradisi maniti ari ini diturunkan oleh leluhur bagi suku batak toba supaya dalam menjalankan suatu adat itu tepat dihari baik dan berpatokan kepada hari yang dimiliki oleh orang batak tersebut. Hal ini dilatar belakangi oleh pada zaman dahulu kalah nenek moyang suku batak toba selalu berpatokan ke hari yang baik untuk melakukan suatu pesta dengan anggapan mendatangkan kebaikan bagi setiap anggota yang melakukannnya. Tradisi ini diharapakan leh nenk moyang supaya tetap dijalankan dan dilakukan terutama bagi suku batak toba sendiri.

2. Fungsi Maniti Ari ini untuk melihat hari yang lebih baik dari hari yang baik untuk melakukan suatu adat bagi suku Batak Toba. Selain itu fungsi Maniti Ari ini juga untuk menjalankan dan melestarikan warisan dari leluhur supaya tetap terjaga dan tetap dijalankan. Bisa juga fungsi


(23)

73

Maniti Ari ini karena budaya dan agama tidak dapat dipisahkan dari setiap masyarakat karena adat merupkan bagian dari agama begitupun sabaliknya. Karena setiap adat yang dilakukan tetap dibuka dan ditutup berdasarkan agama. Fungsi yang relevan digunakan orang batak dalam Maniti Ari yaitu : 1. Dalam pesta perkawinan,2. Memasuki rumah baru dan, 3. Membangun tugu persatuan sesama marga.

3. Pengaruh Maniti Ari ini sangat berperan penting bagi suku Batak Toba karena kemungkinan besar jika Maniti Ari ini dilakukan terlebih dahulu sebelum mengadakan acara mereka beranggapan acara itu berjalan dengan baik dan mendatangkan kebaikan untuk kehidupan mereka kedepnnya karena menjalankan warisan dari leluhur terdahulu. Namun, dewasa ini Tradisi Maniti Ari sedikit bergeser karena adanyya pengaruh-pengaruh perkembangan Zaman, sepertti modernisasi dan pemabaurann antar budaya dengan budaya yang lain ataupun akulturasi.

5.2. SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penlitian ini adalah :

1. Bagi suku Batak Toba terutama yang ada di kampung halaman ( bona pasogit ) tetap melestarikan atau menjalankan tradisi Maniti Ari ini sebelum melakukan suatu acara. Dan tetap diajarkan kepada generasi penerus untuk tidak menghilangkan


(24)

74

tradisi ini karena ini merupakan suatu warisan yang harus dijaga dan dilakukan.

2. Referensi tentang tradisi Maniti Ari masih sangat minim ditemukan oleh karena itu penulis menyarankan perlu dibuat penelitian mendalam tentang tradisi Maniti Ari tersebut sehingga menambah daftar bacaan maupun referensi tentang Maniti Ari. Dengan tujuan suku Batak Toba dapat menambah wawasan maupun pengetahuan tentang tradisi-tradisi adat mereka terutama tradisi Maniti Ari.


(25)

75

DAFTAR PUSTAKA

Atiqullah; (2006); Dasar-Dasar Psikologi Agama; Pamekasan: Stain Pamekasan Press

Aritonang. Jan,dkk.(2006). Beberapa Pemikiran Menuju Teologi Dalihan Natolu. Jakarta:Dian Utama

Damanik, Erond L. (2015), Karya Tulis Ilmiah, Medan : Simetri Publisher Harsojo; (1992); Pengantar Antropologi; Banacipta: Jogyakarta

Iskandar ;(2009); Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta :GP Press Jalaluddin; (1996); Psikologi Agama; Jakarta:Raja Grafindo Persada

Jenks,Chris. (1993), Culture : Study Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Koentjaraningrat.(1980),Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta :Universitas

Indonesia

Koentjaraningrat.(1981),Beberapa pokok antropologi sosial,Jakarta; Dian Rakyat Koentjaraningrat.(1990),Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta :Universitas

Indonesia

Koentjaraningrat. (2007), Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan

Koentjaraningrat. (2007), Kebudayaan Mentalitas, Jakarta : Universitas Indonesia Koentjaraningrat; 2002; Pengantar Ilmu Antropologi; Jakarta :Rineka Cipta

Http://Syahsoza.blogspot.com/2011/02/pengaruh-agama-terhadap-perkembangan.html

Loir.Henry Chambert dan Antony Reid.2006. Kuasa leluhur nenek moyang, orang suci,dan pahlawan di Indonesia Kontemporer.Medan: Bina Media Perintis.

Manurung, Restawati. (2007), Studi Deskriptif dan Musikologis Gondang Sabangunan dalam Upacara Mardebata pada Masyarakat Parmalin Hutatinggi- Laguboti di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir


(26)

76

Moleong L.J. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pt Remaja Rosdakarya

Nainggolan.Togar .2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi, Medan. Bina Media Perintis

Nasution, Ahmad.(2011), Maniti Hari dalam mengadakan Upacara Tortor dan Gondang Sabangunan di Desa Rahut Bosi, Kecamatan Pangaribuan Sugiono.(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :ALFABETA.

Silalahi. Henry James. 2000. Pandangan Injil terhadap upacara adat batak.Medan:KMK

Simanjuntak.B.A.2002. Konflik Status dan Kekusaan orang Batak Toba. Yogyakarta: Jendela Wiradnyana, Ketu; 2010; Legitimasi Agama Pada Budaya, Panduan Penelitian Antropologi; Yayasan Pusaka Obor


(1)

2. Bagi masyarakat umum, dapat membuka wacana bagi

masyarakat luas tentang penetapan Maniti Ari pada suku Batak

Toba.

3. Bagi masyarakat batak, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan dorongan kepada masyarakat batak agar masyarakat

Batak Toba khususnya mengetahui betapa banyaknya tradisi yang

dimiliki masyarakat tesebut.


(2)

72 5.1. KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang

mendalam terhadap data yang diperoleh dari lapangan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Maniti Ari ini pada dasarnya suatu tradisi yang selalu dilakukan oleh

masyarakat batak toba dalam melakukan suatu adat supaya

mendatangkan suatu kebaikan kepada anggota keluarga yang

melakukan adat tersebut.tradisi maniti ari ini diturunkan oleh leluhur

bagi suku batak toba supaya dalam menjalankan suatu adat itu tepat

dihari baik dan berpatokan kepada hari yang dimiliki oleh orang batak

tersebut. Hal ini dilatar belakangi oleh pada zaman dahulu kalah nenek

moyang suku batak toba selalu berpatokan ke hari yang baik untuk

melakukan suatu pesta dengan anggapan mendatangkan kebaikan bagi

setiap anggota yang melakukannnya. Tradisi ini diharapakan leh nenk

moyang supaya tetap dijalankan dan dilakukan terutama bagi suku

batak toba sendiri.

2. Fungsi Maniti Ari ini untuk melihat hari yang lebih baik dari hari yang

baik untuk melakukan suatu adat bagi suku Batak Toba. Selain itu

fungsi Maniti Ari ini juga untuk menjalankan dan melestarikan warisan


(3)

Maniti Ari ini karena budaya dan agama tidak dapat dipisahkan dari setiap masyarakat karena adat merupkan bagian dari agama begitupun

sabaliknya. Karena setiap adat yang dilakukan tetap dibuka dan

ditutup berdasarkan agama. Fungsi yang relevan digunakan orang

batak dalam Maniti Ari yaitu : 1. Dalam pesta perkawinan,2.

Memasuki rumah baru dan, 3. Membangun tugu persatuan sesama

marga.

3. Pengaruh Maniti Ari ini sangat berperan penting bagi suku Batak Toba

karena kemungkinan besar jika Maniti Ari ini dilakukan terlebih

dahulu sebelum mengadakan acara mereka beranggapan acara itu

berjalan dengan baik dan mendatangkan kebaikan untuk kehidupan

mereka kedepnnya karena menjalankan warisan dari leluhur terdahulu.

Namun, dewasa ini Tradisi Maniti Ari sedikit bergeser karena adanyya

pengaruh-pengaruh perkembangan Zaman, sepertti modernisasi dan

pemabaurann antar budaya dengan budaya yang lain ataupun

akulturasi.

5.2. SARAN

Adapun yang menjadi saran dalam penlitian ini adalah :

1. Bagi suku Batak Toba terutama yang ada di kampung halaman

( bona pasogit ) tetap melestarikan atau menjalankan tradisi

Maniti Ari ini sebelum melakukan suatu acara. Dan tetap diajarkan kepada generasi penerus untuk tidak menghilangkan


(4)

tradisi ini karena ini merupakan suatu warisan yang harus

dijaga dan dilakukan.

2. Referensi tentang tradisi Maniti Ari masih sangat minim

ditemukan oleh karena itu penulis menyarankan perlu dibuat

penelitian mendalam tentang tradisi Maniti Ari tersebut

sehingga menambah daftar bacaan maupun referensi tentang

Maniti Ari. Dengan tujuan suku Batak Toba dapat menambah wawasan maupun pengetahuan tentang tradisi-tradisi adat

mereka terutama tradisi Maniti Ari.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Atiqullah; (2006); Dasar-Dasar Psikologi Agama; Pamekasan: Stain Pamekasan Press

Aritonang. Jan,dkk.(2006). Beberapa Pemikiran Menuju Teologi Dalihan Natolu. Jakarta:Dian Utama

Damanik, Erond L. (2015), Karya Tulis Ilmiah, Medan : Simetri Publisher Harsojo; (1992); Pengantar Antropologi; Banacipta: Jogyakarta

Iskandar ;(2009); Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta :GP Press Jalaluddin; (1996); Psikologi Agama; Jakarta:Raja Grafindo Persada

Jenks,Chris. (1993), Culture : Study Kebudayaan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Koentjaraningrat.(1980),Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta :Universitas

Indonesia

Koentjaraningrat.(1981),Beberapa pokok antropologi sosial,Jakarta; Dian Rakyat

Koentjaraningrat.(1990),Sejarah Teori Antropologi II, Jakarta :Universitas Indonesia

Koentjaraningrat. (2007), Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan

Koentjaraningrat. (2007), Kebudayaan Mentalitas, Jakarta : Universitas Indonesia

Koentjaraningrat; 2002; Pengantar Ilmu Antropologi; Jakarta :Rineka Cipta

Http://Syahsoza.blogspot.com/2011/02/pengaruh-agama-terhadap-perkembangan.html

Loir.Henry Chambert dan Antony Reid.2006. Kuasa leluhur nenek moyang, orang suci,dan pahlawan di Indonesia Kontemporer.Medan: Bina Media Perintis.

Manurung, Restawati. (2007), Studi Deskriptif dan Musikologis Gondang Sabangunan dalam Upacara Mardebata pada Masyarakat Parmalin Hutatinggi- Laguboti di Desa Siregar Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba Samosir


(6)

Moleong L.J. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pt Remaja Rosdakarya

Nainggolan.Togar .2012. Batak Toba Sejarah dan Transformasi Religi, Medan. Bina Media Perintis

Nasution, Ahmad.(2011), Maniti Hari dalam mengadakan Upacara Tortor dan Gondang Sabangunan di Desa Rahut Bosi, Kecamatan Pangaribuan Sugiono.(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung :ALFABETA.

Silalahi. Henry James. 2000. Pandangan Injil terhadap upacara adat batak.Medan:KMK

Simanjuntak.B.A.2002. Konflik Status dan Kekusaan orang Batak Toba. Yogyakarta: Jendela Wiradnyana, Ketu; 2010; Legitimasi Agama Pada Budaya, Panduan Penelitian Antropologi; Yayasan Pusaka Obor