Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
PERAWATAN HIPERTENSI OLEH KELUARGA SUKU
ACEH DI GAMPONG ARAFAH KECAMATAN SAMADUA
KABUPATEN ACEH SELATAN
SKRIPSI
Oleh
Sofia Elfiani
091121006
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
PRAKATA
Segala puji dan syukur panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan”
Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan
2. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp. MNS, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
3. Ibu Farida Linda Siregar, S.Kep. Ns. M.Kep, selaku pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini
4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S.Kp. M.Pd, selaku penguji dalam sidang skripsi ini
5. Seluruh staf dan dosen yang mengajar di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
6. Terima kasih kepada kedua orang tua saya atas segala pengorbanan dan perjuangan ayahanda dan ibunda, setiap tetesan keringat telah menjadikan motivasi dan dorongan kuat dalam mencapai kesuksesan ananda.
(4)
7. Terima kasih kepada kakak saya Yasmalinar, SST beserta keluarganya yang telah banyak memberikan dukungan moril dan materil dalam proses penyusunan skripsi ini.
8. Terima kasih kepada abang saya H. Syamsul Rizal, Kasputra, Suryadi, Syah Rizal dan Saifa Machler.
9. Ucapan terima kasih kepada semua sahabat F. Kep ’09 Jalur B semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya dan terima kasih atas kebersamaannya, dukungan serta semangat yang selalu kalian berikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik dalam hal penulisan maupun isi, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
Medan, 8 Januari 2011
(5)
Daftar Isi
Halaman
Halaman Judul ... i
Halaman Pengesahan ... ii
Prakata ... iii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Skema ... viii
Abstrak ... ix
Bab 1. Pendahuluan ... 1
1. Latar Belakang ... 1
2. Tujuan Penelitian ... 4
3. Manfaat Penelitian ... 5
Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Hipertensi ... 6
2. Suku Aceh ... 14
3. Keluarga ... 19
4. Perawatan Hipertensi Di Rumah ... 24
Bab 3. Kerangka Konseptual ... 31
1. Kerangka Konseptual ... 31
2. Defenisi Operasional ... 33
Bab 4. Metodologi Penelitian ... 34
1. Desain Penelitian ... 33
2. Populasi dan Sampel ... 34
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
4. Pertimbangan Etik ... 35
5. Instrumen Penelitian ... 36
6. Validitas Instrumen Penelitian ... 38
7. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38
8. Proses Pengumpulan Data ... 39
9. Analisa Data ... 40
Bab 5. Hasil dan Pembahasan ... 41
1. Hasil Penelitian ... ….. 41
2. Pembahasan ... 49
Bab 6. Kesimpulan dan Saran ... 51
1. Kesimpulan ...51
(6)
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Surat Persetujuan Menjadi Responden 2. Instrumen Penelitian
3. Daftar Riwayat Hidup
4. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Keperawatan
5. Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas 6. Surat Keterangan dari Kepala Desa
7. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan jawaban responden mengenai Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden ... 42 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Perawatan ... 43 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden ... 46
(8)
DAFTAR SKEMA
(9)
Judul : Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Nama Mahasiswa : Sofia Elfiani NIM : 091121006
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010
Abstrak
Hipertensi didefenisiskan sebagai tekanan darah sistoliknya 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 6,7 persen dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diantara normal yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi secara nasional mencapai 31,7 persen (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Sedangkan perawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perawatan hipertensi oleh keluarga suku aceh, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Tehnik pengambilan sampel yang menggunakan random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2010 di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa perawatan hipertensi oleh keluarga suku Aceh dalam kategori cukup 52 orang (56,9%). Mayoritas usia responden berada pada rentang 40-57 tahun (56,9%) dan mayoritas jenis kelamin adalah laki-laki yaitu 54 orang (58,7%). Perawatan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi perlu lebih dioptimalkan lagi, karena keluarga adalah tempat terbaik bagi penderita hipertensi dalam mendapatkan perawatan dan kasih sayang, yang sangat penting dalam proses penyembuhan.
(10)
Judul : Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Nama Mahasiswa : Sofia Elfiani NIM : 091121006
Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun : 2010
Abstrak
Hipertensi didefenisiskan sebagai tekanan darah sistoliknya 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 6,7 persen dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diantara normal yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi secara nasional mencapai 31,7 persen (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Sedangkan perawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakit yang dideritanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perawatan hipertensi oleh keluarga suku aceh, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Tehnik pengambilan sampel yang menggunakan random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2010 di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Hasil analisa menunjukkan bahwa perawatan hipertensi oleh keluarga suku Aceh dalam kategori cukup 52 orang (56,9%). Mayoritas usia responden berada pada rentang 40-57 tahun (56,9%) dan mayoritas jenis kelamin adalah laki-laki yaitu 54 orang (58,7%). Perawatan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi perlu lebih dioptimalkan lagi, karena keluarga adalah tempat terbaik bagi penderita hipertensi dalam mendapatkan perawatan dan kasih sayang, yang sangat penting dalam proses penyembuhan.
(11)
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang terutama di kota-kota besar pada umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi (AB), masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi ganda yang artinya sementara masalah kekurangan gizi belum bisa diatasi secara menyeluruh.
Masalah gizi tidak terlepas dari masalah makanan karena gizi timbul akibat kekurangan atau kelebihan zat gizi dalam makanan. Kebiasaan mengkomsumsi makanan yang melebihi kecukupan gizi menimbulkan masalah gizi lebih yang terutama terjadi di kalangan masyarakat perkotaan. Peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat tertentu di perkotaan menyebabkan perubahan gaya hidup, terutama pada pola makan.
Pemilihan makanan yang cenderung menyukai makanan siap saji dimana kandungan gizinya tidak seimbang. Pola makan tradisional yang tadinya tinggi karbohidrat, tinggi serat, dan rendah lemak berubah ke pola makan baru yang rendah karbohidrat, rendah serat, dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah yang tidak seimbang.
(12)
Perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary fiber), membawa konsekuensi terhadap berkembangnya penyakit degeneratif (jantung, diabetes mellitus, aneka kanker, osteoporosis, dan hipertensi).
Ditengah menjamurnya makanan siap saji yang banyak mengandung lemak dan perubahan gaya hidup sebagian masyarakat perkotaan, maka penyakit sebagai imbas dari perubahan gaya hidup itu pun akan semakin banyak bermunculan. Salah satu penyakit tersebut adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) (Muhammadun, 2010).
Peran perawat keluarga sangat dibutuhkan oleh keluarga untuk membangun keluarga sehat sesuai dengan budayanya. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, konselor, pendidik, atau peneliti agar keluarga dapat mengenal tanda bahaya dini gangguan kesehatan pada anggota keluarganya. Dengan demikian, apabila keluarga tersebut mempunyai masalah kesehatan, mereka tidak datang ke pelayanan kesehatan dalam kondisi yang sudah kritis. Perawat keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam pemberdayaan kesehatan keluarga sehingga tercapai Indonesia Sehat 2010. Program pemerintah dalam pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan belum mengikutsertakan perawat keluarga secara optimal. Oleh karena itu, kita perlu mempertimbangkan adanya satu orang perawat keluarga dalam satu kelurahan atau desa dalam membangun keluarga sehat. Asuhan keperawatan tersebut tentunya dilaksanakan dengan melibatkan peran serta aktif keluarga (Sudiharto, 2007).
(13)
Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 6,7 persen dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diantara normal yaitu 140/90 mmHg. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi secara nasional mencapai 31,7 persen (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Saat ini angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal dan kebutaan. Sementara di dunia barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena itu perlu digalakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan hipertensi.
Dari data Puskesmas Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan, data pasien hipertensi yang berobat jalan tahun 2008 berjumlah 308 orang dan tahun 2009 berjumlah 613 orang.
Dari data Rumah Sakit Yuliddin Away Tapak Tuan Aceh Selatan, tahun 2008 rawat inap pasien hipertensi berjumlah 240 orang dan rawat jalan 1.080 orang. Tahun 2009 rawat inap pasien hipertensi 240 orang dan rawat jalan 1.080.
(14)
2. Tujuan Penelitian
2.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
1.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pola hidup sehat anggota keluarga penderita hipertensi
b. Mengidentifikasi kebiasaan keluarga mengenai kebiasaan dalam mengkonsumsi garam
c. Mengidentifikasi kebiasaan keluarga membatasi konsumsi alkohol, rokok dan kafein
d. Mengidentifikasi kebiasaan olahraga anggota keluarga penderita hipertensi
e. Mengidentifikasi kebiasaan keluarga dalam membatasi konsumsi lemak dan kolesterol
f. Mengidentifikasi kebiasaan keluarga dalam penyediaan buah dan sayur dalam menu sehari-hari
(15)
3. Manfaat Penelitian
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk praktek keperawatan dan riset keperawatan berikutnya.
3.1 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi petugas kesehatan, khususnya perawat keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan hipertensi dalam keluarga.
3.2 Riset Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan fakta yang ada tentang gambaran perawatan hipertensi dalam keluarga hingga berguna bagi penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
(16)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hipertensi
1.1. Defenisi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi di dalam arteri-arteri dan suatu tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi. (Muhammadun, 2010).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat hipertensi (Arif, 1999).
1.2. Klasifikasi / Etiologi
a. Hipertensi Esensial
Merupakan bentuk hipertensi yang paling lazim pada semua kelompok usia kecuali anak-anak. Penyebab hipertensi esensial belum dipahami sepenuhnya.
b. Hipertensi Sekunder
Disebabkan oleh beberapa proses patologik yang dapat dikenali, biasanya yang terkait dengan fisiologi ginjal. Penyebab hipertensi sekunder antara lain, stenosis arteri renalis (atau penyebab peningkatan renin plasma lainnya), penyakait parenkim ginjal (glomerulonefritis, nefropati diabetic, penyakit polikistik, uropati obstruktif), obat-obatan (kontrasepsi oral, steroid), peninggian kadar katekolamin (feokromositoma), glukokortikoid
(17)
(sindrom Cushing), atau mineralokortikoid (hipoaldosteronisme) (Palmer, 2007).
1.3 Manifestasi Klinis
- Pols teratur kadang tidak teratur - Asthma cardiale
- Respirasi chiene stoke Keluhan Umum :
- Perasaan capek - Mudah tersinggung - Insomnia
- Pusing, sakit kepala dan di belakang kepala/tengkuk - Palpitasi
- Dispnea
- Kadang kaki bengkak. 1.4 Faktor Resiko
Pada sebagian kasus, penyebab tekanan darah tinggi tidak diketahui. Hal ini terutama terjadi pada hipertensi esensial. Walaupun demikian, terdapat beberapa faktor resiko yang dapat membuat anda lebih mudah terkena tekanan darah tinggi.
Faktor resiko tersebut meliputi : - Kelebihan berat badan - Kurang berolahraga
(18)
- Kurang mengkonsumsi buah dan sayur - Terlalu banyak minum alkohol
Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
- Usia tua (tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia)
- Riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga (kita cenderung menyandang tekanan darah tinggi bila kedua orang tua kita juga menyandangnya)
- Etnis (tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada orang berkulit hitam)
- Gender (tekanan darah tinggi sedikit lebih sering terjadi pada pria dibanding dengan wanita (Palmer, 2007).
1.5 Pengobatan
1.5.1 Mendiagnosis Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer. Hasil pengukuran tekanan darah dipengaruhi oleh:
- Aktivitas yang anda lakukan sebelum pengukuran - Tekanan atau stress yang anda alami
- Posisi saat pengukuran - Waktu pengukuran Tes lain yang dilakukan:
- Tes darah - Tes urin
(19)
- Pemeriksaan fisik
- Elektrokardiogram (EKG)
1.5.2 Obat-obatan
a. Diuretik (misalnya chlortalidone (Hygroton), bendroflumethiazide (Aprinox)).
Menurunkan tekanan darah dengan bekerja pada ginjal. Diuretik menyebabkan ginjal mengeluarkan kelebihan garam dalam darah melalui urin. Hal ini mengurangi volume cairan dalam sirkulasi dan kemudian menurunkan tekanan darah.
b. Alfa-bloker (misalnya doxazosin (cadura), terasozin (Hytrin))
Menurunkan tekanan darah dengan memblokade reseptor pada otot yang melapisi pembuluh darah. Jika reseptor tersebut diblokade, pembuluh darah akan melebar (dilatasi) sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah menurun.
c. Beta-bloker (misalnya atenolol (tenormin) bisoprolol (concor, emcor))
Menurunkan tekanan darah dengan memperlambat denyut dan mengurangi kontraksi jantung. Dengan demikian, tekanan yang disebabkan oleh pompa jantung juga berkurang. Beta-bloker juga memperlebar pembuluh darah dengan mempengaruhi produksi
(20)
hormone renin yang mengurangi resistensi sistemik, sehingga jantung dapat bekerja lebih ringan.
d. Bloker kanal kalsium (misalnya amlodipine(tensivask, istin), felodipine (plendil))
Menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya kalsium ke dalam sel. Jika kalsium memasuki sel otot, maka otot akan berkontraksi. Dengan menghambat kontraksi otot yang melingkari pembuluh darah, pembuluh akan melebar sehingga darah mengalir dengan lancar dan tekanan darah menurun.
e. Inhibitor ACE (misalnya captopril (capoten), ramipil (triatec), perindropril (coversyl))
Menurunkan tekanan darah dengan memblokade produksi hormone angiotensin II yang menyebabkan kontriksi pembuluh darah. Dengan demikian obat ini dapat memperlebar pembuluh darah dan mengurangi tekanan darah.
f. Bloker reseptor angiotensin (misalnya losartan (cozaar), Irbesartan (Aprovel))
Bekerja dengan cara yang sama seperti inhibitor ACE yaitu dengan memblokade efek kontriksi dari angiotensin II. Berbeda dengan inhibitor ACE yang memblokade angiotensin II, ARB bekerja dengan memblokade pengikatan angiotensin ke reseptor spesifiknya, bukannya mengurangi produksi angiotensin. Oleh karena angiotensin tidak dapat mengkontriksi pembuluh darah,
(21)
maka pembuluh darah akan melebar dan tekanan dalam sistemik berkurang (Palmer, 2007).
1.6 Perawatan Hipertensi di Rumah
Perubahan gaya hidup yang dokter anjurkan sebenarnya baik untuk diterapkan oleh semua orang. Walaupun mereka tidak menyandang tekanan darah tinggi. Beberapa saran perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah dan menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler adalah:
1. Menjaga Pola Hidup Sehat
Secara umum, semakin berat tubuh anda, semakin tinggi tekanan darah anda. Jika anda menerapkan gaya hidup sehat dan olah raga teratur dan pola makan seimbang, maka anda dapat mengurangi berat badan dan menurunkan tekanan darah anda dengan cara-cara yang terkontrol. Untungnya, banyak cara yang dapat anda lakukan untuk mengurangi berat badan, dapat juga menurunkan tekanan darah dengan sendirinya. Mengurangi berat badan juga menurunkan resiko diabetes, penyakit kardiovaskuler, dan kanker.
2. Mengurangi asupan garam
Terlalu banyak mengkonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah hingga ke tingkat yang membahayakan. Panduan teknisi dari British Hypertension Society mengajurkan asupan natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4 gram sehari. Jumlah tersebut setara dengan 6 gram, yaitu sekitar satu sendok teh per hari.
(22)
Ada lima cara untuk mengurangi asupan garam: a. Jangan menambah garam meja pada makanan b. Jangan menambah garam saat memasak
c. Gunakan bumbu lain selain garam untuk menambah rasa makanan d. Perhatikan berapa banyak garam yang terkandung dalam saus dan
makanan yang diproses. Kurangi mengkonsumsi makanan tersebut e. Hindari makanan yang berkadar natrium tinggi, seperti keripik,
kacang olahan yang diasinkan, daging olahan, dan keju. 3. Membatasi konsumsi alkohol, merokok dan kafein
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan bervariasi tidak merusak kesehatan. Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.
Merokok merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup ke dalam organ dan jaringan tubuh (Astawan, 2002).
(23)
Kafein memiliki kemampuan mempersempit pembuluh darah ke otak (vasokontriksi). Kafein bisa meningkatkan aliran darah keginjal dengan akibat produksi urin bertambah, kandung kencing cepat penuh (Ineycermin, 2009).
Kafein dapat meningkatkan Adrenalin yang akan memacu saraf simpatis yang berefek pada jantung berdebar, pikiran melompat-lompat, panas tubuh meningkat dan berkeringat. Kondisi ini dapat membahayakan khususnya bagi penderita penyakit jantung.
4. Olahraga
Bagi sebagian besar orang, menyelipkan jadwal olahraga ke dalam kegiatan sehari-hari yang padat sangatlah sulit. Olah raga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobic, karena kedua sifat inilah yang dapat menurunkan tekanan darah.
5. Lemak dan kolesterol
Lemak tak jenuh tunggal (misalnya minyak zaitun) dan lemak tak jenuh ganda (misalnya lemak omega-3 dalam minyak ikan) telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, sehingga keduanya dapat menurunkan resiko penyakit jantung. Oleh karena itu bagi yang menderita hipertensi disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda omega-3 untuk menurunkan tekanan darah dan penyakit kardiovaskuler.
(24)
6. Buah dan sayur
Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran sudah jelas terbukti dapat menurunkan tekanan darah.
2. Suku Aceh
2.1 Sejarah Kebudayaan Aceh
Kebudayaan Aceh banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya melayu, karena letak Aceh strategis dan merupakan jalur perdagangan maka masuklah kebudayaan Timur Tengah. Beberapa budaya yang ada sekarang ini adalah hasil dari akulturasi antara budaya Melayu, Timur Tengah dan Aceh sendiri.
Suku bangsa yang mendiami Aceh merupakan keturunan orang-orang Melayu dan Timur Tengah, hal ini menyebabkan wajah-wajah orang Aceh sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang lainnya.
Pada abad ke XVI, Aceh memegang peranan penting sebagai daerah transit barang-barang komoditi dari Timur ke Barat. Aceh juga dikenal sebagai daerah pertama masuknya Islam ke nusantara. Para pedagang dari Saudi Arabia, Turki, Gujarat dan India yang beragama Islam singgah di Aceh dalam perjalanan mereka ke Indonesia. Aceh terletak pada jalur perdagangan internasional yang merupakan daerah pertama yang mereka singgahi di Asia Tenggara. Kemudian sekitar akhir abad ke XII di Aceh telah berdiri sebuah kerajaan besar yaitu kerajaan Pasai yang bukan saja bandar paling penting bagi perdagangan, namun juga sebagai pusat penyebaran agama Islam baik ke Nusantara maupun luar negeri.
(25)
Pendaratan Portugis di Aceh pada tahun 1509 mengunjungi kerajaan Pedir (Pidie) dan Pasai untuk mencari sutra. Portugis menaklukkan Malaka (Malaysia) pada tahun 1511, yang menyebabkan Sultan Aceh marah dan mengirimkan armada untuk membebaskan Malaka. Namun usaha tersebut gagal bahkan Syech Syamsuddin Assumatrani yaitu salah seorang ulama besar Aceh turut tewas dan dikebumikan disana.
Malaka baru dapat dibebaskan pada masa Sultan Iskandar Muda, serta jalur perdagangan di Selat Malaka kembali dikuasai oleh Aceh Darussalam. Bukti sejarah yang masih tersisa adalah mesjid, tugu dan batu nisan orang Turki yang ada di desa Bitai (3 km dari Banda Aceh).
Awal Juni 1602 saudagar-saudagar Inggris oleh Ratu Elizabeth dikirim ke Aceh untuk melakukan hubungan kerja sama. Namun karena keserakahan V.O.C, Belanda mengumumkan perang atas Aceh pada tanggal 14 April 1873, yang merupakan perang terpanjang dalam sejarah dunia yaitu lebih kurang 69 tahun (1873-1942).
Jepang mendarat di Aceh pada tahun 1942 dan di sambut baik oleh Aceh. Namun kemudian Aceh merasa ditipu dan mengangkat senjata memerangi Jepang. Jepang berada di Aceh hanya 2,5 tahun. Sepanjang keberadaan Jepang, ada dua pertempuran yang sulit untuk di lupakan yaitu di Pandrah (Aceh Utara) dan di Cot Plieng (Aceh Utara). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sedikit banyaknya telah membebaskan Aceh dari belenggu perang yang mengenaskan.
(26)
2.2 Mata Pencaharian
Mata pencaharian pokok orang Aceh adalah bertani di sawah dan di ladang, dengan tanaman pokok berupa padi, cengkeh, lada, pala, kelapa, dll. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai umumnya menjadi nelayan.
2.3 Sistem Kekerabatan
Dalam sistem kekerabatan, bentuk kekerabatan yang terpenting adalah keluarga inti dengan prinsip keturunan bilateral. Adat menetap sesudah menikah bersifat matrilokal, yaitu tinggal di rumah orang tua istri selama beberapa waktu. Sedangkan anak merupakan tanggung jawab ayah sepenuhnya.
Dalam sistem kekerabatan tampaknya terdapat kombinasi antara budaya Minangkabau dan Aceh. Garis keturunan diperhitungkan berdasarkan prinsip bilateral, sedangkan adat menetapkan sesudah nikah adalah uxorilikal (tinggal dalam lingkungan keluarga pihak wanita). Kerabat pihak ayah mempunyai kedudukan yang kuat dalam hal pewarisan dan pewalian, sedangkan ninik mamak berasal dari kerabat pihak ibu. Kelompok kekerabatan yang terkecil adalah keluarga inti yang disebut rumah tanggo. Ayah berperan sebagai kepala keluarga yang mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanggung jawab seorang ibu yang utama adalah mengasuh anak dan mengatur rumah tangga.
(27)
2.4 Sistem Pelapisan Sosial
Pada masa lalu masyarakat Aceh mengenal beberapa lapisan sosial diantaranya ada 4 golongan masyarakat, yaitu golongan keluarga sultan, golongan ulee balang, golongan ulama, dan golongan rakyat biasa. Golongan-golongan keluarga sultan merupakan keturunan bekas sultan-sultan yang pernah berkuasa. Panggilan yang lazim untuk keturunan sultan ini adalah ampon untuk laki-laki dan cut untuk perempuan. Golongan ulee balang adalah orang-orang keturunan bawahan para sultan yang menguasai daerah-daerah kecil di bawah kerajaan. Biasanya mereka bergelar teuku. Sedangkan para ulama atau pemuka agama lazim disebut tengku.
2.5 Sistem Kemasyarakatan
Bentuk kesatuan hidup setempat yang terkecil disebut gampong (kampung/desa) yang dikepalai oleh seorang Geucik atau Keucik. Dalam setiap gampong ada sebuah meunasah (madrasah) yang dipimpin seorang Imeum Meunasah. Kumpulan dari beberapa gampong disebut mukim yang dipimpin oleh seorang Uleebalang, yaitu para panglima yang berjasa kepada sultan. Kehidupan sosial dan keagamaan di setiap gampong dipimpin oleh pemuka-pemuka adat dan agama, seperti Imeum Meunasah, Teungku Khatib, Teungku Bileh dan Tuha Peut (penasehat adat).
(28)
2.6. Agama
Aceh termasuk salah satu daerah yang paling awal menerima agama Islam. Oleh sebab itu, provinsi ini dikenal dengan sebutan “Serambi Mekah”, maksudnya “Pintu Gerbang” yang paling dekat antara Indonesia dengan tempat darimana agama tersebut berasal. Meskipun demikian kebudayaan asli Aceh tidak hilang begitu saja, sebaliknya beberapa unsur kebudayaan setempat mendapat pengaruh dan berbaur dengan kebudayaaan Islam. Dengan demikian kebudayaan hasil akulturasi tersebut melahirkan corak kebudayaan Islam-Aceh yang khas. Di dalam kebudayaan tersebut masih terdapat sisa-sisa kepercayaan animisme, dan dinamisme.
2.7 Bahasa
Bahasa yang digunakan orang Aceh termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia yang terdiri dari beberapa dialek, antara lain dialek Pidie, Aceh Besar, Meulaboh, serta Matang. Dilihat dari segi bahasa, kosa kata bahasa aneuk jamee yang berasal dari bahasa Minangkabau lebih dominan daripada kosakata bahasa Aceh. Penggunaan bahasa aneuk jamee dibedakan atas beberapa dialek, antara lain dialek Samadua dan dialek Tapak Tuan.
2.8 Kesenian
Corak kesenian Aceh memang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam, namun telah diolah dan disesuaikan dengan nilai-nilai budaya yang berlaku. Seni tari yang terkenal dari Aceh antara lain Seudati, Seudati Inong
(29)
dan Seudati Tunang. Seni lain yang dikembangkan adalah seni kaligrafi arab, seperti yang banyak terlihat pada berbagai ukiran mesjid, rumah adat, alat upacara, perhiasan, dan sebagainya. Selain itu berkembang seni sastra dalam bentuk hikayat yang bernafaskan Islam, seperti hikayat Perang Sabil.
Bentuk-bentuk kesenian Aneuk Jamee berasal dari dua budaya yang berasimilasi. Orang Aneuk Jamee mengenal kesenian Seudati, Dabus (Dabuih), dan Ratoh yang memadukan unsur tari, musik, dan seni suara. Selain itu dikenal Kaba yaitu seni bercerita tentang seorang tokoh yang dibumbui dengan dongeng (Andrian, 2008).
3. Keluarga
3.1 Defenisi
Duval dan Logan (1986) menguraikan defenisi keluarga adalah: “sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.”
Bailon dan Maglaya (1978) mendefenisikan keluarga sebagai berikut: Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
(30)
Spredley dan Allender (1996) mendefenisikan keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interaksi sosial, peran dan tugas.
Menurut BKKBN (1992), Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
3.2 Karakteristik keluarga
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka teteap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial suami, istri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan; (a) menciptakan dan mempertahankan budaya, (b) meningkatkan perkembangan fisik, psikologi, dan sosial anggota.
3.3 Fungsi Keluarga
Fiedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai berikut:
1. Fungsi afektif
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga. Hubungan intim didalam
(31)
keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.
b. Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi dan hubungan antar anggota yang diwujudka n dalam sosialisasi.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
(32)
4. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makan, pakaian dan tempat tinggal.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit.
Tugas kesehatan kelurga adalah sebagai berikut: 1. Mengenal masalah kesehatan
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat 3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat (Setyowati, 2008).
3.4 Peran Perawat Keluarga
Ada banyak peran perawat dalam membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah atau melakukan perawatan kesehatan keluarga, diantaranya sebagai berikut:
1. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga dengan tujuan sebagai berikut:
(33)
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. 2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai, koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3. Pelaksanaan
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit, perawat dapat mendemontrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga. Perawat tidak hanya melakukan kunjungan tetapi mengharapkan ada tindak lanjut dari kunjungan ini.
5. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan, agar keluarga dapat meminta nasehat pada perawat maka hubungan
(34)
perawat dan keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dipercaya.
6. Kolaborasi
Sebagai perawat di komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan di rumah sakit, puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal, kolaborasi tidak hanya dilakukan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga di keluarga dan komunitas dapat dilaksanakan.
7. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Kendala yang sering dialami oleh keluarga adalah keraguan di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan, misalnya sistem rujukan dan dana sehat.
8. Penemu Kasus
Peran perawat komunitas yang sangat penting adalah mengidentifikasi kesehatan secara dini (case finding), sehingga tidak terjadi ledakan atau Kejadian Luar Biasa (KLB).
(35)
9. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.
4. Perawatan hipertensi dirumah
4.1 Pengertian perawatan dirumah
Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional yang telah mendapat pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warholac, 1980).
Sherwen (1991) mendefenisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat dan dilakukan oleh perawat
(36)
untuk mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992, pelayanan kesehatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontology, perawat pskiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah.
4.2 Tujuan Perawatan Kesehatan dirumah
1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya.
2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecatatan.
3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antara keluarga
4. Membantu klien pulang atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan atau perawatan paliatif
5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali 4.3 Ruang lingkup keperawatan di rumah
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik. 3. Pelayanan rehabilitasi dan rujukan
4. Pelayanan informasi dan rujukan
(37)
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial
4.4 Mekanisme Perawatan
Pasien/klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien/klien paska rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk dirawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat dirumah, maka dilakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan di rumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sitem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan di rumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau
(38)
pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan koordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksanaan pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.
4. Secara periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
4.5 Fase-fase perawatan di rumah
1. Fase Persiapan
Struktur organisasi yang di dalamnya ada pemimpin home care, manager administrasi, manager pelayanan, koordinator kasus dan pelaksana pelayanan.
2. Fase implementasi
Case manager menugaskan surveyor untuk melakukan pengkajian kebutuhan klien dan perawat pelaksana untuk merawat klien. Hasil pengkajian awal sebagai referensi untuk merencanakan kebutuhan klien selanjutnya di buat kesepakatan dengan keluarga (waktu, biaya dan sistem perawatan yang dipilih) surveyor memantau pelaksanaan pelayanan keperawatan oleh perawat pelaksana.
(39)
3. Fase terminasi
Perawat menyelesaikan tugas sesuai kontrak yng disepakati surveyor menyerahkan rekap peralatan dan biaya selama perawatan. Kolektor melakukan kunjungan ke keluarga untuk menyelesaikan administrasi. 4. Fase paska kunjungan
Evaluasi pelayanan home care pada pasien/keluarga dengan a. Angket
b. Perteleponan c. Lewat email
d. Kunjungan mengenai: pelayanan perawatan, komunikasi, sarana dll.
4.6 Diet / Makanan Terbaik untuk Penderita Hipertensi
Pengaturan pola dan jenis makanan yang tepat adalah kunci penting mencegah hipertensi. Berikut beberapa makanan yang baik penyandang hipertensi.
1. Ikan
Diantara semua produk hewan, ikan paling menyehatkan, tinggi protein dan rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi. Minyak flaxseed, semisal minyak ikan, kaya akan asam lemak omega -3 untuk mencegah plak pada pembuluh darah.
(40)
2. Jus Seledri
Orang Cina sudah lama menggunakan jus seledri untuk tekanan darah tinggi. Minum jus seledri dua sampai tiga gelas per hari dapat mencegah tekanan darah tinggi atau mengembalikan tekanan darah ke level normal. Sebagai tambahan seledri juga bagus untuk orang dengan penyakit asam urat 3. Minyak Zaitun
Sejak lama digunakan dalam diet ala mediterania dan menunjukkan manfaat terhadap lemak darah dan menurunkan tekanan dalam masakan maupun salad
4. Buah dan sayur aneka warna
Dua item ini wajib dikonsumsi oleh orang hipertensi setiap hari. 5. Ketimun
Buah berair ini banyak membantu hidrasi tubuh dan menurunkan tekanan pada pembuluh nadi. Makanlah dua buah ketimun setiap hari selama dua minggu dan lihat hasilnya.
6. Cuka apel
Selama puluhan tahun, cuka apel yang didapat dari fermentasi buah apel diklaim mampu mengobati berbagai penyakit diantaranya: mengencerkan tekanan darah dan menurunkan tekanan darah
Pada pagi hari saat perut masih kosong, minumlah segelas air hangat yang dicampur satu sendok makan cuka apel dan satu sendok madu secara teratur. Ini bertujuan melancarkan pencernaan agar tidak kesulitan buang air besar (BAB). Pasalnya, susah BAB bisa membuat jengkel dan emosi sehingga
(41)
memicu tekanan darah meningkat. Jika ada yang baik maka ada yang jahat, beberapa makanan yang tidak baik orang hipertensi dan harus dihindari adalah garam, gula pasir murni, kopi, alkohol.
(42)
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
1. Kerangka Konseptual
Penelitian ini menggambarkan tentang perawatan pasien hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di desa Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Saat ini angka kematian karena hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal dan kebutaan. Sementara di dunia barat, hipertensi justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena itu perlu digalakkan pada masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan hipertensi.
Bagi penderita, berada di lingkungan sekitar rumah yang sudah dikenal bersama-sama dengan anggota keluarga, adalah hal yang sangat penting. Bagi kebanyakan penderita, ia merasa lebih senang bila dirawat oleh orang yang mereka kasihi dan percayai, di dalam lingkungan yang sudah dikenalnya. Namun, bagi seorang pemberi pelayanan, merawat orang sakit dapat menjadi beban yang menakutkan dan membuat cemas. Anda dapat merasakan bahwa anda marah, frustasi, kesal dan lelah, serta tidak mampu melihat adanya suatu cara yang dapat
(43)
dokter atau perawat akan membantu, sehingga ketakutan anda akan berkurang dan anda beserta anggota keluarga yang lain akan benar-benar memahami mengenai apa-apa yang diperlukan oleh orang sakit (Hastings, 2005).
Pengobatan dan perawatan yang dilakukan di rumah tentunya akan memberikan pengaruh dan dampak tersendiri terhadap penyembuhan atau perbaikan keadaan umum pasien dengan hipertensi. Perawatan yang dilakukan di rumah oleh keluarga tentu juga tidak terlepas dari faktor kepercayaan dan kebudayaan yang dianut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diidentifikasi bagaimanaa perawatan yang dilakukan keluarga yang sesuai dengan standar kesehatan dan yang tidak sesuai dengan standar kesehatan berkaitan dengan faktor-faktor tersebut.
Skema 1. Kerangka konsep perawatan hipertensi oleh keluarga di rumah
2. Defenisi Operasional 3. Defenisi operasional
Gambaran perawatan yang dilakukan oleh keluarga dalam merawat pasien 2.
Perawatan Hipertensi di Rumah
1. Menjaga pola hidup sehat
2. Mengurangi makan
garam
3. Membatasi konsumsi alkohol, rokok dan kafein
4. Olahraga
5. Mengurangi konsumsi
(44)
2. Defenisi Operasional
Perawatan hipertensi di rumah baik perawatan yang sesuai dengan standar kesehatan maupun yang kurang atau tidak sesuai dengan standar kesehatan, dengan tujuan mengoptimalkan kualitas hidup para pasien dengan hipertensi yang dirawat di rumah di desa Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
(45)
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
2. Populasi dan Sampel
2.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Di dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi adalah seluruh keluarga yang memiliki anggota keluarga penderita hipertensi dan dirawat di rumah yang bertempat tinggal di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Berdasarkan data dari Puskesmas Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan penderita hipertensi tahun 2009 berjumlah 613 orang.
2.2 Sampel
Di dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik convinience sampling, dengan pertimbangan besarnya cakupan wilayah pengambilan sampel. Jika populasi besar, maka dapat diambil sample
(46)
sebanyak 10-15 % (Arikunto, 2006). Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil sampel sebanyak 15% dari 613 orang yaitu sebanyak 92 orang.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan, dengan beberapa pertimbangan, yaitu jumlah penderita hipertensi yang dirawat di rumah cukup banyak, selain itu lokasi penelitian mudah dijangkau,dan belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya. Alokasi waktu untuk penelitian sampai dengan laporan hasil penelitian adalah minggu ke-3 Juni sampai minggu ke-1 September 2010.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan kepala desa Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, bagaimana proses pengambilan populasi serta bagaimana data ditangani untuk menjaga kerahasiaan responden.
Untuk menjaga kerahasiaan responden peneliti tidak mencantumkan data-data yang tidak dikehendaki oleh responden untuk dicantumkam. Selain itu penelitian ini juga disertakan surat persetujuan (informed concent) kepada kepala desa dan responden. Kemudian peneliti mulai mengumpulkan data dengan memberikan lembar persetujuan kepada responden yang akan diteliti. Sebelum responden dan
(47)
mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan, manfaat dan efek serta prosedur penelitian. Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan dapat dinyatakan secara lisan. Responden berhak untuk menolak terlibat dalam penelitian ini, atau menarik kesediaannya pada proses pengumpulan data.
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap tetapi hanya mencantumkan inisial nama responden atau memberi kode pada masing-masing lembar pengumpulan data. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk angket (kuisioner) yang pertanyaannya dibuat oleh peneliti dan disesuaikan dengan teoritis. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu kuesioner data demografi dan kuesioner tentang perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah.
a. Kuesioner Data Demografi
Instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi terdiri dari: umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan.
(48)
b. Kuesioner Perawatan Hipertensi di Keluarga
Instrumen penelitian tentang perawatan hipertensi di rumah oleh keluarga terdiri dari 20 pertanyaan. Dimana 9 pertanyaan mengenai pola hidup sehat yaitu pertanyaan nomor 1 sampai 9, 3 pertanyaan mengenai mengurangi konsumsi garam yaitu dari nomor 10 sampai 12, 3 pertanyaan mengenai membatasi konsumsi alkohol, rokok dan kafein yaitu dari nomor 13 sampai 15, 2 pertanyaan mengenai olah raga yaitu nomor 16 dan 17, 2 pertanyaan mengenai konsumsi lemak dan kolesterol yaitu nomor 18 dan 19, 1 pertanyaan mengenai meningkatkan konsumsi buah dan sayur yaitu nomor 20.
Data mengenai perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah dilakukan dengan wawancara dan dibantu dengan pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti. Bentuk pertanyaan menggunakan skala Likert dengan pilihan jawaban dalam rentang skala 1-4, yaitu 1= tidak pernah, 2= kadang-kadang, 3= sering, 4= selalu (Arikunto, 2006).
6. Validitas Instrumen Penelitian
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi, dan juga sebaliknya (Arikunto, 2006).
Instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu mengukur yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu. Secara sederhana dapat
(49)
dikatakan bahwa instrumen dianggap valid jika instumen itu dapat dijadikan alat untuk mengukur yang akan diukur (Danim, 2003).
Untuk menilai apakah kuesioner tersebut dapat diuji dengan dua cara yaitu dengan melakukan uji instrumen atau dengan memvalidasi kuesioner kepada seorang ahli di bidangnya. Dalam uji validitas ini kuesioner akan dikonsultasikan dengan seorang staf pengajar Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp. MNS.
7. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Reliabilitas adalah sifat konsistensi hasil yang dicapai oleh sebuah alat ukur, meskipun digunakan berulang-ulang pada subjek yang sama atau berbeda (Danim, 2003). Menurut Arikunto (2006) reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
8. Proses Pengumpulan Data
Prosedur awal peneliti adalah dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperwatan Universitas Sumatera Utara, kemudian izin yang diperoleh dipergunakan untuk dibawa pada saat penelitian dilakukan di Desa Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menyebarkan angket kuesioner kepada responden, sehubungan dengan perawatan yang dilakukan oleh
(50)
keluarga dalam merawat pasien hipertensi, dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan dan petunjuk kepada responden mengenai cara pengisian kuesioner. Setelah semua kuesioner terisi dan dikembalikan kepada peneliti, maka dapat dilakukan proses analisa data.
9. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner kemudian diolah, dengan langkah-langkah:
a. Editing atau memeriksa, mengecek kelengkapan data termasuk isi instrumen yakni mengecek apakah semua kuesioner telah diisi sesuai dengan petunjuk. b. Coding atau memberi tanda, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari
para responden ke dalam kategori-kategori dan diklasifikasikan dengan cara memberi tanda atau kode untuk mempermudah melakukan tabulasi dan analisa data.
c. Tabulasi, yaitu jawaban yang telah diberi kode kategori jawaban, kemudian dimasukkan ke dalam tabel.
d. Analisa data, yaitu menganalisa data yang telah dimasukkan ke dalam tabel yaitu, data demografi dan pertanyaan mengenai perawatan hipertensi yang dilakukan oleh keluarga di rumah, untuk kemudian disajikan ke dalam distibusi frekuensi.
(51)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2010 dan jumlah seluruh responden dalam penelitian ini sebanyak 92 keluarga.
Berikut ini dijabarkan deskripsi dan persentase karakteristik responden dan perawatan penderita hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
1.1 Deskripsi karakteristik responden
Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dapat dilihat pada tabel 5.1. Data yang diperoleh menunjukkan mayoritas responden berumur diantara 40-57 tahun (42,4%) . Jenis kelamin mayoritas adalah perempuan (58,7%). Jenjang pendidikan SMU/sederajat sebanyak 34 orang (37,0%). Serta mayoritas responden bekerja sebagai pegawai negeri sebanyak 38 orang (41,3%).
(52)
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (N=92)
Karakteristik responden Frekuensi Persentase% Usia 22-39 tahun 40-57 tahun 58-76 tahun Pendidikan SD/Sederajat SMP/Sederajat SMU/Sederajat D1-D3/Sederajat S1-Keatas Pekerjaan Tani Pegawai Negri Wiraswasta Nelayan
Ibu Rumah Tangga
34 39 19 15 12 34 14 17 5 38 21 8 20 37,0 42,4 20,7 16,3 13,0 37,0 15,2 18,5 5,4 41,3 22,8 8,7 21,7
(53)
1.2 Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden dari keluarga suku Aceh memiliki perawatan yang baik sebanyak 37 responden (39,7%), perawatan yang cukup sebanyak 52 responden (56,9%), dan perawatan yang kurang baik sebanyak 3 responden (2,7 %).
1.3 Deskripsi responden berdasarkan jawaban terhadap perawatan hipertensi oleh suku Aceh
Pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa pada pernyataan perawatan hipertensi oleh keluarga suku aceh yaitu keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengontrol berat badan setiap bulan menjawab kadang-kadang dengan jumlah responden 44 (47,8), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengontrol tekanan darah setiap minggu dijawab kadang-kadang sebanyak 47 (51,1), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum obat sesuai ketentuan dijawab selalu sebanyak 42 (45,7), keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum obat yang dibeli dipasaran dijawab selalu sebanyak 29 (31,5), keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk minum air putih 2 L atau 8 gelas setiap hari dijawab kadang-kadang sebanyak 35 (38,0), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengontrol kesehatan ke puskesmas atau petugas kesehatan dijawab
(54)
kadang-kadang sebanyak 34 (37,0), keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi supaya tidur sebelum jam 22.00 WIB dijawab kadang-kadang sebanyak 35 (38,0), keluarga membantu anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk mencegah stess dijawab selalu sebanyak 47 (51,1), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya dijawab selalu sebanyak 47 (51,1), keluarga mengurangi garam dalam memasak masakan kepada anggota keluarga yang menderita darah tinggi dijawab selalu sebanyak 36 (39,1), keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi ikan asin dijawab kadang-kadang sebanyak 34 (37,0), keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi makanan tinggi garam dalam kehidupan sehari-hari dijawab selalu sebanyak 34 (37,0), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk tidak minum kopi dijawab selalu sebanyak 38 (41,3), keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum minuman beralkohol dijawab tidak pernah sebanyak 60 (65,2), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk menghindari asap rokok dijawab tidak pernah sebanyak 37 (40,2), keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk rajin berolahraga dijawab kadang-kadang sebanyak 29 (31,5), keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk melakukan aktivitas yang berat dijawab kadang-kadang sebanyak 42 (45,7), keluarga melarang anggota keluarga yang
(55)
menderita tekanan darah tinggi mengkonsumsi daging berlemak dalam kehidupan sehari-hari dijawab selalu sebanyak 31 (33,7), keluarga dalam menyiapkan makanan untuk anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi lebih banyak menyiapkan makanan yang dimasak dengan cara direbus atau dikukus seperti sayur-sayuran dijawab kadang-kadang sebanyak 43 (46,7), keluarga menyiapkan makanan yang berserat tinggi seperti buah dan sayur di rumah dijawab tidak pernah sebanyak 11 (12,0).
2. Pembahasan
Dalam pembahasan ini dijabarkan hasil penelitian tentang Perawatan Penderita Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Dari hasil pengetahuan diketahui bahwa sebagian besar responden berusia 40-57 tahun, dan jenis kelamin perempuan 54 orang (58,7%). Ini terjadi karena perbedaan gaya hidup antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki lebih cenderung mempunyai kebiasaan hidup buruk seperti merokok, minum alkohol dan bergadang, yang mengakibatkan jumlah penderita tekanan darah tinggi berada pada jenis kelamin laki-laki. Mayoritas pendidikan responden SMU/sederajat, keadaan ini disebabkan karena mayoritas responden berada pada rentang usia 40-57 tahun, dimana pada masa mayoritas responden bersekolah, sarana untuk melanjutkan sekolah masih minim dan jauh di pusat kota yang berjarak tempuh 24 jam, sedangkan responden yang diteliti bertempat tinggal di pedesaan. Pekerjaan
(56)
responden yang mayoritas adalah pegawai negeri, keadaan ini disebabkan karena mayoritas responden mendapatkan pekerjaan sebagai pegawai negeri pada masa dibutuhkannya tenaga pegawai dalam jumlah banyak, yang jauh berbeda dengan masa sekarang. Selain itu anggapan bahwa dengan bekerja sebagai pegawai negeri, pada masa tua kita akan tetap dapat menikmati dana pensiunan.
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia manusia, ini sering di sebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Julianti, 2005).
Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa sebagian responden melakukan perawatan yang cukup dalam merawat penderita hipertensi oleh keluarga yaitu 52 orang (56,9%), hal ini disebabkan karena mayoritas keluarga memiliki kesibukan masing-masing di luar rumah sehingga perawatan yang didapatkan oleh anggota keluarga mereka yang menderita hipertensi belum maksimal. Selain itu, hal yang menyebabkan perawatan hipertensi yang cukup tersebut adalah kebiasaan keluarga dalam penyajian makanan, dimana keluarga tidak terlalu patuh pada nasehat dokter mengenai pembatasan garam dalam makanan. Dikarenakan juga kebiasaan dari kecil, yang terbiasa mengkonsumsi makanan hasil laut yang berkadar garam tinggi. Jadi kategori perawatan yang
(57)
perawatan melainkan juga karena penderita hipertensi itu sendiri tidak patuh dengan makanan-makanan pantangnya.
(58)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan BAB 5, dapat diambil kesimpulan mengenai deskriptif dari karakteristik responden, perawatan hipertensi oleh keluarga suku aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan.
Penelitian dilakukan terhadap 92 responden keluarga penderita hipertensi, dimana usia responden mayoritas pada usia 40-57 tahun (42,4%), dan mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 54 orang (58,7%), mayoritas pendidikan responden adalah SMU/sederajat, yaitu 34 orang (37,0%), responden sebagian besar juga memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri, yaitu 38 orang (41,3%).
2. Saran
2.1Untuk Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi baru tentang perawatan hipertensi oleh keluarga suku Aceh.
(59)
2.2Untuk Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini hanya memperhatikan perawatan hipertensi oleh keluarga suku Aceh, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap perawatan yang dilakukan oleh keluarga.
(60)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta
Blais, Koenig. Kathleen (2006). Keperawatan Profesional Konsep dan Perspektif, Jakarta: EGC
Forum Masyarakat Sehat dan Sejahtera (2008). Perawatan Home Care pada Pasien Hipertensi, dibuka pada website http://stikeskabmalang.wordpress.com, pada tanggal 5 April 2010
Graber, A. (2006). Buku Saku Dokter Keluarga, Jakarta: EGC
Hastings, Diana (2005). Pedoman Keperawatan di Rumah, Jakarta: EGC
Hayens, Brian. Leenen (2003). Buku Pintar Menaklukkan Hipertensi, Jakarta: Ladang Pustaka & Intimedia
Muhammadun, AS. (2010). Hidup Bersama Hipertensi, Jogjakarta: In-Books
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Palmer, Anna. Williams (2007). Tekanan Darah Tinggi, Jakarta: Penerbit Erlangga
Prabowo, Pramonohadi. Joewono (2003). Ilmu Penyakit Jantung, Jakarta: Airlangga University Press
Rab, Tabrani (2008). Agenda Gawat Darurat (Critical Care) Jilid 2, Bandung: PT. Alumni
Riwidikdo, Handoko (2009). Perawatan Pasien Penyakit Dalam, Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
Ruhyanudin, Faqih (2007). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler, Malang: UMM Press
Saputra, Andrian. (2008). Sejarah Kebudayaan Aceh, dibuka pada website http://andriansaputra.multiply.com pada tanggal 2 April 2010
(61)
Setyowati, Sri. Murwani (2008) Asuhan Keperawatan Keluarga, Jogjakarta: Mitra Cendikia Press
Sudiharto (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural, Jakarta: EGC
(62)
Lampiran 1
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PERAWATAN HIPERTENSI OLEH KELUARGA SUKU ACEH DI GAMPONG ARAFAH
KECAMATAN SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN
Saya yang bernama Sofia Elfiani/ 091121006, mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian dengan judul “Perawatan Hipertensi oleh Keluarga Suku Aceh di Gampong Arafah Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui perawatan penderita hipertensi di rumah oleh keluarga suku Aceh.
Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya memohon kesediaan Saudara/i memberikan jawaban berdasarkan kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Saudara/i.
Terima kasih atas pertisipasi Saudara/i dalam penelitian ini.
Medan, Juni 2010
Peneliti, Responden,
(63)
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
Perawatan Hipertensi oleh Keluarga suku Aceh di Gampong Arafah
Kecamatan Samadua Kabupaten Aceh Selatan
1. Data Demografi
Berilah tanda check list (√) pada pertanyaan di bawah ini pada kotak yang tersedia.
1. Nomor Responden :
2. Umur : Tahun
3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Pendidikan : 1. SD/Sederajat
2. SMP/Sederajat 3. SMU/Sederajat 4. D1-D3/Sederajat 5. S1 – Keatas 5. Pekerjaan : 1. Tani
2. Pegawai Negeri 3. Wiraswasta 4. Nelayan
(64)
II. Kuesioner Perawatan Penderita Hipertensi di Keluarga Suku Aceh
Petunjuk pengisian: Berilah tanda (√) pada setiap kolo m jawaban yang tersedia di bawah ini dengan perawatan yang Bapak/ Ibu berikan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi. Dimana, TP: tidak pernah, KD: kadang-kadang, dan SL: selalu, SR: sering.
No. Pertanyaan TP KD SL SR
1. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengontrol berat badan setiap bulan
2. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengontrol tekanan darah setiap minggu 3. Keluarga menganjurkan anggota keluarga
yang menderita tekanan darah tinggi minum obat sesuai ketentuan
4. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi meminum obat yang dibeli dipasaran
5. Keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk minum air putih 2 L/8 gelas setiap hari
(65)
6. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengontrol kesehatan ke puskesmas atau petugas kesehatan
7. Keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi supaya tidur sebelum jam 22.00 WIB
8. Keluarga membantu anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk mencegah stress
9. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya
10. Keluarga mengurangi garam dalam memasak masakan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi
11. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi ikan asin
(66)
12. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengkonsumsi makanan tinggi garam dalam kehidupan sehari-hari
13. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk tidak minum kopi
14. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum minuman beralkohol
15. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk menghindari asap rokok
16. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk rajin berolahraga
17. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk melakukan aktivitas yang berat
18. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengkonsumsi daging berlemak dalam kehidupan sehari-hari
(67)
19. Keluarga dalam menyiapkan makanan untuk anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi lebih banyak menyiapkan makanan yang dimasak dengan cara rebus atau dikukus seperti sayur-sayuran
20. Keluarga menyiapkan makanan yang berserat tinggi, seperti buah dan sayur di rumah
(68)
Lampiran 3
Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan jawaban responden mengenai perawatan hipertensi oleh keluarga suku aceh
Pertanyaan TP
(%) KD (%) SL (%) SR (%) 1. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang
menderita tekanan darah tinggi mengontrol berat badan setiap minggu.
2. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi mengontrol tekanan darah setiap minggu.
3. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum obat sesuai dengan ketentuan.
4. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi minum obat yang dibeli dipasaran.
5. Keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk minum air putih 2 L/8 gelas setiap hari.
6. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengontrol kesehatan ke puskesmas atau petugas kesehatan
7. Keluarga menganjurkan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi supaya tidur sebelum jam 22.00 WIB
8. Keluarga membantu anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi untuk mencegah stres
9. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk mengungkapkan masalah-masalah yang dihadapinya
26 (28,3) 36 (39,1) 12 (13,0) 28 (30,4) 8 (8,7) 9 (9,8) 23 (25,0) 7 (7,6) 12 (13,0) 44 (47,8) 47 (51,1) 19 (20,7) 20 (21,7) 35 (38,0) 34 (37,0) 35 (38,0) 23 (25,0) 19 (20,7) 15 (16,3) 7 (7,6) 42 (45,7) 29 (31,5) 28 (30,4) 28 (30,4) 24 (26,1) 47 (51,1) 47 (51,1) 7 (7,6) 2 (2,2) 19 (20,7) 15 (16,3) 21 (22,8) 21 (22,8) 10 (10,9) 15 916,3) 14 (15,2)
(69)
(Lanjutan)
10. Keluarga mengurangi garam dalam memasak masakan kepada anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi
23 (25,0) 35 (38,0) 24 (26,1) 10 (10,9)
11. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita hipertensi untuk mengkonsumsi ikan asin
7 (7,6) 23 (25,0) 47 (51,1) 15 (16,3) 12. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita
hipertensi untuk mengkonsumsi makanan tinggi garam dalam kehidupan sehari-hari
12 (13,0) 19 (20,7) 47 (51,1) 14 (15,2)
13. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita hipertensi untuk tidak minum kopi
13 (14,1) 30 (32,6) 36 (39,1) 13 (14,1) 14. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi minum minuman beralkohol
10 (10,9) 34 (37,0) 32 (34,8) 16 (17,4) 15. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang
menderita tekanan darah tinggi untuk menghindari asap rokok 14 (15,2) 29 (31,5) 34 (37,0) 15 (16,3)
16. Keluarga menganjurkan anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi untuk rajin berolahraga
17. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita hipertensi untuk melakukan aktivitas yang berat 18. Keluarga melarang anggota keluarga yang menderita
hipertensi mengkonsumsi daging berlemak dalam kehidupan sehari-hari
19. Keluarga dalam menyiapkan makanan untuk anggota keluarga yang menderita tekanan darah tinggi lebih banyak menyiapkan makanan yang dimasak dengan cara rebus atau dikukus seperti sayur-sayuran
20. Keluarga menyiapkan makanan yang berserat tinggi, seperti buah dan sayur di rumah
12 (13,0) 13 (14,1) 12 (13,0) 6 (6,5) 11 (12,0) 14 (15,2) 42 (45,7) 26 (28,3) 43 (46,7) 40 (43,5) 38 (41,3) 21 (22,8) 31 (33,7) 25 (27,2) 20 (21,7) 28 (30,4) 16 (17,4) 23 (25,0) 18 (19,6) 21 (22,8)
(70)
FREQUENCIES VARIABLES=umur jenis_kelamin pendidikan pekerjaan /STATISTICS=MEAN /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
umur jenis_kelamin pendidikan pekerjaan
N Valid 92 92 92 92
Missing 0 0 0 0
Mean 1.84 1.41 3.07 3.00
Frequency Table
umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 22-39 tahun 34 37.0 37.0 37.0
40-57 tahun 39 42.4 42.4 79.3
58-76 tahun 19 20.7 20.7 100.0
Total 92 100.0 100.0
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid laki-laki 54 58.7 58.7 58.7
perempuan 38 41.3 41.3 100.0
(71)
pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid SD/sederajat 15 16.3 16.3 16.3
SMP/sederajat 12 13.0 13.0 29.3
SMU/sederajat 34 37.0 37.0 66.3
D1-D3/sederajat 14 15.2 15.2 81.5
S1 keatas 17 18.5 18.5 100.0
Total 92 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tani 5 5.4 5.4 5.4
pegawai negeri 38 41.3 41.3 46.7
wiraswasta 21 22.8 22.8 69.6
nelayan 8 8.7 8.7 78.3
ibu rumah tangga 20 21.7 21.7 100.0
(72)
FREQUENCIES VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 Total /STATISTICS=STDDEV MEAN /ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
[DataSet0]
Statistics
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 Total
N Valid 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92 92
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.03 1.73 2.74 2.34 2.67 2.66 2.23 2.76 2.68 2.53 2.59 2.54 2.89 1.79 2.10 2.37 2.43 2.71 2.60 2.55 48.96
(73)
Frequency Table
p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 26 28.3 28.3 28.3
2 44 47.8 47.8 76.1
3 15 16.3 16.3 92.4
4 7 7.6 7.6 100.0
Total 92 100.0 100.0
p2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 36 39.1 39.1 39.1
2 47 51.1 51.1 90.2
3 7 7.6 7.6 97.8
4 2 2.2 2.2 100.0
Total 92 100.0 100.0
p3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 12 13.0 13.0 13.0
2 19 20.7 20.7 33.7
3 42 45.7 45.7 79.3
4 19 20.7 20.7 100.0
(74)
p4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 28 30.4 30.4 30.4
2 20 21.7 21.7 52.2
3 29 31.5 31.5 83.7
4 15 16.3 16.3 100.0
Total 92 100.0 100.0
p5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 8 8.7 8.7 8.7
2 35 38.0 38.0 46.7
3 28 30.4 30.4 77.2
4 21 22.8 22.8 100.0
Total 92 100.0 100.0
p6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 9 9.8 9.8 9.8
2 34 37.0 37.0 46.7
3 28 30.4 30.4 77.2
4 21 22.8 22.8 100.0
(75)
p7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 23 25.0 25.0 25.0
2 35 38.0 38.0 63.0
3 24 26.1 26.1 89.1
4 10 10.9 10.9 100.0
Total 92 100.0 100.0
p8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 7 7.6 7.6 7.6
2 23 25.0 25.0 32.6
3 47 51.1 51.1 83.7
4 15 16.3 16.3 100.0
Total 92 100.0 100.0
p9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 12 13.0 13.0 13.0
2 19 20.7 20.7 33.7
3 47 51.1 51.1 84.8
4 14 15.2 15.2 100.0
(76)
p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 13 14.1 14.1 14.1
2 30 32.6 32.6 46.7
3 36 39.1 39.1 85.9
4 13 14.1 14.1 100.0
Total 92 100.0 100.0
p11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 10 10.9 10.9 10.9
2 34 37.0 37.0 47.8
3 32 34.8 34.8 82.6
4 16 17.4 17.4 100.0
Total 92 100.0 100.0
p12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 14 15.2 15.2 15.2
2 29 31.5 31.5 46.7
3 34 37.0 37.0 83.7
4 15 16.3 16.3 100.0
(77)
p13
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 12 13.0 13.0 13.0
2 14 15.2 15.2 28.3
3 38 41.3 41.3 69.6
4 28 30.4 30.4 100.0
Total 92 100.0 100.0
p14
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 60 65.2 65.2 65.2
2 4 4.3 4.3 69.6
3 15 16.3 16.3 85.9
4 13 14.1 14.1 100.0
Total 92 100.0 100.0
p15
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 37 40.2 40.2 40.2
2 24 26.1 26.1 66.3
3 16 17.4 17.4 83.7
4 15 16.3 16.3 100.0
(78)
p16
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 23 25.0 25.0 25.0
2 29 31.5 31.5 56.5
3 23 25.0 25.0 81.5
4 17 18.5 18.5 100.0
Total 92 100.0 100.0
p17
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 13 14.1 14.1 14.1
2 42 45.7 45.7 59.8
3 21 22.8 22.8 82.6
4 16 17.4 17.4 100.0
Total 92 100.0 100.0
p18
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 12 13.0 13.0 13.0
2 26 28.3 28.3 41.3
3 31 33.7 33.7 75.0
4 23 25.0 25.0 100.0
(79)
p19
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 6 6.5 6.5 6.5
2 43 46.7 46.7 53.3
3 25 27.2 27.2 80.4
4 18 19.6 19.6 100.0
Total 92 100.0 100.0
p20
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 11 12.0 12.0 12.0
2 40 43.5 43.5 55.4
3 20 21.7 21.7 77.2
4 21 22.8 22.8 100.0
Total 92 100.0 100.0
Total
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 21 1 1.1 1.1 1.1
25 1 1.1 1.1 2.2
26 1 1.1 1.1 3.3
28 1 1.1 1.1 4.3
29 1 1.1 1.1 5.4
30 1 1.1 1.1 6.5
31 1 1.1 1.1 7.6
32 1 1.1 1.1 8.7
34 3 3.3 3.3 12.0
(80)
38 5 5.4 5.4 19.6
39 1 1.1 1.1 20.7
40 1 1.1 1.1 21.7
41 3 3.3 3.3 25.0
42 2 2.2 2.2 27.2
43 1 1.1 1.1 28.3
45 4 4.3 4.3 32.6
46 4 4.3 4.3 37.0
47 3 3.3 3.3 40.2
48 1 1.1 1.1 41.3
49 3 3.3 3.3 44.6
50 5 5.4 5.4 50.0
51 4 4.3 4.3 54.3
52 5 5.4 5.4 59.8
53 7 7.6 7.6 67.4
54 3 3.3 3.3 70.7
55 1 1.1 1.1 71.7
56 5 5.4 5.4 77.2
57 4 4.3 4.3 81.5
58 2 2.2 2.2 83.7
60 3 3.3 3.3 87.0
61 2 2.2 2.2 89.1
62 3 3.3 3.3 92.4
63 2 2.2 2.2 94.6
67 1 1.1 1.1 95.7
68 1 1.1 1.1 96.7
69 2 2.2 2.2 98.9
76 1 1.1 1.1 100.0
(81)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 92 100.0
Excludeda 0 .0
Total 92 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
(82)
LAMPIRAN 3
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Sofia Elfiani
Tempat Tanggal Lahir : Desa Apha, 06 Juni 1983 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pelabuhan Desa Apha Lorong Melur Kecamatan Labuhan Haji Tengah Kabupaten Aceh Selatan
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri No. 6 Labuhan Haji 2. SMP Negeri 1 Labuhan Haji 3. SMU Negeri 1 Labuhan Haji
(83)
(84)
(85)
(1)
38 5 5.4 5.4 19.6
39 1 1.1 1.1 20.7
40 1 1.1 1.1 21.7
41 3 3.3 3.3 25.0
42 2 2.2 2.2 27.2
43 1 1.1 1.1 28.3
45 4 4.3 4.3 32.6
46 4 4.3 4.3 37.0
47 3 3.3 3.3 40.2
48 1 1.1 1.1 41.3
49 3 3.3 3.3 44.6
50 5 5.4 5.4 50.0
51 4 4.3 4.3 54.3
52 5 5.4 5.4 59.8
53 7 7.6 7.6 67.4
54 3 3.3 3.3 70.7
55 1 1.1 1.1 71.7
56 5 5.4 5.4 77.2
57 4 4.3 4.3 81.5
58 2 2.2 2.2 83.7
60 3 3.3 3.3 87.0
61 2 2.2 2.2 89.1
62 3 3.3 3.3 92.4
63 2 2.2 2.2 94.6
67 1 1.1 1.1 95.7
68 1 1.1 1.1 96.7
69 2 2.2 2.2 98.9
76 1 1.1 1.1 100.0
Total 92 100.0 100.0
(2)
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 92 100.0
Excludeda 0 .0
Total 92 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.889 20
(3)
LAMPIRAN 3
Daftar Riwayat Hidup
Nama
: Sofia Elfiani
Tempat Tanggal Lahir
: Desa Apha, 06 Juni 1983
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Pelabuhan Desa Apha Lorong Melur Kecamatan
Labuhan Haji Tengah Kabupaten Aceh Selatan
Riwayat Pendidikan
:
1.
SD Negeri No. 6 Labuhan Haji
2.
SMP Negeri 1 Labuhan Haji
3.
SMU Negeri 1 Labuhan Haji
4.
D III Akademi Keperawatan Pemda Tapak Tuan Aceh Selatan
(4)
LAMPIRAN 4
(5)
(6)