PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 GEBANG KABUPATEN LANGKAT.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR

TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 GEBANG

KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

SUPARMIN SIMATUPANG NIM: 8106122039

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… .... 1

B. Identifikasi Masalah ……… 9

C. Pembatasan Masalah ……….. 10

D. Perumusan Masalah ……… 11

E. Tujuan Penelitian ……….... 11

F. Manfaat Penelitian ………. 12

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoretis ... ……… 13

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi ... 13

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 20

a. Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 22

b. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 31

3. Hakikat Kecerdasan Visual-Spasial ... 42

B. Penelitian Yang Relevan ……….. 51

C. Kerangka Berpikir……… ... 53

1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Biologi 53 2. Pengaruh Gaya berpikir sekuensial Terhadap Hasil Belajar Biologi ………... 56

3. Interaksi Strategi Pembelajaran dan Gaya berpikir sekuensial terhadap Hasil Belajar Biologi 59 D. Hipotesi Penelitian………... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... ……… 67

B. Populasi dan Sampel ... 67

a. Populasi Penelitian ... 67

b. Sampel Penelitian ... 68

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 68

D. Pengontrolan Perlakuan Penelitian ... 69

E. Variabel dan Definisi Operasional Variabel... ….71

F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian .... ……… .74

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data………..77


(5)

vii BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian……… 85

1. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 85

2. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 86

3. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial abstrak ... 87

4. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial konkrit ... 88

5. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Dari Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial abstrak ... 89

6. Hasil Belajar Biologi Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri dari Siswa yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial konkrit ... 90

7. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dari Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial abstrak .. 91

8. Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dari Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial konkrit .. 92

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 93

1. Uji Normalitas Data ... 93

2. Uji Homogenitas Varians ... 94

C. Pengujian Hipotesis ... 96

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... ….102

E. Keterbatasan Penelitian ... 124

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……….. ... 126

B. Implikasi ... 127

C. Saran………. ... 134


(6)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Belajar mata pelajaran Biologi SMP Negeri 2 Gebang ... 4

2. Model Pembelajaran Inkuiri ... 28

3. Perbedaan Karakteristik Individu yang memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit dan Konsekuensi Abstrak… ... 50

4. Desain Penelitian ... 69

5. Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi ... 79

6. Kisi-kisi Instrumen Gaya Berpikir ... 79

7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak ... 87

8. Distribusi frekuensi kelompok hasil belajar biologi untuk gaya berpikir sekuensial konkrit ... 88

9.. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi kelompok gaya berpikir sekuensial abstrak untuk perlakuan strategi pembelajaran inkuiri... 89

10. Distribusi frekuensi hasil belajar kelompok gaya berpikir sekuensial konkrit untuk perlakuan strategi pembelajaran inkuiri ... 90

11. Distribusi frekuensi hasil belajar kelompok gaya berpikir sekuensial abstrak untuk perlakuan strategi pembelajaran ekspositori ... 91

12. Distribusi frekuensi skor hasil belajar siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit untuk pelakuan strategi pembelajaran ekspositori ... 92

13. Hasil Pengujian Normalitas Data (Uji Liliefors) ... 93

14. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians untuk kelompok sampel strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dan Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE) dengan uji F pada taraf signifikansi = 0,05... ... 94

15. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Antar Kelompok Sampel Gaya berpikir sekuensial abstrak (SA) dan Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit(SK) dengan uji-F pada Taraf Signifikansi = 0,05 ... 94


(7)

ix

16. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians Sampel

dengan uji-Bartlett pada Taraf Signifikansi = 0,05 ... 95 17. Tabel Hasil Statistik Deskriptif ... 95 18. Rangkuman Hasil ANAVA Secara Keseluruhan Terhadap

Hasil Belajar Biologi ... 96 19. Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Scheffe’ ... 98 20. Ringkasan Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Tes Hasil

Belajar Biologi ... 154 21. Ringkasan Hasil Perhitungan Daya Beda Tes Hasil Belajar

Biologi ... 156 22. Hasil Perhitungan Validitas Tes Hasil Belajar Biologi ... 159 23. Data Induk Penelitian ... 164 24. Distribusi Frekuensi Skor hasil Belajar Siswa yang memiliki

gaya berpikir sekuensial abstrak dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri... 165 25. Data skor hasil belajar siswa yang kmeliliki gaya berpikir

sekuensial abstrak dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri ... 169 26. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki

Gaya berpikir Sekuensial Abstrak dengan strateti pembelajaran inkuiri... 173 27. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki

Gaya berpikir Sekuensial Konkrit dengan strateti pembelajaran inkuiri... 174 28. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori ... 174 29. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi ... 174 30. Uji Normalitas hasil Belajar Biologi siswa yang dibelajarkan

dengan strategi pembelajaran inkuiri ... 175 31. Uji Normalitas hasil Belajar Biologi siswa yang dibelajarkan


(8)

x

32. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki

Gaya berpikir sekuensial abstrak ... 176

33. Uji Normalitas Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Memiliki Gaya berpikir sekuensial konkrit ... 177

34. Rangkuman Perhitungan Statistik Dasar Data Penelitian ... 179

35. Uji Homogenitas Varians Data Penelitian ... 180

36. Tabulasi Jumlah Desain Anava 2x2 untuk n tidak sama ... 181


(9)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi Siswa Yang Diajar

Pembelajaran Inkuiri ... 86 2. Histogram Skor Hasil Belajar Biologi siswa yang Diajar

dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 87 3 Histogram Skor Hasil Belajar Biologi untuk kelompok siswa

gaya berpikir sekuensial abstrak ... 88 4. Histogram Hasil Belajar Biologi siswa dengan gaya berpikir

sekuensial konkrit ... 89 5. Histogram hasil belajar Biologi kelompok Gaya berpikir

sekuensial

abstrak

untuk

perlakuan

strategi

pembelajaran inkuiri

... 90 6. Histogram hasil belajar kelompok siswa dengan gaya berpikir

sekuensial konkrit untuk perlakuan strategi pembelajaran

inkuiri ... 91 7. Histogram hasil belajar Biologi kelompok gaya berpikir

sekuensial abstrak untuk perlakuan strategi pembelajaran

ekspositori ... 92 8. Histogram hasil belajar Biologi kelompok gaya berpikir

sekuensial konkrit untuk perlakuan strategi pembelajaran

ekspositori ... 93 9. Model Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Dan Gaya berpikir


(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

TABEL HALAMAN

1 Rencana Program Pembelajaran Inkuiri 143

2 Rencana Program Pembelajaran Ekspositori 155

3 Tes Hasil Belajar Biologi 164

4 Instrumen Gaya Berpikir 171

5 Jawaban Instrumen Gaya BerpikirPenelitian 174

6 Reliabilitas Instrumen Tes Hasil Belajar Biologi Siswa 175 7 Perhitungan Hasil Data Uji Coba Instrumen Penelitian 175

8 Data Induk Penelitian 187

9 Distribusi Frekuensi Data Penelitian 188

10 Perhitungan Statistik Dasar 192

11 Perhitungan Uji Normalitas Data Dengan Uji Coba Liliefors 195

12 Uji Homogenitas Varians 202


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sains dan teknologi yang begitu pesat, menggugah para pendidik untuk dapat merangsang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah agar dapat menunjang kegiatan siswa sehari-hari dalam proses belajar mengajar. Untuk kepentingan masa depan Indonesia maka mutu pendidikan harus ditingkatkan. Soedjadi (1995) menyatakan bahwa untuk menghadapi abad 21 yang diperkirakan akan diwarnai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi. Dengan kata lain, sumber daya manusia harus ditingkatkan untuk dapat menyesuaikan perkembangan sains dan teknologi, sehingga kreativitas sumber daya manusia (SDM) menjadi syarat mutlak yang perlu ditingkatkan.

Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya manusia ini adalah pendidikan, sebab pendidikan merupakan rangkaian kompleks antara manusia yang berkaitan dengan upaya pembinaan manusia, sehingga keberhasilan pendidikan sangat tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksana pendidikan yaitu guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan, sebab guru secara langsung berhadapan dengan siswa, dan berupaya mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Untuk itu, guru dituntut memiliki kemampuan yang diperlukan sebagai pendidik dan pengajar.


(12)

2

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengindikasikan bahwa seorang peserta didik dapat menjadikan dirinya sebagai sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk mewujudkan tujuan dan maksud tersebut dibutuhkan kemampuan dan keterampilan yang tinggi dengan melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif serta mampu bekerjasama secara efektif dan efisien. Inilah kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap individu peserta didik dimana merupakan pernyataan minimal tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang terefleksi pada kebiasaan berpikir dan bertindak. Sebagai guru dituntut harus menguasai bahan ajar yang diajarkan dan terampil dalam mengajarkannya. Cara mengajar guru tercermin dalam proses mengajar belajarnya. Kenyataannya selama ini guru mendominasi dalam belajar sehingga peserta didik dalam proses pembelajaran sangat berkurang.

Menurut Hasratuddin (2002) bahwa salah satu kelemahan metode atau strategi pembelajaran yang digunakan guru terlihat dari proses belajar mengajar di kelas dimana guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa. Artinya, siswa bukan lagi sebagai subjek melainkan sebagai objek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran berpusat pada guru (teaching centered).

Selanjutnya Soedjadi (1995) mengemukakan bahwa betapapun tepat dan baiknya bahan ajar materi pembelajaran yang ditetapkan, belum menjamin akan tercapainya tujuan pendidikan, salah satu faktor penting untuk mencapai tujuan itu adalah proses mengajar belajar (PBM) yang lebih menekankan kepada keterlibatan siswa secara optimal. Untuk meningkatkan SDM diperlukan


(13)

3

keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sains adalah pembelajarannya, sebab pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan, akan memberikan hasil belajar yang diharapkan.

Belajar merupakan satu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah kepada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar. Tercapainya tujuan belajar dalam bentuk pencapaian indikator merupakan satu gambaran keberhasilan siswa dan keberhasilan guru mentransfer pengetahuan kepada siswa. Oleh sebab itu, penetapan indikator keberhasilan belajar sangat diperlukan untuk memberikan arah kepada penetapan pengalaman belajar dan menentukan prilaku yang akan dimiliki dan dikuasai siswa sebagai bukti belajar.

Untuk meningkatkan sumber daya manusia diperlukan keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan. Faktor dominan yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan pendidikan adalah proses pembelajarannya. Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari daya serap siswa yang diketahui melalui evaluasi hasil belajar. Jika hasil evaluasi baik maka tujuan belajar tercapai sebaliknya jika hasil evaluasi tidak baik maka tujuan belajar tidak tercapai, tetapi pada kenyataannya masih banyak siswa belum dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan khususnya pembelajaran biologi.

Gambaran umum memperlihatkan bahwa masih rendahnya hasil belajar siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) khususnya SMP Negeri 2 kecamatan Gebang dalam bidang studi biologi diduga disebabkan kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan satu metode saja atau guru yang mendominasi proses


(14)

4

belajar mengajar, guru kurang memvariasikan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa, dimana hasil belajar biologi berdasarkan nilai rapor siswa masih relatif paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya, seperti terlihat pada Tabel-1 berikut. Tabel-1. Hasil Belajar mata pelajaran Biologi SMP Negeri 2 Kecamatan Gebang

Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi KKM

2007/2008 6.41 5.76 7.19 7.25

2008/2009 6.27 5.35 7.32 7.30

2009/2010 6.73 5.42 7.35 7.35

2010/2011 6.32 5.83 7.41 7.25

Sumber Data : Kantor Tata Usaha SMP Negeri 2 Kecamatan Gebang

Data di atas menunjukkan bahwa perolehan hasil belajar biologi masih cenderung kurang memuaskan, sebab berdasarkan hasil keputusan rapat dewan guru SMP 1 kecamatan Gebang ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Biologi adalah 7,5. Dengan kata lain, nilai mata pelajaran biologi yang diperoleh belum mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hal inilah yang menyebabkan sebahagian masyarakat merasa kecewa dan kurang puas dengan kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran biologi. Sukmadinata (1992) mengemukakan bahwa ketidakpuasan ini disebabkan masih adanya prestasi peserta didik pada pelajaran tertentu yang nilainya masih jauh dari yang diharapkan, dan yang paling mendapat sorotan masyarakat tentang pekerjaan guru adalah mutu pendidikan, lebih khusus adalah kualitas lulusannya. Selanjutnya, Dahar (1989) juga mengemukakan, sebab lulusan kurang bermutu atau belum memenuhi harapan adalah : (1) input yang kurang baik kualitasnya, (2) guru dan personal yang kurang tepat, (3) materi yang tidak atau kurang cocok,


(15)

5

(4) metode mengajar dan system evaluasi yang kurang memadai, (5) kurangnya sarana penunjang, dan (6) sistem administrasi yang kurang tepat.

Banyak faktor yang menjadi penyebab rendah dan kurangnya pemahaman peserta didik tentang konsep belajar, salah satu diantaranya adalah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Berkaitan dengan praktik pembelajaran Biologi di sekolah, guru sangat berperan dalam menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran. Idealnya dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru harus dapat melatih siswa untuk bertanya, mengamati, menyelidiki, membaca, mencari, dan menemukan jawaban atas pertanyaan, baik yang diajukan oleh guru maupun yang mereka ajukan sendiri. Pengetahuan yang disampaikan kepada siswa bukan hanya dalam bentuk produk, tetapi juga dalam bentuk proses, artinya dalam proses mengajar, pengenalan, pemahaman, pelatihan metode, dan penalaran siswa, mempakan hal yang penting untuk diajarkan (Atmadi, 2000).

Menurut Indrawati (1999) bahwa dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran biologi yang optimal, para praktisi pendidikan biologi telah banyak memperkenalkan dan menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi. Dari beberapa strategi pembelajaran yang dikemukakan pakar pendidikan biologi, dapat di lihat bahwa pemilihan dan penerapan strategi yang digunakan mengalami pergeseran dari yang mengutamakan pemberian informasi (pemberian konsep-konsep biologi) menuju kepada strategi pembelajaran yang mengutamakan keterampilan-keterampilan berpikir yang digunakan untuk memperoleh dan menggunakan konsep-konsep biologi. Adanya pergeseran pemilihan strategi pembelajaran ini otomatis peran


(16)

6

guru di kelas berubah, yaitu dari peran yang hanya sebagai penyampai bahan pelajaran (transformator) ke peran sebagai fasilitator. Pergeseran penekanan peran guru-siswa dalam proses pembelajaran ini tidak lepas dari tanggung jawab guru yang harus memperhatikan aspek-aspek pendidikan, yaitu diantaranya meningkatkan perkembangan kepribadian siswa secara keseluruhan. Akan tetapi, fakta menunjukkan fenomena yang sebaliknya, yaitu proses pembelajaran biologi masih berorientasi pada “teacher centered”, yaitu guru masih menekankan pada peran sebagai penyampai materi pelajaran di mana strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran ekspositori yang merupakan salah satu strategi pembelajaran yang cukup populer dipakai oleh guru dan cukup efektif untuk menyampaikan materi pelajaran secara tuntas, tetapi penggunaan strategi pembelajaran ekspositori ini, belum memberikan hasil belajar yang maksimal untuk mata pelajaran biologi.

Salah satu upaya untuk membantu guru-guru biologi di lapangan dalam melaksanakan tugasnya menuju pada pembelajaran biologi yang berorientasi pada

“student centered”, P3G IPA (dalam Indrawati, 1999) menawarkan

strategi-strategi pembelajaran biologi yang berorientasi pada “student centered” yang dilandasi teori belajar kognitif dan yang sekarang banyak dibicarakan, diantaranya rumpun strategi-strategi pemrosesan informasi, rumpun strategi-strategi pribadi/individu, rumpun strategi-strategi sosial, rumpun strategi-strategi perilaku dan strategi pembelajaran konstruktivisme. Salah satu strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran inkuiri yang merupakan bagian dari rumpun strategi pemrosesan informasi. Strategi pembelajaran inkuiri ini lebih


(17)

7

menekankan proses pembelajaran kepada kegiatan mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.

Melalui strategi pembelajaran inkuiri siswa diajak secara langsung ke dalam proses ilmiah dengan menekankan partisipasi aktif siswa dalam proses belajar. Rangkaian kegiatan pembelajaran inkuiri menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan Strategi pembelajaran inquiry ini akan mengembangkan pemikiran kritis (critical thinking), pemikiran yang reflektif (reflective thinking), dan daya kreatif yang menjadi motor penggerak aktivitas hidup yang positif, produktif, dan konstruktif (Atmadi, 2000).

Secara tidak langsung, dengan penerapan strategi ini guru telah menerapkan keterampilan proses kepada siswa sehingga tujuan mempelajari karakteristrik mata pelajaran biologi dapat diperoleh lewat penerapan strategi pembelajaran inkuiri. Dengan demikian, melalui penerapan strategi pembelajaran inkuiri, diharapkan akan membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari ilmu biologi sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pencapaian hasil belajar biologi siswa.

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Reigeluth (1983), mengungkapkan bahwa hasil pembelajaran berhubungan dengan interaksi antara strategi pembelajaran dan kondisi pengajaran, yang di


(18)

8

dalamnya termasuk karakteristik siswa. Selanjutnya Dick and Carey (1985) juga mengungkapkan hal yang sama dengan menyatakan bahwa guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap keberhasilan proses belajar siswa apabila guru telah mengetahui karakteristik siswanya maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Selanjutnya Bruce dalam Suparman (1997) mengemukakan bahwa para pakar pembelajaran seperti Piaget (1970), Merill (1991), dan Romiszowski (1981) menyebutkan bahwa karakteristik yang bersumber dari siswa penting untuk diperhatikan dan sangat menentukan kualitas pembelajaran dan sangat dominan dalam keberhasilan proses belajar siswa.

Salah satu karakteristik siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar pada penelitian ini adalah gaya berpikir. Oleh karena itu gaya berpikir siswa ini perlu menjadi salah satu kajian guru dalam merancang program pembelajaran. Perlunya mengkaji gaya berpikir ini adalah karena gaya berpikir ini merupakan cerminan dari perilaku yang relatif tetap dalam diri seseorang dalam menerima, memikirkan dan memecahkan masalah maupun dalam penyampaian informasi (Keefe, 1987). Ini berarti bahwa gaya berpikir berhubungan erat dengan bagaimana sebuah informasi diproses dan selanjutnya di simpan dalam memori yang akan menjadi ingatan jangka pendek atau ingatan jangka panjang. Dengan kata lain gaya berpikir akan mendeskripsikan bagaimana siswa memberi perhatian, menerima, menangkap, menyeleksi dan mengorganisasikan suatu informasi dari luar dirinya.


(19)

9

Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ini guna mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran inkuiri dan gaya berpikir siswa yang diperkirakan dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa, sebab dengan mengetahui gaya berpikir siswa, guru dapat menyesuaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran biologi. Oleh karena itu perlu adanya kajian terhadap mata pelajaran biologi sehingga ditemukan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya berpikir siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Sebagai pembanding dari akibat aplikasi strategi tersebut, akan dilihat pengaruh penerapan strategi pembelajaran ekspositori (strategi pembelajaran yang sering digunakan guru di kelas) yang akan dilaksanakan secara bersama-sama pada siswa kelas VII (tujuh) SMP Negeri 2 Kecamatan Gebang semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan atar belakang masalah, dapat dipahami babwa masalah-masalah yang essensial dalam dunia pendidikan adalah rendahnya mutu pendidikan, khususnya di tingkat Sekolan Menengah Pertama (SMP). Rendahnya mutu pendidikan ini pada akhirnya akan terlihat dari rendahnya hasil belajar yang diperoleb siswa. Dari fenomena tersebut akan muncul berbagai pertanyaan menyangkut latar belakang rendahnya hasil belajar biologi siswa antara lain sebagai berikut : Apakah guru kurang kreative dalam membuat variasi pembelajaran? Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak sesuai


(20)

10

dengan materi pembelajaran? Apakah minat dan motivasi siswa rendah dalam mempelajari biologi? Apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai dengan materi yang diajarkan? Apakah penggunaan bahan ajar pelajaran biologi mempunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar Biologi siswa? Apakah sistem evaluasi pelajaran biologi yang diterapkan mempunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil siswa? Apakah tingkat pemahaman guru mengenai konsep biologi masih kurang? Apakah pengetahuan guru untuk memberikan konsep dalam materi pelajaran biologi masih rendah? Apakah daya abstraksi siswa untuk menemukan konsep sesuai dengan gaya berpikir yang ia gunakan masih rendah? Apakah strategi pembelajaran mempunyai pengaruh terhadap pencapaian hasil belajar biologi siswa? Apakah tingkat gaya berpikir siswa berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar biologi siswa? Apakah ada pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar biologi siswa?

C. Pembatasan Masalah

Hasil belajar siswa dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Penelitian yang mencakup keseluruhan faktor tersebut merupakan pekerjaan yang rumit, menuntut keahlian, waktu dan dana. Mengingat luasnya masalah yang menjadi penyebab terhadap hasil belajar siswa, penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, dan varabel penelitian.


(21)

11

Berkaitan dengan lokasi penelitian, penelitian ini terbatas pada SMP Negeri 2 Kecamatan Gebang. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VII (tujuh) dan akan dilakukan pada bulan Januari sampai Pebruari 2012 dengan melibatkan satu variabel bebas, satu variabel moderator, dan satu variabel terikat.

Variabel bebas aktifnya adalah strategi pembelajaran yang dalam hal ini adalah strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori. Variabel bebas sekunder (moderator) adalah gaya berpikir siswa yang terdiri dan gaya berpikir sekuensial abstrak dan sekuensial konkrit. Sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi. Dalam penelitian ini hasil belajar biologi dibatasi pada ranah kognitif yang meliputi pokok bahasan ; (a) ciri-ciri makhluk hidup, (b) klasifikasi makhluk hidup, (c) organisme kehidupan, dan (d) ekosistem, pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan aplikasi (C3). Siswa yang

menjadi sampel adalah siswa kelas VII (tujuh) semester II (dua) Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri lebih tinggi dari pada siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori?


(22)

12

2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar biologi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit?

3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar biologi siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran dan gaya berpikir terhadap hasil belajar biologi siswa. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki kemampuan berpikir sekuensial abstrak dan siswa yang memiliki gaya berpikir konkrit.

3. Mengetahui ada tidaknya interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir terhadap hasil belajar biologi siswa.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan, diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis. Secara teoretis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: (1) Untuk menambah, mengembangkan, dan memperkaya khasanah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, materi


(23)

13

pembelajaran, karakteristik siswa, dan sarana yang, tersedia, dan (2) Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran biologi.

Manfaat secara praktis adalah : (1) sebagai sumbangan pemikiran bagi guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa, (2) merupakan bahan masukan bagi guru biologi untuk memilih strategi pembelajaran inkuiri dan ekspositori dalam mengajarkan mata pelajaran biologi di tingkat SMP, (3) meningkatkan kesadaran siswa dan memberikan pengalaman cara belajar dan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran biologi, (4) memberikan data empiris tentang pencapaian tujuan pembelajaran bila menerapkan strategi pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran biologi, dan (5) sebagai sumbangan pemikiran untuk dilaksanakan bagi kemajuan dan peningkatan hasil belajar biologi siswa SMP Negeri 2 Kecamatan Gebang Kabupaten Langkat.


(24)

141 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Kelompok siswa yang diajar menggunakan strategi pembelajaran inkuiri memperoleh hasil belajar biologi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang diajar strategi pembelajaran ekspositori.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki gaya belajar sekuensial abstrak dan siswa yang gaya belajar sekuensial konkrit. Kelompok siswa yang memiliki gaya belajar sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar Biologi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki gaya belajar sekuensial konkrit.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran inkuiri dan gaya belajar dengan hasil belajar biologi siswa. Siswa yang memiliki gaya belajar sekuensial abstrak memperoleh hasil belajar Biologi yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri jika dibandingkan dengan diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Selanjutnya untuk siswa yang memiliki gaya belajar sekuensial konkrit, memperoleh hasil belajar Biologi yang lebih tinggi jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori jika dibandingkan dengan diajar dengan strategi pembelajaran inkuiri.


(25)

142

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran inquiri, memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori. Peningkatan hasil belajar yang dapat dicapai siswa, tidak saja disebabkan oleh kemudahan belajar yang mereka peroleh dari sarana yang mereka gunakan, tetapi juga disebabkan oleh optimasi aktivitas belajar yang mereka lakukan. Dengan demikian, diharapkan agar para guru SMP Negeri 1 kecamatan Gebang untuk senantiasa meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih dan menyusun strategi pembelajaran inquiri untuk memudahkan siswa memaknai dan memahami mata pelajaran biologi. Dengan penguasaan, pengetahuan, pemahaman, dan wawasan tentang strategi pembelajaran inquiri, guru diharapkan mampu mendeskripsikan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar biologi dan bersifat sebagai pedoman bagi perangsangan pembelajaran para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Jika melihat luasnya cakupan dan objek mata pelajaran biologi, maka dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang mampu memotivasi siswa agar mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajamya untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Di samping itu, siswa diharapkan mampu untuk


(26)

143

meningkatkan retensinya (long term memory) dengan cara menemukan materi-materi penting, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya, bukan karena diberitahukan oleh orang lain saja. Selanjutnya, strategi pembelajaran tersebut diharapkan mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan yang bersifat intelektual dalam menemukan jawaban atas permasalahan yang berawal dari keingintahuan siswa. Strategi pembelajaran tersebut harus mampu mengaktifkan para siswa untuk belajar dengan kemampuan menelaah masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data untuk dapat menarik kesimpulan yang benar. Pelaksanaan pembelajarannya menitikberatkan pada keaktifan siswa secara individu maupun kelompok, guru hanya berperan sebagai pembimbing, reflektor, dan motivator dengan memberikan bantuan dan menjelaskan proses belajar yang ditempuh, membantu menjelaskan istilah-istilah yang ada permasalahan dan hipotesis, serta membimbing siswa agar berdiskusi dan berpikir kritis, terbuka dan efektif.

Salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa mampu secara aktif untuk belajar dalam kemampuan menelaah masalah, merumuskan hipotesis adalah strategi pembelajaran inquiri. Dalam menerapkan strategi pembelajaran inquiri, guru hendaknya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, di mana siswa dapat bereksplorasi secara bebas dalam menyampaikan pendapatnya guna memecahkan masalah belajarnya secara tuntas. Proses pembelajaran yang dilaksanakan harus berorientasi kepada pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan sedemikian rupa agar terasa lebih alamiah, di mana siswa


(27)

144

menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya, dapat saling bekerja sama, bertukar ilmu pengetahuan (sharing knowledge), saling bertukar informasi, sehingga masing-masing siswa mampu menjawab persoalan-persoalan belajar yang dihadapi. Selain itu, pembelajaran yang berlangsung secara menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira akan bermuara kepada munculnya kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa pada pembelajaran sebelumnya, mengarahkan siswa untuk terlibat secara penuh, serta terciptanya makna, nilai, dan pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari). Pembelajaran inquiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam menerapkan strategi pembelajaran inkuiri, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Dalam pembelajaran inquiri seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.

Dalam strategi pembelajaran inquiri, kegiatan belajar diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam


(28)

145

proses pembelajaran melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan. Berarti menekankan keaktifan siswa secara fisik mental, intelektual dan emosional sehingga diperoleh hasil belajar yang optimal. Selanjutnya, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Mencermati hasil penelitian ini, maka guru perlu mempertimbangkan penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan biologi kepada siswa sesuai dengan karakteristik yang dimiliki oleh siswa. Salah satu karakteristik siswa yang harus dipertimbangkan dalam merancang pembelajaran biologi adalah gaya berpikir siswa. Gaya berpikir adalah cara yang dimiliki oleh individu dalam mencari, merekam dan mengingat sebuah informasi untuk digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan. Gaya berpikir merupakan cara yang konsisten yang dilakukan individu dalam mencari informasi, cara mengingat serta memikirkan cara penyelesaian suatu persoalan.

Gaya berpikir sangat penting untuk dimiliki oleh siswa, sebab gaya berpikir adalah cara yang dimiliki oleh individu dalam mencari, merekam dan mengingat sebuah informasi untuk digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan, dengan kata lain, gaya berpikir adalah cara yang dimiliki oleh individu dalam mencari, merekam dan mengingat sebuah informasi untuk digunakan dalam


(29)

146

memecahkan suatu permasalahan. Dengan adanya gaya berpikir, siswa akan lebih mampu dan siap untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi materi pelajarannya, sebab siswa tersebut telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan memadai dalam mencari, merekam dan mengingat sebuah informasi untuk digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan. Dengan kata lain, siswa dengan gaya berpikirnya akan cepat beradaptasi dan mampu untuk mengajukan beberapa pendekatan pemecahan masalah-masalah dalam pelajaran biologi, mampu mengkonstruk pengetahuan dalam benaknya, mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru dari apa yang dipelajarinya. Gaya berpikir merupakan informasi penting yang diperlukan oleh guru, yang dapat bermanfaat sebagai dasar untuk menentukan strategi pembelajaran yang sesuai sehingga dapat membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh hasil belajar biologi yang lebih tinggi jika diajarkan dengan strategi pembelajaran inquiri dibandingkan dengan jika diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dapat berkembang dengan baik, sebab gaya berpikir sekuensial abstrak membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tingkat kecerdasannya. Siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memiliki motivasi dan dorongan dalam dirinya, sehingga ia selalu berusaha untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuannya semaksimal mungkin dengan menggunakan standar keunggulan dengan cara menciptakan dan mengidentifikasi alternatif-alternatif pemecahan masalah, mampu untuk melakukan berbagai hal serta lancar dalam mengemukakan gagasan-gagasannya.


(30)

147

Siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dapat dengan cepat beradaptasi, menyesuaikan apa-apa yang diketahui dengan apa-apa yang akan dipelajarinya dalam penyelesaian soal-soal belajarnya. Siswa yang mempunyai gaya berpikir sekuensial abstrak akan terlihat dari aktivitasnya, termotivasi untuk belajar dan pada akhirnya hasil belajar yang diperoleh akan tinggi (baik). Selanjutnya, siswa dengan gaya berpikir model seperti ini cenderung berpikir secara logis, rasional dan intelektual dalam menyelesaikan soal-soal, karena mampu mengaitkan antara materi yang sudah dikuasai dengan materi yang akan dipelajari olehnya. Biasanya siswa dengan model ini jika diberi suatu masalah, maka siswa tersebut merasa perlu meneliti terlebih dahulu, selanjutnya dengan berpikir rasional, dan kritis, kemudian melakukan dan menganalisisnya. Dalam berpikir rasional, siswa secara tidak langsung siswa menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, dan menarik kesimpulan, dan siswa akan mengolah informasi berupa konsep dan mengembangkannya, sehingga informasi yang diperolehnya menjadi nyata dan bermakna bagi dirinya.

Bagi siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit jika diajarkan dengan strategi pembelajaran inkuiri, akan mengalami kesulitan untuk membangun atau mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan biologi yang dibutuhkannya, sebab siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit memiliki tingkat kecepatan yang rendah dalam memahami, dan memaknai materi-materi esensial pelajaran biologi. Struktur kognitif siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit membutuhkan waktu dan proses pembelajaran yang lebih lama untuk mencerna suatu materi pelajaran biologi yang disajikan. Siswa yang memiliki


(31)

148

gaya berpikir sekuensial konkrit, lebih menekankan memproses segala bentuk informasi tersebut dalam bentuk apa adanya. Gaya berpikir sekuensial konkrit cenderung berpikir dengan pola yang berdasarkan realitas yang ada. Gaya berpikir sekuensial konkrit aktivitas berpikirnya berdasarkan pada realitas yang mereka serap melalui indera fisik, seperti indra penglihatan, pendengaran, persentuhan, pengucapan, pengecapan dan penciuman. Individu yang bertipe sekuensial konkret ini cenderung dalam memproses informasi dengan teratur (tahap demi tahap), berurut dan linier. Mereka lebih suka memanfaatkan yang sudah ada seperti fakta, informasi yang spesifik, rumus-rumus dan berbagai peraturan yang tersedia sebelumnya. Siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal biologi yang dihadapinya, karena pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya berdasarkan informasi yang diberitahukan oleh gurunya, bukan karena ditemukan sendiri olehnya, dengan kata lain proses pembelajaran adalah transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan demikian, siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkrit akan memperoleh hasil belajar biologi yang kurang maksimal.

Bagi siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak, jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori akan memperoleh hasil belajar yang kurang maksimal, sebab pembelajaran berbasis ekspositori berpusat pada guru (teacher-centered), di mana guru berfungsi sebagai sumber utama pembelajaran. Pada pembelajaran ekspositori tekanan utama pembelajaran untuk seluruh anggota kelas. Guru mengajar kepada seluruh siswa tanpa memandang aspek individual, biologis, intelektual, dan psikologis siswa. Guru bertindak sebagai satu-satunya


(32)

149

sumber belajar dan sekaligus sebagai penyaji isi pelajaran. Kerjasama siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak dibutuhkan. Siswa belajar menurut kapasitasnya masing-masing, Pembelajaran seperti ini kurang memberdayakan siswa dalam mengamati detail-detail, sehingga siswa tidak merasakan dan tidak menghasilkan bayangan-bayangan mental dan visualisasi detail dalam benaknya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran Biologi yang sudah ditetapkan oleh guru tidak dapat berjalan dengan efektif, dan tidak sesuai dengan tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

Sebaliknya, untuk siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit, jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik, sebab strategi pembelajaran ekspositori adalah suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred). Artinya, proses pembelajaran didominasi oleh guru, di mana guru berperan sebagai nara sumber dan merangsang siswa untuk mengeluarkan ide-ide atau konsep dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dalam memecahkan masalah. Di akhir pembelajaran, dilakukan kegiatan tanya jawab, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang baru diikuti dibuku catatan masing-masing dengan memberitahukan terlebih dahulu materi-materi penting pada pembelajaran yang baru dilakukan. Dengan demikian, meskipun siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit, siswa tersebut cenderung dapat menerima dan memahami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab guru senantiasa mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah


(33)

150

ditetapkan. Oleh karena itu perolehan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis yang bersumber dari guru sebagai sumber utama pengetahuan dan sekaligus penyaji isi materi pelajaran masih harus tetap dipertahankan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan dan berkenaan dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran seperti berikut :

1. Mengupayakan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 kecamatan Gebang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi. Salah satu alternatif pengembangannya adalah melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakteristik siswa. Strategi yang dapat dipilih antara lain adalah strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori. Dengan demikian, perlu dilakukannya pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru biologi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan program pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori.

2. Guru biologi harus mempertimbangkan karakteristik siswanya terutama dalam hal gaya berpikir siswa sebelum memilih pendekatan pembelajaran yang dipilihnya sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, guru perlu melakukan pengkajian yang mendalam tentang karakteristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakan atau acuan untuk mengoptimalkan


(34)

151

penerapan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori dalam menciptakan pembelajaran biologi secara efektif dan efisien.

3. Kepada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai pihak yang memiliki andil untuk menjamin meningkatkan mutu pendidikan agar lebih sering memanggil guru-guru biologi untuk dididik, dilatih dan dibekali dengan pengetahuan yang relevan dengan bidang keahliannya dalam hal ini bagaimana cara membuat skenario pembelajaran dengan menngunakan strategi pembelajaran berbasis masalah. Dengan diklat diharapkan guru memperbaiki cara mengajar yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

4. Kepada LPTK, harus mengenalkan kepada calon guru bagaimana cara usaha untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dengan memberikan pengalaman-pengalaman belajar kepada siswa. Dengan demikian, calon guru akan terangsang untuk mencari inovasi-inovasi strategi pembelajaran, dan dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran yang hendak diajarkannya kelak jika sudah menjadi guru yang sebenarnya.

5. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini.


(35)

151

DAFTAR PUSTAKA

Abruscato, Joseph. (1982). Teaching Children Science. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice – Hall.

Agustanto, B. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi SMP Negeri 4 Kecamatan Bahorok. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ahmadi. (2003). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Albrecht, (2003), Brain Power, Learn to Improve Your Thinking Skills : Daya Pikir , Metode Peningkatan Potensi Berpikir. Semarang : Dahara Prize. Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Ary, D.J. and Razavieh A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Penerjemah : Furchan, A). Surabaya Nasional.

Atmadi, A. (2000). Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta : Kanisius.Ahmadi, (2003). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Award, (2004). Kembangkan Potensi Diri Anda Sepenuhnya : Kiat Meraih Sukses Sesuai Tuntutan Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Darajat, (2004). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Berpikir terhadap Hasil Belajar Matematika. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Biologi SMP Kelas VIII. Jakarta : Balitbang.

DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. (2002). Quantum Learning. Terjemah Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa.

Dick, W., and Carey, L. (1985). The Systematic Design of Instruction. London: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


(36)

152

Dryden dan Jeannette, (2001). Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution. Bandung : Kaifa.

Ferguson, G.A, (1988). Statistical Analysis In Psychology and Education , Singapura : Mc- Graw Hill International Book Company

Gagne, R.A. and Driscoll, M.P. (1988). Essential of Learning for Instruction. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Gregore, A. (1992). An Adult's to Style, Gabriel System, Maynard. Gunawan, (2004). Born to be a Genius. Jakarta : Gramedia.

Hamalik, Oemar. (2001), Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Indrawati., (1999). Model-Model Pembelajaran IPA. Bandung: Dirjen Dikdasmen P3G IPA.

Keefe, (1987). Learning Style: Theory and Practice. Reston Virginia National Association of Secondary School Principals (NASSP).

Merrill, MD. (1991). “A Lesson Based on The Component Display Theory” Instruction Theories in Action. Reigeluth (ed). New Jersey : Lawrence Erlbaum Ass.

Nurhadi. (2001). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Pardede, C.H., dan Sianturi, P. (1995). Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata

Kuliah Biologi Umum. Medan : FPMIPA IKIP Medan.

Patmonodewo,S. dkk. (2001). Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta : Rineke Cipta.

Piaget J, (1970). Science of Education and the psychology of the child. New York : Wiley.

Pidarta, I. Made. (1997). Landasan Kependidikan. Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Romizowski, A.J. (1981). Design Instructional System, London: Kogan Page Ltd. Reigeluth, C. M. (1983). Intructional Desaign Teories and Models : An

Overviews of Their Current Status. London : Lownrence Rrl baum Associates.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Sanjaya, Wina (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.


(37)

153

Semiawan, Conny R. (1997). Pendekatan Keterampilan Proses Terbimbing. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Snelbecker, Glen E. (1984). Learning Theory and Instructional, Theory and Psychoeducational Design. New York: Mc-Graw Hill Inc Company. Subiyanto, (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : P2LPTK Dirjen

Dikti Depdikbud.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata. (1992). Teori Belajar Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta : P3G Depdikbud.

Sumaji. (1998). Pendidikan Biologi Yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius. Suparman, Atwi. (1997). Desain Instruksional. Jakarta : PAU- PPAI – UT.

Surakhmad. W. (1980). Metode Pengajaran Nasional. Bandung : Penerbit Jemmars.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2001). Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Masa Depan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Winataputra, H.U.S. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PPUT.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.


(1)

sumber belajar dan sekaligus sebagai penyaji isi pelajaran. Kerjasama siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak dibutuhkan. Siswa belajar menurut kapasitasnya masing-masing, Pembelajaran seperti ini kurang memberdayakan siswa dalam mengamati detail-detail, sehingga siswa tidak merasakan dan tidak menghasilkan bayangan-bayangan mental dan visualisasi detail dalam benaknya. Dengan demikian, tujuan pembelajaran Biologi yang sudah ditetapkan oleh guru tidak dapat berjalan dengan efektif, dan tidak sesuai dengan tujuan intruksional yang telah ditetapkan.

Sebaliknya, untuk siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit, jika diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik, sebab strategi pembelajaran ekspositori adalah suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centred). Artinya, proses pembelajaran didominasi oleh guru, di mana guru berperan sebagai nara sumber dan merangsang siswa untuk mengeluarkan ide-ide atau konsep dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah dipahami dalam memecahkan masalah. Di akhir pembelajaran, dilakukan kegiatan tanya jawab, memberikan tugas kepada siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang baru diikuti dibuku catatan masing-masing dengan memberitahukan terlebih dahulu materi-materi penting pada pembelajaran yang baru dilakukan. Dengan demikian, meskipun siswa memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit, siswa tersebut cenderung dapat menerima dan memahami makna dan esensi materi-materi penting pelajaran tersebut, sebab guru senantiasa mengarahkan dan membimbing siswa untuk memperoleh hasil belajar sesuai dengan tujuan instruksional yang telah


(2)

ditetapkan. Oleh karena itu perolehan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis yang bersumber dari guru sebagai sumber utama pengetahuan dan sekaligus penyaji isi materi pelajaran masih harus tetap dipertahankan.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan dan berkenaan dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan saran seperti berikut :

1. Mengupayakan mutu pendidikan di SMP Negeri 1 kecamatan Gebang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran yang bervariasi. Salah satu alternatif pengembangannya adalah melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan, kondisi dan karakteristik siswa. Strategi yang dapat dipilih antara lain adalah strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori. Dengan demikian, perlu dilakukannya pendidikan dan pelatihan bagi guru-guru biologi dalam meningkatkan kemampuan guru dalam penyusunan program pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori.

2. Guru biologi harus mempertimbangkan karakteristik siswanya terutama dalam hal gaya berpikir siswa sebelum memilih pendekatan pembelajaran yang dipilihnya sehubungan dengan materi yang akan diajarkan. Selain itu, guru perlu melakukan pengkajian yang mendalam tentang karakteristik siswa untuk dijadikan sebagai pijakan atau acuan untuk mengoptimalkan


(3)

penerapan strategi pembelajaran inquiri dan ekspositori dalam menciptakan pembelajaran biologi secara efektif dan efisien.

3. Kepada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai pihak yang memiliki andil untuk menjamin meningkatkan mutu pendidikan agar lebih sering memanggil guru-guru biologi untuk dididik, dilatih dan dibekali dengan pengetahuan yang relevan dengan bidang keahliannya dalam hal ini bagaimana cara membuat skenario pembelajaran dengan menngunakan strategi pembelajaran berbasis masalah. Dengan diklat diharapkan guru memperbaiki cara mengajar yang sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

4. Kepada LPTK, harus mengenalkan kepada calon guru bagaimana cara usaha untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran dengan memberikan pengalaman-pengalaman belajar kepada siswa. Dengan demikian, calon guru akan terangsang untuk mencari inovasi-inovasi strategi pembelajaran, dan dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa dan materi pelajaran yang hendak diajarkannya kelak jika sudah menjadi guru yang sebenarnya.

5. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti untuk setiap jenjang pendidikan dan pada sampel yang lebih luas serta variabel penelitian berbeda lainnya, dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abruscato, Joseph. (1982). Teaching Children Science. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice – Hall.

Agustanto, B. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Biologi SMP Negeri 4 Kecamatan Bahorok. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Ahmadi. (2003). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Albrecht, (2003), Brain Power, Learn to Improve Your Thinking Skills : Daya Pikir , Metode Peningkatan Potensi Berpikir. Semarang : Dahara Prize. Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :

Rineka Cipta.

Ary, D.J. and Razavieh A. (1982). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Penerjemah : Furchan, A). Surabaya Nasional.

Atmadi, A. (2000). Transformasi Pendidikan Memasuki Millenium Ketiga. Yogyakarta : Kanisius.Ahmadi, (2003). Psikologi Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Award, (2004). Kembangkan Potensi Diri Anda Sepenuhnya : Kiat Meraih Sukses Sesuai Tuntutan Islam. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Darajat, (2004). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Gaya Berpikir terhadap Hasil Belajar Matematika. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Departemen Pendidikan Nasional.(2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Biologi SMP Kelas VIII. Jakarta : Balitbang.

DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. (2002). Quantum Learning. Terjemah Alwiyah Abdurrahman. Bandung : Kaifa.

Dick, W., and Carey, L. (1985). The Systematic Design of Instruction. London: Scott, Foresman and Company.

Dimyati dan Mudjiono, (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Dryden dan Jeannette, (2001). Revolusi Cara Belajar : The Learning Revolution. Bandung : Kaifa.

Ferguson, G.A, (1988). Statistical Analysis In Psychology and Education , Singapura : Mc- Graw Hill International Book Company

Gagne, R.A. and Driscoll, M.P. (1988). Essential of Learning for Instruction. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Gregore, A. (1992). An Adult's to Style, Gabriel System, Maynard. Gunawan, (2004). Born to be a Genius. Jakarta : Gramedia.

Hamalik, Oemar. (2001), Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Indrawati., (1999). Model-Model Pembelajaran IPA. Bandung: Dirjen Dikdasmen P3G IPA.

Keefe, (1987). Learning Style: Theory and Practice. Reston Virginia National Association of Secondary School Principals (NASSP).

Merrill, MD. (1991). “A Lesson Based on The Component Display Theory” Instruction Theories in Action. Reigeluth (ed). New Jersey : Lawrence Erlbaum Ass.

Nurhadi. (2001). Tata Bahasa Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang Press. Pardede, C.H., dan Sianturi, P. (1995). Buku Pegangan Kuliah Mahasiswa Mata

Kuliah Biologi Umum. Medan : FPMIPA IKIP Medan.

Patmonodewo,S. dkk. (2001). Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta : Rineke Cipta.

Piaget J, (1970). Science of Education and the psychology of the child. New York : Wiley.

Pidarta, I. Made. (1997). Landasan Kependidikan. Stimulus Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Romizowski, A.J. (1981). Design Instructional System, London: Kogan Page Ltd. Reigeluth, C. M. (1983). Intructional Desaign Teories and Models : An

Overviews of Their Current Status. London : Lownrence Rrl baum Associates.

Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Sanjaya, Wina (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group.


(6)

Semiawan, Conny R. (1997). Pendekatan Keterampilan Proses Terbimbing. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Snelbecker, Glen E. (1984). Learning Theory and Instructional, Theory and Psychoeducational Design. New York: Mc-Graw Hill Inc Company. Subiyanto, (1988). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : P2LPTK Dirjen

Dikti Depdikbud.

Sudjana. (1992). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukmadinata. (1992). Teori Belajar Untuk Pembelajaran Matematika. Jakarta : P3G Depdikbud.

Sumaji. (1998). Pendidikan Biologi Yang Humanistis. Yogyakarta : Kanisius. Suparman, Atwi. (1997). Desain Instruksional. Jakarta : PAU- PPAI – UT.

Surakhmad. W. (1980). Metode Pengajaran Nasional. Bandung : Penerbit Jemmars.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan (Suatu Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Tilaar, H.A.R. (2001). Manajemen Pendidikan Nasional Kajian Masa Depan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Winataputra, H.U.S. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PPUT.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.