g Pajak Parkir.
b. Retribusi Daerah
1 Jasa Umum yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2 Jasa Usaha yaitu retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan
menganut prinsip – prinsip komersial karena pada dasranya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.
3 Perizinan Tertentu yaitu retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c. Dana Perimbangan
1 Dana Alokasi Umum DAU
2 Dana Alokasi Khusus DAK
d. Pinjaman daerah baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari
luar negeri. e.
Lain – lain Penerimaan yang sah.
2. Fungsi Pajak
Dalam kedudukannya, Pajak mempunyai dua fungsi yaitu : a.
Fungsi Budgeter
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Budgeter adalah fungsi yang membuat pajak sebagai alat memasukkan uang ke dalam kas negara untuk digunakan sebagai dana pembiayaan pengeluaran negara.
b. Fungsi Reguler mengatur
Menurut Fungsi Reguler, pajak digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu di luar bidang keuangan. Pengaturan ini biasanya ditujukan untuk
mengatur sektor swasta, misalnya : 1
Pajak minuman keras ditinggikan agar rakyat masyarakat tidak terlalu banyak yang menyukai minuman keras.
2 Pajak ekspor direndahkan dihilangkan untuk merangsang banyaknya ekspor.
3. Jenis Pajak
Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang pembagiannya dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu :
a. Menurut sifatnya :
1 Pajak Subjektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak untuk
menetapkan besarnya pajak yang akan terutang. 2
Pajak Objektif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajak saja.
b. Menurut Golongannya :
1 Pajak Langsung yaitu pajak yang pengenaannya terlebih dahulu didaftar dengan
memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP , yamg pengenaannya dilakukan
Universitas Sumatera Utara
secara berkala. Misalnya dikenakan untuk tiap – tiap tahun dan pembebanannya tidak dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : PPh dan PBB 2
Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pengenaannya tidak didaftar berdasarkan NPWP dan pengenaannya dilakukan secara berkala serta pajak tidak dapat
dilimpahkan kepada orang lain. Contoh : Bea Materai, Pajak Penjualan, Cukai dan sebagainya
c. Menurut Lembaga Pemungutannya :
1 Pajak Negara Pajak Pusat yaitu pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan
oleh aparat pemerintah pusat untuk mengisi kas negara. 2
Pajak Daerah yaitu pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah daerah untuk mengisi kas daerah.
4. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran
Pelaksanaan pemungutan pajak restoran dilakukan dengan sistem official assessment. Di dalam sistem self assessment, wajib pajak sendiri dipercayakan
melakukan perhitungan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terhutangnya ke kas daerah. Sedangkan sistem official assesment, yaitu sistem dimana pemungutan pajak
dilakukan oleh petugas pajak atau fiskus, menetapkan pajak terhutangnya melalui data – data atau dengan kata lain pajak terhutangnya sudah dihitung dan ditetapkan
oleh petugas pajak atau fiskus. Adapun prosedur dari pendataan sampai pemungutan pajak restoran menurut
peraturan yang berlaku adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran yang mendaftarkan usahanya ke
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah dengan cara mengambil dan mengisi formulir pendaftaran.
2. Formulir yang sudah diisi Wajib Pajak dikembalikan kepada Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah NPWPD .
3. Wajib Pajak yang sudah mendapatkan NPWPD, Wajib Pajak dapat menghitung,
memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terhutangnya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah SPTPD .
4. Berdasarkan SPTPD tersebut, Wajib Pajak dapat menyetorkan pajak terhutangnya ke
kas daerah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah SSPD .
B. Ketentuan