BAB III PERANAN TEATER BALI BAGI MASYARAKAT BALI
3.1 Pengertian Teater
Teater berasal dari kata Yunani, theatron, yang artinya ‘tempat atau gedung pertunjukan’. Dalam perkembangannya, kata teater memiliki arti yang lebih luas dan
diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan demikian, dalam rumusan sederhana Teater adalah tontonan yang dapat meliputi,
misalnya Ketoprak, Ludruk, Srandul, Wayang Wong, Reog, Drama Gong, Gambuh, Dagelan, Mamanda, Wayang Kulit, Wayang Golek, dan sebagainya.
Karena luasnya cakupan arti teater, orang ingin kembali memberi batasan. Dalam batasan yang lebih sempit, Teater di artikan sebagai drama, yaitu lakon atau
kisah hidup manusia yang dipertunjukkan di atas pentas dan disaksikan orang banyak. Media ungkap yang utama dalam seni teater memang gerak laku para pemain
yang disebut ‘akting’. Di samping itu, didukung oleh unsur percakapan atau dialog. Unsur pendukung lainnya yang bisa ada bisa pula tidak ada adalah dekor, kostum, rias,
musik pengiring, nyanyian, dan tarian. Ketika teater pertama kali masuk ke Indonesia, pada tahun 1920-an, istilah
Teater pernah dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia, yaitu sandiwara. Ada 3 ciri-ciri teater, yaitu : suasana tontonan, paduan aspek pendukung tontonan, dan acara
pengungkapan pelaku-pelakunya. Bentuk teater daerah di Indonesia terdiri atas 3 bentuk yaitu : Teater Mula bertutur, Teater Istana, Teater di Luar Istana.
Universitas Sumatera Utara
3.2 Jenis-jenis Teater
Teater memiliki variasi yang beragam, jenis teater dapat dibagi menjadi 7 jenis, yaitu teater Tradisional, teater Bangsawan, teater Dardanella, teater Maya, teater
Kecil, teater Popular, dan teater Mandiri. a.
Teater Tradisional Teater yang berkembang di kalangan rakyat disebut teater tradisional, bersifat
sederhana oleh karena itu jenis teater ini masih berkembang di daerah-daerah Indonesia. Jenis ini diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu Teater Rakyat,
Teater Klasik, dan Teater Transisi. b.
Teater Bangsawan Teater bangsawan ini memainkan lakon hikayat1001 malam, teater ini
diiringi orkestra Barat yang lebih menonjolkan unsur deklamasi dan nyanyian. Teater ini masih bersifat kerakyatan dan pemain-pemainnya bisa berkomunikasi
langsung dengan penonton. c.
Teater Dardanella Teater Dardanella biasanya mempergunakan lakon the Thief of Bagdad,
The three musketeers, perantaian 99 dall. Jenis ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu Cerita yang popular pada saat itu, cerita lama yang
terkenal, dan cerita yang tergolong Indische Roman d.
Teater Maya Timbulnya teater Maya dipengaruhi oleh saudagar-saudagar Cina yang
gemar akan teater. Teater Maya banyak menampilkan karya-karya pengarang Indonesia, hal ini juga berkat kemajuan dokumentasi pusat Kebudayaan Jepang
di Indonesia pada saat itu.
Universitas Sumatera Utara
e. Teater kecil
Teater ini lebih sering memasukkan unsur kesenian dari daerah-daerah yang ada di Indonesia, teater ini memiliki waktu pentas yang sedikit di bandingkan
teater yang lain. f.
Teater populer Teater populer ini merupakan teater yang paling di sukai oleh masyarakat
karena pemain daripada teater ini adalah orang-orang yang terkenal dan setiap drama yang di pentaskan dalam teater ini kemudian diangkat menjadi Film.
g. Teater mandiri
Teater ini biasanya berkisah tentang suasana keluarga Ningrat dan naskah- naskahnya dipandang bersifat eksperimen. Teater ini memiliki jalinan cerita
yang penuh kejutan, menempatkan naskah ini sebagai naskah yang kuat.
3.3 Teater Bali