Indonesia Ni Aru Dentoteki Na Odori No Yakuwari
INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO
YAKUWARI
KERTAS KARYA
Dikerjakan
O L E H
JHIKI VIDA AULIA NIM. 0722030I0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG
MEDAN 2010
(2)
INDONESIA NI ARU DENTOTEKI NA ODORI NO
YAKUWARI
KERTAS KARYA Dikerjakan
O L E H
JHIKI VIDA AULIA NIM. 072203010
Dosen Pembimbing Dosen Pembaca
Adriana Hasibuan,S.S,M.Hum
NIP : 19620727 198703 2 005 NIP : 19600919198803 1 001
Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum
Kertas karya ini diajukan kepada panitia ujian
Program pendidikan Non-Gelar Fakultas Sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Bidang Studi Bahasa Jepang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM PENDIDIKAN NON-GELAR SASTRA BUDAYA DALAM BIDANG STUDI BAHASA JEPANG
(3)
PENGESAHAN
Disetujui Oleh :
Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara Medan
Program Studi D3 Bahasa Jepang Ketua,
Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum NIP 19620727 198703 2 005
(4)
PENGESAHAN
Diterima oleh :
Panitia Ujian Program Pendidikan Non-Gelar Sastra Budaya
Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu
syarat ujian Diploma III Bidang Studi Bahasa Jepang Pada :
Tanggal : Hari :
Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
NIP 19650909 199403 1 004 Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D.
Panitia :
No. Nama Tanda Tangan
1. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )
2. Adriana Hasibuan, S.S., M. Hum ( )
(5)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt yang telah memberi rahmat dan karuniaNya,sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul “ FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” yang disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan penyelesaian program Diploma III Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyusun dan menyelesaikan kertas karya ini,penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan melalui kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak prof. Drs.Syaifuddin,MA.,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara.
2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku ketua Program Studi bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara sekaligus sebagai dosen pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan.
3. Dosen pembaca,bapak Drs.Eman Kusdiyana,M.Hum. 4. Dosen wali,ibu Hj.Rani Arfianty,S.S.
5. Seluruh staff pengajar program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
(6)
6. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT yang telah memberikan saya kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan kertas karya ini.
7. Buat seluruh keluarga saya khususnya kepada mama dan papa,adik saya Sarah minotti dan abang sekaligus sahabat terbaik saya Ahmad fadli yang selalu setia mendoakan dan memberi dukungan.
8. Buat semua teman-teman Bahasa Jepang 2007 khususnya sahabat-sahabat saya yang sangat saya sayangi (Diva,Mutia,Trisna,Yuni) dan Ratna dewi buat semua bantuannya.
Dalam penulisan kertas karya ini,penulis menyadari bahwa ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi penyajian kalimat,penguraian materi,dan pembahasan masalah.Oleh karena itu,penulis menerima dengan senang hati kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihakyang membaca kertas karya ini.
Akhir kata penulis sangat berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak dalam menggembangkan ilmu pengetahuan,khususnya ilmu pengetahuan bahasa Jepang.
Medan,Juli 2010 Penulis
JHIKI VIDA AULIA IM : 072203010
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB 1 : PENDAHULUAN ... 1
1.1Alasan Pemilihan Judul ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 1
1.3Tujuan Penulisan ... 1
1.4Metode penulisan ... 1
BAB II : TARI TRADISIONAL ... 2
2.1 Pengertian Tari Tradisional ... 2
2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional. ... 2
2.3 Tari tradisional Bagi Masyarakat Di Indonesia... 3
BAB III Fungsi Tari Tradisional di Indonesia ... 5
3.1 Tari Sebagai Sarana komunikasi ... 5
3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan ... 5
3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan ... 6
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 10
4.1 KESIMPULAN ... 10
4.2 SARAN ... 10 DAFTAR PUSTAKA
(8)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Alasan Pemilihan Judul
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan keanekaragaman budaya dan tradisi.Hal ini disebabkan oleh suku bangsa yang majemuk yang memiliki kebudayaan dan tradisi yang beraneka ragam.Kaya akan budaya tersebut mengakibatkan kaya pula tari tradisional yang ada di Indonesia.Walaupun tinggal dan hidup di daerah yang sama tetapi memiliki beraneka ragam tari daerah yang berbeda.Masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan fungsi yang berbeda di setiap tari tradisionalnya.Hal inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengangkat “FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA” sebagai judul kertas karya penulis.
1.2. Batasan Masalah
Dalam kertas karya penulis hanya membatasi pada fungsi dan peran tari tradisional tersebut pada masyarakat.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan deprogram D3 pada jurusan bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
(9)
2. Untuk menambah pengetahuan tentang budaya Indonesia khususnya di bidang tari tradisional.
3. Untuk melestarikan nilai-nilai budaya demi terwujudnya kebudayaan nasional,khususnya yang berhubungan dengan tari tradisional Indonesia.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan kertas karya ini adalah Metode Kepustakaan.metode ini adalah metode dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan objek permasalahan dan menuangkannya dalam kertas karya ini.
(10)
BAB II
TARI TRADISIONAL
2.1 Pengertian Tari Tradisional
Tari adalah cara mengeluarkan ekspresi, berkomunikasi melalui satu kesatuan keindahan yang dipengaruhi oleh dorongan jiwa, rasa dan kepekaan artistik yang digambarkan oleh gerak.
Tradisional merupakan nilai kreativitas personal atau sosial yang diakui bersama dan sudah melalui proses waktu yang panjang ataupun diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.
Sehingga tari tradisional dapat diartikan sebagai perwujudan ekspresi dan cara berkomunikasi melalui satu kesatuan, keindahan yang digambarkan oleh gerak yang melalui proses panjang dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang kita.
2.2 Jenis-jenis Tari Tradisional
Tari tradisional pada umumnya terbagi dua : a. Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari.
(11)
a. Tari Tradisional Berdasarkan Jumlah Pelaku Tari
1. Tari tradisional yang dilakukan sendiri yang disebut dengan “TARIAN TUNGGAL Contoh Tari Dewi Sri Bugis yang berasal dari daerah Bugis.
2. Tari tradisional yang dilakukan secara berpasangan.
Contoh Tari Serampang XII yang berasal dari tanah Deli Sumatera Utara. 3. Tari tradisional yang dilakukan secara berkelompok
Contoh Tari Ma’badong yang berasal dari daerah Toraja.
4 Tari tradisional yang dilakukan secara ramai /kolosil (beranggotakan lebih dari 20 orang ).
Contoh Tari Puku Manyapa Lidi yang berasal dari daerah Ambon Utara.
b. Tari Tradisional Berdasarkan Kegunaan Dan Fungsi Tari
1. Tari tradisional sebagai ritual adat yang melambangkan rasa syukur & kebahagiaan.
Contoh Tari “ Tari Dewi Sri Bugis “ yang menggambarkan tentang seorang wanita yang bersyukur atas keberhasilan panen di desa mereka. Tari ini berasal dari daerah Bugis.
2. Tari tradisional sebagai ritual yang melambangkan rasa duka cita.
Contoh “ Tari Sayur Matua “ yang menggambarkan tentang rasa duka cita ketika keluarga/ kerabat terdekat meninggal dunia. Tari ini hanya dilakukan pada upacara penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dan berasal dari masyarakat Simalungun.
(12)
2.3 Tari Tradisional Bagi Masyarakat Indonesia
Tari tradisional memiliki kegunaan yang berbeda-beda bagi masyarakat di Indonesia. Dikarenakan adanya lapisan masyrakat. Dahulu tari tradisional suda h memiliki kegunaan berbeda di tiap lapisan masyarakat yang. Dalam sejarah kebudayaan di Indonesia, tari sebagai simbiolis telah ada sejak masyarakat Indonesia masih primitif.
Kegiatan tari yang masih sangat sederhana itu pada masa primitif digunakan sebagai sarana komunikasi dan pemujaan dewa-dewa dan penguasa bumi. Oleh karena itu tari tradisional yang dilakukan biasanya bersifat mistis dan magis. Segala gerakan tari tradisional yang dilakukan masyarakat primitif didasari oleh kesatuan perasaan bukan pada logika gerak tari.
Di dalam lapisan masyarakat yang berbeda didapati pula kegunaan tari yang berbeda pula. Pada masyarakat istana tarian tradisional dilakukan sebagai sarana penyambutan tamu raja. Tari tradisional bagi masyarakat Indonesia pada zaman ini dijadikan sebagai lambang khas kebudayaan masing-masing kerajaan.
Pada masa sekarang ini, tari tradisional masyarakat Indonesia merupakan salah satu lambang identitas bangsa & negara di hadapan publik internasional. Lambang identitas itu bagi masyarakat asing lebih mudah mengenal bangsa Indonesia dari salah satu ciri khas Negara ini seperti Batik atau tari Barong dari daerah Bali. Sehingga tari tersebut menjadi lambang identitas Negara kita agar lebih mudah dikenal oleh publik Internasional.
(13)
Tari tradisional merupakan salah satu daya tarik bagi wisatawan asing yang berkunjung ke negara Indonesia. Sehingga dapat menaikkan devisa Negara dalam bidang pariwisata. Apabila hal ini terjadi tentu banyak manfaat lain yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Contoh, banyaknya wisatawan atau orang asing yang berkunjung ataupun menanamkan modalnya di Indonesia peluang kerja bagi masyarakat Indonesia sangat besar. Sehingga dampak dari hal tersebut adalah berkurangnya pengangguran.
(14)
BAB III
FUNGSI TARI TRADISIONAL DI INDONESIA
3.1 Tari Sebagai Sarana Komunikasi
Pada zaman dahulu ketika manusia belum bisa menulis, mereka biasanya memaparkan suat pesan ataupun nasehat melalui seni. Selain seni ukir biasanya nenek moyang dahulu mengapresiasikannya melalui seni tari. Seni tari adalah suatu cara berkomunikasi melalui gerak, karena seni tari itu sendiri merupakan hasil pengungkapan nilai maupun hasil ekspresi perasaan manusia yang digambarkan melalui gerak. Hal ini dapat dilihat dari tarian-tarian tradisional yang menceritakan tentang kehidupan, rasa bahagia, rasa duka, dan rasa syukur kepada sang pencipta. Semuanya digambarkan melalui gerak dan yang sesuai dengan cerita yang hendak disampaikan. Komunikasi yang disampaikan dalam tarian adalah pengalaman yang berharga, dan bermula dari imajinasi yang kreatif. Sebuah tarian baru dapat dikatakan bermakna apabila di dalam tarian tersebut terdapat pesan yang baik. Sebuah tarian juga dapat menyampaikan pesan dan amanah tentang cara berperilaku di masyarakat. Sebagai contoh : “Tari Manduda” dari daerah Simalungun Sumatera Utara. tarian ini merupakan tarian yang dilakukan secara serempak dan beriringan. Maksud dan pesan dari gerak tari ini adalah harus bergotong royong untuk menghadapi pekerjaan yang sulit agar semuanya terasa ringan & harus selalu tolong menolong dalam kehidupan.
(15)
3.2 Tari Sebagai Lambang Kebudayaan
Kita ketahui Indonesia banyak memiliki budaya & tradisi. Setiap Negara berlomba untuk menentukan jati diri dan ciri khas Negara masing-masing. Di sinilah kebudayaan tradisional sangat berperan. Indonesia dapat menentukan lambang identitas Negara melalui kebudayaan khusunya tari tradisional, karena Indonesia sangat memiliki kebudayaannya.
Contoh :Daerah Sumatera Barat sangat terkenal dengan tari piringnya, kerampakan gerak dan keahlian para penari memainkan piring. Tarian tersebut mengundang kagum dan kalau orang berfikir tentang sumatera barat pasti teringat dengan tari piring tersebut. Hal inilah yang di maksud dengan tari sebagai lambang kebudayaan. tari piring merupakan lambang kebudayaan daerah Sumatera Barat. Apabila kita menonton tari piring, pastilah kita teringat dengan daerah Minangkabau Sumatera Barat.
Seperti halnya juga yang terdapat di daerah Nias Sumatera Utara. Daerah ini sangat dikenal dengan keunikan budaya tari “HOMBO BATU“ tari ini dilakukan sebagai pesta perpisahan masa lajang oleh sekumpulan laki-laki muda. Setelah selesai menarikan tarian tersebut seseorang dari mereka akan melompati sebuah batu yang tinggi kira-kira 2 meter.
Tari ini selalu menarik keingin tahuan yang besar tentang Indonesia bagi wisatawan lokal atau asing yang menyaksikan pertunjukan. Dan tari tersebut menjadi ciri khas ataupun lambang kebudayaan bagi masyarakat Nias.
(16)
3.3 Tari Sebagai Sarana Pendidikan
Seni tari adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan aspek nilai, norma dan ritual. Sehingga seni tari dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan, atau dapat diartikan bahwa semua tari berisi pesan dan moral kebudayaan, yang diajarkan untuk maksud dan tujuan tertentu.
Contoh : “Tari Zapin Nelayan” dari tanah deli Sumatera Utara. Dipandang dari gerak yang dilakukan para penari, gerak tari zapin ini adalah gerak serempak, bergantian dengan musik yang ceria. Tetapi kalau dipandang dari sudut edukasi, tujuan tarian ini adalah tentang kebersamaan hidup bergotong royong sesama manusia. Tari ini mengajarkan agar dalam hidup semua manusia harus saling tolong-menolong.
Dari tari kita juga dapat mempelajari kehidupan masyarakat tertentu di daerah tertentu. Hal ini agar masyarakat Indonesia mengenal beragamnya suku. Di Indonesia ini beragam cara hidup dan kebudayaan tiap daerah masing-masing.
Contoh : “ Tari Uis Gara ” yang berasal dari daerah karo Sumatera utara. Tari ini menggambarkan gerak tari menenun Uis (kain) khas dari daerah karo, dan gerak menanam padi. Tari tersebut mengajarkan kita untuk mengetahui bahwa masyarakat di tanah karo memiliki keahlian menenun kain khas yang bernama Uis, dan kehidupan masyarakat secara bertani.
Tari sebagai sarana pendidikan pada umumnya terbagi dalam 3 kategori :
(17)
2. Tari tradisional sebagai pendidikan profesi.
3. Tari tradisional sebagai sarana pendidikan rekreasi.
1. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Yang Berhubungan Dengan Nilai dan Norma Kehidupan (Humaniora)
Pendidikan Humaniora merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai & norma baik buruk kemanusiaan yang sangat erat hubungannya dengan sistem kebudayaan di Indonesia.
Dalam budaya primitif yang masih percaya dengan ilmu gaib, masyarakat tersebut menyampaikan pesan dan amanah yang menyangkut norma kepada kaum yang lebih muda melalui gerak tari. Oleh karenanya untuk menyampaikan sesuatu hal ataupun berhubungan dengan dewa mereka mempercayakan gerak tari sebagai sarananya.
Pada masa sekarang, ketika tekhnologi dan cara berfikir masyarakat yang sudah jauh lebih maju, tarian tetap dijadikan sarana pendidikan. Dengan pesan yang lebih baik tentang kehidupan & bermasyarakat.
Masyarakat istana & bangsawan pada masa dahulu, seni tari dijadikan sarana pendidikan, tetapi lebih kepada upacara ritual cara menjamu, menyambut raja dan pejabat kerajaan. Seluruh penggambaran tari itu, sesungguhnya sangat erat dengan nilai-nilai pendidikan tata krama & sopan santun terhadap orang yang dihormati.
Contoh gerak tari kraton yogyakarta penyambutan raja yang selalu menundukkan kepala. Arti daripada gerak tersebut adalah rasa segan & hormat
(18)
terhadap raja ataupun tamu yang disambut. Tari tersebut mengajarkan kepada kaum muda seharusnya hormat kepada orang yang lebih tua. Berbeda dengan gerak tari yang ditarikan oleh para raja-raja pada masa itu. Gerak tari hampir seluruhnya merupan gerak tegas yang menggunakan properti. Tarian tersebut mengajarkan ketegasan dalam memimpin,kepahlawanan & keberanian.
2. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Profesi
Pendidikan tari yang berhubungan nilai & norma pada umumnya berhubungan erat dengan tradisi, adat dan masa lalu, tari sebagai pendidikan profesi baik secara formal maupun informal banyak berkembang di kota-kota besar. Sebagai contoh dikota Newyork Amerika Serikat pendidikan tari sebagai profesi berbeda di masyarakat, diselenggarakan secara formal melalui lembaga-lembaga dengan jenjang kependidikan formal seperti di perguruan tinggi, ataupun di lembaga informal seperti studio. Tari sebagai pendidikan profesi memfokuskan pendidikan tari mengenal & mempelajari tari dengan serius sehingga dapat mengajarkannya kembali ke orang lain atau menjadi penari yang profesional. Oleh karena itu tari sebagai pendidikan profesi adalah belajar tari dan mendalami tari agar bisa menjadikan penari sebagai profesi.
3. Tari Tradisional Sebagai Sarana Pendidikan Rekreasi
Pengertian rekreasi mengandung makna bersenang–senang. Oleh karenaya tari sebagai pendidikan rekreasi adalah segala aktifitas yang diungkapkan di dalam gerak
(19)
tari hanya untuk kesenangan, baik kesenangan pribadi ataupun menyenangkan orang yang menonton pertunjukkan tari tersebut.
Perkembangan pendidikan tari sebagai pendidikan rekreasi banyak berkembang di masyarakat plural perkotaan. Beberapa organisasi tari informal di kota –kota besar menyelenggarakan pendidikan tari untuk kesenangan anak-anak dan sarana pendidikan syaraf motorik terhadap anak usia dibawah 10 tahun. Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam lingkup kesenangan dan hobi saja. Tari tradisional pada usia sekolah juga diajarkan sebagai sarana pendidikan pengenalan budaya Indonesia terhadap anak-anak. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi didasari rasa senang mengisi kegiatan waktu senggang dan pengenalan budaya. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi biasanya datang dari inisiatif orang yang hendak menggeluti bidang tari tersebut.
Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi mencakup pendidikan terapi. Pendidikan terapi (therapy) adalah penyembuhan untuk membantu orang memiliki kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi masalah di dalam kehidupan bersosialisasi. Karena mempelajari tari dapat membantu orang untuk bereaksi dan berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Tari dianggap sebagai bentuk pendidikan terapi, karena gerakan tari dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran untuk membantu penyembuhan seseorang dan meningkatkan daya kepekaan terhadap lingkungannya secara maksimal dalam batas-batas potensinya.
Selain untuk pendidikan bagi penyembuhan orang-orang yang mengalami krisis percaya diri, tari tradisional sebagai pendidikan terapi juga diajarkan kepada
(20)
anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dari gerak tari mereka belajar untuk berkomunikasi melalui gerak dan beradaptasi dengan lingkungannya. Terapi tari tradisional ini sudah dilakukan di beberapa yayasan pendidikan anak cacat. Mereka yang memiliki keterbelakangan mental diyakini dapat lebih mudah memahami sesuatu ataupun pengajaran dalam bentuk gerak.
(21)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
1. Tari tradisional dapat didefinisikan sebagai perwujutan ekspresi dan komunikasi yang digambarkan melalui gerak ,telah melewati proses waktu yang panjang dan diwariskan oleh leluhur kita dahulu.
2. Tari tradisional dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari . Tari tradisional berdasarkan fungsi dan kegunaan tari.
3. Salah satu fungsi dari tari tradisional bagi masyarakat di Indonesia adalah sebagai lambang kebudayaan Negara.
4. Seni tari merupakan salah satu cara berkomunikasi dan menceritakan bagaimana kebudayaan Indonesia,Seni tari pada masa dahulu dijadikan wadah cara menyampaikan pesan dan amanah kepada kaum yang lebih muda,dan sebagai cara berkomunikasi kepada Dewa.
4.2 SARAN
Kita sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan dan tradisi harus bangga mengakui dan menjunjung kebudayaan kita,serta melestarikannya kepada anak cucu kita kelak.
(22)
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadi,sumandiyo,2005,Sosiologi Tari,Jakarta :Pustaka
2. Bandem,made,2000,Kemurnian Seni Di Tengah Persilangan Budaya,Yogyakarta 3. Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
(1)
2. Tari tradisional sebagai pendidikan profesi.
3. Tari tradisional sebagai sarana pendidikan rekreasi.
1. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Yang Berhubungan Dengan Nilai dan Norma Kehidupan (Humaniora)
Pendidikan Humaniora merupakan pendidikan yang mengajarkan nilai & norma baik buruk kemanusiaan yang sangat erat hubungannya dengan sistem kebudayaan di Indonesia.
Dalam budaya primitif yang masih percaya dengan ilmu gaib, masyarakat tersebut menyampaikan pesan dan amanah yang menyangkut norma kepada kaum yang lebih muda melalui gerak tari. Oleh karenanya untuk menyampaikan sesuatu hal ataupun berhubungan dengan dewa mereka mempercayakan gerak tari sebagai sarananya.
Pada masa sekarang, ketika tekhnologi dan cara berfikir masyarakat yang sudah jauh lebih maju, tarian tetap dijadikan sarana pendidikan. Dengan pesan yang lebih baik tentang kehidupan & bermasyarakat.
Masyarakat istana & bangsawan pada masa dahulu, seni tari dijadikan sarana pendidikan, tetapi lebih kepada upacara ritual cara menjamu, menyambut raja dan pejabat kerajaan. Seluruh penggambaran tari itu, sesungguhnya sangat erat dengan nilai-nilai pendidikan tata krama & sopan santun terhadap orang yang dihormati.
Contoh gerak tari kraton yogyakarta penyambutan raja yang selalu menundukkan kepala. Arti daripada gerak tersebut adalah rasa segan & hormat
(2)
terhadap raja ataupun tamu yang disambut. Tari tersebut mengajarkan kepada kaum muda seharusnya hormat kepada orang yang lebih tua. Berbeda dengan gerak tari yang ditarikan oleh para raja-raja pada masa itu. Gerak tari hampir seluruhnya merupan gerak tegas yang menggunakan properti. Tarian tersebut mengajarkan ketegasan dalam memimpin,kepahlawanan & keberanian.
2. Tari Tradisional Sebagai Pendidikan Profesi
Pendidikan tari yang berhubungan nilai & norma pada umumnya berhubungan erat dengan tradisi, adat dan masa lalu, tari sebagai pendidikan profesi baik secara formal maupun informal banyak berkembang di kota-kota besar. Sebagai contoh dikota Newyork Amerika Serikat pendidikan tari sebagai profesi berbeda di masyarakat, diselenggarakan secara formal melalui lembaga-lembaga dengan jenjang kependidikan formal seperti di perguruan tinggi, ataupun di lembaga informal seperti studio. Tari sebagai pendidikan profesi memfokuskan pendidikan tari mengenal & mempelajari tari dengan serius sehingga dapat mengajarkannya kembali ke orang lain atau menjadi penari yang profesional. Oleh karena itu tari sebagai pendidikan profesi adalah belajar tari dan mendalami tari agar bisa menjadikan penari sebagai profesi.
3. Tari Tradisional Sebagai Sarana Pendidikan Rekreasi
Pengertian rekreasi mengandung makna bersenang–senang. Oleh karenaya tari sebagai pendidikan rekreasi adalah segala aktifitas yang diungkapkan di dalam gerak
(3)
tari hanya untuk kesenangan, baik kesenangan pribadi ataupun menyenangkan orang yang menonton pertunjukkan tari tersebut.
Perkembangan pendidikan tari sebagai pendidikan rekreasi banyak berkembang di masyarakat plural perkotaan. Beberapa organisasi tari informal di kota –kota besar menyelenggarakan pendidikan tari untuk kesenangan anak-anak dan sarana pendidikan syaraf motorik terhadap anak usia dibawah 10 tahun. Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam lingkup kesenangan dan hobi saja. Tari tradisional pada usia sekolah juga diajarkan sebagai sarana pendidikan pengenalan budaya Indonesia terhadap anak-anak. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi didasari rasa senang mengisi kegiatan waktu senggang dan pengenalan budaya. Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi biasanya datang dari inisiatif orang yang hendak menggeluti bidang tari tersebut.
Tari tradisional sebagai pendidikan rekreasi mencakup pendidikan terapi. Pendidikan terapi (therapy) adalah penyembuhan untuk membantu orang memiliki kemampuan dirinya sendiri dan mengatasi masalah di dalam kehidupan bersosialisasi. Karena mempelajari tari dapat membantu orang untuk bereaksi dan berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Tari dianggap sebagai bentuk pendidikan terapi, karena gerakan tari dapat diterapkan dalam sistem pembelajaran untuk membantu penyembuhan seseorang dan meningkatkan daya kepekaan terhadap lingkungannya secara maksimal dalam batas-batas potensinya.
Selain untuk pendidikan bagi penyembuhan orang-orang yang mengalami krisis percaya diri, tari tradisional sebagai pendidikan terapi juga diajarkan kepada
(4)
anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental. Dari gerak tari mereka belajar untuk berkomunikasi melalui gerak dan beradaptasi dengan lingkungannya. Terapi tari tradisional ini sudah dilakukan di beberapa yayasan pendidikan anak cacat. Mereka yang memiliki keterbelakangan mental diyakini dapat lebih mudah memahami sesuatu ataupun pengajaran dalam bentuk gerak.
(5)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. KESIMPULAN
1. Tari tradisional dapat didefinisikan sebagai perwujutan ekspresi dan komunikasi yang digambarkan melalui gerak ,telah melewati proses waktu yang panjang dan diwariskan oleh leluhur kita dahulu.
2. Tari tradisional dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu: Tari tradisional berdasarkan jumlah pelaku tari . Tari tradisional berdasarkan fungsi dan kegunaan tari.
3. Salah satu fungsi dari tari tradisional bagi masyarakat di Indonesia adalah sebagai lambang kebudayaan Negara.
4. Seni tari merupakan salah satu cara berkomunikasi dan menceritakan bagaimana kebudayaan Indonesia,Seni tari pada masa dahulu dijadikan wadah cara menyampaikan pesan dan amanah kepada kaum yang lebih muda,dan sebagai cara berkomunikasi kepada Dewa.
4.2 SARAN
Kita sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan dan tradisi harus bangga mengakui dan menjunjung kebudayaan kita,serta melestarikannya kepada anak cucu kita kelak.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadi,sumandiyo,2005,Sosiologi Tari,Jakarta :Pustaka
2. Bandem,made,2000,Kemurnian Seni Di Tengah Persilangan Budaya,Yogyakarta 3. Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.