dari itu, bagi pemerintah Kota Medan dibutuhkan gerakan cepat untuk menyelamatkan bangunan bersejarah yang tersisa.
4 Menumbuhkan Kesadaraan dan Apresiasi Publik dan Pemilik.
Kenyataan menunjukkan, keberhasilan upaya pelestarian terletak pada kemampuan publik dalam memperdulikan aset yang dimilikinya. Suatu upaya yang
perlu berangkat dari buah kecintaan, pemahaman dan apresiasi publik yang kemudian akan menciptakan suatu gerakan budaya masyarakat dalam pelestarian.
Pada tataran inilah yang belum banyak digarap. Selama ini kita hanya sibuk berbicara tentang suatu objek pusaka itu sendiri, apakah tentang sejarahnya,
keindahannya, ataukah ciri arsitekturnya. Kita memerlukan pasar yang mampu memberikan apresiasi terhadap objek tersebut, untuk kemudian secara mandiri
mampu memelihara, mengembangkan dan memanfaatkannya. Kita perlu good governance yang mampu mengakomodasi apresiasi dan gerakan budaya masyarakat
dalam pelestarian pusaka.
4.4. Peranan Badan Warisan Sumatera BWS dalam Melestarikan Bangunan
Bersejarah
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa BWS sebagai lembaga swadaya masyarakat yang perduli terhadap keberadaan benda-benda bersejarah
adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengajukan revisi Peraturan Daerah No.6 tahun 1988 tentang Perlindungan
Bangunan kepada Pemko Medan. Pengajuan revisi didasarkan pada kenyataan bahwa Perda tersebut sudah tidak
sesuai dengan kondisi saat ini. Lembaga ini akan merevisi Perda No. 6 Tahun 1988 karena sejak diterbitkannya perda ini ada lebih 600 bangunan lain yang layak masuk
dalam daftar bangunan yang dilindungi di Kota Medan. Alasannya, agar ada kecocokan antara Perda No. 61998 dan UU No. 5 Tahun 1992 25 Mei 2010,
Sumatera Pos. UU No.5 Tahun 1992 mengatur tentang Benda Cagar Budaya yaitu ; a.
Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau skelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yangberumur
sekurang-kurangnya 50 limapuluh tahun, atau mewakili masa gaya yangkhas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 lima puluh tahun, serta
dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
b. Benda alam yang di anggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, dan kebudayaan.
2. Uji Lapangan Masalah Pelestarian Warisan Budaya dalam kepemerintahan
yang baik. Dalam hal ini BWS mencari data-data atau mendata ulang bangunan-
bangunan yang belum masuk dalam kelompok benda cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. Untuk Kota Medan bangunan bersejarah yang dimasukkan dalam
Universitas Sumatera Utara
kelompok bangunan yang dilindungi oleh Negara hanya ada 42 bangunan yang mendapat perlindungan sesuai dengan Perda tersebut sumber data : BWS. BWS
telah melakukan pencarian di berbagai tempat yang ada di Kota Medan untuk mendata jumlah bangunan bersejarah yang belum masuk ke dalam daftar bangunan
yang dilindungi. Ini diupayakan agar bangunan-bangunan bersejarah yang belum masuk ke dalam daftar Perda tersebut, untuk dapat menambah jumlah bangunan yang
telah dilindungi.
4.4.1. Kendala-Kendala Dalam Pelestarian Bangunan Bersejarah