Pada Tabel 5.1. berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa usia responden rata-rata 24,7 dengan kelompok umur lebih banyak pada responden yang
berusia 17 – 22 tahun sebanyak 15 orang 30,0. Berdasarkan pendidikan, yang berpendidikan lebih banyak adalah responden dengan pendidikan SMA sebanyak 12
orang 40,0 dan paling sedikit berpendidikan SD sebanyak 4 orang 13,3 sementara yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 7 orang 23,3. Berdasarkan
pekerjaan, lebih banyak mempunyai pekerjaan responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 15 orang 30,0 dan paling sedikit responden bekerja sebagai
pegawai negeri sipil sebanyak 5 orang 16,7. Berdasarkan status ekonomi, lebih banyak responden berpenghasilan Rp 500.000 – Rp.1.000.000 yaitu sebanyak 15 orang
50,0.
2. Sumber Informasi
Pada penelitian ini, sumber informasi yang diperoleh responden dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 5.2. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Infeksi Toxoplasma
No Sumber Informasi
n 1
2 3
4 Keluarga
Tenaga kesehatan Media cetak
Media elektronik 12
7 9
2 40.0
23.3 30.0
6.7 Total
30 100
Pada tabel 5.2. menggambarkan bahwa responden lebih banyak memperoleh sumber informasi tentang infeksi toxoplasma dari keluarga yaitu sebesar 12 orang
40.0.
Universitas Sumatera Utara
3. Pengetahuan
Pada penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan melalui kuesioner yang diberikan melalui
angket. Adapun hasil penelitian dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut :
Tabel 5.3. Distribusi Frekwensi berdasarkan jawaban terhadap Pengetahuan tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat
Helvetia Medan
No Pertanyaan
Jawaban Benar
Salah Total
n n
n 1.
Penyebab toxoplasma 29 96,7
1 3,3
30 100 2.
Cara penularan toxoplasma 16 53,3
14 46,7
30 100 3.
Binatang yang sering menjadi pembawa toxoplasma
10 33,3
20 66,7
30 100
4. Pengaruh toxoplasma pada ibu hamil
11 36,7 19
63,3 30 100
5. Pengaruh toxoplasma pada janin
15 50,0 15
50,0 30 100
6. Ibu hamil tidak boleh memakan
daging mentah 24
80,0 6
20,0 30
100 7.
Cara mencegah toxoplasma 11 36,7
19 63,3
30 100 8.
Penanganan toxoplasma pada ibu hamil
20 66,7 10
33, 3 30 100
9. Pasangan usia subur yang ingin punya
anak perlu memeriksakan toxoplasma 16
53,3 14
46,7 30
100 10
Cara mengatasi sering diabaikan 21 70,0
9 30,0
30 100 11. Penyakit toxoplasma sering diabaikan
19 63,3 11
36,7 30 100
12. Salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan
18 60,0
12 40,0
30 100
13. Hidrocepaluscacat bayi dengan kepala besar dapat disebabkan
18 60,0
12 40,0
30 100
14. Penularan toxoplasma dari ibu ke janin melalui
17 56,7
13 43,3
30 100
15. Salah satu penyakit infeksi berbahaya pada ibu hamil
17 56,7
13 43,3
30 100
16. Ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya
16 53,3
14 46,7
30 100
17. Penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita
17 56,7
13 43,3
30 100
18. Cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita
16 53,3
14 43,7
30 100
19. Tinja kuning dapat menyebabkan 18 60,0
12 40,0
30 100 20. Perilaku hidup sehat mempengaruhi
keadaan ibu hamil dan janin 22
73,3 8
26,7 30
100
Universitas Sumatera Utara
Pada Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa dari kuesioner mengetahui pengetahuan responden tentang infeksi toxoplasma diperoleh jawaban benar paling banyak pada
pertanyaan penyebab toxoplasma yaitu sebanyak 29 orang 96,7, ibu hamil tidak boleh memakan daging mentah yaitu sebanyak 24 orang 80,0, perilaku hidup sehat
mempunyai keadaan ibu hamil dan janin yaitu sebanyak 22 orang 73,3, cara mengatasi sering diabaikan yaitu sebanyak 21 orang 70,0, penanganan toxoplasma
pada ibu hamil yaitu sebanyak 20 orang 66,7, penyakit toxoplasma sering diabaikan yaitu sebanyak 19 orang 63,3. Sementara pertanyaan mengenai salah satu penyebab
kematian janin dalam kandungan, hidrosepalus cacat bayi dengan kepala besar dapat disebabkan dan tinja kuning dapat menyebabkan responden menjawab benar paling
banyak yaitu masing-masing sebanyak 18 orang 60,0. Begitu juga pada pertanyaan penularan toxoplasma dari ibu ke janin melalui, salah satu penyakit infeksi berbahaya
pada ibu hamil, dan penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita responden menjawab benar paling banyak yaitu masing-masing 17 orang 56,7.
Sama halnya dengan pertanyaan yang diberikan kepda responden mengenai cara penularan toxoplasma, pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak perlu
memeriksakan toxoplasma, ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya, dan cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita responden menjawab
benar paling banyak yaitu masing-masing sebanyak 16 orang 53,3. Responden menjawab salah paling banyak pada pertanyaan binatang yang sering
menjadi pembawa toxoplasma yaitu sebanyak 20 orang 66,7, dan pertanyaan pengaruh toxoplasma pada janin dan cara mencegah toxoplasma yaitu sebanyak 19
Universitas Sumatera Utara
orang 63,3. Sementara pertanyaan pengaruh toxoplasma pada janin responden responden memberi jawaban benar dan salah masing-masing 15 orang 50,0.
Berdasarkan jawaban diatas, maka dapat disimpulkan berdasarkan tingkat pengetahuan responden tentang infeksi toxoplasma dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 5.4. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu Hamil Tentang Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan
No Tingkat Pengetahuan
n 1
2 3
Baik Cukup
Kurang baik 10
20 23,3
66,7 0,0
Total 30
100
Pada tabel 5.4.diketahui berdasarkan tingkat pengetahuan responden paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 orang 66,7
dibanding dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang 23,3. Sementara untuk jawaban kurang baik tidak dijumpai.
B. Pembahasan