perwujudan estetika dari ragam hias namun juga memiliki nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Banyuwangi.
”Gajah Oling” berbentuk seperti tanda tanya, yang secara filosofis merupakan bentuk belala i gajah dan sekaligus bentuk oling. Di
samping unsur utama itu, karakter batik tersebut juga dikelilingi sejumlah atribut lain. Di antaranya, kupu-kupu, suluran semacam tumbuhan laut, dan manggar
bunga pinang atau bunga kelapa. Motif Gajah Oling yang diyakini sebagai motif asli dari Batik Banyuwangi
melambangkan sesuatu kekuatan yang tumbuh dari dalam jati diri masyarakat Banyuwangi. Pemaknaan Corak Gajah Oling berkaitan dengan karakter
masyarakat Banyuwangi yang bersifat religius dengan penyebutan “Gajah Eling” yang memilki pengertian yaitu, gajah yang merupakan hewan bertubuh besar,
berarti maha besar, sedangkan oling berarti eling ingat, secara utuh dapat diartikan bahwa Batik Gajah Oling mengajak untuk selalu ingat kepada
kemahabesaran Sang Pencipta adalah dasar dari dari perjalanan hidup masyarakat Banyuwangi.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 32 responden pemilik UKM batik di Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan software eviews
yang diharapkan akan mampu menunjukkan pengaruh atau kekuatan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Pada regresi ini yang menjadi variabel dependen adalah jumlah produksi batik Y dan variabel independen adalah faktor tenaga kerja X
1
, kain X
2
, lilin batik X
3
, obat pewarna X
4
dan tempat X
5
. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan tujuan mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Berikut ini dikemukakan hasil analisis regresi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1 :
Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Dengan menggunakan Program Eviews
Dependent Variable: Y Method: Least Squares
Date: 03 0915 Time: 19:19 Sample: 1 32
Included observations: 32 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
C -10.32875
2.934264. -0.352005
0.7277 X1
0.283438 0.545075
0.519998 0.6075
X2 2.592869
0.324189 7.998021
0.0000 X3
2.884626 1.664330
1.733205 0.0949
X4 0.846688
1.136514 0.744987
0.4630 X5
5.154484 2.570641
2.005135 0.0555
R-squared 0.990002 Mean dependent var
59894531 Adjusted R-squared
0.988079 S.D. dependent var 48248403
S.E. of regression 5267859. Akaike info criterion
33.95951 Sum squared resid
7.22E+14 Schwarz criterion 34.23433
Log likelihood -537.3521 F-statistic
514.9029 Durbin-Watson stat
1.433365 ProbF-statistic 0.000000
Sumber : la mpiran 2, data dio lah
Berdasarkan Tabel 4.1, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : Y = -10,32875 + 0,283438 X
1
+ 2,592869 X
2
+ 2,884626 X
3
+ 0,846688 X
4
+ 5,154484 X
5
1. Apabila variabel independent tenaga kerja, kain, lilin batik, obat perwarna dan tempat dianggap konstan maka produksi batik akan bertambah -10,32875.
2. Besarnya koefisien regresi variabel tenaga kerja sebesar 0,283438. Artinya apabila jumlah tenaga kerja naik 1 maka jumlah produksi batik akan naik
sebesar 0,283438 dengan asumsi variabel- variabel lain bersifat konstan. 3. Besarnya koefisien regresi kain sebesar 2,592869. Artinya apabila jumlah kain
naik 1 maka jumlah produksi batik akan naik sebesar 2,592869 dengan asumsi variabel-variabel lain bersifat konstan.
4. Besarnya koefisien regresi variabel lilin batik sebesar 2,884626. Artinya apabila jumlah lilin naik sebesar 1 maka jumlah produksi batik akan naik
sebesar 2,884626 dengan asumsi variabel- variabel lain bersifat konstan.
5. Besarnya koefisien regresi variabel obat pewarna sebesar 0,846688. Artinya apabila jumlah obat pewarna naik sebesar 1 maka jumlah produksi batik
akan naik sebesar 0,846688 dengan asumsi variabel-variabel lain bersifat konstan
6. Besarnya koefisien regresi variabel tempat sebesar 5,154484. Artinya apabila lahan atau tempat bertambah 1 maka jumlah produksi batik akan naik
sebesar 5,154484 dengan asumsi variabel- variabel lain bersifat konstan. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai koefisien yang paling
besar adalah tempat X
5
, diikuti dengan lilin batik X
3
, kain X
2
, obat pewarna X
4
dan tenaga kerja X
1
. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang paling berpengaruh terhadap produksi batik adalah tempat.
4.3 Uji Statistik