1985:132 memberikan batasan tentang sektor informal, adalah suatu bidang kegiatan ekonomi yang untuk memasukinya tidak selalu memerlukan pendidikan
formal dan keterampilan yang tinggi, dan memerlukan surat-surat izin serta modal yang besar untuk memproduksi barang dan jasa.
Menurut Sethuraman 1997:29 memberikan definisi teoritis mengenai keberadaan sektor informal yang terdiri dari unit usaha berskala kecil yang
menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa dengan tujuan menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi diri sendiri dan dalam usahanya itu sangat
dihadapkan berbagai kendala seperti faktor modal baik fisik, maupun manusia pengetahuan dan faktor keterampilan. Sektor informal biasa digunakan untuk
menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil, tetapi bukan perusahaan kecil.
Sektor informal merupakan manifestasi dari situasi pertumbuhan ekonomi Negara sedang berkembang, hal ini dikarenakan masyarakat yang masuk sektor ini
bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan daripada memperoleh keuntungan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sektor informal
adalah sektor usaha berskala kecil dimana untuk memasuk. usahanya tidak selalu memerlukan pendidikan formal serta beroperasi atas dasar pemilikan sendiri oleh
masyarakat berfungsi sebagai penyedia barang dan jasa terutama bagi masyarakat golongan ekonomi menengah ke bawah yang tinggal dikota-kota.
2.2.1 Karakteristik Pekerjaan Sektor Informal
Fenomena sektor informal merupakan suatu gambaran unik dari segi wajah ekonomi kota. Komoditas masyarakat yang tidak mempunyai akses terhadap sektor
ekonomi formal. Mereka membuka lapangan pekerjaan sendiri yakni menjadi pedagang kaki lima. Mayoritas dari mereka membuka usaha kuliner dan menempati
tempat yang menjadi pusat keramaian. Sektor informal dengan wilayah perkotaan merupakan dua aspek yang saling berkaitan. Sektor informal itu sendiri memiliki ciri
atau karakteristik menurut Todaro 2003:64 sebagai berikut:
a. Kegiatan usaha umumnya sederhana, tidak sangat tergantung kepada kerjasama
banyak orang dan system pembagian kerja yang ketat. Dengan demikian dapat dilakukan oleh perorangan atau keluarga, atau usaha bersama antara beberapa
orang kepercayaan tanpa perjanjian tertulis.
b. Skala usaha relatif kecil, modal usaha, modal kerja dan omset penjualan
umumnya kecil, serta dapat dilakukan secara bertahap. c.
Usaha sektor informal umumnya tidak memiliki ijin usaha seperti halnya Firma atau Perusahaan Terbatas.
d. Untuk bekerja di sektor informal lebih mudah daripada bekerja di sektor formal.
e. Tingkat penghasilan di sektor informal umumnya relatif rendah, walaupun
tingkat keuntungan terkadang tinggi, akan tetapi karena omset penjualan relatif kecil, maka keuntungan absolute umumnya menjadi kecil.
f. Keterkaitan sektor informal dengan usaha-usaha lain sangat kecil. Kebanyakan
usaha sektor informal berfungsi sebagai produsen atau penyalur kecil yang langsung melayani konsumennya.
g. Pekerjaan sektor informal tidak memiliki jaminan kesehatan kerja dan fasilitas-
fasilitas kesejahteraan seperti dana pensiun dan tunjangan keselamatan kerja. h.
Usaha sektor informal beraneka ragam seperti pedagang kaki lima, pedagang keliling, penjual Koran, kedai kelontong, tukang cukur, tukang becak, warung
nasi dan warung kopi.
Masyarakat di Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur, dimana pada daerah tersebut beberapa karaktiristik dari para masyarakat yang
bekerja di sektor informal memiliki beberapa ciri-ciri yaitu kegiatan usaha umumnya sederhana, skala usaha relatif kecil, modal usaha, modal kerja dan omset penjualan
umumnya kecil, serta dapat dilakukan secara bertahap, tidak memiliki izin usaha, tingkat penghasilannya relatif rendah, dan beberapa masyarakat yang bekerja pada
sektor informal tersebut umumnya bekerja sebagai pedagang kaki lima, pedagang keliling, penjual Koran, kedai kelontong, tukang cukur, tukang becak, warung nasi
dan warung kopi.
2.3 Pedagang Kaki Lima