a. Pertama, memberikan kesempatan kepada pihak surplus unit untuk menanamkan
dananya dan memperoleh keuntungan, sehingga membantu memobilisasi dana supaya tidak menganggur.
b. Kedua, proses tersebut akan rnemindahkan resiko dari penabung yakni surplus
unit kepada lembaga keuangan dan kepada pemakai dana deficit unit. Jadi keberadaan lembaga keuangan tersebut dimaksudkan agar proses alokasi atau
transfer dana dan pihak surplus unit kepada pihak deficit unit bisa berjalan lebih efisien
Fungsi lembaga keuangan ini menyediakan jasa sebagai perantara antara pemilik modal kepada pihak yang membutuhkan dana. Kehadiran lembaga keuangan
inilah yang memfasilitasi arus peredaran uang dalam perekonomian, dimana uang dari individu investor dikumpulkan dalam bentuk tabungan, sehingga resiko dari para
investor ini beralih pada lembaga keuangan yang kemudian menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pinjaman utang kepada yang membutuhkan. Hal ini adalah
merupakan tujuan utama dari lembaga penyimpan dana untuk menghasilkan pendapatan. Lembaga keuangan penyalur kredit kepada masyarakat khususnya untuk
sektor informal yaitu para pedagang kaki lima di Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur yaitu lembaga keuangan non formal.
2.7.1 Persyaratan Dalam Melakukan Kredit Pada Lembaga Keuangan Non
Formal
Persyaratan yang diajukan untuk mengambil kredit di lembaga keuangan non formal yang ditawarkan kepada pedagang kaki lima di Kecamatan Sumbersuko
Kabupaten Lumajang ini sangatlah mudah, karena pihak debitur cukup dengan menunjukkan identitas diri seperti KTPSIM mereka sudah bisa mendapatkan dana
yang diinginkan. Debitur yang bisa mengajukan kredit adalah yang mempunyai usaha contohnya seperti pedagang kaki lima di sekotar Kecamatan Sumbersuko Kabupaten
Lumajang tersebut. Besarnya dana yang diberikan untuk masing-masing debitur paling banyak adalah sebesar Rp1.000.000,00. Hal ini dikarenakan lembaga keuangan
informal ini kebanyakan dikelola secara individu sehingga mereka tidak mempunyai modal yang cukup untuk memberikan dana lebih dari nominal tersebut pada setiap
debiturnya. Pelaku lembaga keuangan informal disini juga mempunyai suatu analisis
dalam menyalurkan fasilitas kreditnya. Mereka bisa menyalurkan dana yang relatif besar bahkan sampai Rp 1.000.000,00 pada pedagang dengan usaha yang cukup
besar, sedangkan bagi pedagang dengan usaha yang relatif kecil, mereka biasanya tidak memberikan kredit dengan batasan nominal paling banyak Rp500.000,00.
Pembagian jumlah kredit yang diberikan ini ditujukan agar nantinya uang yang dikreditkan diharapkan bisa kembali tanpa adanya kredit macet. Satu hal yang
memberatkan jika kita menggunakan fasilitas kredit pada lembaga keuangan informal ini adalah bunganya. Bunga yang dibebankan kepada debiturnya yakni sekitar 10-
15 dari jumlah uang yang diambil. Dimana dalam penelitian ini, banyak dari para pedagang kaki lima di
Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang yang lebih memilih lembaga keuangan non formal dalam hal melakukan kredit guna menambah serta meningkatkan modal
usaha yang dimiliki. Para pedagang kaki lima di Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang lebih memilih melakukan kredit pada lembaga non formal dikarenakan
kemudahan dalam memperoleh dana tanpa harus memenuhi beberapa bersyaratan seperti halnya pada bank-bank formal pada umumnya. Walaupun para pedagang
sudah mengetahui tentang resiko dari adanya pengambilan kredit pada lembaga keuangan non formal tersebut, tetapi para pedagang tersebut masih tetap menganggap
bahwa dengan mengambil kredit pada lembaga non formal tersebut lebih mudah. Hal ini dikarenakan banyak diantara para pedagang kaki lima di Kecamatan
Sumbersuko Kabupaten Lumajang Kabupaten Jawa Timur yang kurang mengetahui beberapa imformasi mengenai tata cara pengambilan kredit pada bank-bank formal
pada umumnya, mereka hanya mengetahui bahwa melakukan pinjaman pada bank harian lebih mudah karena mereka bisa langsung mendapatkan dana tanpa harus
menunggu, tanpa harus memberikan agunan, serta tanpa harus memenuhi
persyaratan-persyaratan lainnya yang menurut mereka rumit. Kuarangnya pengetahuan para pedagang kaki lima di Kecamatan Sumbersuko Kabupaten
Lumajang yang disertai dengan rendahnya pendidikan para pedagang tersebut, membuat mereka menganggap bahwa melakukan kredit pada bank harian merupakan
salah satu cara terbaik untuk memecahkan masalah utama mereka yaitu untuk menambah modal suaha mereka yang kecil.
2.8 Keputusan Pengambilan Kredit