B. Identifikasi Masalah
Dari Latar Belakang Masalah tersebut penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Profil alumni pondok pesantren Al-Qur’an Assanusiah
2. Pandangan alumni terhadap metode pembelajaran di pondok pesantren
tradisional 3.
Metode-metode tradisional C.
Pembatasan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah diidentifikasi diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Sasaran dalam penelitian ini adalah hanya dibatasi pada para alumninya
saja 2.
Pandangan para alumni terhadap metode pembelajaran tradisional di pondok pesantren Al-
Qur’an Assanusiah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimanakah pandangan para alumni terhadap metode pembelajaran tradisional di pondok pesantren
tersebut ”?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pandangan para alumni terhadap metode
pembelajaran di pondok pesantren tradisional 2.
Untuk mengetahui metode pembelajaran yang diajarkan di pondok pesantren tersebut
F. Kegunaan Penelitian
Selanjutnya dengan dicapainya tujuan tersebut diharapkan dari hasil
penelitian ini dapat di peroleh kegunaanya antara lain:
1. Secara akademis, memberikan kontribusi bagi pengembangan penelitian
melalui metode pembelajaran tradisional sebagai alat bantu utama pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Secara praktis, penellitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
para teoritis, praktis dan aktivis Pendidikan Islam pada umumnya termasuk juga para pengurus Pondok Pesantren Al-
Qur’an Assanusiah yang menjadikan tempat tersebut sebagai wahana pendidikan tradisional
6
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pesantren
1. Pengertian Pesantren
Pengertian pesantren berasal dari kata santri dgn awalan pe-dan akhiran an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja yg dikutip oleh Haidar
Putra Daulay mengatakan pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yg belajar agama Islam sehingga dgn demikian pesantren mempunyai arti tempat
orang berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yg mengartikan pesantren adl suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yg bersifat
“tradisional” utk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian 2004: 26-27
Dalam kamus besar bahas Indonesia pesantren diartikan sebagai asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara
istilah pesantren adl lembaga pendidikan Islam dimana para santri biasa tinggal di pondok asrama dgn materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-
kitab umum bertujuan utk menguasai ilmu agama Islam secara detail serta mengamalkan sebagai pedoman hidup keseharian dgn menekankan penting
moral dalam kehidupan bermasyarakat Fenomena 2005: 72.
Maka dengan demikian sesuai dengan arus dinamika zaman definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi berubah pula. Kalau pada tahap awal
pesantren diberi makna dan pengertian sebagai lembaga pendidikan tradisional tetapi saat sekarang pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional tak lagi
selama benar. a.
Sejarah Pesantren Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia,
walaupun tidak ada literatur yang secara pasti menulis tentang kapan munculnya pesantren pertama kali di Indonesia. Namun, paling tidak lembaga
pendidikan yang disebut pesantren ini telah ada ketika pada masa Walisongo, yaitu sekitar abad ke VI-VII M.
1
Sebagai institusi pendidikan Islam yang dinilai paling tua, pesantren memiliki akar transmisi sejarah yang jelas. Orang yang pertama kali
mendirikannya dapat dilacak meskipun ada sedikit perbedaan pemahaman. Dikalangan para sejarah terdapat perselisihan pendapat dalam menyebutkan
pendirian pesantren pertama kali. Sebagian mereka menyebutkan Syeikh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal dengan Syeikh Magribi, dari Gujarat,
India, sebagaai pencipta pondok pesantren di Jawa.
2
Dalam perspektif sejarah, lembaga pendidikan yang terutama berbasis di pedesaan ini telah mengalami perjalanan sejarah yang panjang, sejak sekitar
abad ke-18. bahkan ada yang mengatakan sejak abad ke-13. Beberapa abad kemudian penyelenggaraan pendidikan ini semakin teratur dengan munculnya
tempat-tempat pengajian. Bentuk ini kemudian berkembang dengan pendirian tempat-tempat menginap bagi para pelajar santri, yang kemudian disebut
pesantren. Pesantren pertama didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim. Meskipun bentuknya masih sangat sederhana, pada waktu itu pendidikan
pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang terstruktur. Sehingga pendidikan ini dianggap sangat bergengsi. Di lembaga inilah kaum
1
Sahal Mahfud, Nuansa Fiqih Sosial,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1994,h. 14
2
Mujamil Qamar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokrasi Institusi, Jakarta: Erlangga 13740, h. 7