Pengaruh Ilmu Pengetahuan bagi Kehidupan

  6 Melaksanakan semua perintah guru kecuali diperintahkan untuk berbuat maksiat.

D. Pengaruh Ilmu Pengetahuan bagi Kehidupan

Manusia adalah makhluk homo sapiens yang dikaruniai potensi untuk berpikir. Karena dengan berpikir ia akan mendapatkan inspirasi untuk melakukan kreasi dapat membedakan antara yang baik dan buruk, antara yang bermanfaat dan yang membahayakan sehingga dalam kehidupan ia dapat saling tolong- menolong di antara sesamanya dan bahkan dapat membina lingkungannya sehingga keberadaannya dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya. Kehidupan dunia dalam perspektif Islam merupakan ladang bagi kehidupan akhirat. Amal kebaikan dan keburukan di dunia akan selalu terkait dengan kehidupan dengan akhirat, maka dari itu Islam tidak pernah mengenal dikotomi kehidupan antara dunia dan akhirat, yang ada adalah bagaimana keduanya mempunyai titik singgung sehingga apa yang dikerjakan manusia di dunia akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang seimbang diperlukan ilmu pengetahuan. Karena tanpa ilmu pengetahuan kehidupan manusia akan sia-sia. Ia mati sebelum hidupnya berakhir karena keberadaanya tidak mempunyai arti bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Betapa banyak orang yang hidup sia-sia karena ia tidak mempunyai ilmu pengetahuan sehingga ia menghempaskan fitrah kemanusiannya yang snuci. Fitrah tersebut ia nodai dengan menjerumuskan dirinya pada perilaku yang tak terpuji, seperti mabuk, judi, mencuri, zina, dan lain sebagainya.   Oleh karena itu Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk senantiasa mencari ilmu, bahkan bagi mereka yang giat mencari ilmu mendapatkan berbagai insentif dari Allah Swt, seperti diangkat derajatnya, 28 dimudahkan baginya jalan menuju surga serta mendapatkan perlindungan selama mencari ilmu. 29 Secara alamiah setiap manusia mempunyai kecendrungan untuk mengetahui sesuatu, rasa ingin mengetahui tersebut muncul sebagai akibat adanya keinginan untuk mengoptimalkan potensi berpikiran guna mendapatkan ilmu pengetahuan. Menurut Ibnu Khaldun 30 manusia berpikir karena mempunyai dorongan alamiah, bahkan binatang pun mempunyai dorongan alamiah untuk mendapatkan apa yang dituntut oleh alam yakni mempertahankan kehidupan dari kepunahan. Semakin majunya peradaban manusia, maka seiring dengan itu semakin maju pula pola pikir yang ada pada mereka. Penemuan-penemuan yang merupakan barang asing tidak lagi demikian. Kemajuan ilmu pengetahuan membuat zaman semakin maju dan canggih, tanpa disadari ilmu telah memberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia. Untuk melihat lebih jauh pengaruh yang diberikan ilmu kepada manusia terlebih dahulu kita lihat fungsi ilmu itu sendiri. Secara filosofi fungsi ilmu dapat dirumuskan sebagai berikut:   32 Niscaya Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan al-Mujadalah: 11 33 Rasulullah bersabda: barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu, ia berada di jalan Allah HR Tirmidzi 30 Nurcholish Madjid, 1994. Khajanah Intelektual Islam, Jakarta, bulan Bintang, hal 308   1. Fungsi deskriptif: menerangkan dan menggambarkan satu objek atau masalah, baik sebab ataupun esensinya sehingga dapat dipelajari oleh peneliti. 2. Fungsi Mengembangkan: melanjutkan hasil penemuan yang telah ada untuk menemukan penemuan-penemuan atau ilmu yang baru, baik bersifat menyalahi yang lama atau mengembangkannya. 3. Fungsi prediksi: meramalkan kejadian-kejadian yang akan terjadi sehingga manusia dapat mengambil tindakan-tindakan yang perlu untuk menanggulanginya 4. Fungsi Kontrol: dengan tercapinuya gambaran dan ramalan suatu objek atau masalah, manusia akan dapat mengembalikan masalah tersebut untuk keselamatan, kenikmatan, dan lainnya dalam kehidupan. 31 Dengan merujuk kepada fungsi-fungsi ilmu di atas dapatlah dikatakan bahwa telah terbuka peluang untuk mengetahui beberapa hal dari ilmu yang berpengaruh pada manusia. Pada fungsi pertama, ilmu memberi kemudahan bagi ilmuan-ilmuan yang bergerak di bidang penelitian untuk mempelajari objek atau masalah yang sudah dijelaskan itu. Pada fungsi kedua terlihat jelas pengaruhnya pada manusia agar selalu maju dan berkembang, ini sesuai dengan ungkapan “even the best can be improved ”. Adalah suatu yang sudah baik itu pada dasarnya masih dapat ditingkatkan.   35 Utyartanta, Epistenmologi, Intisari Filsafat Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1970, h. 11-12.   Sedangkan pada fungsi ketiga ilmu memberi informasi penting untuk menghindarkan diri dari mara bahaya yang akan menimpanya. Contoh: Ketika akan terjadi letusan gunung berapi, orang akan bersiap-siap untuk mengantisipasinya dengan meninggalkan daerah yang berdekatan dengan gunung itu. Demikian pula ketika orang hendak bepergian, dengan adanya badan meteorologi yang membidangi cuaca, maka orang dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk bepergian. Ini adalah berkat fungsi ilmu tersebut. Agama Islam banyak menjelaskan dan menerangkan bahkan mengakui bahwa apa yang dihasilkan dari ilmu pengetahuan akan bermanfaat dan memberikan pengaruh kehidupn manusia, oleh karena itulah setiap individu diharuskan untuk menuntut ilmu sebagaimana dijelaskan di atas. Tim DEPAG RI di dalam bukunya menjelaskan sebagaimana yang dikutip oleh Drs. Muhaiman, MA : “Ilmu Pengetahuan merupakan instrument untuk mencapai tujuan yang dikehendaki oleh Allah Swrt., yaitu mensejahtrakan diri dan manusia lain guna mencapai ridho-Nya. Kesejahtraan itu dapat diperoleh jika manusia mengelola sumber-sumber alam natural resources dengan mengetahui hukum-hukum dan aturan-aturan yang memungkinkan manusia dapat mengelola dan memanfaatkan bumi dengan baik. QS. 31: 10. Hal ini akan terjadi bila manusia berbekal ilmu pengetahuan. 32 Ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi kurun ini, secara bertahap tapi pasti membuktikan bahwa ayat-ayat al- Qur‟an benar dan mengagumkan. Baik berupa bentuk tulisan yang paling perimutif dengan bahan-bahan yang amat sederhana daun lontar, pelepah korma, tulang belulang, kulit-kulit hewan dean   36 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: Triganda Karya, 1993, h. 82.   lain sebagainya pada abad-abad yang bergemerlapan oleh cahaya ilmu pengetahuan kini dengan bertolak pada puncak pengetahuan, manusia telah menulis berjuta-juta buku, menciptakan pena yang bagus dan mudah dibawa, lalu diciptakan juga mesin tik, mesin cetak, yang dapat menyelesaikan beribu-ribu kata dalam waktu yang sangat singkat. Akan tetapi pada sisi lain kemajuan ilmu dan teknologi kadang kala akan membawa dampak negatif pada kehidupan itu sendiri. Dari fenomena-fenomena alam kita lihat betapa kemajuan ilmu pengetahuan menjadi motivator bagi manusia khususnya bagi mereka yang hanya mementingkan dirinya sendiri dan kelompoknya itu, untuk membuat kerusakan-kerusakan di muka bumi dengan ilmu yang dimilikinya. Prof. Dr. Hamka dalam bukunya menegaskan bahwa pengaruh ilmu pengetahuan telah meliputi dunia barat, dan di sana pengaruh agama telah berkurang, orang mau yang konkrit, tidak mau yang abstrak lagi. Adapun di negeri timur, gelombang itu sama juga. Tetapi bukan karena ilmu pengetahuan sudah maju pula, hanyalah karena suka jadi “pak tiru” belaka, sehingga yang dikatakan oleh sosiolog terkenal Ibnu Khaldun “Bangsa yang kalah, ketagihan meniru kepada bangsa yang menang”. 33 Kini telah jelas bahwa pada satu sisinya ilmu pengetahuan akan sangat bermanfaaat bagi kehidupan manusia akan tetapi pada sisi lain ia akan menjadi bencana apabila disalah gunakan, oleh karena itu benarlah ungkapan yang mengatakan: “Ilmu tanpa bimbingan agama adalah buta”. Maka dari itu majunya   37 Hamka, Pandangan Hidup Muslim, Jakarta: Bulan Bintang, 1992, Cet. Ke-4, h. 187.   suatu ilmu dan teknologi yang memasuki zaman modern, maka diharapkan dengan modal keimanan yang kuat dapat membentengi diri dari pengaruh- pengaruh negatif yang timbul akibat kemajuan ilmu itu khususnya yang kita lihat pada dunia barat, sehingga kita tidak terbawa arus kepada penyalahgunaan ilmu pengetahuan, akan tetapi dengan anugrah yang diberikan Allah itu kita lebih mendekatkan diri kepada-Nya. 37 BAB III HADIS HADIS TENTANG KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA A. Teks Hadis dan Terjemah Adapun dalam bab ini, penulis hanya menghadirkan hadis-hadis yang berkaitan dengan keutamaan ilmu dan ulama, penulis hanya mengkaji hadis-hadis dalam kitab-kitab al-Kutub al-Sittah, sebagai berikut: Imam Bukhari no hadis 100 1 Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba. Ia mencabutnya dari hamba-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mreka, sehingga tidak tersisa orang berilmu akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka member fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain. ” 1 Bukhori , Shohih al-Bukhari, Andalusia: Baitul Abkar, tth. Kitab Ilmu, hal. 187 Imam Bukhari no hadis 7307 1 “ Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil menghilangkan ilmu sekaligus sesudah diberikan-Nya, melainkan mengambil dengan mewafatkan ahli ilmu ulama berrsama ilmunya. Maka tinggallah orang-orang bodoh, mereka diminta fatwanya, lalu mereka berfatwa menurut kemauan sendiri. Sebab itu, mereka tersesat dan menyesatkan mereka. ” Imam Muslim no hadis 4829 2 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba Ia mencabutnya dari manusia-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mreka, sehingga tidak tersisa orang berilmu, akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang 1 Bukhori , Shohih al-Bukhari, Kitab I’itishom, hal. 59 2 Muslim, Shahîh Muslim, Kairo: Dâr Ibn al-Haitsam, 2001. Kitab Ilmu. Hadis, hal. 194 bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain ” Imam Muslim no hadis 246 3 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil menghilangkan ilmu dari manusia secara tiba-tiba akan tetapi dengan mengangkat mewafatkan ulama maka diangkatnya ilmu beserta mereka ulama dan menyisakan pada manusia seorang pemimpin yang bodoh dan tidak memiliki ilmu dan dia pemimpin yang bodoh nyesat menyesatkan Imam Ahmad Ibnu Hanbal no hadis 6511 3 Muslim, Shahîh Muslim, Kitab Ilmu. Hadis, hal. 199 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba Ia mencabutnya dari manusia-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mereka, sehingga tidak tersisa orang berilmu, akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” 4 Imam Ahmad Ibnu Hanbal no hadis 6787 5 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil menghilangkan ilmu dari manusia setelah memuliakan mereka hanya kepdanya, akan tetapi dengan perginya wafatnya para ulama, sebagaimana keduanya ilmu dan ulama perginya ulama dengan beserta ilmunya, sehingga tinggallah orang yang tidak memiliki ilmu maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” Imam Ahmad Ibnu Hanbal no hadis 6788 4 Ahmad Baqi Musnad Al-Mukatsirin, hal. 290 5 Imam Ahmad bin Hanbal Baqi Musnad Al-Mukatsirin, hal. 493 6 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba. Ia mencabutnya dari hamba-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mereka, sehingga tidak tersisa orang berilmu akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain”. Imam Ahmad Ibnu Hanbal no hadis 6896 7 “Sesungguhnya Allah tidak akan mengambil menghilangkan ilmu dari manusia setelah mereka menginginkannya hilang akan tetapi dengan perginya wafatnya para ulama, sebagaimana keduanya ilmu dan ulama perginya ulama dengan beserta ilmunya, sehingga tinggallah orang yang tidak memiliki ilmu maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” Imam Ibnu Majah no hadis 52 6 Imam Ahmad bin Hanbal Baqi Musnad Al-Mukatsirin, hal. 514 7 Imam Ahmad bin Hanbal Baqi Musnad Al-Mukatsirin, hal. 515 8 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba. Ia mencabutnya dari hamba-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mereka, sehingga tidak tersisa orang berilmu akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” Imam Tirmidzi no hadis 2661 9 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba Ia mencabutnya dari manusia-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mereka, sehingga tidak tersisa orang berilmu, akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu m aka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” 8 Sunan Ibn Majah, Miqaddimah, hal. 296. 9 Imam Tirmidzi, Ilmu, juz 4, hal. 296 Imam Ad-Daromi no hadis 241 10 “Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara tiba-tiba. Ia mencabutnya dari hamba-Nya, tetapi mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama mematikan mereka, sehingga tidak tersisa orang berilmu akhirnya orang-orang mengambil pemimpin yang bodoh, maka mereka ditanya, mereka memberi fatwa dengan tidak berdasarkan ilmu maka mereka tersesat dan menyesatkan orang lain” B. Syarah Hadis Tentang Keutamaan Ilmu dan Ulama “ Lihatlah dan periksalah apa yang dapat diperoleh dari hadis Rasul SAW, lalu tulislah karena aku takut lenyap ilmu kerena meninggalnya ulama. Dan jangan anda terima, kecuali hadis Rasul SAW dan sebarkanlah ilmu hadis dan adakan majlis-majlis ilmu supaya orang yang tidak mengetahui dapat mengetahunya, lantaran tidak lenyap ilmu sehingga dijadikannya barag rahasia” H. R Darimi 10 I.mam Ad-Darimi, Muqaddimah, hal 244 11 Lihat Muhammad bin Ismâ‟Îl al-Bukhârî Mesir: Dâr al-Ihyâ al-Arabiyah, tth Jilid 1, h. 30. Tulislah. Dari kalimat ini dapat diartikan, bahwa ini adalah awal mula penulisan Nabi, karena sebelumnya umat masih bergantung pada hafalan. Pada saat Umar bin abdul Aziz merasa khawatir akan hilangnya ilmu dengan meninggalnya para ulama, maka ia berpendapat bahwa penulisan ilmu berarti usaha untuk melestarikan ilmu itu sendiri 12 . 13 Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan jalan mencabutnya atau menghapus ilmu dari lubuk hati sanubari. Rasulullah mengucapkan hadis ini pada saat haji wada‟, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Thabrani dari hadis Abu Umamah, bahwa saat haji wada‟ Nabi bersabda, “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu tersebut.” Arabi berkata, “Bagaimanakah cara ilmu diangkat atau dipunahkan? 12 Ibnu Hajar al- Asqalani.,Fath al-Bari Syarah Shahih al- Bukhari, Riyad: Maktabah Darussalam 1997. Cet ke-1, h.235 13 Imam Bukhari no hadis 7307 Beliau bersabda, “Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama orang yang menguasai ilmu tersebut.” . Dalam riwayat Muslim disebutkan . . Dalam riwayat Abu al-Aswad pada kitab Al I’tisham karangan Imam Bukhari disebutkan mereka memberikan fatwa dengan pendapatnya, begitu pula dengan hadis yang diriwayatkan oleh imam Muslim. Hadis ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadis ini juga dijadikan alasan oleh jumhur ulama untuk mengatakan, bahwa pada zaman sekarang ini tidak ada seorang mujtahid lagi. C. Asbabul Wurud Asbabul Wurud hadis merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang sebab-sebab Rasulullah mengungkapkan sabdanya. Adapun urgensi sebab Wurud terhadap hadis adalah sebagai salah satu jalan untuk memahami kandungan hadis. Jika diperhatikan semua ini terdapat manfaatnya, diantaranya, dapat mentaksis arti yang lain, membatasi arti yang mutlak, menunjukan perincian terhadap yang mujmal, menjelaskan kemuskilan, dan menjauhkan „illat suatu hukum, maka dengan memahami sebab wurud hadis dapat mudah memahami apa yang dimaksud atau yang terkandung suatu hadis tersebut. 14 Imam Ahmad dan At-Thabrani meriwayatkan dari hadis Abu Umamah, berkata: “Selesai melakukan haji wada‟ nabi bersabda: “Ambilah ilmu sebelum ia ditarik atau diangkat” Seorang Arab badawi udik bertanya: “Bagaimana ilmu itu diangkat?” Beliau bersabda: “Ketahuilah, sesungguhnya hilangnya ilmu adalah hilangnya ulama 15 ”. Dalam riwayat lain dari Abu Umamah, orang itu bertanya: “bagaimana mungkin ilmu itu terangkat, padahal ditengah-tengah kami selalu ada mushaf al- Qur‟an, sedangkan kami mempelajarinya dan kami mengetahuinya, serta kami ajarkan pula kepada anak-anak dan istri-istri kami, demikian pula kepada para pelayan kami.” Rasulullah mengangkat kepalanya. Dan beliau bersabda: “Inilah Yahudi dan Nasrani dikalangan mereka ada mushaf, tetapi mereka tidak mempelajarinya, tatkala para nabi datang kepada mereka. Ibnu Hajar berkata: “hadis masyhur dari riwayat Hisyam. Dan dalam riwayat lain bunyinya:… ”Sehingga tak ada lagi hidup seorang alim pun.” Ini menunjukan betapa mulianya kedudukan ulama dalam pandangan agama. Kematian ulama berarti suatu kerugian bagi umat. Maka kemuliaan ilmu dan kepentingannya harus dirasakan oleh seseorang yang menuntutnya, dan orang yang mengamalkannya maka hidupkan ilmu-ilmu Islam dengan memelihara kitabullah dan sunah Rasul-Nya serta berusaha mengamalkannya, agar ia tetap 14 Mudzir Suparta dan Utang Ranu Wijaya. Ilmu Hadis. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996 15 Ibnu Hamzah al Husaini, Latar Belakang Historis Timbulnya Hadis- Hadis Rasul Jakarta: kalam mulia, 1996, h. 55. menjadi teladan dan panutan. Jangan tanyakan perihal kepada orang bodoh, karena bila mereka berfatwa tanpa mengerti ilmu yang sebenarnya, mereka justru akan menyesatkan umat dari jalan lurus. 48

BAB IV ANALISA HADIS TENTANG KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA