Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added Terhadap Return Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

(1)

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, FIRM SIZE, EARNINGS,

ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM

EMITEN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Oleh

DESY MARLIANY NASUTION

077017036/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

S

E K O L

A

H

P A

S C

A S A R JA

N A


(2)

PENGARUH ARUS KAS OPERASI, FIRM SIZE, EARNINGS,

ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM

EMITEN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

DESY MARLIANY NASUTION

077017036/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(3)

Judul Tesis : PENGARUH ARUS KAS OPERASI, FIRM SIZE, EARNINGS, ECONOMIC VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM EMITEN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

Nama Mahasiswa : Desy Marliany Nasution Nomor Pokok : 077017036

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Iskandar Muda, SE, M. Si, Ak) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur

(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 2 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Anggota : 1. Iskandar Muda, M.Si. Ak

2.Drs. Hasan Sakti Siregar, M. Si, Ak 3.Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak 4.Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:

Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 2 Juli 2009

Yang membuat pernyataan,


(6)

ABSTRAK

Desy Marliany Nasution, 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham Emiten Perbankan di Bursa

Efek Indonesia, dengan Komisi Pembimbing: Ade Fatma Lubis (Ketua) dan Iskandar Muda (Anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added secara simultan dan secara parsial terhadap terhadap return saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Sampel yang diambil berjumlah 23 (dua puluh tiga) emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penarikan sampel menggunakan purposive

sampling dengan periode penelitian antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear

Regression).

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Arus Kas Operasi, Firm Size,

Earnings, Economic Value Added secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap Return Saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel Arus Kas Operasi (X1) dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 9,9% sedangkan sisanya sebesar 90,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Sedangkan variabel lain yang tidak berpengaruh terdiri dari Firm Size, Earnings dan Economic Value Added.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara beberapa beberapa faktor yang paling dominan mempengaruhi Return Saham pada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Arus Kas Operasi. Dengan demikian bagi investor dan manajer keuangan dalam analisis dapat mempertimbangkan variabel Arus Kas Operasi sebagai alat pertimbangannya dalam memperoleh return saham (gain dan dividen) yang maksimum.

Kata Kunci: Return Saham, Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings dan Economic


(7)

ABSTRACT

Desy Marliany Nasution, 2009. Influence of Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added to the Rate of Return of Banking Emiten Listed in Indonesia Stock Exchange, with counsellor commission; Ade Fatma Lubis, (Chief) and Iskandar Muda (Member).

This research aim to to know influance of Cash Flow from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added variable as simultanly and partially to the rate of return in Indonesia Stock Exchange.

Sample the taken from 32 (thirty two) banking emiten in the listed in Indonesia Stock Exchange. Sample taking with purposive method sampling with period of research between of 2003 up to year of 2007. Analysis method the used is Multiple Linear Regression.

Analysis result indicate that from some variable used in this research Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added simultanly there are the influence significant to the represented by Rate of Return. Partially shown only Cash Flows from Operation (X1) variable with explained by variation the expressed in Adjusted R2 equal to 9,9 % is represented while the rest equal to 90,1 % influenced by other variable which is not explained by this research model. Where as other variable not influence with models is Firm Size, Earnings and Economic Value Added.

Research result pursuant to hypothesis test indicate that between some factors influence the Rate of Return at the banking emiten of listed in Indonesia Stock Exchange is Cash Flows from Operation (X1). Thereby, finance manager and investor have to can listen carefully to see changes that happened in company especially for fundamental analysis as well as for investor in doing decision of invesment require to consider for maximum gain or dividen from rate of return taken.

Keywords: Rate of Return, Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added.


(8)

KATA PENGANTAR

Dengan Kuasa Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam rangka penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size,

Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham Emiten Perbankan di Bursa

Efek Indonesia”. Tesis ini merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar akademik Magister Sains (M.Si) pada Program Studi Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu sudah pada tempatnya saya mengucapkan ribuan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu. Secara khusus dengan hati yang ikhlas, saya sampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Prof. Chairudin P. Lubis, DTM & H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. MSc., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak., selaku Ketua Program Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan sekaligus sebagai Pembimbing Utama yang telah banyak memberi masukan serta motivasi kepada penulis dalam rangka penyusunan tesis ini.


(9)

4. Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sampai selesainya penulisan tesis ini.

5. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si. Ak., Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.Ak., dan Ibu Dra. Tapi Andasari Lubis, M.Si, Ak masing-masing sebagai Dosen Pembanding yang telah memberikan masukan dalam rangka penulisan tesis ini.

Dalam kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan ribuan terima kasih serta penghormatan yang setulus-tulusnya kepada ayahanda Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS. Apt, ibunda Lely Ariany, suami tercinta Andi Junianto, SE, abangda Syaiful Amri Nasution, SP serta adik-adik Khairul Aswin Nasution, Amd, Muhammad Ihsan Nasution, Farid Maulana Nasution dan Hanni Syafira Nasution yang setiap saat menaruh perhatian dan dukungan penuh untuk kesuksesan studi penulis.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan keilmuan serta bermanfaat bagi masyarakat.

Medan, 21 Mei 2009


(10)

RIWAYAT HIDUP

1. N a m a : Desy Marliany Nasution 2. Tempat/tgl lahir : Medan/15 Desember 1983 3. Pekerjaan : Pegawai Swasta

4. Agama : Islam 5. Orang tua

a. Ayah : Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS. Apt b. Ibu : Lely Ariany

6. Suami : Andi Junianto, SE

7. Alamat : Jl. Tridharma No. 152 Komplek USU, Padang Bulan Medan 20155

8. Pendidikan:

a. SD Swasta Al-Azhar, Medan, Tahun 1995 b. SMP Negeri 10, Medan, Tahun 1998 c. SMA Swasta Harapan, Medan, Tahun 2001

d. Sarjana Fakultas Ekonomi USU, Medan, Tahun 2006 e. Program Profesi Akuntansi USU, Medan, Tahun 2007


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR... iii

RIWAYAT HIDUP... v

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang………... 1

1.2. Rumusan Masalah……… 9

1.3. Tujuan Penelitian.……… 9

1.4. Manfaat Penelitian……… 10

1.4.1. Kegunaan Operasional... 10

1.4.2. Kegunaan Pengembangan Ilmu... 10

1.5. Originalitas……… 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 13

2.1. Tinjauan Teoritis……… 13

2.1.1. Laporan Keuangan……….. 13

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan... 14

2.1.3. Analisis Laporan Keuangan………. 15

2.1.4. Analisis Fundamental……….. 16

2.2. Return Saham... 19

2.2.1. Model Return Saham... 20

2.3. Review Penelitian Terdahulu... 22

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……… 23

3.1. Kerangka Konsep... 23

3.2. Hipotesis... 27

BAB IV METODE PENELITIAN... 28

4.1. Jenis Penelitian………. 28

4.2. Lokasi Penelitian………. 28

4.3. Populasi dan Sampel……… 29

4.4. Metode Pengumpulan Data ………. 30


(12)

4.5.1. Definisi Operasional……… 31

4.5.2. Pengukuran Variabel……… 31

4.6. Metode Analisis Data………... 34

4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik………. 34

4.6.2. Uji Hipotesis………. 37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 40

5.1. Hasil Penelitian... 40

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian…... 40

5.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 42

5.1.2.1. Uji Normalitas... 42

5.1.2.2. Uji Multikolinearitas ... 44

5.1.2.3. Uji Autokorelasi ... 45

5.1.2.4. Uji Heteroskedastisitas... 46

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 55

6.1. Kesimpulan ... 55

6.2. Keterbatasan ... 55

6.3. Saran ………... 56


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1 Total Assets Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2006 – 2007 ... 4

1.2 Perolehan Laba Bersih Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2007... 5

2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping)... 22

4.1 Daftar Emiten Perbankan di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003 – 2007... 30

4.2 Operasionalisasi Variabel... 34

5.1 Deskriptif Statistik... 41

5.2 Uji Multikolinieritas... 45

5.3 Nilai Durbin-Watson... 46

5.4 Pengujian Goodness of Fit... 48

5.5 Uji F………... 49


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka Konsep... 23

5.1 Uji Normalitas Data dengan Histogram... 43

5.2 Normal P-P Plot... 44


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 : Data Emiten Tahun 2003... 62

2 : Data Emiten Tahun 2004... 63

3 : Data Emiten Tahun 2005... 64

4 : Data Emiten Tahun 2006... 65

5 : Data Emiten Tahun 2007... 66


(16)

ABSTRAK

Desy Marliany Nasution, 2009. Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham Emiten Perbankan di Bursa

Efek Indonesia, dengan Komisi Pembimbing: Ade Fatma Lubis (Ketua) dan Iskandar Muda (Anggota).

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added secara simultan dan secara parsial terhadap terhadap return saham emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Sampel yang diambil berjumlah 23 (dua puluh tiga) emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode penarikan sampel menggunakan purposive

sampling dengan periode penelitian antara tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.

Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear

Regression).

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Arus Kas Operasi, Firm Size,

Earnings, Economic Value Added secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan

terhadap Return Saham. Secara parsial menunjukkan hanya variabel Arus Kas Operasi (X1) dengan variasi yang terjelaskan yang dinyatakan dalam Adjusted R2 sebesar 9,9% sedangkan sisanya sebesar 90,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian ini. Sedangkan variabel lain yang tidak berpengaruh terdiri dari Firm Size, Earnings dan Economic Value Added.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara beberapa beberapa faktor yang paling dominan mempengaruhi Return Saham pada emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah Arus Kas Operasi. Dengan demikian bagi investor dan manajer keuangan dalam analisis dapat mempertimbangkan variabel Arus Kas Operasi sebagai alat pertimbangannya dalam memperoleh return saham (gain dan dividen) yang maksimum.

Kata Kunci: Return Saham, Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings dan Economic


(17)

ABSTRACT

Desy Marliany Nasution, 2009. Influence of Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added to the Rate of Return of Banking Emiten Listed in Indonesia Stock Exchange, with counsellor commission; Ade Fatma Lubis, (Chief) and Iskandar Muda (Member).

This research aim to to know influance of Cash Flow from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added variable as simultanly and partially to the rate of return in Indonesia Stock Exchange.

Sample the taken from 32 (thirty two) banking emiten in the listed in Indonesia Stock Exchange. Sample taking with purposive method sampling with period of research between of 2003 up to year of 2007. Analysis method the used is Multiple Linear Regression.

Analysis result indicate that from some variable used in this research Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added simultanly there are the influence significant to the represented by Rate of Return. Partially shown only Cash Flows from Operation (X1) variable with explained by variation the expressed in Adjusted R2 equal to 9,9 % is represented while the rest equal to 90,1 % influenced by other variable which is not explained by this research model. Where as other variable not influence with models is Firm Size, Earnings and Economic Value Added.

Research result pursuant to hypothesis test indicate that between some factors influence the Rate of Return at the banking emiten of listed in Indonesia Stock Exchange is Cash Flows from Operation (X1). Thereby, finance manager and investor have to can listen carefully to see changes that happened in company especially for fundamental analysis as well as for investor in doing decision of invesment require to consider for maximum gain or dividen from rate of return taken.

Keywords: Rate of Return, Cash Flows from Operation, Firm Size, Earnings and Economic Value Added.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beberapa informasi penting dari laporan keuangan yang mendapat perhatian utama dari investor adalah laba dan arus kas. Laba dan arus kas merupakan parameter kinerja perusahaan. Pada saat publikasi laba dan arus kas, investor akan menentukan saham-saham mana yang paling menjanjikan keuntungan baik berupa dividen maupun capital gain. Perbaikan kinerja fundamental emiten diperkirakan menjadi salah satu faktor paling dominan yang mendorong kenaikan harga saham di samping faktor lainnya. Dengan adanya publikasi laporan keuangan, diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar perusahaan, seperti ekonomi, politik, finansial dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim digunakan adalah informasi laporan keuangan. Informasi fundamental dan teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar bagi investor untuk memprediksi return, resiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu dan faktor lain yang berhubungan dengan aktivitas investasi di pasar modal.


(19)

Pasar modal sebagai salah satu instrumen penggalang dana juga menghadapi goncangan yang kuat. Goncangan tersebut berupa penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 637,40 di tahun 1997 menjadi 401,70 di tahun 1998. Kapitalisasi pasar juga mengalami hal serupa, yaitu di tahun 1997 Rp.215,10 trilyun turun menjadi Rp.159,90 di tahun 1998, sedangkan total transaksi menurun dari 120,40 trilyun pada tahun 1997 menjadi 99,60 trilyun untuk tahun 1998 (Bursa Efek Jakarta 2002). Dampak serius yang dialami sektor perbankan akibat krisis ekonomi berimbas pada dilikuidasinya 16 bank pada tahun 1997, disusul dengan pembekuan 10 bank di tahun 1998 dan penutupan sendiri 2 bank campuran pada tahun 1999.

Fenomena tersebut disebabkan tingginya suku bunga perbankan, yaitu mencapai 77,63% di tahun 1998. Suku bunga yang tinggi dan tidak adanya dukungan dari sektor riil membuat banyak kredit pinjaman perbankan mengalami penundaan pembayaran sehingga dikategori sebagai kredit macet. Penutupan dan likuidasi beberapa bank yang dilakukan pemerintah menimbulkan krisis kepercayaan pada masyarakat terhadap sektor perbankan, terbukti dengan menurunnya minat investor dan calon investor terhadap saham perbankan.

Industri perbankan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang pesat hal ini ditandai dari sisi perbankan sebagai tiang pokok perekonomian di Indonesia merupakan sektor yang paling terpukul dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997. Krisis tersebut mengubah struktur permodalan dan peta perbankan Indonesia dari sekitar 240 bank menjadi 134 bank. Selain itu, pemerintah mengulurkan Rp.655 triliun untuk program pemulihan perbankan dengan instrumen Bantuan Likuiditas


(20)

Bank Indonesia (BLBI), Rp.434 triliun diantaranya tersedot untuk program rekapitalisasi. Berdasarkan data PT. Mitraconprima atau ECFIN (Institute For

Economic and Financial Research) merupakan lembaga penelitian, penerbitan dan

konsultasi ekonomi di Bursa Efek Indonesia menyimpulkan pada tahun 2007 terdapat 30 (tiga puluh) lembaga perbankan dengan total assets yang dimiliki terdapat pada Tabel 1.1 berikut:


(21)

Tabel 1.1. Total Assets Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2007

Sumber: ECFIN, 2008.

Berdasarkan pada Tabel 1.2 tersebut total assets lembaga perbankan yang memiliki assets tertinggi yaitu PT. Bank Mandiri Tbk diikuti oleh PT. Bank Central Asia Tbk, PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Dari tabel tersebut komposisi assets terbesar masih didominasi oleh Bank milik pemerintah. Sedangkan dari perolehan laba bersih terdapat pada Tabel 1.2 berikut:


(22)

Tabel 1.2. Perolehan Laba Bersih Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 – 2007

Sumber: ECFIN, 2008.

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas perolehan laba bersih (net income after taxes) tertinggi didominasi oleh Bank milik pemerintah yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT. Bank Central Asia, Tbk dan PT. Bank Mandiri, Tbk. Hal tersebut menunjukkan perkembangan perbankan di Indonesia yang semakin membaik.

Setiap investasi tentu memiliki risiko dan return yang berbeda-beda. Para investor sendiri tentu selalu berharap dapat memaksimalkan return atas investasinya


(23)

berdasarkan tingkat toleransinya terhadap risiko. Investor yang berani mengambil risiko (risk taker) cenderung memilih saham-saham dengan tingkat risiko yang tinggi dengan pengharapan akan menuai return yang tinggi pada akhirnya. Sebaliknya, investor yang kurang berani (risk averse) cenderung memilih saham-saham dengan

return yang normal.

Tingkat keuntungan (return) merupakan motivasi investor dalam berinvestasi, karena itu, return seringkali dijadikan sebagai ukuran dalam membandingkan berbagai alternatif investasi. Pengukuran return historis memberikan dua keuntungan bagi investor. Hal yang pertama, pengukuran return historis yaitu memungkinkan investor mengetahui keberhasilan mereka dalam melakukan suatu investasi. Hal yang kedua, pengukuran return historis juga ikut berperan dalam memperkirakan return masa depan.

Salah satu tujuan investor dalam berinvestasi adalah memperoleh deviden. Tujuan lain adalah memperoleh capital gain, yaitu selisih lebih antara harga investasi saat ini dengan harga investasi di masa lalu. Perilaku investor seperti itu mengindikasikan bahwa mereka membeli saham pada saat harga saham turun dan menjualnya kembali pada saat harga saham meningkat. Indikasi ini menyimpulkan bahwa seorang calon investor yang ingin membeli saham di pasar sekunder harus senantiasa memperhatikan pergerakan harga saham tersebut. Kekuatan analisis investor dalam menilai dan memperkirakan harga saham akan berpengaruh terhadap


(24)

akan memberikan informasi kepada investor waktu yang tepat untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya.

Penelitian tentang kandungan informasi laba dan arus kas telah banyak dilakukan, baik di luar negeri maupun di dalam negeri terutama penelitian yang memfokuskan pada kandungan informasinya. Economic Value Added (EVA) yang dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart & Company, sebuah konsultan manajemen terkemuka adalah salah satu varian value based management (Stewart, 1991). EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) diatas cost of capital perusahaan. Secara matematis, EVA dihitung dari laba setelah pajak dikurangi dengan cost of capital tahunan. Jika EVA positif, menunjukkan perusahaan telah menciptakan kekayaan. Sebelum munculnya konsep EVA, tolok ukur lain yang banyak digunakan oleh para analis untuk mengukur kinerja suatu perusahaan, antara lain adalah arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (operating cash flows), earnings before

extraordinary income, residual income dan lain sebagainya. EVA didasarkan pada

konsep dengan menambahkan adanya penyesuaian akuntansi (accounting adjustment) Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik adalah

economic value added (Stewart, 1991).

Menurut Stewart & Company, earnings dan earnings per share adalah pengukuran yang keliru untuk kinerja perusahaan. Pengukuran kinerja yang terbaik


(25)

adalah economic value added (Stewart, 1991). Ada tiga hal utama yang membedakan EVA dengan tolok ukur keuangan yang lain (McDaniel, Gadkari dan Fiksel, 2000) yaitu: (1) EVA tidak dibatasi oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pengguna EVA bisa menyesuaikan dengan kondisi spesifik, (2) EVA dapat mendukung setiap keputusan dalam sebuah perusahaan, mulai dari investasi modal, kompensasi karyawan dan kinerja unit bisnis, (3) Struktur EVA yang relatif sederhana membuatnya bisa digunakan oleh bagian engineering, environmental dan personil lain sebagai alat yang umum untuk mengkomunikasikan aspek yang berbeda dari kinerja keuangan. Apabila perusahaan mempunyai tujuan untuk melipatgandakan kekayaan pemegang saham, maka ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, seharusnya mempunyai hubungan langsung dengan return yang diterima oleh pemegang saham. Sebagai tolak ukur kinerja yang baik, EVA seharusnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kekayaan pemegang saham suatu perusahaan, sebagaimana tolok ukur kinerja yang lain.

Size perusahaan menurut hasil penelitian Cooke (1992) terbukti

mempengaruhi luas pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Penelitian Miswanto (1999) tentang pengaruh operating leverage, cyclicality, dan ukuran perusahaan terhadap risiko bisnis menemukan bahwa operating leverage tidak berpengaruh terhadap peningkatan risiko bisnis begitu pula dengan pengaruh

cyclicality terhadap risiko bisnis relatif kecil sedangkan ukuran perusahaan memiliki


(26)

membuktikan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap risiko investasi yang berarti pula berpengaruh terhadap return investasi.

Alasan-alasan tersebut memberi inspirasi untuk melakukan studi tentang pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap

return saham pada emiten perbankan di Bursa Efek Indonesia tahun 2003 sampai

tahun 2007. Maka dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham Emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apakah Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return Saham emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia ?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Arus Kas Operasi, Firm

Size, Earnings, Economic Value Added secara simultan dan parsial terhadap Return Saham emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia.


(27)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Kegunaan Operasional

1. Bagi perusahaan (emiten): bukti empiris ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan daya tarik atas keuntungan (return) sahamnya dengan menyajikan informasi yang relevan, lengkap, akurat dan tepat waktu bagi investor khususnya mengenai informasi yang terkandung dalam laporan arus kas operasi, Firm Size, Earnings dan Economic Value Added.

2. Bagi investor: penelitian ini bermanfaat untuk memberikan alternatif bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan berinvestasi.

3. Bagi peneliti, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, terutama mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4.2. Kegunaan Pengembangan Ilmu

1. Kegunaan teoritis, memberikan sumbangan pemikiran pada pengembangan ilmu akuntansi khususnya akuntansi keuangan agar dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori berkaitan dengan analisis fundamental. 2. Sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, terutama

mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap return saham emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

3. Bermanfaat bagi calon investor, kreditur sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan investasi di Pasar Modal.

4. Sebagai tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan variabel lain yang terkait.

1.5. Originalitas

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Muammar Khadafi (2005) tentang Pengaruh Arus Kas dan Laba terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan pengujian secara regresi baik parsial maupun simultan menunjukkan bahwa laporan arus kas berpengaruh signifikan terhadap return saham. Pada penelitian ini meneliti tentang tentang Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap Return Saham. Replikasi dari penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic

Value Added secara simultan dan parsial terhadap Return Saham emiten Perbankan

di Bursa Efek Indonesia. Replikasi dilakukan dengan menambahkan variabel Firm

Size, Earnings, Economic Value Added sebagai variabel dependen.

Penelitian terdahulu memakai periode penelitian tahun 1998-2003, sedangkan penelitian ini memakai periode penelitian 2003-2007, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih up-to-date. Motivasi penelitian ini adalah peneliti ingin melihat generalisasi dari penelitian terdahulu jika diteliti pada periode sesudah keadaan


(29)

perekonomian di Indonesia mulai pulih. Motivasi lainnya adalah peneliti ingin membuktikan konsistensi dari penelitian sebelumnya. Selain itu dalam penelitian ini menggunakan sampel emiten perbankan yang berbeda dari penelitian sebelumnya.


(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan

Menurut standar akuntansi keuangan (IAI, 2004), laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap bisanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan ini diperlukan oleh investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, dan masyarakat sebagai bahan informasi untuk mengambil keputusan dalam mengakomodasi kepentingan masing-masing. Periode penyajian Laporan keuangan disajikan bulanan, triwulanan, kuartalan dan semesteran. Laporan keuangan yang disusun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakainya. Namun demikian laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, karena laporan keuangan secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.


(31)

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa depan.

Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi.

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen


(32)

(stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuidasi dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Informasi sumber daya ekonomi yang dikendalikan dan kemampuan perusahaan dalam memodifikasi sumber daya ini di masa lalu berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas di masa depan.

Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi selama periode pelaporan. Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca, informasi kinerja terutama disediakan dalam laporan laba rugi. Dari alasan-alasan tersebut di atas menekankan bahwa informasi akuntansi keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh para pengambil keputusan ekonomi.

2.1.3. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan berusaha mengidentifikasikan aspek-aspek yang relevan bagi pengambilan keputusan investasi (Ou & Penman, 1989: 297). Salah satu tujuan dari analisis tersebut adalah untuk memperkirakan perusahaan yang dicerminkan oleh laporan keuangan. Beberapa studi empiris menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara informasi akuntansi dengan harga pasar saham.


(33)

Agar laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi yang berarti, maka perlu intepretasi dan analisis yang memadai sehingga dapat membentuk basis bagi keputusan yang diambil. Analisis laporan keuangan mencakup perangkat kerja dan teknik yang memungkinkan para analis untuk menganalisis laporan keuangan masa lalu dan saat sekarang, sehingga kinerja finansial dan posisi keuangan perusahaan dapat dievaluasi dan resiko serta potensi perusahaan di masa depan dapat diestimasi.

Analisis laporan keuangan menurut Gibson (1998: 120) adalah The judgement

process one of the primary objectives is identification of major change (tuning points) in trends, a relationship and investigation of the reasons underlying those change.

Dengan demikian menganalisis laporan keuangan pada hakikatnya adalah untuk mengetahui secara cermat tentang keadaan keuangan perusahaan serta hubungannya dengan operasi perusahaan. Bagi investor analisa laporan keuangan juga merupakan suatu yang sangat berarti dan membantu dalam proses penilaian dan memproyeksikan keadaan keuangan serta hasil usaha suatu proyek atau perusahaan. Jadi analisa laporan keuangan belum merupakan tujuan, melainkan merupakan alat untuk menilai kondisi (kinerja) keuangan perusahaan.

2.1.4. Analisis Fundamental

Analisis fundamental bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Oleh karena itu, seorang fundamentalis mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi perusahaan. Argumentasi dasarnya adalah bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai


(34)

intrinsik suatu saat tapi juga, dan bahkan lebih penting, harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilai di kemudian hari.

Analisis fundamental sangat berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Menurut (Darmadji dan Fakhrudin, 2006: 189) “analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan”. Dengan demikian, analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.

Beberapa data atau indikator yang umum digunakan dalam analisis fundamental adalah: pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, imbal hasil atau pengembalian atas ekuitas (return on equity), margin laba (profit margin), dan data-data keuangan lainnya sebagai sarana untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Dengan analisis ini diharapkan calon investor akan mengetahui bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi milik investor apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan atau tidak karena biasanya nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang bersangkutan.

Analisis fundamental memfokuskan pada data laporan keuangan perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasikan secara akurat. Tujuan analisis fundamental adalah untuk menentukan apakah nilai saham berada


(35)

pada posisi underpriced atau overpriced. Saham dikatakan underpriced bilamana harga saham di pasar modal lebih kecil dari harga wajar atau nilai yang seharusnya (nilai intrinsik), dan harga saham dikatakan overpriced apabila harga saham di pasar modal lebih besar dari nilai intrinsiknya.

Metode untuk menilai harga saham dilakukan dengan 2 (dua) pendekatan, (Emery, et al., 2004: 504), yaitu:

1. Pendekatan Deviden

Dalam pendekatan ini menggunakan teknik kapitalisasi deviden di mana semua arus deviden di masa mendatang didiskonto ke masa sekarang. Pendekatan ini terdiri dari 3 model, yaitu:

a. Deviden Tanpa Pertumbuhan, yaitu harga saham ditentukan berdasarkan arus

deviden yang akan diterima tanpa memperhitungkan tingkat pertumbuhan deviden.

b. Deviden dengan Tingkat Pertumbuhan Normal atau Konstan, yaitu deviden

akan berkembang dari periode ke periode dengan tingkat pertumbuhan yang sama selamanya.

c. Deviden Yield, yaitu deviden yang dipengaruhi oleh devidend payout ratio,

dimana proporsi deviden dibandingkan dengan laba per lembar saham.

2. Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan dibagi menjadi 3 (tiga) model, yaitu model nilai sekarang pendapatan, model PER dan model value earnings.


(36)

a. Nilai Sekarang Pendapatan merupakan harga saham berasal dari penjumlahan nilai sekarang dari seluruh EPS (Earning per Share) yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Nilai sekarang EPS selalu dihitung meskipun perusahaan tidak membagikan deviden kepada pemegang saham. Dengan demikian, harga saham tidak dipengaruhi oleh besar atau kecilnya deviden, tetapi dipengaruhi oleh seberapa besar perusahaan mampu memberikan pendapatan per saham. Jika EPS terus meningkat, maka harga saham juga meningkat.

b. Price Earning Ratio (PER)

PER digunakan investor untuk menghubungkan laba perusahaan dengan harga sahamnya yang dapat dirumuskan:

PER =

share per Earnings

share per price Market

c. Value Earning Ratio (VER)

Pada saat seorang investor membeli saham biasa, satu-satunya arus kas yang diharapkan akan diterima selama memiliki saham tersebut adalah deviden kas.

2.2. Return Saham

Return saham adalah suatu tingkat pengembalian saham yang diharapkan atas investasi yang dilakukan dalam saham atau beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio. Van Horne (1992: 121) mendefinisikan return saham yaitu: The return of an investment is the change of market price”. Sedangkan Stickey (1993: 2)


(37)

menyatakan bahwa “equity investors receive their return in the form devidend plus change in the market price of their share (that is capital gain or losses)”.

Berdasarkan definisi di atas maka return atas suatu saham terdiri dari capital

gain (losses) dan dividen yield. Capital gain (losses) merupakan selisih dari harga

investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Capital gain terjadi jika harga pasar yang dinilai sekarang lebih tinggi dari harga perolehannya. Sedangkan

Capital losses terjadi jika nilai sekarang harga pasar lebih rendah dari harga

perolehannya.

2.2.1. Model Return Saham

Dalam memperkirakan besarnya return saham yang diharapkan menurut Aswalth (2001: 44) ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:

a. Historical Model Approach

Pendekatan ini merupakan model pendekatan yang paling sederhana karena mengasumsikan bahwa Return saham yang diharapkan (expected return) selama

event window adalah nol. Dengan demikian menurut pendekatan ini abnormal return adalah sama dengan total return.total return adalah Capital gain (losses)

ditambah dengan Dividen Yield, perubahan harga dibagi dengan harga pada awal periode dan jika terdapat pembayaran dividen tersebut akan ditambahkan pada selisih perubahan harga.

b. Market Adjusted Return Approach

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa return suatu saham dipengaruhi oleh


(38)

Oleh karenanya menurut pendekatan ini abnormal return adalah sama dengan

return pasar.

c. Adjusted Beta Return Model Approach

Pendekatan ini mengakui bahwa pergerakan pasar akan mempengaruhi return suatu saham. Perbedaannya adalah bahwa pendekatan ini juga mengakui bahwa pengaruh pasar berbeda-beda antara suatu saham dengan yang lain: ada saham yang sangat sensitif terhadap perubahan pasar, sebaliknya ada saham yang tidak banyak dipergunakan perubahan pasar.

d. Return Tidak Normal

Suatu studi menganalisis return tidak normal (abnormal return) sekuritas yang mungkin terjadi di sekitar pengumuman suatu peristiwa. Abnormal return atau

excess return merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.

e. Akumulasi Return Tidak Normal

Akumulasi Return Tidak Normal (ARTN) atau Cumulative Abnormal Return (CAR) merupakan penjumlahan return tidak normal hari sebelumnya di dalam periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas.


(39)

2.3. Review Penelitian Terdahulu

Adapun literatur penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu (Theoretical Mapping) No Nama Peneliti & Tahun Judul Penelitian Variabel penelitian Hasil dari Penelitian

1 Livnat dan Zarowin (1990)

Hubungan Arus Kas, Investasi Finansial dengan Return Saham.

Cash flow Operasi, investasi, financial dan return saham.

Komponen laba (kas operasi dan total akrual) mempunyai kandungan informasi tambahan melebihi laba yang tidak bisa dipisahkan dari total akrual sebagai tambahan informasi melebihi komponen kas operasi.

2 Biddle, G.C., R.M. Bowen and J.S.

Wallace (1997)

Does EVA Beat Earnings? Evidence on Associations with Stock Returns and Firm Value.

EVA, arus kas operasi, accrual earnings, dan return saham.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel earnings memiliki pengaruh yang lebih nyata dibandingkan dengan EVA, residual income dan arus kas operasi. 3

Garvey dan Milbourn (2000)

EVA versus Earnings: Does It Matter Which Is More Highly Correlated with Stock Returns.

EVA, Earnings dan Return Saham.

Bahwa perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi EVA memang memiliki EVA yang berkorelasi yang lebih tinggi dengan return, dibandingkan earnings.

4 Peixoto (2001) Economic Value Added Application to Portuguese Public Companies.

Membandingkan hubungan antara EVA dan MVA dengan hubungan antara MVA dan net income atau operating profit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel net income adalah satu-satunya variabel yang signifikan secara statistik

5 Fernandez (2001) EVA, Economic profit and cash value added do not measure shareholder value creation.

Market Value Added (MVA), EVA, NOPAT dan WACC.

Mengkorelasikan antara kenaikan Market Value Added (MVA) tiap tahun terhadap nilai EVA, NOPAT dan WACC tahun yang bersangkutan, yang ternyata kemudian menunjukkan hasil bahwa korelasi antara kenaikan MVA dengan variabel NOPAT memiliki nilai yang terbesar dibandingkan variabel yang lain. 6 Muammar Kadafi

(2005)

Pengaruh Arus Kas dan Laba terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta.

Unsur-unsur laporan arus kas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta Laba Akuntansi.

Hasil penelitian ini menunjukkan pengujian secara regresi baik parsial maupun simultan bahwa laporan arus kas berpengaruh signifikan terhadap return saham.

7 Daniati, Ninna dan Suhairi. (2006)

Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ).

Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Size dan Expected Return.

Adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas dari aktivitas operasi terhadap expected return saham.


(40)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konsep

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

Penelitian mengenai pentingnya analisis terhadap arus kas telah dilakukan pula oleh Finger (1994: 210-223). Finger melakukan penelitian dengan menguji kemampuan laba untuk memprediksi laba dan arus kas di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: laba merupakan prediktor yang signifikan atas laba di masa mendatang untuk 88% perusahaan dan arus kas adalah prediktor yang lebih baik atas arus kas untuk periode prediksi jangka pendek, dibandingkan prediktor laba

FIRM SIZE (X2)

ARUS KAS OPERASI (X1)

EARNINGS (X3)

ECONOMIC VALUE ADDED

(X4)

RETURN SAHAM


(41)

atau arus kas. Hasil penelitian Finger tidak mendukung pernyataan FASB bahwa laba adalah prediktor yang lebih baik atau arus kas dibandingkan dengan arus kas.

Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak kreditur akan didahulukan sementara nilai saham akan menurun drastis. Jadi dengan demikian nilai saham merupakan indeks yang tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya perubahan harga saham pada suatu periode (Ross, 2002). Biddle, Bowen dan Wallace (1997) menguji pernyataan bahwa EVA mempunyai pengaruh yang lebih nyata terhadap return yang diterima oleh pemegang saham dan nilai perusahaan, dibandingkan dengan arus kas operasi dan accrual earnings, serta mengevaluasi komponen unik EVA yang mana yang mempunyai pengaruh terhadap return. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ternyata earnings memiliki pengaruh yang lebih nyata dibandingkan dengan EVA,


(42)

Selain itu, tidak ada komponen unik EVA yang mempunyai pengaruh nyata terhadap return. Persamaan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah kesamaan topik penulisan yaitu hubungan antara economic value added dengan nilai pemegang saham, dibandingkan dengan earnings dan arus kas operasi. Perbedaannya terletak pada sub topik evaluasi komponen unik EVA dan juga obyek penelitian.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Garvey dan Milbourn (2000) yang berjudul “EVA versus Earnings: Does It Matter Which Is More Highly Correlated with Stock Returns?”. Penelitian ini lebih menekankan pada situasi kenapa apa EVA mengalahkan earnings. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang telah mengadopsi EVA memang memiliki EVA yang berkorelasi yang lebih tinggi dengan return, dibandingkan earnings.

Penelitian berikutnya adalah penelitian Peixoto (2001) dengan judul

Economic Value Added Application to Portuguese Public Companies”. Penelitian ini menggunakan net income dan operating profit sebagai tolok ukur yang lain, menggunakan equity market value sebagai variabel dependent, serta mengambil sampel perusahaan publik di Portugal. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan hubungan antara EVA dan MVA dengan hubungan antara MVA dan net income atau

operating profit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel net income adalah

satu-satunya variabel yang signifikan secara statistik.

Penelitian Fernandez (2001) juga menjadi dasar penelitian ini, yang berjudul

EVA, Economic profit and cash value added do not measure shareholder value


(43)

mengkorelasikan antara kenaikan Market Value Added (MVA) tiap tahun terhadap nilai EVA, NOPAT dan WACC tahun yang bersangkutan, yang ternyata kemudian menunjukkan hasil bahwa korelasi antara kenaikan MVA dengan variabel NOPAT memiliki nilai yang terbesar dibandingkan variabel yang lain. Perbedaan yang lain adalah penelitian ini juga membandingkan korelasi antara variabel economic profit, EVA, laba setelah pajak, return on equity (ROE), equity cash flow, tingkat bunga,

adjusted ROE dan kenaikan tingkat bunga, masing-masing dengan return yang

diterima oleh pemegang saham. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bunga dengan return memiliki korelasi yang tertinggi. Selain itu penelitian Fernandez ini mengambil sampel perusahaan perusahaan di Amerika Serikat dan Spanyol.

Brooks dan Buckmaster (1976) mengatakan bahwa persistensi laba merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi respon harga, dan persistensi berhubungan dengan besarnya unexpected earnings (dalam Hodgson et.al, 2000). sebagai contoh, perusahaan yang mengalami perubahan laba yang sangat besar pada suatu periode jarang sekali dapat mempertahankannya untuk periode berikutnya. Jika perubahan laba yang sangat besar tersebut mencerminkan adanya komponen transitori dalam laba, maka akan terjadi hubungan yang negatif antara besarnya unexpected

earnings dengan persistensi laba.

Berdasarkan uraian-uraian tugas di atas maka dapat dijelaskan kerangka pemikiran dalam kerangka pemikiran pada Gambar 3.1 di atas.


(44)

3.2. Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian adalah:

Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings dan Economic Value Added berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Return Saham emiten Perbankan di Bursa Efek Indonesia.


(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya atau extended replication dari penelitian yang dilakukan Khadafi (2005). Penelitian ini bertujuan apakah konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya. Agar dapat menggeneralisasi dan menyempurnakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan menggunakan data selama 5 (lima) tahun berikutnya, yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan 2007 dan menambahkan variabel ukuran perusahaan, laba bersih sebelum pajak dan faktor EVA.

4.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah emiten perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2003 sampai 2007, dan ruang lingkup penelitian ini adalah laporan keuangan yang memenuhi kriteria variabel penelitian dan tetap dipublikasikan selama tahun pengamatan.


(46)

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan seluruh perusahaan perbankan yang go publik yang listing 5 (lima) tahun berturut-turut di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan keseluruhan populasi dalam penelitian ini disebut dengan SENSUS pada seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Sensus dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 23 (dua puluh tiga) dengan kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Emiten perbankan go publik yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama 5 (lima) tahun berturut-turut selama tahun pengamatan tahun 2003-2007. 2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit Akuntan Publik paling tidak

pada periode 31 Desember 2003 sampai dengan 31 Desember 2007.

Adapun daftar emiten perbankan yang terdaftar di BEI yang terpilih terdapat pada Tabel 4.1 berikut:


(47)

Tabel 4.1. Daftar Emiten Perbankan di Bursa Efek Jakarta 2003 – 2007

No. Singkatan Nama Bank

1 ANKB Bank Windu Kencana International Tbk 2 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk

3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBIA Bank UOB Buana Tbk

5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 6 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 8 BCIC Bank Century Intervest Corporation Tbk 9 BDMN Bank Danamon Tbk

10 BEKS Bank Eksekutif International Tbk 11 BKSW Bank Kesawan Tbk

12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 13 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

14 BNII Bank International Indonesia Tbk 15 BNLI Bank Permata Tbk

16 BSWD Bank Swadesi Tbk

17 BVIC Bank Victoria International Tbk 18 INPC Bank Artha Graha International Tbk 19 LPBN Bank Lippo Tbk

20 MAYA Bank Mayapada Tbk 21 MEGA Bank Mega Tbk 22 NISP Bank NISP Tbk

23 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

Sumber: Indonesian Capital Market Directory, 2008.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang meliputi data laporan keuangan tahunan perusahaan yang sudah diaudit dan dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Periode waktu pengamatan mulai tahun 2003 sampai dengan 2007. Data diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory.


(48)

Untuk pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan tipe

pooled data. Pool data dimaksudkan agar memenuhi jumlah observasi memenuhi

syarat Ordinary Least Square (OLS) dalam analisis regresi. Dengan tipe pooled data jumlah observasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 23 (dua puluh tiga) emiten.

4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 4.5.1. Definisi Operasional

Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham dilambangkan sebagai Y.

Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu arus kas operasi (X1), Firm Size (X2), earnings (X3)

dan economic value added (X4).

4.5.2. Pengukuran Variabel

1. Return Saham (Y)

Return Saham adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham

sebagai hasil dari investasinya. Jogiyanto (1998) membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasian (expected


(49)

relatif. Return realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko mendatang. Sedangkan return ekspektasian merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan bersifat tidak pasti.

Return saham adalah tingkat pengembalian saham atas investasi yang dilakukan.

Komposisi perhitungan rate of return saham terdiri dari capital gain (loss) atau deviden. Capital gain (loss) merupakan selisih laba/rugi yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham relatif lebih tinggi atau rendah dibandingkan harga saham periode sebelumnya.

Sedangkan dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan pada periode tertentu sesuai dengan keputusan manajemen. Dividen atau yield bisa berupa angka nol (0) dan positif (+). Dalam menghitung return saham dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Return Saham = Capital gain (loss) + Yield

= Pi – Pt-1 + D1 X 100% Pt-1

Di mana:

Pt = Harga saham sekarang Pt-1 = Harga saham periode lalu

Dt = Deviden yang dibayarkan sekarang

2. Arus Kas Aktivitas Operasi (X1)

Arus kas dari operasi menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil operasi bersih berupa penjualan barang maupun jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk ataupun jasa yang berasal dari aktivitas normal perusahaan.


(50)

3. Ukuran Perusahaan/Firm Size (X2)

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari keputusannya dalam memilih hutang. Perusahaan besar umumnya lebih banyak menggunakan hutang jangka panjang dan perusahaan kecil akan menggunakan hutang jangka pendek. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian ini di proxy dengan nilai logaritma dari total aktiva yang dirumuskan sebagai berikut:

Size = Log (TA 1)

Di mana: Size = Ukuran Perusahaan TA1 = Total Aktiva Perusahaan

Penggunaan nilai logaritma dilakukan untuk menghindari deviasi yang besar antara perusahaan yang memiliki aktiva besar dengan perusahaan yang memiliki aktiva kecil.

4. Earnings (X3)

Adalah laba bersih sebelum pajak (net income before taxes) selama satu tahun buku sebagaimana tercantum dalam Laporan Laba Rugi. Earnings diukur dengan satuan Rupiah.

5. Economic Value Added (X4)

EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan

economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran yang lain. EVA

juga merupakan ukuran kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu. EVA dirumuskan:


(51)

Tabel 4.2. Operasionalisasi Variabel Nama

Variabel

Indikator

Variabel Definisi Parameter

Skala Ukuran Variabel Independen Arus Kas Operasi

(X1)

Ukuran Perusahaan

(X2)

Earnings (X3)

Economic Value Added (X4)

Arus kas dari operasi menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang maupun jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk ataupun jasa

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari besarnya jumlah assets yang dimiliki.

Laba bersih sebelum pajak.

Ukuran kinerja keuangan yang paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan, dibandingkan dengan ukuran yang lain.

Rupiah

Size = Log (Total Aktiva)

Rupiah

EVA = Adjusted NOPAT (k * adjusted capital)

Rasio Rasio Rasio Rasio Variabel Dependen Return Saham (Y)

Adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dari para investor dari kenaikan harga saham dan pembangian deviden.

Return Saham = Capital gain (loss) + Yield = Pi – Pt-1 + D1 X 100% Pt-1

Rasio

4.6. Metode Analisis Data 4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik

Salah satu syarat untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan metode regresi berganda adalah uji asumsi klasik. Jika asumsi-asumsi tersebut tidak semua


(52)

terpenuhi maka hasilnya akan bias (Mason & Douglas, 1999: 109). Uji ini meliputi: uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau tidak. Model regressi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Menurut Ghozali (2003: 112), ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat grafik normal plot dan secara statistik dengan Uji Kolmogorov Smirnov.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regressi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Mason dan Lind (1999: 113), Konsekuensi praktis yang timbul sebagai adanya multikolinearitas ini adalah kesalahan standar penaksir semakin besar dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Multikolinearitas terjadi jika variabel bebas saling berkorelasi. Hal ini bisa menyebabkan kesimpulan yang salah sehubungan dengan manakah variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata dan yang tidak nyata.

Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai


(53)

tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari

multikolinearitas. VIF = 1/ Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/ 10 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Salah satu pengujian yang digunakan untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Durbin–Watson (DW test). Jika nilai Durbin–

Watson berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi (Santoso, 2003).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan


(54)

residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.2. Uji Hipotesis

Alat uji yang digunakan untuk analisis penelitian ini adalah Uji Regresi Linier Berganda (Multiple regression analysis) untuk melihat pengaruh tingkat pajak, kesulitan keuangan, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas, pembayaran dividen, dan struktur aktiva terhadap tax benefits dari penggunaan hutang. Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini karena variabel terikat yang dicari untuk dijelaskan hipotesis bergantung pada lebih dari satu variabel bebas.

Analisis regresi berganda dapat dikategorikan sebagai analisis multivariat. Analisis Multivariat pada dasarnya adalah analisis untuk lebih dari 2 (dua) variabel dan prosesnya dilaksanakan secara simultan. Keunggulan dari regresi berganda adalah dapat meningkatkan keakuratan hubungan variabel terikat dengan variabel bebas (Levin & Rubin, 1998). Model regresi berganda adalah sebagai berikut:

YRS = 01 X1 + 2 X2 + 3 X3 +4 X4+ 

Keterangan: Y = Return Saham

0 = intercep

X1 = Arus Kas Operasi;

X2 = Firm Size;

X3 = Earnings;


(55)

1-4 = koefisien regresi variabel ke 1 sampai ke variabel 4 ;

= error term

Asumsi yang dipergunakan dalam persamaan regresi berganda adalah: 1.e atau error term merupakan variabel random yang terdistribusi secara normal.

2.Varians dalam nilai Y sama

3.Error term independent satu dengan yang lainnya.

4.Asumsi linearitas

5.Jumlah data yang diobservasi (n) melebihi jumlah variabel bebas (k), setidaknya dua.

6.Antar variabel bebas tidak ada hubungan linier.

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness of fit-nya. Secara statistik, setidaknya dapat diukur dari koefisien

determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t.

Uji Simultan dengan F – Test

F – test ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added secara simultan terhadap

Return Saham. Hasil F - test ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel

ANOVA, yang menunjukkan jika F hitung > F tabel atau p-value pada kolom sig < level of significant () maka variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat, demikian juga sebaliknya jika jika F hitung < F tabel


(56)

atau p-value pada kolom sig > level of significant () maka variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Uji Parsial dengan t – test

t-test bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh bukti empiris tentang

pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added secara parsial terhadap Return Saham. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel Coefficientsa.

Nilai dari uji t-test dapat dilihat dari masing-masing variabel bebas, jika t-hitung >

t-tabel atau p-value (kolom sig) < level of significant, maka variabel bebas secara

parsial berpengaruh terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika t-hitung < t-tabel atau p-value (kolom sig) > level of significant, maka variabel bebas secara parsial tidak


(57)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Data Penelitian

Berdasarkan hasil pengolahan data di mana hasil uji regresi berganda yang menunjukkan model regresi yang tidak linier dan tidak melewati uji asumsi klasik. Selanjutnya untuk mendapatkan model yang layak (blues unbiased linier) dilanjutkan dengan melakukan transformasi logaritma natural. Asumsi utama dilakukannya transformasi tersebut adalah untuk menghindari pencilan data yang tertinggi dengan data yang terendah akibat karena terjadinya perbedaan antara bank yang besar dengan bank yang kecil. Setelah transformasi dilakukan maka dilakukan pengujian regresi berganda setelah melewati uji asumsi klasik. Berdasarkan model yang sudah dilogaritma maka diperoleh model yang akan dibahas lebih lanjut yang terdapat pada Lampiran 6 merupakan model yang telah melewati uji asumsi klasik.

Statistik deskriptif untuk setiap variabel bebas yang dianalisis disajikan pada Tabel 5.1. Variabel bebas yang digunakan dalam analisis ini sebanyak 5 (lima), yaitu Arus Kas Operasi (X1), Firm Size (X2), Earnings (X3), Economic Value Added (X4), dan Return Saham (Rate of Return/Y) terdapat pada Tabel 5.1 sebagai berikut:


(58)

Tabel 5.1. Deskriptif Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Return_Saham_Y 115 -.63 18.86 .7592 2.09946 CFO_X1 115 -839228740 35322114757 635851690.20 3547437368.138 Size_X2 115 273871 319085590 47006368.51 69203052.606 Earnings_X3 115 -748563 5255701 772557.65 1291849.469 EVA_X4 115 -60037931 3574485 -679304.58 5762529.550 Valid N (listwise) 115

Sumber: Hasil Output SPSS (Lampiran 6)

Arus Kas Operasi (X1) perusahaan sampel yang mengukur jumlah arus kas dari aktivitas operasi perusahaan. Dari sampel yang diperoleh diketahui bahwa secara umum rata-rata tingkat arus kas dari aktivitas operasi tahun 2003-2007 adalah sebesar Rp.63.5851.690.200, dengan tingkat arus kas dari aktivitas operasi tertinggi sebesar Rp.35.322.114.757.000.- dan yang terendah (Rp.839.228.740). Dengan standar deviasi dari rata-rata sebesar Rp.3.547.437.368.13.-

Size (X2) yang mengukur kemampuan total assets perusahaan. Pada Tabel 5.1

terlihat bahwa rata-rata total assets sebesar Rp.4.700.636.851.000.- dengan nilai

assets tertinggi sebesar Rp.319.085.590 triliun dan terendah sebesar Rp.273.871

milyar.

Earnings (X3) dalam penelitian ini diukur dengan laba bersih sebelum pajak.

Berdasarkan Tabel 5.1 terlihat bahwa rata-rata laba bersih sebelum pajak dalam kurun waktu 2003-2007 adalah sebesar Rp.772.557.65 milyar dengan rata-rata laba bersih sebelum pajak tertinggi dan terendah masing-masing Rp.5.255.701 triliun dan Rp.74.856 milyar.


(59)

Economic Value Added (EVA), menggambarkan nilai tambah yang tercipta

apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan. Berdasarkan Tabel 5.1 di mana pada tahun 2003 - 2007 rata-rata EVA emiten sebesar (Rp.679.304.58) dengan kisaran tertinggi dan terendah masing-masing Rp.3.574.485 dan (Rp.60.037.931).

Sedangkan tingkat Return Saham (Rate of Return) adalah hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Besarnya nilai Rate of Return industri perbankan tahun 2004-2007 rata-rata sebesar 0.75. Return saham tertinggi sebesar 18.86 dan Return saham terendah sebesar

0.63.

5.1.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu analisis data yang akurat, suatu persamaan regresi sebaiknya terbebas dari asumsi-asumsi klasik yang harus dipenuhi antara lain uji autokorelasi, normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). 5.1.2.1. Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan melihat histogram atau normal


(60)

Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS, Uji normalitas data dalam penelitian dapat dilakukan dengan berbagai model normalitas data diantaranya yang ditunjukkan pada Gambar 5.1 berikut:

Model Histogram

Gambar 5.1. Uji Normalitas Data dengan Histogram

Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan normal. Hal tersebut diketahui poligon kecenderungan tidak menceng ke kiri maupun ke kanan.

Model Grafik P-P Plot

Berdasarkan pada Gambar 5.2 di bawah titik-titik menyebar digaris titik diagonal dengan demikian merupakan data normal.


(61)

Gambar 5.2. Normal P-P Plot

Santoso (2005), menyatakan bahwa jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

5.1.2.2. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas, akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali (2005) salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF (Variance Inflation Factor) yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added terhadap return saham (rate of return) dapat diterima secara keseluruhan. Hal tersebut sejalan dan konsisten dengan penelitian yang dilakukan Khadafi (2005), Livnat dan Zarowin (1990), serta Daniati dan Suhairi (2002).

2. Secara parsial, faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham (rate of return) adalah hanya Arus Kas Operasi (X1), sedangkan variabel lain berupa Firm Size, Earnings dan Economic Value Added (EVA), tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya perubahan return saham (rate of return). Hal ini inkosistensi dengan riset dan pendapat Steward (1991) dan Febrianto (2005).

6.2. Keterbatasan Hasil Penelitian

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian yang telah dilakukan mempunyai keterbatasan-keterbatasan, antara lain:

1. Variabel yang digunakan hanya terdiri dari Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings dan Economic Value Added saja, namun bila dipertimbangkan faktor


(2)

yang lain berupa earnings per share atau dividen per share dapat merubah kesimpulan dari penelitian ini.

2. Faktor kondisi ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, subsidi pemerintah, kondisi politik dan pengaruh desentralisasi belum dipertimbangkan dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi cara perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Untuk itu peneliti lain menggunakan laporan keuangan tingkat harga umum (General Price Level Accounting) agar dapat menggambarkan keadaan tersebut.

6.3. Saran

1. Bagi pemilik, kreditur, investor dan manajemen perusahaan

a. Bagi pemilik, kreditur, investor dan manajemen perusahaan perusahaan hendaknya mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap besarnya return saham.

b. Dalam analisis fundamental, terutama bagi para investor dan manajer investasi dalam keputusan pembelian saham di pasar modal tidak hanya mempertimbangkan pendekatan nilai sekarang (present value approach) dalam mengestimasi nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham.


(3)

2. Bagi peneliti lebih lanjut

Peneliti yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut disarankan untuk:

a. Menggunakan objek yang lebih luas, tidak hanya pada industri perbankan tetapi juga industri lainnya misalnya perbankan, karena perbankan mempunyai spesifikasi tertentu, juga periode penelitian yang lebih panjang sehingga hasilnya lebih dapat digeneralisir.

b. Sampel penelitian ini hanya dibatasi pada perusahaan perbankan saja sehingga mengurangi generalisasi hasil. Peneliti berikutnya lebih baik menggunakan cluster random sampling sehingga hasilnya dapat digeneralisasi.

c. Meneliti faktor-faktor lain baik yang besifat data kuantitatif (bersumber dari laporan keuangan) maupun bersifat judgement (pertimbangan) pemilik dan manajemen perusahaan atau menggunakan data primer dan data sekunder. d. Pada riset ini, return yang digunakan dibentuk berdasarkan nilai-nilai return

selama setahun. Disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk menggunakan return harian dan bulanan atau return sebelum dan sesudah publikasi laporan keuangan sehingga perbedaan return yang dihasilkan akibat informasi lebih nampak.

e. Disarankan juga kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai return saham untuk menggunakan alat analisis yang berbeda dan menggunakan periode penelitian yang berbeda dari penelitian yang penulis ambil.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Ashiq, 1994, The Incremental Information Content of Earning Working Capital for Operating and Cash Flows, Journal and Accounting Research, Vol. 32, No. 1, Spring, pp.61-71.

Baridwan, Zaki, 1997, Analisis Nilai Tambah Informasi Laporan Arus Kas, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 12 No. 22, hal. 1-14.

Beaver, H. William, 1989, Financial Reporting an Accounting Revolution, Second Edition, Prentice Hall.

Biddle, G.C., R.M. Bowen and J.S. Wallace .1997, “Does EVA Beat Earnings? Evidence on Associations with Stock Returns and Firm Value”, Journal of Accounting and Economics 24, p 301 – 336.

Brealy, Richard. A and Stewart. C. Myers, 1991, Principle of Corporate Finance. Fourth Edition, McGraw-Hill, Singapore.

Christos I, Negakis, 2006, The Cash Flow Statement: Implications For The Use of The Direct or The Indirect Method. Managerial Finance Vol. 32 No. 8, pp. 634-644. Emerald Group Publishing Limited.

Cooke TE, 1989, Disclosure in the Corporate Annual Report of Swedish Companies, Accounting Business Research 19 (spring).

Daniati, Ninna dan Suhairi, 2006, Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan terhadap Expected Return Saham (Survey pada Industri Textile dan Automotive yang Terdaftar di BEJ). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Damodaran, Aswath, 2001, The Dark Side of Valuation: Valuing Old Tech, New Tech and New Economy Companies, Upper Saddle River, Prentice-Hall, Inc.

Darmadji, Tjiptono dan Fachruddin, 2006, Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Febrianto, Rahmat dan Erna Widiastuty, 2005, Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor, Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo.


(5)

Fernandez, Pablo, 2001, EVA, Economic Profit and Cash Value Added do Not Measure Shareholder Value Creation (unpublished).

Financial Accounting Standard Board, 1978, Statement of Financial Accounting Concept No. 1 – The Objectives of Financial Statement. Connecticut: FASB Publication.

Finger, Catherine, 1994, The Ability of Earning to Predict Future Earning and Cash Flow. Journal of Accounting Research Vol. 32.2 (Autum), P.210-223.

Garvey, Gerald T. and Todd T. Milbourn, 2000, “EVA versus Earnings: Does It Matter Which Is More Highly Correlated with Stock Returns”? Journal of Accounting Research Vol. 38, p 209 – 245.

Gibson, Charles H, 1998, Financial Statement Analysis. Seventh Edition. South-Western Publishing Co. Cincinati-Ohio.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Helfert, Erick A., 2000, Technique of Financial Analysis, A Guide to Value Creation, Mc Graw-Hill, International Edition.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Imam Ghazali, 2001, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Jakarta Stock Exchange, 2008, Indonesian Capital Market Directory, PT. Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

---, 2006, Indonesian Capital Market Directory, PT. Bursa Efek Jakarta, Jakarta.

Jogiyanto, 2000, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedua, Penerbit UGM, Yogyakarta.

Jones, Charles P., 2004, Investments: Analysis and Management, Ninth Edition, John Wiley & Sons, Inc.

Khotari S.P and J.L. Zimmerman, 1995, Price and Return Odels, Journal of Accounting and Economics 20, pp. 155-192.


(6)

Khadafi, Muamar, 2005, Pengaruh Arus Kas dan Laba terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Tesis Unpublished. Pascasarjana USU Medan.

Kwok, Helen. 2002. The Effect of Cash Flow Statement Format On Lenders’

Decisions. The International Journal of Accounting. 347–362.

Livnat, Joshua dan Zorrowin Paul, 1990, The Incremental Content of Cash Flow, Journal of Accounting and Economic, Vol. 14, 25-46.

Manurung, Adler, 1998, Analisis Arus Kas terhadap Tingkat Pengembangan Saham di Bursa Efek Jakarta, Majalah Usahawan No. 5 Tahun XXVII Mei 1998, hal 11-18.

McConnel, Jhon and Crhis, J. Mascurella. 1985. Corporate Capital Ekspenditure Decision and The Market Value of The Firm, Journal of Financial Economics, Vol. 14 pp. 392-422.

Miller, Merton dan Kevin Rock, 1985, Dividen Policy Under Asymetric Information, Journal of Finance, Vol. 40: 1031-1052

Mishkin, Frederic. S and Stanley. G. Easkin, 2000, Financial Market and Institutions, Third Edition, Addison-Wesley Publishing Company, USA.

Rencher, Alvin C, 2002, Methods of Multivariate Analysis. Second Edition. A John Wiley & Sons, Inc. Publication.

Rohman, Abdul, 2000, Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham Emiten di Bursa Efek Jakarta, Simposium ke IV, Bandung, hal. 70-85.

Ross, Stephen, 1977, The Determination of Capital Structure: The Incentive Signalling Approach, Journal of Economics, Vol. 8 pp 23-40.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basic dalam Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Situmorang, M. Paulus, 2008, Pengantar Pasar Modal, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Sjahrial, Dermawan, 2007, Manajemen Keuangan Lanjutan. Mitra Wacana Media, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham

0 19 88

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap harga saham: studi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012

0 30 165

PENGARUH RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 16 135

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, EARNINGS, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham.

0 0 20

Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Return Pemegang Saham: Studi Empirik pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 1 18

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RETURN ON ASSET (ROA), DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR KATEGORI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 107

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA PERIODE 2009- 2013

0 0 12