Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED, EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI TERHADAP

RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN CONSUMMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK

INDONESIA

OLEH

FETHRYSSIA NOVIANNA 070503078

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: “Pengaruh Economic

Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum

pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks

penulisan skripsi program regular S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh

telah dinyatakan dengan jelas, benar, saya bersedia menerima sanksi yang

ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Juli 2011

Yang membuat pernyataan

(Fethryssia Novianna) NIM: 070503078


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat

dan rahmatNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi ini berjudul : “Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share,

Return On assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Disusun guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada

Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi, Universitas Sumatera Utara.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan bantuan selama

proses penyusunan skripsi ini yakni kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekertaris Program

Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Rina Br. Bukit, M.Si., Ak selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini dan sekaligus sebagai motivator dan pemberi semangat kepada

penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku dosen pembanding I dan Ibu Dra.


(4)

arahan, kritikan bagi penulis untuk menyempurnakan dan menyelesaikan

skripsi ini.

5. Orangtua penulis, Ayahanda W. Nainggolan dan Ibunda R. Tobing yang telah

menjadi motivator sehingga penulis tetap bersemangat mengerjakan skripsi ini.

Terimakasih buat doa dan dukungan baik moral dan materi bagi penulis.

Saudara penulis Renny Ledy Diana, Allen Dick Scott, Helmi Guna Uli yang

selalu membantu dan memberikan dukungan, semangat maupun doa bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sadar bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan. Akhir kata, penulis

berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2011

Penulis,

(Fethryssia Novianna)


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic value added,

earnings per share, return on assets, dan arus kas operasi terhadap return saham

perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2009.

Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan yang telah diaudit yang dipublikasikan melalui website yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan economic value added, earnings

per share, return on asset, dan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap return saham.

Kata Kunci : economic value added, earnings per share, return on assets, arus kas operasi, return saham.


(6)

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of economic value added, earnings per share, return on assets and operating cash flow on stock return in the consumer goods industry in firms on Indonesia Stock Exchange in 2007 to 2009.

Research data are taken from the audited financial statements of each company that published on website www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis. Results of this research show that economic value added, earnings per share, return on asset, and operating cash flow do not have significant effect to stock return partially and simultaneously .

Keyword : economic value added, earnings per share, return on assets, operating cash flow, stock return.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ……….………i

KATA PENGANTAR ……….………..ii

ABSTRAK ………..………iv

ABSTRACT ………...v

DAFTAR ISI ……….vi

DAFTAR GAMBAR ………ix

DAFTAR TABEL ……….……….x

DAFTAR LAMPIRAN ……….xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………..1

B. Rumusan Masalah Penelitian ……….12

C. Tujuan Penelitian ………12

D. Manfaat Penelitian ………..12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis………12

1. Return Saham ………14

2. Economic Value Added ………15


(8)

4. Return on Assets ……….24

5. Arus Kas Operasi ………25

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu………31

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian …………33

1. Kerangka Konseptual ……….33

2. Hipotesis Penelitian ………....35

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………..………36

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………...……36

C. Jenis dan Sumber Data ………39

D. Metode Pengumpulan Data ……….39

E. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian ……….40

F. Metode Analisis Data ………..42

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ………...……….48

B. Analisis Hasil Penelitian ……….48

1. Analisis Statistik Deskriptif ……….48

2. Uji Asumsi Klasik ………50

3. Analisis Regresi ………57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ………..63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………67


(9)

B. Keterbatasan ………..68

C. Saran ………..68

DAFTAR PUSTAKA ………71


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual………..34

Gambar 4.1 Histogram...52

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot...53


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu………31

Tabel 3.1 Daftar Populasi dan Sampel………37

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian……….…..38

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas………51

Tabel 4.3 Uji Multikoloniearitas Variabel Penelitian...………...54

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Variabel Penelitian………...57

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi………..58

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi………..60

Tabel 4.7 Hasil Uji t……….61


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Judul Halaman

Lampiran I Daftar Sampel Perusahaan 75

Lampiran ii Data Variabel EVA Tahun 2007-2009 76

Lampiran iii Data Variabel EPS Tahun 2007-2009 78

Lampiran iv Data Variabel ROA Tahun 2007-2009 79

Lampiran v Data Variabel AKO Tahun 2007-2009 80

Lampiran vi Data Variabel RS Tahun 2007-2009 81

Lampiran vii Statistik Deskriptif 82

Lampiran viii Hasil Pengujian Asumsi Klasik 82

Lampiran ix Koefisien Determinasi 85


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic value added,

earnings per share, return on assets, dan arus kas operasi terhadap return saham

perusahaan manufaktur jenis consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2009.

Data dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan yang telah diaudit yang dipublikasikan melalui website yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan economic value added, earnings

per share, return on asset, dan arus kas operasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap return saham.

Kata Kunci : economic value added, earnings per share, return on assets, arus kas operasi, return saham.


(14)

ABSTRACT

This research aims to examine the effect of economic value added, earnings per share, return on assets and operating cash flow on stock return in the consumer goods industry in firms on Indonesia Stock Exchange in 2007 to 2009.

Research data are taken from the audited financial statements of each company that published on website www.idx.co.id. Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is multiple regression analysis. Results of this research show that economic value added, earnings per share, return on asset, and operating cash flow do not have significant effect to stock return partially and simultaneously .

Keyword : economic value added, earnings per share, return on assets, operating cash flow, stock return.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama

periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan

nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

adalah untuk mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kesejahteraan investor

baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Investor membeli

saham karena mereka mengharapkan tingkat return yang tinggi dari investasi

yang dilakukan.

Dalam suatu lingkungan bisnis yang kompetitif, mengetahui kinerja

keuangan perusahaan merupakan salah satu hal penting dalam menentukan

keputusan investasi. Oleh karena itu diperlukan cara pengukuran yang tepat

sehingga mampu memberikan penilaian yang cukup akurat. Analisis kinerja

keuangan biasanya dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh

investasi terhadap nilai perusahaan dan return saham.

Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

berusaha untuk memproduksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah

dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar domestic maupun pasar

global. Situasi ini mendorong mereka untuk mengadaptasi sistem manufaktur

manufaktur yang dapat mempercepat proses penciptaan nilai tambah, antara lain


(16)

Perkembangan jumlah perusahaan manufaktur yang semakin pesat tersebut

tidak atau belum didukung oleh pengawasan yang ketat, hal ini menimbulkan

banyak permasalahan dalam dunia manufaktur seperti penyalahgunaan penyaluran

kredit yang akhirnya menjadi kredit macet, sehingga perusahaan manufaktur

tersebut kekurangan likuiditas yang parah, yang pada akhirnya menjadikan

perusahaan tersebut mengalami pailit (dilikuidasi). Berdasarkan hasil survei

Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur skala besar dan sedang pada

triwulan IV- tumbuh negatif persen dibandingkan triwulan

III-Krisis keuangan global, mengganggu kinerja industri manufaktur yang berimbas

pada pertumbuhannya. Berdasarkan data laporan keuangan yang diperoleh dari

IDX, pertumbuhan laba industri barang konsumsi tahun 2006, 2007 dan 2008

adalah 19,25%, 418,49% dan 41,83%. Adanya fluktuasi nilai pertumbuhan laba

yang signifikan pada tahun 2006 - 2008. Karena laba yang diperoleh perusahaan

untuk tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, kadang naik atau turun,

maka perlu adanya suatu prediksi pertumbuhan laba di masa mendatang

khususnya pada kondisi perekonomian negara yang sedang dilanda krisis.

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri yang

dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itulah

perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kesehatan keuangan atau

likuiditasnya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan

keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian

rupa, sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat


(17)

Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan bersaing. Salah satu cara yang digunakan

perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna agar tetap dapat bersaing

adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal.

Banyak sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk membiayai suatu investasi, salah satunya adalah pasar modal. Pasar modal banyak disukai karena

mempunyai beberapa daya tarik. Pertama pasar modal dapat menjadi alternatif

sumber dana selain daripada sistem perbankan. Kedua, pasar modal menyediakan

berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan pilihan para investor (Husnan,

1994).

Bursa efek Indonesia telah menjadi bagian penting dari perkembangan

perekonomian Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan

peranan pasar modal yang sangat penting dalam pembangunan nasional sebagai

salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi masyarakat.

Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal, di dalam

pasal 1 ayat (13) disebutkan bahwa pasar modal adalah suatu kegiatan yang

berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan oleh lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek.

Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi

dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan

investasi. Smith dan Skousen (1987) menyatakan kepentingan pokok para investor


(18)

investasi mereka di perusahaan tersebut. Syarat utama yang diinginkan oleh para

investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah

kepastian akan investasi dan tingkat return yang akan diperoleh dari investasi

tersebut. Kepastian ini diantaranya diperoleh karena para investor memperoleh

informasi yang jelas, wajar, dan tepat waktu sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan investasinya. Return memungkinkan investor untuk membandingkan

keuntungan aktual ataupun keuntungan yang diharapkan yang disediakan oleh

berbagai investasi pada tingkat pengembalian yang diinginkan (Daniati dan

Suhairi, 2006).

Return saham tidak hanya tercermin dari capital gain tapi juga dari

dividen. Capital gain diperoleh ketika terjadi kenaikan harga saham sedangkan

dividen merupakan bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

saham. Investor yang hanya berharap mendapatkan dividen biasanya investor

yang melakukan investasi saham untuk jangka panjang (Marshal, 2009). Salah

satu proses investasi adalah evaluasi kinerja (Husnan, 1993). Evaluasi kinerja

perlu dilakukan karena investasi di pasar saham juga mempunyai risiko.

Ada dua hal yang kerap menjadi perhatian investor dalam memutuskan

pilihan investasinya, yaitu return dan risiko. Return yang merupakan tujuan utama

seseorang berinvestasi merupakan salah satu dasar yang digunakan investor dalam

membuat keputusan investasi. Return juga merupakan imbalan yang diperoleh

investor atas keputusannya untuk menanggung risiko atas investasi yang

dilakukan karena pasar modal tidak dapat memberikan jaminan kepada investor


(19)

yang terus berubah-ubah sepanjang waktu, sehingga para investor saham tidak

dapat mengharapkan segala sesuatu akan sama pada masa yang akan datang

sebagaimana saat transaksi baru dilakukan. Investor adalah pihak yang selalu

dihadapkan pada faktor risiko pada kondisi yang tidak pasti tersebut, namun

keinginan untuk mendapatkan return saham yang tinggi menyebabkan para

investor tetap berinvestasi di pasar modal. Umumnya risiko selalu terdapat pada

setiap alternatif berinvestasi, akan tetapi besar kecilnya risiko tersebut tergantung

kepada jenis investasinya. Investasi pada saham dinilai memiliki tingkat risiko

besar dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain seperti obligasi.

Pelaporan keuangan merupakan sistem dan sarana penyampaian informasi

oleh manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan

tentang segala kondisi dan kinerja perusahaan terutama dari segi keuangan

dan tidak hanya terbatas pada apa yang disampaikan dalam laporan keuangan

selama periode tertentu. Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan terutama profitabilitas yang

diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang

mungkin dikendalikan. Informasi kinerja yang ada dalam perusahaan bermanfaat

untuk memprediksi perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya

yang ada. Informasi kinerja tersebut dapat diperoleh dengan cara melakukan

pengukuran kinerja yang ada dalam perusahaan.

Semakin baik kinerja suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan


(20)

yang akan diperoleh oleh investor. Kinerja perusahaan yang baik mendorong

investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Investor melakukan analisis kinerja terhadap perusahaan untuk mengambil

keputusan dalam investasi saham, saham itu akan ia beli atau jual. Bappepam-LK

no. KEP-134/BL/2006 mewajibkan kepada emiten atau perusahaan publik untuk

menyampaikan laporan tahunan. Laporan tahunan tersebut diantaranya adalah

laporan keuangan. Analisis kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan

memanfaatkan laporan keuangan. Informasi laporan keuangan memiliki fungsi

sebagai dasar pengambilan keputusan, baik oleh investor maupun calon investor,

sebagaimana dinyatakan dalam kerangka dasar.

Para investor membutuhkan suatu metode pengukuran kinerja keuangan

yang sesuai dengan kondisi nyata. Adapun tujuannya adalah untuk mendorong

aktivitas-aktivitas perusahaan yang mampu menambah nilai (value added

activities) dan menghapuskan aktivitas-aktivitas perusahaan yang merusak nilai (non-value added activities). Nilai tambah ekonomis (Economic Value Added/EVA) sangat relevan, karena EVA mengukur prestasi manajemen

berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama suatu periode

tertentu.

EVA pertama kali diperkenalkan oleh Stewart dan Stern pada tahun

1990-an, yaitu para analis keuangan dari Stern-Stewart Consulting Firm di New York.

Mereka menyatakan bahwa EVA adalah suatu alat bantu untuk mengukur

profitabilitas kinerja operasi perusahaan yang umumnya menggunakan analisa


(21)

akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya

biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah

berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi hal tersebut,

dikembangkan suatu konsep baru yang mencoba mengukur nilai tambah (value

creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya

modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA

dapat diperhitungkan dengan laba bersih setelah pajak dikurang biaya modal yang

diinvestasikan. EVA yang bernilai positif berarti perusahaan dianggap telah

mampu menciptakan nilai bagi pemegang saham karena mampu menghasilkan

laba operasi di atas biaya modal.

EVA merupakan ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana

perusahaan telah memberikan tambahan pada nilai pemegang saham (Brigham

dan Houston, 2004). Ketika manajer berfokus pada EVA, hal ini akan dapat

membantu memastikan bahwa manajer telah menjalankan operasi secara

konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham

dengan memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan

meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat

dimaksimalkan.

Penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan

perhatian pada usaha penciptaan nilai perusahaan. Pengertian nilai diartikan

sebagai nilai daya guna maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder seperti


(22)

Komponen penting lainnya yang harus diperhatikan dalam analisis

perusahaan adalah laba per lembar saham atau dikenal sebagai Earnings Per

Share (EPS). EPS adalah jumlah pendapatan yang diperoleh oleh pemegang

saham dalam satu periode untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya

(Baridwan, 2000). EPS mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan bagi pemilik saham. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan

besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang

saham perusahaan. Angka EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan

perusahaan yang dicantumkan dalam laporan laba rugi konsolidasian. EPS yang

tinggi dapat menarik investor untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut

yang selanjutnya dapat meningkatkan harga saham dan return saham.

Pengembalian atas total aktiva atau return on assets merupakan ukuran

efisiensi operasi yang relevan. Untuk menilai kinerja perusahaan, biasanya

investor akan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan yang

bersangkutan. Alat ukur finansial yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat

laba adalah Return On Assets (ROA). Nilai ini mencerminkan pengembalian

perusahaan dari seluruh aktiva (pendanaan) yang diberikan pada perusahaan.

ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.

ROA merupakan rasio antara pendapatan bersih setelah pajak (Net Income After

Tax–NIAT) terhadap total asset (Ang, 1997). ROA yang positif menunjukkan

bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu


(23)

menunjukkan dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapat kerugian.

Perusahaan dengan ROA yang tinggi mempunyai peluang yang besar dalam

meningkatkan pertumbuhan modal sendiri karena laba yang dihasilkan tersebut

kemungkinan akan ditanam kembali dalam bentuk laba ditahan (Handoko, 2006).

Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka

perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan yang

akan berdampak pada harga saham perusahaan dan pada akhirnya juga akan

mempengaruhi besarnya return yang akan diterima pemegang saham. .

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan return dari

sebuah investasi adalah jumlah arus kas perusahaan. Informasi arus kas berguna

untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas. Informasi

tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai

perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi

yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Dalam hal ini, arus kas

merupakan indikator yang penting untuk mengukur sejauh mana perusahaan dapat

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan serta membayar

dividen.

Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Jumlah arus

kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan

apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup


(24)

membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada

sumber pendanaan dari luar.

Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan return saham masih

menghasilkan berbagai kesimpulan yang beragam. Yogi Marshal (2009)

menggunakan variabel economic value added, market value added, dan arus kas

operasi sebagai variabel independennya dan return saham sebagai variabel

dependennya. Hasil penelitian baik secara simultan maupun parsial menunjukkan

menunjukkan bahwa economic value added, market value added, dan arus kas

operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham.

Perbedaan hasil penelitian juga tampak pada penelitian yang dilakukan

Hendrawan Sulistiyo Wibowo (2009) yang menggunakan arus kas operasi bersih

sebagai variabel independen dan earnings per share sebagai . variabel mediasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh

terhadap return saham dengan earnings per share sebagai variabel mediasi.

Penelitian yang dilakukan Rahman Hakim (2006) yang menggunakan economic

value added dan return on asset sebagai variabel independen dan return saham

sebagai variabel dependennya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa return on

asset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham,

sedangkan economic value added tidak memiliki pengaruh. Sedangkan penelitian

Ferawati (2010) yang menggunakan economic value added, return on assets,

return on equity, dan earnings per share sebagai variabel independen dan return

saham sebagai variabel dependen menunjukkan bahwa secara simultan economic


(25)

pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan

Gayuh Andang Rachmadianto (2002) dengan menggunakan market value added,

operating income, dan earnings per share sebagai variabel independen dan return

saham sebagai variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara

simultan market value added, operating income, dan earnings per share

berpengaruh terhadap return saham.

Uraian di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian mengenai faktor yang

mempengaruhi return saham masih bervariasi. Penelitian ini merupakan replikasi

dari penelitian yang dilakukan oleh Ferawati. Perbedaannya dengan penelitian ini

yaitu peneliti mengganti variabel return on equity dengan variabel arus kas

operasi. Return on asset dan return on equity sama-sama mengukur kinerja

dengan menggunakan laba akuntansi. Di sisi lain Informasi arus kas suatu

perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Para

pemakai laporan keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. Jumlah arus kas yang berasal

dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari

operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi

pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan

melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.

Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengganti variabel return on equity

dengan variabel arus kas operasi. Selain itu, penelitian ini memfokuskan pada


(26)

2007 - 2009. Industri consumer goods merupakan kumpulan perusahaaan yang

bergerak dalam bidang konsumsi, yang terbagi atas Food And Beverages,

Tobacco Manufactures, Appreal and Other Textile, Product and Cosumer.

Peneliti memfokuskan penelitian pada perusahaan consumer goods sebab

perusahaan ini memiliki perubahan harga produk yang cukup cepat, persaingan

yang ketat, keadaan yang labil terhadap krisis global yang memungkinkan harga

saham yang berubah signifikan.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah economic value

added, earnings per share, return on assets, dan arus kas operasi berpengaruh

terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah economic value added,

earnings per share, return on assets, dan arus kas operasi berpengaruh terhadap return yang diterima pemegang saham baik secara simultan maupun parsial.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan apabila dimintai pendapat mengenai

pengaruh economic value added, earnings per share, return on assets, dan


(27)

salah satu sumber informasi untuk mengambil keptusan dalam kebijakan

berinvestasi.

2. Bagi investor, sebagai salah satu sumber informasi untuk mengambil

keputusan dalam kebijakan berinvestasi.

3. Bagi peneliti selanjutnya, menjadi referensi dan dasar pengembangan


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis 1. Return Saham

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi dalam

pasar modal. Menurut Brigham et al. (1999), pengertian dari return adalah

“measure the financial performance of an investment”. Menurut Horne,

Wachowics (2005), pengembalian (return) dari kepemilikan suatu investasi dalam

periode tertentu, misalnya 1 tahun adalah pembayaran yang diterima karena hak

kepemilikannya, ditambah dengan perubahan dalam harga pasar, yang dibagi

dengan harga awal.

Menurut Jogiyanto (1998), return saham dibedakan menjadi dua yaitu

return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Menurut

Halim (2005), return realisasi (realized return) adalah pengembalian yang telah

terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi ini penting dalam

mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan risiko

dimasa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan di masa

mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Sedangkan menurut Horne dan

Wachowics (2005), return ekspektasi (expected return) adalah rata-rata

tertimbang dari kemungkinan pengembalian, dimana bobotnya adalah probabilitas


(29)

Dalam Gozali (2010), return yang diterima oleh investor di pasar modal

dibedakan menjadi dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital

gain/capital loss (keuntungan selisih harga). Current income adalah keuntungan

yang didapat melalui pembayaran yang bersifat periodik seperti dividen.

Keuntungan ini biasanya diterima dalam bentuk kas atau setara kas sehingga

dapat diuangkan secara cepat, misalnya dividen saham yang dibayarkan dalam

bentuk saham yang bisa dikonversi menjadi uang kas dengan cara menjual saham

yang diterimanya, sedangkan Capital gain (loss) merupakan selisih laba (rugi)

yang dialami oleh pemegang saham karena harga saham sekarang relatif lebih

tinggi (rendah) dibandingkan harga saham sebelumnya. Jika harga saham

sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga saham periode sebelumnya (Pt-1) maka

pemegang saham mengalami capital gain. Jika yang terjadi sebaliknya maka

pemegang saham akan mengalami capital loss (Gozali, 2010).

Dalam melakukan investasi investor dihadapkan pada ketidakpastian

(uncertainty) antara return yang akan diperoleh dengan risiko yang akan

dihadapinya. Semakin besar return yang diharapkan akan diperoleh dari investasi,

semakin besar pula risikonya. Menurut Hartono (2003), risiko dan return

mempunyai hubungan positif, semakin tinggi risiko, semakin tinggi pula return

yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya

2. Economic Value Added

Dalam perkembangannya muncul banyak pemikiran-pemikiran baru


(30)

perusahaan. Salah satu diantaranya adalah konsep Economic Value Added (EVA)

yang mengukur kinerja keuangan perusahaan memperhatikan ekspektasi para

penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Economic Value Added

merupakan salah satu konsep ukuran kinerja keuangan yang dicetuskan pertama

oleh analisis keuangan Stern dan Stewart pada tahun 1990-an dalam usahanya

untuk memperoleh jawaban terhadap metode penilaian yang lebih baik. Menurut

Stewart III (1991) definisi EVA adalah:

“EVA is a residual income measure that substract the cost of capital from the operating profits generated in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without tying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.”

Menurut Rudianto (2006), EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan

untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital). EVA merupakan

sebuah pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan

jumlah absolut nilai kekayaan pemegang saham yang dihasilkan, baik bertambah

atau berkurang tiap tahunnya. EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih

investasi keuangan yang paling menjanjikan dan sekaligus sebagai alat yang

cocok untuk mengendalikan operasional perusahaan. Konsep EVA membuat

perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan


(31)

mempergunakan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal awal yang ada

(Widayanto,1994).

Laba ekonomis adalah laba yang diperoleh dari suatu tindakan ekonomis

bertentangan dengan perspektif akuntansi yang mensyaratkan perusahaan dapat

menetapkan tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal (Young, 2001).

EVA memfokuskan pada efektivitas manajerial dalam satu tahun tertentu. EVA

merupakan suatu estimasi laba ekonomis yang sesungguhnya dari perusahaan

dalam tahun berjalan dan hal ini sangat berbeda dengan laba akuntansi. Yang

membedakan EVA dengan laba akuntansi adalah bahwa biaya modal ekuitas

dikurangkan ketika menghitung EVA sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa

memperhitungkan modal ekuitas (Brigham dan Houston, 2001).

EVA (Economic Value Added) merupakan ukuran nilai tambah ekonomis

(value creation) yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau

strategi manajemen. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil

menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan

tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan

tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Sebaliknya EVA yang negatif

menunjukkan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih

rendah daripada biaya modalnya.

Langkah-langkah dalam menentukan EVA menurut Brigham dan Houston

(2006), antara lain:

1. Menghitung laba bersih setelah pajak (Net Operating Profit After Tax /


(32)

Menurut Bringham dan Houston (2006 : 64), laba bersih tidaklah selalu

mencerminkan kinerja yang sebenarnya dari operasi sebuah perusahaan atau

keefektifan dari para manajer operasi dan karyawannya. Ukuran yang lebih

baik untuk membandingkan kinerja diantara para manajer adalah laba

operasi bersih setelah pajak, yang merupakan jumlah laba yang dihasilkan

oleh sebuah perusahaan jika tidak memiliki utang dan aktiva non operasi.

NOPAT atau laba bersih setelah pajak ini dapat dihitung dengan rumus:

NOPAT = EBIT (1- Tax)

Keterangan :

EBIT : Earnings Before Interest and Tax atau laba sebelum bunga

dan pajak

Tax : Tarif pajak

NOPAT atau laba bersih operasi setelah pajak dapat diketahui dari

laporan laba rugi yang dihasilkan perusahaan, sedangkan biaya modal dapat

diketahui dengan melihat komposisi modal yang dimiliki perusahaan,

seperti yang tercantum di sisi pasiva yang disajikan perusahaan (Rudianto,

2006).

2. Menghitung Invested Capital

Invested capital adalah penjabaran dari modal, sebagai modal yang

diinvestasikan yakni seluruh keuangan perusahaan yang sudah terlepas dari

kewajiban jangka pendek yang tidak menanggung bunga. Total kewajiban

dan ekuitas menunjukkan beberapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri


(33)

merupakan pinjaman yang digunakan perusahaan yang pelunasan maupun

pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak

tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki

perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang

usaha/kewajiban segera, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan

lain-lain.

Invested Capital = Total Kewajiban & Ekuitas – Kewajiban Jangka Pendek

3. Menghitung WACC (Weighted Average Cost of Capital)

Menurut Young (2001:149) Weighted Average Cost of Capital

(WACC) adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing – masing dikalikan

dengan persentase ekuitas dan biaya hutang pada struktur modal

perusahaan. Dan rumus untuk menghitung WACC :

WACC = {(D x rd) (1 – Tax) + (E x re)}

Keterangan :

WACC :Weighted Average Cost of Capital atau biaya modal rata-rata

tertimbang

D :Tingkat Modal

rd :Biaya hutang

E : Tingkat modal dan ekuitas

re : Biaya ekuitas

Tax : Beban Pajak

Dimana :


(34)

Biaya Utang (rd) = X 100%

Tingkat Modal & Ekuitas (E) = X 100%

Biaya ekuitas (re) = X 100%

4. Menghitung Capital Charges

Capital charges adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya

kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya ekuitas

yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham.

Capital Charges = WACC x Invested Capital

5. Menghitung EVA

EVA dapat diukur dengan :

EVA = NOPAT – Capital Charges

Rudianto (2006) mengelompokkan hasil penilaian kinerja suatu perusahaan

dengan menggunakan ukuran EVA ke dalam 3 kategori yang berbeda, yaitu

sebagai berikut:

1. Nilai EVA > 0 atau EVA bernilai positif

Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan

nilai tambah ekonomis bagi perusahaan.

2. Nilai EVA = 0

Pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas.

Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami


(35)

3. Nilai EVA < 0 atau EVA bernilai negatif

Pada posisi ini berarti tidak terjadi proses pertambahan nilai ekonomis bagi

perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan

para kreditor dan pemegang saham perusahaan (investor).

Rudianto (2006) mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan yang

dimiliki EVA. Beberapa keunggulan yang dimiliki EVA antara lain adalah

sebagai berikut:

1. EVA dapat menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemegang

saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen

yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai

tambah bagi pemegang saham atau investor. Ketika manajemen berhasil

memilih strategi dan investasi yang memaksimasi nilai pemegang saham,

maka manajemen berhak menerima insentif. Dengan kata lain, EVA

mendorong para manajer berfikir dan bertindak seperti halnya pemegang

saham, yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat

pengembalian serta dengan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga

nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

2. EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba

operasi tanpa tambahan dana/modal, mengeksposur pemberian pinjaman

(piutang), dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi.

3. EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang dapat memecahkan

semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakannya sampai


(36)

Young dan O’Byrne (2001), menyatakan salah satu kebaikan EVA adalah

targetnya dapat dialihkan kepada divisi dan departemen. Dengan cara ini,

anggaran operasi sebuah perusahaan, bahkan untuk unit-unit yang terdapat di

bagian dalam hierarki perusahaan, dapat dengan langsung dihubungkan kepada

persyaratan dari pasar modal ketika perusahaan membuat investasi atau strategi

yang diharapkan akan memberikan tambahan nilai bagi perusahaan. EVA

merupakan alat komunikasi yang efektif, baik untuk penciptaan nilai yang dapat

dijangkau oleh manajer lini yang akhirnya mendorong kinerja perusahaan dan

untuk berhubungan dengan pasar modal.

Menurut Rudianto (2006) disamping memiliki keunggulan seperti terlihat di

atas, EVA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

1. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya

biaya modal sendiri. Hal ini disebabkan dana untuk investasi dapat

berasal dari berbagai sumber dengan tingkat biaya modal yang

berbeda-beda.

2. Analisis EVA hanya mengukur faktor kuantitatif saja. kinerja perusahaan

perlu di ukur secara optimal berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.

3. Earnings Per Share

Laba bersih yang diperoleh perusahaan adalah sejumlah dana yang tersisa

setelah perusahaan membayar semua pengeluarannya. Untuk melihat

perbandingannya secara relevan, ukuran yang biasa digunakan adalah earnings


(37)

perusahaan kepada setiap pemegang saham perusahaan (Fakhruddin dan

Hadianto, 2001) dan didapat dari pembagian laba bersih dengan jumlah saham

yang beredar.

Salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan ditunjukkan oleh

besarnya EPS dari perusahaan yang bersangkutan. Informasi EPS suatu

perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan

bagi semua pemegang saham perusahaan. Sedangkan jumlah EPS yang akan

didistribusikan kepada investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal

pembayaran dividen. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut

mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada pemegang

saham, sedangkan EPS yang rendah menandakan bahwa perusahaan belum

berhasil memberikan keuntungan sebagaimana diharapkan oleh pemegang

saham. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari informasi laporan

keuangan perusahaan. Meskipun beberapa perusahaan tidak mencantumkan

besarnya EPS dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan

dapat ditentukan berdasarkan informasi laporan neraca dan laporan rugi laba

perusahaan.

Pengetahuan tentang EPS ini sangat penting untuk melakukan penilaian

tentang perkiraan pendapatan yang akan diterima jika membeli suatu saham.

Karena EPS merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah

saham yang beredar yang menunjukkan laba bersih yang siap dibagi kepada

semua pemegang saham sehingga pemegang saham bisa memperkirakan berapa


(38)

gambaran mengenai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bersih

dalam setiap lembar saham. Oleh karena itu, EPS mempunyai pengaruh kuat

terhadap harga saham dan ketika EPS meningkat maka harga saham juga ikut

meningkat demikian pula sebaliknya (Jones, 2000). Karena EPS menunjukkan

laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham

perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan

investasi diperusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan mengakibatkan

permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan meningkat. Dengan

adanya kenaikan harga saham maka akan memungkinkan terjadinya peningkatan

return saham. Rumus untuk menghitung EPS suatu perusahaan adalah sebagai

berikut:

EPS =

4. Return On Assets

ROA merupakan salah satu rasio yang mengukur tingkat profitabilitas suatu

perusahaan. ROA mengukur laba bersih yang diperoleh dari seluruh aktiva yang

dimiliki perusahaan. ROA dipengaruhi oleh profit margin dan perputaran total

aktiva. Oleh karena itu, untuk menaikkan ROA, suatu perusahaan bisa memilih

dengan menaikkan profit margin dan mempertahankan perputaran total aktiva.

Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan

laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi laba yang


(39)

meningkat sehingga semakin tinggi pula return saham yang diperoleh.

Perhitungan ROA diformulasikan sebagai berikut:

ROA =

ROA juga menjadi informasi yang penting bagi investor yang akan

melakukan transaksi. ROA yang besar menunjukkan laba yang dapat dihasilkan

dari seluruh kekayaan yang dimiliki juga besar. ROA yang besar dapat menarik

investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut yang selanjutnya akan

mempengaruhi harga saham (Husnan, 1998). Jika ROA semakin meningkat maka

kinerja perusahaan juga semakin membaik karena tingkat pengembalian semakin

meningkat (Hardiningsih et. Al., 2002)

5. Laporan Arus Kas

Pada mulanya laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan

keuangan karena sebelum tahun 1971 pelaporan keuangan yang

direkomendasikan oleh Generally Accepted Accounting Principles (GAAP) hanya

neraca dan laporan laba/rugi. Dalam perkembangan berikutnya yang

dilatarbelakangi oleh keinginan investor, kreditor, dan pemakai lainnya muncul

laporan dana sebagai bagian dari laporan keuangan. Akhirnya pada tahun 1961,

American Institute and Certified Public Accountant (AICPA) mengakui

pentingnya penggunaan laporan arus kas dan mensponsori riset mengenai hal ini.

Usaha untuk meningkatkan pengungkapan laporan keuangan di Indonesia,

ditandai dengan dikeluarkannya Standar Akuntansi Keuangan (SAK) pada tanggal


(40)

tanggal 1 Januari 1995. Dalam SAK No. 2 dinyatakan bahwa perusahaan harus

menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

Pengertian arus kas menurut PSAK No.2 (IAI, 2007 : paragfar 9 dan 10)

menjelaskan sebagai berikut:

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktifvitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas atau setara kas.

Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan kas. Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu

dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan

arus kas (statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas

(cash equivalent) dalam periode tertentu. Intinya, apa saja yang ingin diketahui

tentang kinerja perusahaan pada suatu periode diikhtisarkan dalam satu laporan.

Menurut SAK No.2 paragraf 12:

“Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.”

Dalam Dyckman, Dukes, Davis (2001), laporan arus kas (LAK) atau

Statement of Cash Flows (SCF) adalah laporan yang menguraikan arus kas masuk


(41)

suatu periode. Saat akan meramalkan masa depan, sebuah laporan arus kas adalah

alat yang sangat baik untuk menganalisis apakah rencana-rencana operasi,

investasi, dan pendanaan konsisten dan dapat dijalankan. Pro forma laporan arus

kas adalah sebuah prediksi atas laporan arus kas pada masa depan jika

rencana-rencana operasi, investasi, dan pendanaan dilaksanakan.

Kecenderungan arus kas selama beberapa periode memungkinkan

dilakukannya penilaian atas fleksibilitas keuangan, yaitu kemampuan

menggunakan arus kas untuk memenuhi kebutuhan dan kesempatan yang terduga.

Arus kas operasi yang sehat menyiratkan adanya fleksibilitas keuangan.

Menurut Dyckman, Dukes, Davis (2001), kegunaan informasi arus kas

antara lain:

1. Informasi arus kas membantu para pemakai untuk memahami hubungan

antara laba dan arus kas serta untuk memprediksi arus kas operasi di

masa depan.

2. Informasi arus kas juga memberikan umpan balik tentang keputusan

yang telah diambil, seperti pengaruh keputusan investasi sebelumnya

terhadap arus kas.

3. Informasi arus kas membantu menjelaskan perubahan dalam akun-akun

neraca. Pelaporan arus kas memberikan informasi tentang kegiatan

investasi dan pembiayaan.

Tujuan laporan arus kas (LAK) adalah memberikan informasi yang relevan

tentang penerimaan dan pengeluaran kas. Menurut Dyckman, Dukes, Davis


(42)

1. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas.

2. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

3. Penyebab terjadinya perbedaan antara laba dan arus kas yang terkait.

4. Pengaruh kegiatan investasi dan pembiayaan yang menggunakan kas

dan yang tidak (nonkas) terhadap posisi keuangan perusahaan

Semua arus kas masuk dan arus kas keluar dalam laporan arus kas diklasifikasikan

ke dalam salah satu dari tiga kategori:

1. Operasi

Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan meyerahkan

barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan dalam

penentuan laba bersih. Arus kas dari kegiatan operasi biasanya di identifikasikan

sebagai berikut:

Arus kas masuk – kas yang diterima dari:

1. Pelanggan

2. Piutang bunga

3. Dividen dari investasi

4. Dana yang dikembalikan oleh pemasok

Arus kas keluar – kas yang dibayarkan untuk:

1. Pembelian barang untuk dijual kembali

2. Kewajiban bunga

3. Pajak penghasilan


(43)

2. Investasi

Arus kas dari kegiatan investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan

pelepasan (disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu,

memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya.

3. Pembiayaan

Arus kas dari kegiatan pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya

dari pemilik dan pemberian atas investasi mereka, peminjaman uang, dan

pembayaran kembali pokok pinjaman. Seringkali, akun hutang jangka panjang

dan ekuitas pemilik terlibat dalam transaksi yang menimbulkan arus kas

pembiayaan.

Berdasarkan pembagian arus kas diatas, peneliti menggunakan arus kas

operasi untuk mengetahui pengaruhnya terhadap return saham. Jumlah arus kas

yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah

dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar

deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber

pendanaan dari luar. Munawir (2002:250), “perusahaan harus melaporkan arus

kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu dari dua metode berikut

ini, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung”.

Metode langsung melaporkan golongan penerimaan kas bruto dari aktivitas

operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara

penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan


(44)

pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode langsung

menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas.

Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan

laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu

laporan arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan

memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.

Metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih kemudian dikonversi

menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi. Metode ini menyesuaikan laba atau

rugi bersih dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan

atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi dimasa lalu dan

masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas

investasi atau pendanaan. Metode ini menyesuaikan laba bersih dari pos-pos yang

mempengaruhi pelaporan laba bersih tetapi tidak mempengaruhi kas. Keunggulan

utama metode ini adalah bahwa hal ini memusatkan perbedaan antara laba bersih


(45)

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return saham dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti (tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan

Yogi Marshal (2009)

Pengaruh

Economic Value Added, Market Value Added, dan

Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Dependen = Return Saham Independen = Economic Value Added, Market Value Added,

Arus Kas Operasi

EVA, MVA dan Arus Kas Operasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return

saham. Hendrawan Sulistiyo Wibowo (2009) Pengaruh Informasi Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham dengan

Earnings Per Share Sebagai Variabel Mediasi

Dependen =

Return Saham Aktual

Independen = Arus Kas Operasi Bersih

Tidak ada pengaruh arus kas operasi terhadap return saham dengan

earningss per share

sebagai variabel mediasi. Rahman Hakim (2006) Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya Terhadap Return Saham Pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Jakarta

Dependen =

Return Saham

Independen =

Economic Value Added, Return On Asset

Tidak terdapat pengaruh secara signifikan kinerja keuangan yang diukur dengan EVA dan ROA terhadap

return saham.

Ferawati (2010)

Pengaruh

Economic Value Added dan Rasio

Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Dependen = Return Saham Independen = Economic Value Added, Return On Assets, Return On Equity, Earnings

Variabel Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Earnings per Share

(EPS) secara simultan memiliki pengaruh


(46)

Bursa Efek Indonesia.

yang signifikan terhadap return

saham.

Gayuh Andang Rachmadianto (2002)

Analisis

Pengaruh Market

Value Added, Operating

Income, Earnings Per Share,

Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Dependen = Return Saham Independen = Market Value Added, Operating Income, Earnings Per Share

Market Value Added, Operating Income, dan Earnings Per Share secara simultan

berpengaruh

terhadap return

saham.

Marshal (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Economic

Value Added, Market Value Added, dan Arus Kas Operasi Terhadap Return

Saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam indeks LQ-45

BEI dalam periode Februari-Agustus 2008 dan menggunakan sampel sebanyak

36 perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EVA tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap return saham dan memiliki arah pengaruh yang

negatif. MVA dan Arus Kas Operasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap return saham, memiliki arah pengaruh yang positif.

Wibowo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Informasi

Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham dengan Earnings Per Share Sebagai

Variabel Mediasi meneliti menguji hubungan tidak langsung antara arus kas

operasi dengan return saham melalui earnings per share. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh arus kas operasi terhadap return saham


(47)

Hakim (2006) meneliti perbandingan kinerja keuangan perusahaan dengan

metode EVA, ROA, dan pengaruhnya terhadap return saham pada perusahaan

yang tergabung dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa metode ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap return saham, sedangkan metode EVA tidak memiliki pengaruh.

Ferawati (2010) meneliti pengaruh Economic Value Added dan Rasio

Profitabilitas terhadap return saham. Objek penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel

Economic Value Added (EVA), Return on Assets (ROA), Return on Equity

(ROE), dan Earnings per Share (EPS) secara simultan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap return saham.

Rachmadianto (2002), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh

Market Value Added, Operating Income, Earnings Per Share, Terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa Market Value Added, Operating Income, dan Earnings Per

Share secara simultan berpengaruh terhadap return saham.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual

Adanya analisis kinerja dengan menggunakan EVA maka akan berdampak

lebih baik terhadap return saham, sebagaimana dikatakan bahwa EVA merupakan

laba yang tersisa, karena itu semakin tinggi nilai EVA maka akan dapat


(48)

perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham, oleh karena itu

semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan investasi di

perusahaan tersebut dimana hal tersebut akan mengakibatkan permintaan terhadap

saham meningkat dan harga saham juga akan meningkat yang selanjutnya akan

mempengaruhi return yang diterima pemegang saham. ROA mengukur laba

bersih yang diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA yang

tinggi menunjukkan bahwa laba yang dapat dihasilkan dari seluruh kekayaan yang

dimiliki juga tinggi yang selanjutnya akan mempengaruhi harga saham dan return

saham. Arus kas bersih yang merupakan cerminan tingkat kesehatan perusahaan

akan memberi keyakinan pada pemegang saham atau dengan kata lain bahwa arus

kas perusahaan memiliki pengaruh terhadap ketertarikan seorang investor untuk

membeli saham suatu perusahaan. Hubungan antarvariabel pada penelitian ini

adalah terdapat hubungan antara variabel independen yaitu EVA, EPS, ROA, dan

AKO dengan return saham sebagai variabel dependen yang dapat dilihat pada


(49)

Variabel Independen (X) Variabel Independen (Y)

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian 2. Hipotesis Penelitian

Dari tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah economic

value added, earnings per share, return on assets, dan arus kas operasi

berpengaruh terhadap return saham baik secara simultan maupun parsial.

ECONOMIC VALUE ADDED

EARNINGS PER SHARE

RETURN ON ASSETS

ARUS KAS OPERASI

RETURN


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk

hubungan kausal. Umar (2003), menyebutkan desain kausal berguna untuk

mengukur hubungan-hubungan antara variabel riset atau berguna untuk

menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2004) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakeristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan consumer goods

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2009.

Menurut Sugiyono (2004) “sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive sampling. Menurut Jogiyanto

(2004) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan

mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu.” Adapun

kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan consummer goods tersebut terdaftar di Bursa Efek


(51)

2. Perusahaan consummer goods tersebut telah mengeluarkan laporan

tahunan secara lengkap dari tahun 2007 sampai tahun 2009

3. Perusahaan consummer goods tersebut mempunyai laba bersih dari

tahun 2007 sampai tahun 2009

4. Perusahaan memiliki data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 30 sampel

yang diperlihatkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.1

Daftar Sampel Perusahaan

No. Nama Perusahaan

Kriteria

sampel Keterangan

1 2 3 4

1 Ades Waters Indonesia Tbk √ √ X X

2 Aqua Golden Missisipi Tbk √ √ √ X

3 Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ √ Sampel 1

4 Davomas Abadi Tbk √ X X X

5 Delta Djakarta Tbk √ √ √ X

6 Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ √ Sampel 2

7 Mayora Indah Tbk √ √ √ √ Sampel 3

8 Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ X

9 Prasidha Aneka Niaga Tbk √ √ X X

10 Sekar Bumi Tbk √ X X X


(52)

12 Siantar Top Tbk √ √ √ √ Sampel 5

13 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ √ Sampel 6

14 Ultra Jaya Milk Tbk √ √ √ √ Sampel 7

15 BAT Indonesia √ X X X

16 Bentoel International Investama Tbk √ √ √ √ Sampel 8

17 Gudang Garam Tbk √ X X X

18 HM Sampoerna Tbk √ √ √ √ Sampel 9

19 Bristol-Myers Squibb Indonesia (PS) Tbk √ √ √ X 20 Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk √ X X X

21 Darya Varia Laboratoria Tbk √ √ √ X

22 Indofarma Tbk √ √ √ X

23 Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ Sampel 10

24 Kimia Farma Tbk √ √ √ √ Sampel 11

25 Merck Tbk √ √ √ √ Sampel 12

26 Pyridam Farma Tbk √ √ √ X

27 Schering Plough Indonesia Tbk √ √ √ √ Sampel 13

28 Tempo Scan Pasific Tbk √ √ √ X

29 Mandom Indonesia Tbk √ √ √ X

30 Mustika Ratu Tbk √ √ √ √ Sampel 14

31 Sara Lee Body Care Tbk √ X X X

32 Unilever Indonesia Tbk √ √ √ X


(53)

34 Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ √ Sampel 15

35 Langgeng Makmur Industri Tbk √ √ √ √ Sampel 16

Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3

tahun berturut-turut dari tahun 2007-2009, sehingga jumlah sampel observasi

dalam penelitian ini sebanyak 3 tahun observasi x 16 sampel = 48 sampel

observasi.

C. Jenis Data

Menurut jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Menurut Umar (2003) ”Data sekunder merupakan data primer yang

telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar

dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain.” Data

sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari website Bursa Efek Jakarta yaitu

www.idx.co.id dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Data

yang digunakan merupakan gabungan data antarperusahaan (cross section) dan

antar waktu (time series) yang disebut juga dengan pooling data.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti adalah studi dokumentasi yaitu dengan

mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan, laporan keuangan maupun

informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini

diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan

perusahaan-perusahaan perbankan yang diperlukan dalam penelitian ini melalui


(54)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau

memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang

diperlukan untuk peneliti untuk mengukur. Variabel yang digunakan oleh penulis

dalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel Independen

Variabel independen menurut Sugiyono (2004) adalah “variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat)

variabel lain (Sugiyono, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini ada

empat:

a. Economic Value Added

Economic value added, adalah selisih antara adjusted NOPAT selama

satu tahun buku dan capital charge, yang didasarkan pada cost of capital

dikalikan dengan adjusted net operating asset. EVA diukur dengan satuan

Rupiah per lembar saham EVA disini sama dengan formula (Young dan O’

Byrne: 2001) :

EVA = NOPAT – Capital Charges

b. Earnings Per Share

Earnings per share (EPS) atau laba per lembar saham yaitu

kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai

(Mamduh dan Halim, 2003:186). Formula EPS bisa dihitung sebagai


(55)

EPS =

c. Return On Assets

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang digunakan. Dengan

mengetahui rasio ini dapat digunakan untuk menilai apakah perusahaan ini

efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional

perusahaan (Darsono, 2005). Rumus untuk menghitung ROA adalah:

ROA =

d. Arus Kas Operasi

Arus Kas Operasi, adalah selisih bersih antara penerimaan dan

pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu

tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas. Arus kas operasi

diukur dengan nilai arus kas operasi per jumlah saham yang beredar.

2. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham adalah rasio antara

pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang

diinvestasikan. Return diukur dengan satuan persen. Penggunaan satuan

persen untuk mengukur return bertujuan menyetarakan (ekuivalensi) dari


(56)

harga yang berbeda-beda. Dalam Hartono (2003), return dihitung dengan

rumus:

Return = x 100 %

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan software statistik dan pengujian

dilakukan setelah uji asumsi klasik.

Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda,

yaitu:

Y = α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4 + e

Dimana:

Y = return saham

α = konstanta

X1 = EVA

X2 = earnings per share

X3 = return on assets

X4 = arus kas operasi

β1,2,3,4 = koefisien regresi e = error

Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan pengujian asumsi klasik yang

tujuannya untuk mendapatkan model persamaan yang BLUE (Best Linear


(57)

1. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji data yang berdistribusi normal akan

digunakan alat uji normalitas. Peneliti menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov untuk menguji normalitas data. Apabila probabilitas > 0,05,

maka distribusi data normal dan dapat digunakan regresi berganda.

Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperhatikan

penyebaran data (titik) pada normal P Plot of Regression Standardized

Residual variabel independen, dimana:

1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data

normal atau mendekati normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisidas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual. Jika

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisidas dan jika berbeda disebut heteroskedastisidas.


(58)

terjadi heteroskedastisidas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya

heteroskedastisidas dalam model regresi dapat dilihat pada grafik

Scatterplot. Jika titik-titik dalam grafik menyebar tidak membentuk

pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), serta

tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka

tidak terjadi heteroskedastisidas. Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi heteroskedastisidas.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi

muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time series,

sedangkan pada data cross section (silang waktu), masalah autokorelasi

jarang terjadi. Model regresi yang lebih baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi.

Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:

1) angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif,

2) angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi,


(59)

d. Uji Multikoloniearitas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Pada

model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

independen. Deteksi adanya multikoloniearitas dapat dilihat pada hasil

Collinearity Statistics pada tabel Coefficients. Pada Collinearity Statistics tersebut terdapat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF ada di sekitar angka 1 dan nilai Tolerance

mendekati angka 1, maka tidak terjadi multikoloniearitas.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji–t dan uji–F. Uji-t dilakukan

untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat, atau dengan kata lain untuk menguji

pengaruh variabel independen dan variabel dependen secara parsial.

a. Uji Signifikansi Parsial

Uji statistic t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi

pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel

dependen. Hipotesis statistik yang diajukan adalah:


(60)

dari variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependennya.

Ha:β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4 ≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel-variabel independen secara bersama-sama terhadap

variabel dependennya.

Signifikan atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dapat dilihat dari nilai probabilitas (nilai sig.) dari t

rasio masing-masing variabel independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan dapat diterima atau tidaknya Ha sebagai pembuktian

adalah:

1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima,

2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan dengan

thitung dengan ketentuan:

1. jika thitung > ttabel(α = 5%) maka ha dapat diterima, 2. jika thitung < ttabel(α = 5%) maka ha tidak dapat diterima.

b. Uji Signifikansi Simultan

Uji F digunakan untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel

bebas secara bersama (simultan) terhadap variabel dependen. Uji F

digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi,

apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y. Hipotesis yang


(61)

Ha : β0 = β1 = β2 ≠ 0 : semua variabel independen berpengaruh secara bersama.

Signifikansi atau tidaknya pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dilihat dari nilai probabilitas (nilai sig.) dari F rasio

seluruh variabel independen pada taraf uji α = 5% (0,05). Kesimpulan

dapat diterima atau tidaknya Ha dapat diketahui dengan pembuktian

sebagai berikut:

1. jika probabilitas < 0,05 maka Ha dapat diterima,

2. jika probabilitas > 0,05 maka Ha tidak dapat diterima.

Signifikansi juga dapat dilihat dengan membandingkan Fhitung,

dengan ketentuan:

1. jika Fhitung > Ftabel(α = 5%) maka Ha dapat diterima, 2. jika Fhitung < Ftabel(α = 5%) maka Ha tidak dapat diterima.


(62)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya

dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.

Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan

software SPSS versi 18 for windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan

variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan

output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan, didapat 16 perusahaan consumer goods yang memenuhi

kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode

periode 2007-2009.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif,

yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya

tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif memberikan

penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean),


(63)

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh dar

data keuangan sampel perusahaan consumer goods dari tahun 2007-2009 yang

dijabarkan dalam bentuk statistik.

Variabel dari penelitian ini terdiri dari economic value added, earnings per

share, return on assets, arus kas operasi sebagai variabel bebas (independent variable) dan return saham sebagai variabel terikat (dependen variable). Statistik

deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan consumer goods selama

periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 disajikan dalam table 4.1 berikut

ini:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Selama Tahun 2007 sampai Tahun 2009

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EVA 48 -6673226961.61 1993044278740.42 201999550180.5383 483269662560.52515

EPS 48 2.55 6549.12 546.7252 1306.28641

ROA 48 .00 .34 .0805 .08406

AKO 48 -2508.51 4630.96 247.4542 1059.04438

RS 48 -.75 3.27 .4690 1.04472

Valid N (listwise)

48

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa earnings per share (EPS), return on assets

(ROA) memiliki nilai minimum positif sedangkan economic value added (EVA),


(64)

Untuk nilai maksimum semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini

perincian data deskriptif yang telah diolah:

a. Variabel economic value added (EVA) memiliki nilai minimum

-6673226961.61 dan nilai maksimum 1993044278740.42 dengan rata-rata

EVA 201999550180.5383 dengan jumlah sampel sebanyak 48 perusahaan.

b. Variabel earnings per share (EPS) memiliki nilai minimum 2.55dan nilai

maksimum 6549.12 dengan rata-rata EPS 546.7252 dengan jumlah sampel

sebanyak 48 perusahaan.

c. Variabel return on assets (ROA) memiliki nilai minimum 0.00 dan nilai

maksimum 0.34 dengan rata-rata ROA 0.0805 dengan jumlah sampel

sebanyak 48 perusahaan.

d. Variabel arus kas operasi (AKO) memiliki nilai minimum -2508.51 dan

nilai maksimum 4630.96 dengan rata-rata AKO 247.4542 dengan jumlah

sampel sebanyak 48 perusahaan.

e. Variabel return saham (RS) memiliki nilai minimum -0.75 dan nilai

maksimum 3.27 dengan rata-rata RS 0.4690 dengan jumlah sampel

sebanyak 48 perusahaan.

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi

memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis.


(65)

perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variable residual berdistribusi

normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik

non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual tidak berdistribusi normal

Dalam uji Kolmogorov-Smirnov, pedoman yang digunakan dalam

pengambilan keputusan yaitu:

1) jika nilai signifikansi <0,05 maka distribusi data tidak normal,

2) jika nilai signifikansi >0,05 maka distribusi data normal.

Tabel 4.2 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.02966153

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .130

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(66)

Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov

adalah 0.897 dan signifikansinya pada 0.397 maka disimpulkan data terdistribusi

secara normal karena p = 0,397 > 0,05. Data yang terdistribusi secara normal

tersebut juga dapat dilihat melalui grafik histogram dan grafik normal plot data


(1)

Lampiran vi

Return Saham

2007 – 2009

(dalam bilangan desimal)

No

Kode

Tahun

2007

2008

2009

1

CEKA

0.355932203

-0.125

1.128571429

2

INDF

0.907407407 -0.638834951

2.817204301

3

MYOR

0.080246914 -0.348571429

2.947368421

4

SKLT

-0.736842105

0.2

0.666666667

5

STTP

-0.736842105

0.2

0.666666667

6

AISA

3.271084337 -0.400564175 -0.152941176

7

ULTJ

0.494252874

0.230769231

-0.275

8

RMBA

0.806451613 -0.071428571

0.25

9

HMSP

0.474226804 -0.433566434

0.283950617

10 KLBF

0.058823529 -0.682539683

2.25

11 KAEF

0.848484848 -0.750819672

0.671052632

12 MERK

0.3125 -0.323809524

1.253521127

13 SCPI

1.388888889 -0.518604651

2.768115942

14 MRAT

-0.078125 -0.481355932

1.581699346

15 KDSI


(2)

Lampiran vii

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EVA 48 -6673226961.61 1993044278740.42 201999550180.5383 483269662560.52515

EPS 48 2.55 6549.12 546.7252 1306.28641

ROA 48 .00 .34 .0805 .08406

AKO 48 -2508.51 4630.96 247.4542 1059.04438

RS 48 -.75 3.27 .4690 1.04472

Valid N (listwise)

48

Lampiran viii

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.02966153

Most Extreme Differences Absolute .130

Positive .130

Negative -.110

Kolmogorov-Smirnov Z .897

Asymp. Sig. (2-tailed) .397

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

Lampiran viii (lanjutan)

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .404 .246 1.639 .108


(4)

Lampiran viii (lanjutan)

Uji Heterokedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

dimensi on0 1 .169a .029 -.062 1.07649 1.184

a. Predictors: (Constant), AKO, EVA, EPS, ROA b. Dependent Variable: RS


(5)

Lampiran ix

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Lampiran x

Hasil Uji t

Hasil Uji F

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

dimensi on0

1 .169a .029 -.062 1.07649

a. Predictors: (Constant), AKO, EVA, EPS, ROA b. Dependent Variable: RS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .404 .246 1.639 .108

EVA 4.661E-14 .000 .022 .110 .913

EPS .000 .000 .246 1.001 .322

ROA -.113 3.728 -.009 -.030 .976

AKO .000 .000 -.176 -.713 .480

a. Dependent Variable: RS

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.468 4 .367 .317 .865a


(6)

Lampiran xi

Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tahap Penelitian

Maret

2011

April

2011

Mei

2011

Juni

2011

Juli

2011

Pengajuan

Proposal Skripsi

Bimbingan

Proposal Skripsi

Seminar Proposal

Skripsi

Pengumpulan &

Pengolahan Data

Bimbingan

Skripsi

Penyelesaian

Skripsi


Dokumen yang terkait

Pengaruh Arus Kas Operasi, Firm Size, Earnings, Economic Value Added Terhadap Return Saham Emiten Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

0 23 77

Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Net Profit Margin Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 43 91

ANALISIS PENGARUH MARKET VALUE ADDED, ECONOMIC VALUE ADDED, OPERATING CASH FLOW DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM EARNINGS PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM ( Studi Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Terd

1 9 19

Pengaruh ukuran perusahaan, Leverage, economic value added, return on investment, dan earning pershare terhadap return yang diterima pemegang saham (studi empiris pada industri makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia)

0 9 123

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap harga saham: studi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012

0 30 165

PENGARUH RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 16 135

PENGARUH RETURN ON ASSET, ECONOMIC VALUE ADDED, DAN DIVIDEND PER SHARE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2014.

0 6 31

Pengaruh Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Economic Value Added (EVA) dan Arus Kas Operasi terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 18

Pengaruh Return On Equity, Earnings Per Share, Economic Value Added, Dan Market Value Added Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Pertanian Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016

0 0 14

ANALISIS ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED, EARNINGS PER SHARE DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI LQ-45 - Perbanas Institutional Repository

0 0 16