Uji multikolinearitas Uji autokorelasi

Gambar 5.2. Normal P-P Plot Santoso 2005, menyatakan bahwa jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

5.1.2.2. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Jika terjadi multikolinearitas, akan mengakibatkan timbulnya kesalahan standard penaksir dan probabilitas untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Menurut Ghozali 2005 salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan melakukan uji VIF Variance Inflation Factor yaitu jika VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan SPSS atas data yang diperoleh, dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut: Tabel 5.2. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Constant Tolerance VIF ln_CFO_X1 .957 1.045 ln_Size_X2 .128 7.796 ln_Earnings_X3 .125 7.987 EVA_X4 .897 1.115 Dependent Variabel : Return_Saham_Y Sumber: Hasil Output SPSS Lampiran 6 Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF untuk masing-masing variabel adalah 10 dan Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini membuktikan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas homoskedastisitas.

5.1.2.3. Uji autokorelasi

Gejala Autokorelasi diditeksi dengan menggunakan uji Durbin-Watson DW. Menurut Santoso 2005: 241, untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian Durbin-Watson DW. Nilai d tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel dengan tingkat signifikansi 5 dengan df = n-k-1. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai DW sebesar 1,593, berarti data tidak terkena autokorelasi. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Nilai Durbin-Watson Model R Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .378 a 2.15572 1.593 a. Predictors: Constant, EVA_X4, ln_CFO_X1, ln_Size_X2, ln_Earnings_X3 b. Dependent Variable: Return_Saham_Y Sumber: Hasil Output SPSS Lampiran 6 Berdasarkan Tabel 5.3 di atas, untuk mengetahui adanya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson, dengan kriteria dari tabel Durbin-Watson terlihat Nilai DW sebesar 1,593 di mana dari tabel DW nilai DL = 1,571 dan DU=1,679 dan nilai 4-dL dan 4-dU 2,429 dan 2,321. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du DW 4-du atau 1,571 1,593 2.321 yang artinya tidak terjadi autokorelasi karena nilainya berada di kisaran interval 1,571 dan 2.321. Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson D-W sebesar 1,593, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif. 5.1.2.4.Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dari model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengolahan data, uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 5.3: Sumber: Hasil Output SPSS Lampiran 6 Gambar 5.3. Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar di atas tidak terlihat ada pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

5.2. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tekstil Dan Garment Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 33 100

Pengaruh Economic Value Added, Earnings Per Share, Return On Assets, Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Consummer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 42 98

Pengaruh Economic Value Added, Market Value Added Dan Arus Kas Operasi Terhadap Return Saham

0 19 88

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) dan ukuran perusahaan (FIRM SIZE) terhadap harga saham: studi pada perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index Periode 2008-2012

0 30 165

PENGARUH RETURN ON ASSETS, ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED DAN MARKET VALUE ADDED TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

4 16 135

PENGARUH KANDUNGAN INFORMASI KOMPONEN LAPORAN ARUS KAS, EARNINGS, ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 1 9

Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima oleh Pemegang Saham.

0 0 20

Pengaruh Economic Value Added, Profitabilitas dan Arus Kas Operasi terhadap Return Pemegang Saham: Studi Empirik pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1 1 18

ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RETURN ON ASSET (ROA), DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR KATEGORI FOOD AND BEVERAGES DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 107

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS OPERASI, ECONOMIC VALUE ADDED, MARKET VALUE ADDED DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM PADA SELURUH PERUSAHAAN TERBUKA DI INDONESIA PERIODE 2009- 2013

0 0 12