64
ganja yang dilakukan anak di bawah umur. Ganja adalah jenis narkotika golongan I, tanpa izin pihak yang berwenang ganja tidak bisa diperjual belikan.
Maka pelaku dijerat pasal 82 Undang-Undang No. 22 Tahun 1997, tentang pengedaran narkotika, yang jenis hukumannya berupa pidana dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup, atau denda paling banyak Rp. 1000.000.000,00 satu miliar rupiah
Pelaku dalam kasus tersebut adalah Hendrik yang berusia 17 tahun, maka hukumannya pun tidak sama dengan pasal 82 Undang-Undang tahun 1997,
karena masih kategori anak di bawah umur. Maka oleh karena itu putusan yang di keluarkan oleh Pengadilan Negeri Tangerang tersebut sesuai dengan Pasal 5
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang pemidanaan anak. Sanksi terhadap tindak pidana anak dibawah umur pada hakikatnya
adalah sama, yaitu berpatokan kepada sanksi berupa tindakan dan penjara, mengenai lamanya waktu, hakim yang mempertimbangkan.
89
B. Analisis Pengedar Narkotika Anak Di Bawah Umur Dalam Prespektif
Hukum Islam
Ganja adalah jenis narkotika yang mempunyai sifat memabukkan, dalam hukum Islam dikenal dengan namanya qiyas analogi hukum, karena narkotika
belum dikenal pada masa Nabi Saw, maka status hukum narkotika disamakan dengan khamr, yaitu haram, karena mempunyai sifat yang sama yaitu
89
Wawancara dengan Doddy Hermayadi, SH pada tanggal 2 September 2010
65
memabukkan. Sesuai dengan hadits Nabi Saw yang berbunyi:
ل ة ه ا
: ل Bر ل
ا
ما G, Hآو J G, Hآ Bو C Dا E ا 1اور
90
Artinya: “dari Abu Hurairah, Nabi Saw bersabda “ setiap yang memabukkan itu adalah khamr, dan setiap yang memabukkan itu haram” HR. al-Nasa’i
Dalam kasus di atas Hendrik 17 tahun seorang pengedar narkotika, menurut Imam Abu Hanifah, masih tergolong anak di bawah umur, sedangkan
menurut Imam Syafi’i sudah tidak bisa tergolong anak di bawah umur, karena ia berpendapat kategori anak dibawah umur dimulai dari sejak lahir sampai berumur
lima belas tahun. maka ini berarti putusan tersebut atau Undang-Undang N0. 3 Tahun 1997 sesuai dengan pendapat Imam Abu Hanifah.
91
Sanksi bagi pemabuk atau yang mengkonsumsi narkotika adalah had, sedangkan sangksi bagi produsen dan pengedar tidak dijelaskan dalam al-Quran
dan Sunnah. Nabi bersabda:
ا ا ل ر ل ,
ا -ر ر .و ا ا 0
و , و
1 2آاو ه و 45و 06 و
ا او 5 7و ه
05و س
95 اور
92
Artinya: “dari Umar ra, Rasulullah Saw Bersabda: “Allah melaknat khamr, peminumnya, penjualnya, pembelinya, pemerasnya, pengambil manfaat
90
Al-Nasa’i, Sunan al-Nasa’i bi syarh i al- Hafiz Jalaludin al-Suyuti TTh, Beirut: Dar al Ma’rifat Juz ke-7, h. 695
91
Abdurrahman al-Jazari, Kitab Al-Fiqh Ala Mazdahib Al-arb’ah Beirut: Dar al-Fikr ,Tth. Cet. Ke-1, h. 12
92
Imam Muslim, Shaih Muslim Singapura: Sulaiman Mar’i, T.Th. juz ke-10
66
dari harganya, yang menyuruh memerasnya, pembawanya dan yanmg menerimanya.” HR Muslim
Meliahat teks hadits tersebut, Nabi Saw tidak menyatakan sanksi yang jelas bagi pengedar akan tetapi hanya mengeluarkan pela’natan, oleh karena itu sanksi
bagi pengedar, apalagi kategori seorang anak seperti kasus di atas adalah ta`zir. Ta’zir bisa seringan-ringannya atau seberat-beratnya. Karena pelakunya anak di
bawah umur, maka tentunya sanksi yang diberikan harus berbeda dengan orang dewasa.
Meskipun sanksi ta`zir itu merupakan otoritas ulil amri hakim untuk menentukan
berat atau
ringannya hukuman,
akan tetapi
harus mempertimbangkan banyak hal seperti kedaan pelakunya, jarimahnya, korban
kejahatannya waktu dan tempat kegiatannya sehingga putusannya bersifat preventif, refresif, kuratif dan edukatif bisa tercapai. Oleh karena itu hakim harus
mempunyai sumber materil. Demikian juga ulil amri hendaknya membuat pidana Islam.
93
Sanksi ta’zir mernurut Abadul Aziz banyak macamnya, yaitu:
94
a Sanksi mengenai badan seperti hukuman mati dan jilid
b Sanksi yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang seperti penjara dan
pengasingan. c
Sanksi yang berkaitan dengan harta seperti denda, penyitaan, perampasan dan
93
Ibid 130 dan 131.
94
Mardani, Penyalahgunaan Narkoba Dalam Persfektif Hukum Islam dan Hukum Pidana Nasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. h. 129-130
67
penghancuran. Melihat sanksi dari putusan yang dijatuhkan Pengadilan Negeri Tangerang
kepada terdakwa 17 tahun, yaitu hukuman selama 1 satu tahun, 5 bulan dan denda sebesar Rp. 500.000,00 lima ratus ribu rupiah, ini sesuai dengan Hukum
Islam yaitu berupa penjara, karena penjara adalah salah satu hukuman yang yang masuk kedalam kategori ta’zir, namun jika melihat dalam hal penentuan
umur dalam putusan tersebut, terdakwa masuk ke dalam kelompok anak di bawah umur, karena di bawah 18 delapan belas tahun, padahal kalau melihat
kesepaakatan ulama, apa bila seseorang dalam hal ini pelaku di atas lima belas tahun, maka penentuan sanksinya sama orang dewasa, walaupun ada ulama
seperti Imam Abu Hanifah yang berpendapat bahwa pelaku di bawah 18 delapan belas masih masuk ke dalam kategori anak.. ini berarti Undang-
Undang No. 3 tahun 1997 ini sesuai dengan pendapat Imam Abu Hanifah.
C. Analisis Perbandingan Tentang Pengedar naarkotika Anak Di Bawah Umur